Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hubungan antara proses biologi dan kimia pada makhluk hidup
saling berkaitan erat. Hal tersebut dapat dilihat, misalnya dari proses
pencernaan makanan dalam tubuh yang tidak lepas dari kedua proses
tersebut. Metabolisme kimiawi dalam sistem pencernaan makanan
memiliki peranan penting dalam tiap prosesnya. Reaksi-reaksi kimia yang
terjadi dalam sistem pencernaan dapat membantu pemecahan molekul-
molekul makanan menjadi molekul yang lebih sederhana, sehingga dapat
diserap oleh tubuh.
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam
tumbuhan, hewan, dan manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan
manusia adalah lipid. Lipid adalah senyawa organik yang terdapat dalam
alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar
seperti hidrokarbon atau dietil eter. Lipid berperan penting dalam
komponen struktur membran sel. Lemak dan minyak dalam bentuk
trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan pelindung, dan
insulator organ-organ tubuh.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengetian lipid ?
1.2.2 Apa saja fungsi lipid dalam tubuh ?
1.2.3 Apa saja jenis-jenis lipid ?
1.2.4 Bagaimana metabolisme lipid dalam tubuh ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Adapun Tujuan serta manfaat dari penulisan makalah ini antara lain untuk
mengetahui bagaimana proses metabolisme lipid dalam tubuh. Manfaat
lainnya ialah menambah wawasan mengenai metabolisme lipid dan menjadi
referensi berikutnya. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai
tugas penulis dalam mata kuliah Biokimia Veteriner II.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lipid


Lipid atau lemak didefinisikan sebagai senyawa organik heterogen
yang terdapat di alam dan bersifat relatif tidak larut dalam air tetapi larut
dalam pelarut non-polar. Lipid adalah senyawa yang berisi karbon dan
hidrogen, yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik
(Hartono A, 2006). Lemak adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi
sebagai sumber energi yang utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak
yang beredar didalam tubuh diperoleh dari dua sumber yaitu dari makanan
dan hasil produksi organ hati, yang bisa disimpan didalam sel-sel lemak
sebagai cadangan energi (Madja, 2007).

2.2 Fungsi Lipid


Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:

2. 2. 1 Sumber energi cadangan


2. 2. 2 Komponen struktur membrane sel dan organelnya
2. 2. 3 Lapisan pelindung dan shockbreaker
2. 2. 4 Komponen dalam proses pengangkutan
2. 2. 5 Komponen permukaan sel yang berperan dalam proses interaksi
antara sel-sel dan sel lingkungannya

2.3 Jenis-jenis Lipid


2.3.1 Asam lemak
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai
panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:

CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH

Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai


dengan C24. Ada dua macam asam lemak yaitu :
1) Asam lemak jenuh (saturated fatty acid) : Asam

2
lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap
2) Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid) :
Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan
rangkap

Gambar 1. Struktur asam lemak jenuh

Gambar 2. Struktur asam lemak tak jenuh

2.3.2 Gliserida netral (lemak netral)


Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan
gliserol. Fungsi dasar dari gliserida netral adalah sebagai simpanan
energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin
berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika
gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika
berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan
dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan
cadangan energi penting dari sumber lipid.

3
Gambar 3. Struktur trigliserida sebagai lemak netral
2.3.3 Fosfogliserida (fosfolipid)
Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi
ketika fosfat mengganti salah satu rantai asam lemak.
Penggunaan fosfogliserida adalah:
1) Sebagai komponen penyusun membran sel
2) Sebagi agen emulsi
Gambar 4. Struktur dari fosfolipid

4
Gambar 5. Fosfolipid bilayer (lapisan ganda)
sebagai penyusun membran sel

2.3.4 Lipid kompleks


Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan
molekul lain. Contoh penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein
dan glikolipid adalah Lipoprotein. Lipoprotein merupakan gabungan
antara lipid dengan protein.

Gambar 6. Gabungan lipid dengan protein (lipoprotein) merupakan


contoh dari lipid kompleks

Ada 4 klas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing


tersusun atas beberapa jenis lipid, yaitu:

5
Gambar 7. Perbandingan komposisi penyusun 4 klas besar
lipoprotein

1. Kilomikron
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari
usus ke jaringan lain, kecuali ginjal
2. VLDL (very low - density lypoproteins)
VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya
menuju jaringan lemak
3. LDL (low - density lypoproteins)
LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer

4. HDL (high - density lypoproteins)

HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol


ke hati.
2.3.5 Lipid non gliserida
Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam
lemak bergabung dengan molekul-molekul non gliserol.
Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid,
steroid, kolesterol dan malam.

a.

Sfingolipid
Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan
dari lemak. Penggunaan primer dari sfingolipid adalah
sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada
manusia, 25% dari lipid merupakan sfingolipid.

6
Gamabar 8. Struktur kimia sfingomielin

b. Kolesterol
Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang
menyusun membran plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari

beberapa hormone.
Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri.
Dalam hal ini timbul plaque pada dinding arteri, yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri
menyempit, penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan
gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan stroke.

Gambar 9. Struktur dasar darikolesterol

7
Gambar 10. Kolesterol merupakan bagian dari membran sel
c. Steroid
Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid,
misalnya testosteron dan progesteron.

Gambar 11. Progesteron dan testosteron

Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini


berhubungan dengan proses metabolisme karbohidrat,

penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma,


gangguan pencernaan dan sebagainya.

d. Malam/lilin (waxes)
Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis.
Malam sering digunakan sebagai lapisan pelindung untuk
kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester antara
asam lemak dengan alkohol rantai panjang.

