Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP TINGKAH

LAKU LOKOMOSI AYAM BROILER JANTAN


UMUR 3 SAMPAI 6 MINGGU

PROPOSAL PENELITIAN
MUHAMMAD INDRA GUNAWAN

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP TINGKAH
LAKU LOKOMOSI AYAM BROILER JANTAN
UMUR 3 SAMPAI 6 MINGGU
Jakarta Pusat

PROPOSAL PENELITIAN
MUHAMMAD INDRA GUNAWAN

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS PETERNAKAN
Sekretariat: Jln. Agatis Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680

LEMBAR PENGESAHAN

Identitas Mahasiswa
Nama Lengkap Muhammad Indra Gunawan
Nomor Induk Mahasiswa D14120045
Alamat di Bogor Pondok Salman, Cangkurawok
Beban studi yang akan diambil pada saat 15
ini
Beban studi yang sudah diambil 124
IPK sampai saat ini 3,07
Judul Penelitian Pengaruh Intensitas Cahaya
Terhadap Tingkah laku Lokomosi
Ayam Broiler Jantan Usia 3 sampai 6
Minggu
Lokasi Penelitian Kandang blok B Bagian Ternak
Unggas, Departemen Ilmu Produksi
dan Teknologi Peternakan, Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor
Lama Penelitian 7 Minggu

Proposal ini telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal 15 Desember 2015

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Mahasiswa ybs,

Dr.Rudi Afnan,S.Pt.,MSc.Agr Dr. Ahmad Yani S.TP, M.Si M. Indra G.


NIP 19680625 200801 1 010 NIP 19720503 199903 1 004 NIM D14120045

Mengetahui,
Ketua Departemen
Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

Dr. Irma Isnafia Arief, S.Pt, M.Si


NIP 19750304199903 2 001
iii
vii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI vii


PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Ruang Lingkup 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Ayam Broiler 2
Cahaya bagi Ayam Broiler 2
Tingkah Laku Lokomosi 3
METODE 3
Lokasi dan Waktu Penelitian 3
Alat 3
Bahan 3
Prosedur 4
Pemeliharaan 4
Kandang Percobaan 4
Pengamatan Respon Tingkah Laku Lokomosi 4
Rancangan Penelitian 5
Analisis Data 5
Peubah yang Diamati 5
Diagram Alir 5
DAFTAR PUSTAKA 6
LAMPIRAN 7

DAFTAR LAMPIRAN

1 Rencana Anggaran Biaya 7


2 Jadwal Pelaksanaan 7
1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Ayam broiler merupakan salah satu ternak yang mudah mengalami stress.
Stress pada ayam broiler dapat diakibatkan oleh suhu lingkungan (heat stress atau
cold stress), perkandangan, manajemen pemeliharaan dan pengananan saat
pemanenan. Selain faktor lingkungan, proses penanganan pada saat pemanenan
dan transportasi memberikan efek negatif terhadap ayam broiler. Kriswanto
(2014) menyebutkan bahwa terjadi penurunan bobot badan sebesar 3.31-4.60%
untuk sekali pengangkutan. Melihat kondisi tersebut proses penanganan saat
pemanenan ayam yang dapat meminimalisir stress sangat penting dilakukan.
Salah satunya dengan pemanfaatan karakteristik ayam broiler memiliki kepekaan
tersendiri terhadap cahaya. Cahaya yang masuk melalui proses penglihatan
merupakan salah satu rangsangan luar yang memicu ternak mengalami
peningkatan tingkah laku. Tingkah laku juga diartikan sebagai ekspresi seekor
hewan yang dituangkan dalam bentuk gerakan-gerakan akibat pengaruh
rangsangan. Pada kondisi lingkungan yang dapat dikendalikan, ayam mempunyai
kepekaan terhadap perbedaan intensitas cahaya (Prijono dan Handini 1998).
Cahaya dengan intensitas yang berbeda mempunyai efek yang bervariasi
pada retina mata dan dapat mengakibatkan perubahan pola tingkah laku yang
selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Pencahayaan terang
pada ayam broiler sebesar 100 lux penting untuk merangsang pertumbuhan pada
minggu-minggu pertama, sebaliknya jika intensitas cahaya rendah kurang dari 20
lux akan menimbulkan masalah bagi ayam broiler (SCAHAW 2000). Menurut
Lewis dan Moris (2006), cahaya awalan memberikan pengaruh positif terhadap
saraf sensorik untuk peningkatan aktivitas pada ayam umur muda. Ayam broiler
jantan dengan ayam broiler betina memiliki kecendrungan progresifitas tingkah
laku yang berbeda dalam merespon intensitas cahaya 180 lux (cerah), akan tetapi
tidak ada perpedaan dalam konversi pakan, hal ini berarti peningkatan aktivitas di
lingkungan terang tidak meningkatkan kebutuhan energi yang signifikan
(Newberry et al 1988).
Pengkajian pengaplikasian perbedaan intensitas cahaya perlu dilakukan
guna mengetahui berapa besar intensitas cahaya yang mampu memacu ayam
broiler jantan untuk melakukan tingkah laku lokomosi. Pengamatan secara
langsung dapat dilakukan sebagai salah satu alternatif termudah untuk mengetahui
pengaruh tingkah laku lokomosi yang terjadi pada ayam broiler akibat perbedaan
perlakuan intensitas cahaya. Apabila kelak diketahui intensitas cahaya yang tepat
dapat memicu tingkah laku lokomosi pada ayam broiler jantan, maka intensitas
cahaya dapat dimanfaatkan pada proses optimalisasi kandang melalui sistes
brooding yang efisien, dan pada saat proses pemanenan, sehingga akan
mengurangi resiko stress pada ayam broiler.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan intensitas
cahaya terhadap tingkah laku lokomosi ayam broiler jantan umur 3 sampai 6
minggu.
2

