ACARA I
STATUS FAALI
Disusun oleh :
Kelompok XXVIII
Tinjauan Pustaka
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum status faali yaitu
stetoskop, counter, arloji, termometer digital dan raksa.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum status faali yaitu
probandus (ternak sapi, domba atau kambing, kelinci, dan ayam).
Metode
Respirasi
Mula-mula punggung telapak tangan didekatkan pada hidung
ternak sapi hingga terasa hembusan napasnya. Cara kedua mengamati
kembang kempis pada perut ternak ayam dan kelinci. Percobaan
dilakukan selama satu menit dan diulang sebanyak tiga kali. Hasil dicatat
dan dihitung rata-rata respirasinya.
Pulsus
Pangkal ekor diraba hingga terasa denyutan dari arteri caudalis-nya
untuk sapi. Pangkal paha diraba hingga terasa denyutan dari arteri
femuralis-nya untuk kambing atau domba. Stetoskop ditempelkan pada
dada bagian sebelah kiri hingga terdengar detak jantungnya untuk ayam
dan kelinci. Masing-masing percobaan dilakukan selama satu menit dan
dilakukan sebanyak tiga kali. Hasil dicatat dan dihitung rata-ratanya.
Temperatur Rektal
Skala termometer dinolkan dengan cara dikibas-kibaskan dengan
hati-hati. Termometer dimasukkan ke dalam rektum kurang lebih 1/3
bagian termometer. Percobaan dilakukan selama satu menit dan
dilakukan sebanyak tiga kali. Hasil dicatat dan dihitung rata-ratanya.
Hasil dan Pembahasan
Temperatur Rektal
Pembahasan pengertian temperatur rektal dan cara pengukuran.
Berdasarkan pengukuran saat praktikum .........................
Tabel 3.Hasil pengukuran temperatur rektal pada ternak
Pengukur Probandus
an Ayam Kelinci Domba Sapi
(kali/ Janta Betin Janta Betin Janta Betin Janta Betin
menit) n a n a n a n a
I 41,5 41 35,9 38,2 38,4 36 38,9 38,9
II 41,5 40,9 35,7 38,1 38,5 38,2 38,9 38,4
III 41,5 41,1 33,5 37,2 38,4 38,5 39 38,5
Rata-rata 41,5 41 35 37,8 38,4 37,5 38,9 38,6
Pembahasan temperatur rektal……………. (Hasil pengukuran saat
praktikum dibandingkan dengan literatur, faktor2 yang mempengaruhi
dengan literatur, penjelasan alasan mengukur pada rektum disertai
literatur, penjelasan perbedaan penggunaan termometer disertai literatur,
dan penjelasan mengenai homeostatis disertai literatur )
Kesimpulan
Aditia, E.L., A. Yani., dan A.F. Fatonah. 2017. Respons fisiologis sapi bali
pada sistem integrase kepala sawit berdasarkan kondisi lingkungan
mikroklimat. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan,
5(1): 23-28.
Aritonang, S.B., R. Yuniarti., Abinawanto, Imron, dan A. Bowolaksono.
2017. Physology response of indigenous cattle breeds to the
environment in west sumbawa indonesia. American Inst Of Physics,
1862 : 1-4.
Andriani, L., E., Hernawan, K.A. Kamil, dan A. Mushawwir. 2010. Fisiologi
Ternak. Widya Padjadjaran. Bandung.
Amali, K., N. Humaidah., D. Suryanto. 2020. Analisis stress fisiologis
inseminasi buatan intracervial kambing pe melalui pemeriksaan
status faali. Jurnal Rekasatwa Peternakan, 3(1): 35-39.
Campbell, N.A., L.G. Mitchell, and J.B. Reece. 2002. Biology. Singapore:
The Benyaminper Cummings Publishing Co. California.
Campbell., Neil A., Jane B. Reece, Lawrence G Mitchell. 2004. Biologi.
Edisi V. Erlangga. Jakarta.
Gaina, C.D., dan N.D.F.K. Foeh. 2018. Studi performa umum tubuh dan
status fisiologis kuda sumba. Jurnal Kajian Veteviner, 6(2): 38-44.
Ghalen, S.N., Khabicat., dan K. Nekkaz. 2012. The physiology of animal
respiration study of domestic animal. Article ID 737271. Pages 8.
Housebandry. 2009. Pengaruh Lingkungan Terhadap Keadaan Fisiologi
Ternak. Gajah Mada University. Yogyakarta.
Nadhil, M. S. 2019. Sistem cerdas deteksi suara untuk pengklasifikasian
penyakit jantung dengan menggunakan jaringan saraf tiruan.
Universitas Negeri Yogyakarta, 8(1):42-55.
Nuriyasa, I.M., N.G.K. Roni., E. Puspani., D.P.M.A. Candrawati., I.W.
Wirawan., dan A.W. Puger. 2014. Respons fisiologis kelinci lokal
yang diberi ransum menggunakan ampas tahu yang disuplementasi
ragi tempe pada jenis kandang berbeda. Majalah Ilmiah
Peternakan, 17(2): 61-65.
Nurmi, A. 2016. Respons Fisiologis Domba Lokal dengan Perbedaan
Waktu Pemberian Pakan dan Panjang Pemotongan Bulu. Jurnal
Eksakta, (1): 58-63.
Retno, D.S., Erwanto., P.E. Santosa. 2015. Respon fisiologis ayam jantan
tipe medium yang diberi ransum dengan serat kasar berbeda.
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 3(2): 78-84.
Santos, A.C.G., M. Yamin., R. Priyanto., dan H. Maheshawari. 2019.
Physological response on local sheep in rearing system and
different concentrat. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil
Peternakan, 7(1): 1-9.
Sari, S.R.P.W., I.N. Suartha., dan I.W. Batan. 2016. Status praesen padet
sapi bali. Buletin Veteriner Udayana, 8(1): 36-43.
Suherman, D dan B.P. Purwanto. 2015. Respon fisiologis sapi perah dara
Fries Holland yang diberi konsentrat dengan tingkat energi
berbeda. Jurnal Sains Peternakan Indonesia, 10(1): 13-21.
Suryadi, U., A.F. Prasetyo., E. Kustiawan, dan U.K. Khisan. 2021.
Pengaruh pemberian ekstrak daun gaharu (Grynops verteegii)
terhadap stres transportasi pada broiler jantan. Jurnal Agripet,
21(2): 165-171.
LAMPIRAN
(Lampiran Lembar Kerja)
(Lampiran summary)