9. Sumberdaya Air
Mempelajari akuifer daerah resapan.
Contoh di NTT :
- Memiliki curah hujan yang rendah
- Memiliki akuifer yang banyak tetapi ekuifernya tidak terisi oleh air. Infiltrasinya buruk.
Perubahan iklim global yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca juga telah mengubah pola
dan intensitas hujan dan menaikkan permukaan laut, sehingga meningkatkan kerawanan
kekeringan dan banjir. Ditambah lagi pertumbuhan penduduk yang pesat serta pengembangan
wilayah yang tidak teratur dapat mendorong pemanfataan air tanah yang berlebihan oleh
masyarakat. Apabila hal ini tidak dikendalikan dikhawatirkan dapat mengganggu keseimbangan
dan kelestarian air tanah.
Berdasarkan pada daur hidrologi, sumber utama airtanah adalah berasal dari air hujan.
Indonesia yang beriklim tropis basah, umumnya mempunyai curah hujan yang relatif tinggi,
lebih dari 1000 mm/tahun, dengan hari hujan yang relatif panjang. Kondisi ini sangat
menguntungkan dalam imbuhan airtanah secara alami, di mana pada saat musim hujan terjadi
pengisian dan penggantian dari defisit airtanah yang terjadi pada musim kemarau. Dengan
demikian akuifer akan mendapat penambahan cadangan airtanah.
Permasalahannya adalah di daerah-daerah yang telah berkembang, terutama di kota-kota
besar, peristiwa pengisian kembali airtanah pada musim hujan terhambat karena adanya
perubahan lingkungan. Daerah-daerah yang sebetulnya merupakan daerah imbuh airtanah
telah berubah fungsi, sehingga hanya sebagian kecil air hujan yang meresap dan mengimbuh
airtanah. Pada daerah yang demikian, perlu upaya penampungan air hujan untuk dimasukkan
ke dalam sumur-sumur resapan.