Gambar 12. Kortison

8
Gambar 13.
Ester antara
asam lemak
dengan
alkohol
membentuk
malam

2.4
Metabolisme
Lipid

Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari
lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak).
Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol,
selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut
Gambar 14. Struktur miselus. dalam air, gliserol masuk sirkulasi
portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek
juga dapat melalui jalur ini.

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut

9
dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi)
dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam
lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan
berkumpul Gambar 15. Struktur kilomikron.
berbentuk gelembung yang disebut
kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh
limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi
darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan
adiposa.

Gambar 16. Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel


jaringan adiposa

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera


dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam
lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan
trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi.
Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju
sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan
ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh
albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak
bebas (free fatty acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan
adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah
mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk

10
ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka
panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat
barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika
harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan
trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan
menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil
metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan
masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain,
jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami
lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai
trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA
mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol
mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil
oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton
(aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan
ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini
dapat menyebabkan kematian.

11
Gambar 17. Ikhtisar metabolism lipid

12
2.5 Metabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi.
Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu
glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk
gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk
dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur glikolisis.

Gambar 18. Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol

2.6 Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)


Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses
yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam
lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan
Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase
(Tiokinase).

Gambar 19. Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA

13
FFA
Asil karnitin

KoA

Karnitin palmitoil
transferase II

sintetase
Asil-KoA
Asil-KoA

Asil-KoA
Karnitin

Asil-KoA
Karnitin
Beta oksidasi

Karnitin palmitoil
transferase I
Karnitin

Asil karnitin
Asil karnitin

KoA

Membran mitokondria eksterna


Membran mitokondria interna

ATP + KoA AMP + PPi

Gamabar 20. Mekanisme transportasi asam lemak

Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan


sebagai berikut:

1. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh
enzim tiokinase.
2. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin
palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria

14
menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut
bisa menembus membran interna mitokondria.
3. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin
translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan
karnitin keluar.
4. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan
KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di
membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
5. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam
proses oksidasi beta.

Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus


dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil
akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam
sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam lemak dioksidasi menjadi keton.

Gambar 21. Oksidasi karbon β menjadi keton

15
Gambar 22. Oksidasi asam lemak dengan 16 atom C.

16
Gambar 23. Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat

Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika


diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini
membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)

Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami


tahap-tahap perubahan sebagai berikut:

1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap


ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 2P
(+2P)

17
2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA.
Pada tahap ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan
energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2
atom C dan asil-KoA yang telah kehilangan 2 atom C.

Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P


sehingga total energi satu kali oksidasi beta adalah 5P. Karena pada
umumnya asam lemak memiliki banyak atom C, maka asil-KoA
yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan
kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian
seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.

Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini


selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat. Sebagian dari asetil-
KoA akan berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat
berubah menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi
butirat dan aseton dikenal sebagai badan-badan keton. Proses
perubahan asetil-KoA menjadi benda-benda keton dinamakan
ketogenesis.

18
Gambar 24. Proses ketogenesis

Gambar 25. Lintasan ketogenesis di hati


Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol
(prosesnya dinamakan kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai bahan untuk disintesis menjadi steroid (prosesnya dinamakan
steroidogenesis).

19
Gambar 26. Lintasan kolesterogenesis

2.7 Sintesis asam lemak


Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua
organisme dapat men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi
jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran. Pada
manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak.

Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).


Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl
carrier protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan.

20
Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid
synthase. NADPH digunakan untuk sintesis.:

Gambar 27. Tahap-tahap sintesis asam


lemak
x

2.8 Penyimpanan Lemak dan Penggunaannya Kembali


Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah
jaringan adiposa.
Adapun tahap-tahap penyimpanan tersebut adalah:
1. Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks
VLDL.
2. Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel
adiposa untuk disimpan.
3. Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini
harus tersedia dari glukosa.
4. Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada
kelebihan glukosa di dalam tubuh.

21
Gambar 28. Dinamika lipid di dalam sel adiposa

Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka


simpanan trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah
menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi.
Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan
energi pula (lihat oksidasi beta).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metabolisme lipid adalah suatu proses pencernaan, penyerapan,
transportasi, penggunaan dan ekskresi lipid di dalam tubuh mahkluk
hidup. Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah
dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam
lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan
gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut
dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-

22
asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam mengkonsumsi makanan yang berlemak jangan
terlalu banyak karena semua yang dikonsumsi secara berlebihan tidak akan
baik untuk tubuh. Jagalah pola makan yang sehat agar nutrisi yubuh
seimbang.

DAFTAR PUSTAKA

Wohlgemuth, R. ( 2010 ). Lipid Metabolism. Biofilesonline Sigma life


Science. Vol 5.

Sediaoetama, A. ( 2010 ). Ilmu Gizi Jilid I. Jakarta: PT. Dian Rakyat

Hanafi, M. ( 2012 ). Metabolisme Lipida. Universitas Airlangga. Surabaya.

Suarsana, N. ( 2012 ). Regulasi Metabolisme dan Sistem Orga. Fakultas


Kedoteran Universitas Udayana. Bali.

Wahjuni, S. ( 2013 ). Metabolisme Biokimia. Udayana University Press.

23
Denpasar

24

Anda mungkin juga menyukai