Anda di halaman 1dari 3

Growing Management

Periode grower adalah ayam yang berumur 7 sampai 13 minggu, pada fase
ini kontrol pertumbuhan dan keseragaman perlu dilakukan, hal ini berhubungan
dengan sistem reproduksi dan produksi ayam tersebut. Periode grower secara fisik
tidak mengalami perubahan yang berarti, perubahan hanya dari ukuran tubuhnya
yang semakin bertambah dan bulu yang semakin lengkap serta kelamin sekunder
yang mulai nampak (Rasyaf, 1997).

Pada periode grower sistem produksi ayam mulai tumbuh dan sistem hormon
reproduksi mulai berkembang dengan baik, berkaitan dengan berkembangnya sistem
reproduksi ada faktor yang harus diperhatikan yaitu faktor ransum dan cahaya,
karena kegagalan dalam memperhatikan keduanya akan berakibat fatal terhadap
produksi dimasa bertelur kelak (Siregar dan Sabrani, 1986).
Fase grower antara umur 14 – 20 minggu disebut fase developer
(pengembangan). Pemeliharaan fase grower, fase produksi dan program peremajaan
dengan melalui force molting. Fase developer merupakan fase pertumbuhan yang
sudah menurun, sedangkan konsumsi ransum terus bertambah. Sehingga jika ransum
yang diberikan adlibitum maka akan terjadi kegemukan dan pada saat akan
berproduksi telur pertama yang dihasilkan kecil-kecil sehingga penggunaan energi
tidak efisien.
Pengelolaan Fase Grower Fase grower pada ayam petelur, terbagi ke dalam
dua kelompok umur yaitu 6 – 14 minggu dan umur 14 – 20 minggu sering disebut
dengan fase developer. Ada beberapa cara pemeliharaan untuk mengurangi
terjadinya stress akibat pemindahan kandang, yaitu :
1. Brooding House
Kandang yang digunakan untuk pemeliharaan ayam (DOC), dilanjutkan
pemeliharaan sampai mencapai umur 6 – 14 minggu. Kandang yang
digunakan kandang sistem litter. Dipindahakan dari kandang grower sekitar
14 minggu.
2. Grow - Lay – House
Kandang yang digunakan pada fase pertumbuhan, juga digunakan
sampai akhir bertelur yaitu sejak umur 6 minggu.
3. Brood – Grow – Lay – House
Ayam dipelihara dalam kandang yang sama, sejak ayam dipelihara umur satu
hari sampai akhir bertelur. Kepadatan kandang dapat mempengaruhi
pertumbuhan yang baik. Bila kandang terlalu padat, umumnya menyebabkan
pertumbuhan yang lambat, kanibalisme, efisiensi penggunaan ransum rendah.
Luas tempat pakan, tempat air minum, luas lantai perelor dipengaruhi oleh
tipe lantai kandang, besar badan ayam, temperatur lingkungan, ventilasi
kandang dan perlengkapan kandang.
Tahap pemeliharaan lebih lanjut yang harus dilakukan untuk
mempertahankan populasi ayam ras petelur, yaitu: 1) pemberian pakan dan minum,
bertambahny/a umur akan semakin meningkatkan kuantitas (jumlah) pakan yang
dikonsumsi; 2) pengendalian suhu kandang, ayam ras petelur memiliki kebutuhan
suhu kandang yang berbeda untuk setiap periode kehidupannya; 3) pengendalian
kepadatan kandang; 4) penyinaran; 5) pengontrolan pertumbuhan ayam; 6)
pemindahan ke kandang batera (Rasyaf, 1997).

MANAJEMEN LAYING

PEMBERIAN PAKAN

Konsumsi pakan ayam petelur dipengaruhi oleh kesehatan ayam, temperatur


lingkungan, selera ayam dan produksi. Di Indonesia pakan ayam petelur masa
bertelur I membutuhkan pakan sebanyak 18 % dan 15 % protein ransum untuk masa
bertelur II. Saat produksi telur masih menanjak selama dua bulan semenjak 5% HD-
kebutuhan protein cukup tinggi. Selama masa bertelur pemberian ransum berganti
dua kali, pertama sewaktu mencapai 5% hen-day diberikan ransum ayam bertelur
fase I (ransum layer I atau prelayer) dan setelah mencapai puncak produksi diberikan
ransum ayam bertelur fase II (ransum layer II) (Rasyaf, 1997). Kebutuhan energi
ayam petelur pada umur 14 minggu hingga mencapai 5% hen-day sebanyak 2750
kkal/Kg. Setelah mencapai 5% hen-day digunakan ransum dengan kandungan energi
2850 kkal/Kg.

Menurut Siregar dan Sabrani (1986), ayam berumur 42 minggu


membutuhkan PK 21% dan ME 2950 kkal/Kg, 43-84 minggu membutuhkan PK 19
dan ME 2850 kkal/Kg, 85-112 membutuhkan PK 16-17% dan ME 2800 kkal/Kg
dan 112 minggu membutuhkan PK 21% dan 3100 kkal/Kg. Kelebihan energi
disimpan dalam bentuk lemak. Menurut Surdayani dan Santoso (2000), bahwa
pemberian ransum untuk periode petelur dapat diberikan sesuai dengan umur ayam,
yaitu ayam 19-35 minggu membutuhkan ransum dengan protein 19%; energi
metabolisme 2.800 kkal/kg; dan kalsium 3,8-4,2%, untuk ayam umur 53 minggu
sampai 76 atau 80 minggu membutuhkan protein 18%; energi metabolisme 2750
kkal/kg; dan kalsium4,0-4,4%.

DAFTAR PUSTAKA

Rasyaf, M. 1997. Penyajian Makanan Ayam Petelur. Kanisius. Yogyakarta.

Siregar, M.P., M. Sabrani, and S. Pramu. 1980. Teknik Beternak Ayam


Petelur. Mergie Grup. Jakarta

Suprijatna Edjeng. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Jakarta: Penebar


Swada.

Anda mungkin juga menyukai