Desinfektan
Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi
dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada benda mati. Proses desinfeksi dapat
menghilangkan 60% - 90% jasad renik. Desinfektan digunakan secara luas untuk sanitasi baik di
rumah tangga, laboratorium, dan rumah sakit.
Kriteria suatu desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi
mikroorganisme pada suhu kamar, berspektrum luas, aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan
organik, pH, temperatur, dan kelembaban, tidak toksik pada hewan dan manusia, tidak bersifat
korosif, bersifat biodegradable, memiliki kemampuan menghilangkan bau yang kurang sedap,
tidak meninggalkan noda, stabil, mudah digunakan, dan ekonomis.
sehingga merusak membran sel, mendenaturasi protein, dan menghambat enzim. Pada
kadar optimal, senyawa ammonium kuartener menyebabkan sel mengalami lisis sedangkan pada
kadar yang lebih tinggi, terjadi denaturasi protein enzim bakteri.
Membran sel berguna sebagai penghalang selektif terhadap zat terlarut dan menahan zat
yang tidak larut. Beberapa zat diangkut secara aktif melalui membran, sehingga konsentrasinya
dalam sel tinggi. Zat-zat yang terkonsentrasi pada permukaan sel akan mengubah sifat-sifat
fisiknya sehingga membunuh dan menghambat sel.
Perubahan permeabilitas membran sel bakteri merupakan mekanisme kerja fenol, dan
senyawa amonium kuartener. Terjadinya perubahan permeabilitas membran sel menyebabkan
kebocoran kostituen sel yang esensial sehingga bakteri mengalami kematian.
Senyawa kation aktif seperti klorheksidin dapat berinteraksi dengan gugus-gugus yang
bermuatan negatif pada dinding sel bakteri. Interaksi ini menyebabkan netralisasi muatan yang
memfasilitasi adsorpsi zat aktif sehinggaterjadi kerusakan dinding sel bakteri. Selain itu,
klorheksidin jugamenyebabkan presipitasi protein plasma sel bakteri.
asam nukleat. Ikatan ini akan menghambat sintesis ADN sehingga sintesis
protein tidak terjadi. Turunan trifenilmetan dan turunan akridin merupakan
dengan gugus bermuatan negatif dari konstituen sel. Hal ini menyebabkan
kemudian bentuk khelat tersebut masuk ke dalam sel bakteri. Kadar yang tinggi
2011).
kelompok, yaitu:
37% yang mempunyai aktivitas antibakteri dengan kerja yang lambat. Larutan
0,5 mg/L (Somani, et al., 2011). Struktur kimia formaldehid dapat dilihat pada
Gambar 2.4(a).
0,1 mg/L (Ghanem, et al., 2012). Struktur kimia paraformaldehid dapat dilihat
mempunyai keuntungan karena tidak berbau dan efek iritasi terhadap kulit dan
OOOO
CCCC
HHHH
(a) (b)
sebagai antibakteri dan spora pada pH 7,5 8,5 (Fazlara and Ekhtelat, 2012).
CCCCC
bekerja dengan mendenaturasi protein dari sel bakteri dan umumnya dibuat
HHHHH
OHHH
dalam campuran air pada konsentrasi 70% - 90%. Etanol bersifat bakterisid
yang cepat, digunakan sebagai antiseptik kulit dan sebagai pengawet. Aktivitas
dkk., 2012).
digunakan untuk mencuci luka dan penghilang bau badan dengan kadar 1-3%
antiseptik dan keratolitik untuk pengobatan jerawat (Stampi, et al., 2002; Aboh,
et al., 2013).
peroksida (34%) dan oksigen (16%). Larutan karbamid peroksida dalam air
antiseptik pada telinga dan pada luka (Siswandono, 1995; Elisabeth, dkk.,
2012).
tidak bersifat sporisid. Senyawa turunan fenol yang dikenal sebagai senyawa
Perubahan struktur kimia tersebut bertujuan untuk mengurangi efek iritasi kulit
isi sel keluar. Peningkatan sifat lipofil turunan fenol akan meningkatkan
karena memiliki mekanisme kerja yang luas. Fenol dapat merusak dinding sel
sulfohidril dari protein, dan merusak DNA sehingga efektif membunuh bakteri
Mekanisme kerja dan sasaran utama dari senyawa fenol dijelaskan pada
Pemasukan gugus halogen, seperti klorin dan bromin ke inti fenol akan
Dinding sel
Membran sitoplasma
Sitoplasma
ATPase membran
Konstituen
plasma
Koagulasi
Sitoplasma
Lisis
fenol
formaldehid
NaOCl
Hg2+
fenol
klorheksidin
alkohol
fenol
glutaraldehid
Hg2+
-SH
etilen oksida
H2O2
klorofor
I2
Sistem transpor elektron
klorheksidin heksaklorofen
ADN
turunan akridin
-COOH
senyawa
kationik
reseptor inti fenol lemah, sehingga aktivitasnya rendah. Pemasukan gugus nitro
Gram positif dan Gram negatif, jamur, dan protozoa. Tetapi, turunan ini tidak
desinfektan antara lain adalah toksisitasnya rendah, kelarutan dalam air besar,
stabil dalam larutan air, tidak berwarna, dan tidak menimbulkan korosi pada
alat logam. Kerugiannya adalah senyawa ini tidak efektif dengan adanya sabun
dan surfaktan anionik dan non ionik, ion Ca dan Mg, serum darah, makanan,
air, seperti air minum dan air kolam renang. Contohnya, klorin dioksida,
natrium hipoklorit, kalsium hipoklorit, dan triklosan. Sedang iodin dan iodofor
kondisi uji yang sama. Fenol dijadikan standar dalam uji efektivitas
dan industri makanan. Uji yang lebih spesifik telah dikembangkan untuk
desinfektan meliputi uji pembawa, uji suspensi, uji kapasitas, dan uji praktik
yang digunakan pada uji ini adalah sutera yang dikontaminasi dengan
2010).
pembawa sulit diperkirakan. Selain itu, bakteri yang bertahan hidup pada
pembawa selama pengeringan tidak konstan (Borneff, et al., 1981; Fazlara and
Ekhtelat, 2012).
sederhana. Metode ini dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Uji
kondisi yang sama (Rideal and Walker, 1903; Jiang, et al., 2010).
et al., 2010).
dengan waktu kontak tertentu dan dibilas dengan air suling steril. Air bilasan