Ruang Lingkup

Penelitian mengamati pengaruh perbedaan intensitas cahaya terhadap


tingkah laku lokomosi ayam broiler jantan umur 3 sampai 6 minggu. Penelitian
mengenai pengaruh perbedaan intensitas cahaya perlu dilakukan guna mengetahui
berapa besar intensitas cahaya yang mampu memacu ayam broiler jantan untuk
melakukan tingkah laku lokomosi. Pengaplikasian apabila telah diketahui
intensitas cahaya yang tepat dapat memicu tingkah laku lokomosi pada ayam
broiler, maka intensitas cahaya dapat dimanfaatkan pada proses optimalisasi
kandang melalui sistem brooding yang efisien, dan pada saat melakukan
pemanenan, sehingga akan mengurangi resiko stress pada ayam broiler.

TINJAUAN PUSTAKA

Ayam Broiler

Ayam diklasifikasikan ke dalam kingdom Animalia, phylum Chordata, class


Aves, ordo Galliformes, family Phasianidae, genus Galllus, species Gallus gallus,
dan subspecies Gallus gallus domesticus. Strain ayam broiler berasal dari
persilangan antara White Plymouth Rock dan White Cornish. Gordon dan Charles
(2002) menyebutkan bahwa ayam pedaging (broiler) adalah strain ayam hibrida
modern yang berjenis kelamin jantan dan betina yang dikembangbiakkan oleh
perusahaan pembibitan khusus.
Ayam broiler memiliki tingkat produktivitas tinggi dengan konversi pakan
rendah, masa pemeliharaan relatif singkat, dan pada umur 5 sampai 6 minggu
sudah bisa dipanen (Saragih 2000). Ayam broiler memiliki kepekaan tersendiri
terhadap cahaya. Cahaya akan merangsang peningkatan aktivitas dan akan sangat
berpengaruh pada pertumbuhan pada minggu minggu pertama (SCAHAW 2000).
Daging berserat lunak dan kandungan protein tinggi (Hardjosworo 2000).

