Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Masyarakat Timor Tengah Selatan merupakan satu daerah yang ada
dalam masyarakat lain yang hidup di wilayah nusantara Timor
B. Rumusan Masalah

C.Tujuan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sekilas Tentang Timor Tengah Selatan ( TTS )


Sejak awal pendiriannya, Timor Tengah Selatan (TTS) bertalian
dengan Raja Amanatun-Onam ( Kerajaan-Zelfbestur Landschappen Amanatun
), Raja Molo-Oenam ( Kerajaan-Zelfbestur Landaschappen Molo ), dan Raja
Amanuban-Banam ( Kerajaaan-Zelfbestur Landaschappen Amanuban ).
Masyarakat TTS hidup dalam kelompok-kelompok berdasarkan marga
(Kanaf) setiap Kanaf memiliki adat istiadat masing-masing. Masyarakat TTS
umumnya sebagai petani dan sebagian sebagai peternak. Sifat lain dari Timor
adalah masih terdapat begitu banyak ritus keagamaan primitive yang
mewarnai setiap kegiatan hidup mereka, meskipun mereka telah memeluk
agama Kristen
Masyarakat Timor mengenal Tuhan ( Uis Neno ) sebagai Dewa
tertinggi. Dalam mengolah tanah masyarakat meyakini adanya dewa
kesuburan. Masyarakat Timor menyebut Uis Pah ( Dewa Bumi / penguasa
Bumi ). Dalam bercocok tanam, mereka harus mengadakan sebuah upacara
ritual dengan mempersembahkan sebagian hasil panennya kepada Uis Pah.
Hal ini tidak akan kita pahami tanpa mengetahui hubungan antara
bercocok tanam, Tuhan, dan pemujaan terhadap roh dalam tradisi suku
Timor.

2
B. Peranan Uis Neno dan Uis Pah dalam Pertanian

Dikatakan bahwa Uis Neno adalah Dewa tertinggi yang berkuasa atas alam
semesta. Dialah Tuhan yang ada sejak awal mula. Selain itu masyarakat Timor
juga meyakini adanya dewa kesuburan (Uis Pah). Uis Pah diyakini
bertanggung jawab atas tanah yang subur:
a) Tuhan (Uis Neno)
Uis Neno adalah Dewa langit atau Dewa tertinggi yang di yakini oleh
masyarakat Timor. Uis Neno dianggap sebagai asal mula segala sesuatu;
Pencipta, Pemeliharaan dan Penguasa alam semesta. Ia adalah Dewa
Pemberi Hujan, sinar matahari, atau untuk mendapatkan keturunan,
kesehatan dan kesejahteraan.
b) Dewa Bumi ( Uis Pah )
Uis Pah adalah sebutan untuk roh yang dianggap berkuasa atas tanah.
Menurut masyarakat Timor, roh-roh tersebut adalah penghuni pohon-
pohon besar, batu-batu besar, sumgai, dan gunung. Dewa ini di anggap
sebagai dewi wanita yang mendampingi Uis Neno. Setiap roh yang
mendiami tempat-tempat tersebut diatas memiliki perananya masing-
masing.

“ roh –roh dan dewa –dewi ini adalah berbagai variasi manivestasi dri dewa
tertinggi orang Timor Uis Neno […] dewa tertinggi ini memanivestasikan dirinya
dalam berbagai jenis dewa –dewi rendah lainnya dan di beri wewenang untuk
menangani daerah –daerah atau bagian –bagian kehidupan tertentu “.

C. Ritus Bercocok Tanam Masyarakat Timor


Dengan kondisi alam yang tandus dan kering, masyarakat Timor umumnya
bertani berpindah –pindah tempat . Untuk persiapan lahan, masyarakat Timor
harus melewati beberapa tahap berikut:

1). Tahap menebas hutan/membersikan kebun (ta”nelat hun mau),

3
Hutan yang telah di tentukan di kerjakan secara bersama-sama atau gotong-
royong. Dalam tahap ini seekor binatang di korbankan. Hal ini bertujuan untuk
memohon kekuatan dan semangat serta keselamatan bagi mereka yang sedang
bekerja misalnya sengantan ular berbisa, ditimpa pohon dan luka akibat penggunaan
parang.

2). Tahap membakar hutan (polo nopo/sifonopo )

Tiga minggu berselang dan ranting-ranting sudah kering, maka tibalah saatnya
untuk dibakar. Proses pembakaran biasanya di lakukan pada sore atau malam hari.
Dipilih pada sore atau malam hari karena pada saat itu angin yang bertiup tidak
begitu kencang. Hal ini bertujuan agar api tidak merambat ke hutan di sekitarnya.
Setelah kebun baru di bakar, semua orang kembali ke kampung.

3). Tahap Menanam ( Tapoenfinibuke )

Setibannya disana mereka disiram dengan air. Penyiraman kepada


pekerja mempunyai makna simbolis, yaitu menyeimbangkan kembali kekuatan-
kekuatan alam.

4). Tahap pertumbuhan tanaman (ekaho’e),

Sebelum upacara makan bersama ( Tol tabua ), amafmendaraskan sebuah doa


adat. Hal ini bertujuan untuk menghindari erosi yang di sebabkan oleh hujan
lebat.Ketika tanaman sudah mulai tumbuh, dilakukan upacara ( Ekaho’e ).
Upacara ini dilangsungkan secara sederhana dengan mempersembahkan seekor
hewan korban.

5). Tahap panen perdana (eka pen a smanan maan nesmanan).

Ketika tiba waktunya, dipilih beberapa jagung yang besar, dengan daun dan
batangnya untuk dipersembahkan kepada Uis Pah. Semua bulir jagung yang di
bawa oleh masyarakat diletakan diatas altar batu. Seorang amafemndaraskan doa.
Setelah itu semua jagung yang di bawa masyarakat dimasak dan dimakan bersama-
sama. Upacara ini menandakan bahwa jagung baru sudah dimakan.

4
D. Peternakan Di Timor Tengah Selatan ( TTS )

Kabupaten timor tengah selatan dikenal sebagai salah satu kabupaten


penghasil ternak di propinsi Nusa Tenggara Timur ,khususnya ternak sapi .jenis
ternak besar di kabupaten Timor Tengah selatan terdiri dari sapi, kambing, babi
dan ayam.
Ada beberapa jenis ternak sapi yang dikembangkan di TTS yaitu : Sapi Bali
(Bos Sondaicus) ,Sapi Grati ,Sapi Madura dan sapi Peranakan Ongole (Keturunan
hasil persilangan antara Sapi Ongole jantan dan Sapi betina Jawa). Namun sejak
dulu ,yang dikembangkan secara besar-besaran di Pulau Timor adalah Sapi Bali
(Bos Sondaicus). Bos Sondaicus ,bukan hewan ternak asli di pulau Timor kendati
ia dikalim sebagai ternak asli Indonesia. Sampai sekarang tidak ada satupun bahan
pustaka yang ditulis seorang Insinyur Peternakan, Yang membahas sejak kapan
Sapi Bali masuk kepulau Timor , dan bagaimana perkembangan ternak ini.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

6
7

Anda mungkin juga menyukai