Cahaya bagi Ayam Broiler

Cahaya merupakan energi berbentuk gelombang yang dapat membantu


proses penglihatan, bergerak lurus ke semua arah, tidak dapat membelok dan
dapat dipantulkan. Sumber cahaya yang paling banyak digunakan dalam kandang
tertutup (closed house) untuk memproduksi ayam broiler bersumber dari lampu
pijar (Olanrewaju et al 2006). Cahaya berfungsi dalam proses penglihatan
(Manser 1996), memungkinkan unggas untuk mengatur ritme harian dan
mensinkronisasikan beberapa fungsi penting di dalam tubuh seperti suhu tubuh
dan bermacam tahapan metabolis yang terkait dengan pemberian pakan dan
pencernaan. Cahaya awal memberikan pengaruh positif terhadap saraf sensorik
yang berfungsi untuk meningkatkan aktivitas yang dilakukan pada ayam muda
(Lewis dan Moris 2006).
Pemberian intensitas cahaya yang tepat akan memberikan pengaruh yang
besar terhadap ayam broiler. Lama pencahayaan akan meningkatkan lokomosi
yang kemudian akan berpengaruh pada kesehatan ayam broiler dengan
menurunkan resiko permasalahan pada kaki (Kristensen 2006). Intensitas
3

merupakan salah satu aspek dari manajemen yang bisa memiliki pengaruh
penting bagi perilaku broiler, kinerja, dan kesejahteraan (Prescott et al 2004).

Tingkah Laku Lokomosi

Pola tingkah laku merupakan perilaku yang terorganisir dengan fungsi


tertentu, dapat berupa aksi tunggal atau aksi berurutan yang terintegrasi dan
biasanya muncul sebagai respon terhadap stimulus dari lingkungannya
(Sulistyoningsih et al 2009). Lokomosi yang dilakukan ayam broiler adalah
bagian dari ekspresi tingkah laku lainnya seperti saat ayam broiler berada jauh
dari tempat pakan maka ayam broiler tersebut akan melakukan tingkah laku
lokomosi, yakni berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, untuk mendapatkan
makan ataupun minum. Tingkah laku lokomosi juga dapat dilihat saat ayam
broiler berinteraksi dengan ayam broiler lainnya.
Ayam broiler yang dipelihara dalam kandang yang diberikan cahaya dengan
intensitas 12 lux (terang) ayam broiler terlihat berperilaku lebih aktif (misalnya,
bergerak, berdiri) sedangkan pada intensitas cahaya 0.5 lux (redup) ayam broiler
berperilaku cenderung diam (misalnya, berbaring) (Newberry et al 1988).
Begitupun dengan ayam pedaging yang dipelihara dengan intensitas cahaya
bergantian antara 100 lux dan 5 lux, ayam broiler lebih terlihat aktif selama
periode pencahayaan intensitas tinggi (Kristensen et al 2002). Ayam broiler yang
dipelihara pada intensitas cahaya tinggi (180 lux) terlihat menjadi lebih aktif
daripada ayam broiler yang dipelihara intensitas cahaya rendah (6 lux) (Newberry
et al 1985).

METODE

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan November sampai Desember 2015


bertempat di Kandang B Fakultas Peternakan Institut Pertanan Bogor.

Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kandang pemelihraan,


kandang uji coba, termometer, higrometer, lampu dengan intensitas berbeda (45
lux, 80 lux, 171 lux dan 315 lux), stopwatch, CCTV dan lux meter.

Bahan

Bahan yang digunakan adalah 10 ekor ayam broiler, pakan komersial


(starter dan finisher), air, feed suplement dan vitamin.
4

Prosedur

Pemeliharaan
Pemeliharaan ayam broiler sebanyak 10 ekor ayam broiler jantan dimulai
dari DOC (umur 0 minggu), kemudian pemeliharaan dilakukan di kandang
pemeliharaan dengan sistem intensif dengan pemberian pakan dilakukan tiga kali
sehari dengan jumlah dan jenis pakan disesuaikan dengan umur ayam (starter dan
finisher)dibagi menjadi tiga fase pertumbuhan starter dan finisher, air minum
diberikan secara adlibitum, pemberian vaksin, vitamin, dan feed suplement untuk
menjaga kondisi ayam broiler sehingga ada pada kondisi yang baik dan optimal.

Kandang Percobaan
Kandang pemeliharaan didesain berbentuk tanda plus (+), terdapat 5 ruang
satu ruang berfungsi menempatkan ayam yang akan diamati ruangan dalam
keadaan gelap, 4 ruang dengan intensitas cahaya yang berbeda yaitu 45 lux, 80
lux, 171 lux dan 315 lux. Intensitas cahaya yang dihasilkan berasal dari lampu
dengan daya 5 watt, 15 watt, 25 watt, dan 40 watt. Setiap ruang yang terdapat
pada kandang percobaan dilengkapi oleh pintu untuk berpindah, dan lubang
pengamatan guna mempermudah dalam proses pengamatan, dan dipastikan
cahaya pada setiap ruang tidak mempengaruhi pada ruang lain, kandang
pengamatan dilengkapi dengan termometer dan higrometer untuk mengukur suhu
dan kelembaban kandang saat pengamatan.

Pengamatan Respon Tingkah Laku Lokomosi


Pengamatan respon tingkah laku lokomosi dilakukan sebanyak 4 kali yaitu,
pada ayam umur 3 minggu, 4 minggu, 5 minggu, dan 6 minggu. Dikalukan pada
kandang pecobaan yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga respon ayam
terhadap perlakuan cahaya yang diberikan dapat diamati. Pengamatan pada umur
yang berbeda dilakukan guna mengetahui perbedaan respon yang terjadi terhadap
ayam broiler dan intensitas cahaya tertentu. Pengamatan dilakukan dengan
ulangan sebanyak 3 kali tiap perlakuan dengan selang pengamatan selama 60
menit guna memberikan waktu istirahat pada ayam dan mengurangi resiko galat
pengambilan data.
Respon tingkah laku lokomosi yang dilakukan ayam broiler diukur dari
seberapa banyak ayam yang memasuki kandang dalam waktu 15 menit
pengamatan terdiri dari 5 menit ayam di adaptasikan pada ruang gelap dan 10
menit waktu ayam unutk berpindah menuju petak kandang dengan intensitas
cahaya tertentu. Selain itu pengamatan dilakukan dengan mengukur suhu,
kelembaban, dan bobot badan dari setiap ayam yang di uji. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui kondisi lingkungan yang memungkinkan akan mempengaruhi
pada respon yang ditunjukan, serta bobot pengukuran bobot badan ayam untuk
mengetahui kondisi ayam yang di ujikan dalam normal atau tidak sehingga dapat
diketahui faktor fator lain yang mempengaruhi respon tingkah laku lokomosi pada
ayam broiler jantan.
5

Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan yaitu Percobaan Faktorial dengan Rancangan
Dasar RAL. Pecobaan ini terdiri dari jenis ayam broiler jantan umur 3 sampai 6
minggu dan 4 perlakuan intensitas cahaya (45 lux, 80 lux, 171 lux dan 315 lux).
Model rancangan percobaan menurut Gaspersz (1999) adalah sebagai berikut.

Yi j k = μ + αi + βj + (αβ) i j + ε i j k

Keterangan :
Yi j k = pengamatan jumlah ayam broiler dengan respon lokomosi ke-k yang
memperoleh kombinasi perlakuan ij
μ = rataan nilai pengamatan jumlah respon lokomosi ayam broiler
αi = pengaruh aditif taraf ke-I intensitas cahaya yaitu 45 lux, 80 lux, 171 lux
dan 315 lux dari faktor A
βj = pengaruh aditif umur ayam broiler jantan dari faktor B
εi j k = pengaruh galat percobaan jumlah ayam broiler dengan respon lokomosi
ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij (faktor A : yaitu 45 lux, 80
lux, 171 lux dan 315 lux dengan faktor B : umur ayam broiler jantan)

Analisis Data
Data dianalisis ragam (ANOVA) dengan selang kepercayaan 95% dan 99%
(Steel dan Torrie 1995).

Peubah yang Diamati


Peubah yang diukur saat pengamatan yang dilakukan pada lingkungan
ruang kangang percobaan dan ayam broiler jantan umur 3 sampai 6 minggu yaitu,
suhu setiap petak kandang percobaan, kelembapan setiap petak kandang
percobaan, bobot badan ayam broiler jantan yang diamati, dan jumlah ayam yang
berpindah (lokomosi) ke petak kandang percobaan.

Diagram Alir
Diagram alir penelitian disajikan secara detail pada gambar 1.
6

DAFTAR PUSTAKA

Gordon SH, Charles DR. 2002. Niche and Organic Chicken Product : Their
Technology and Scientific Principles. Nothingham (UK): Nothingham
University Press.
Hardjosworo, Rukmiasih PS. 2000. Meningkatkan Produksi Daging Unggas. ID:
Penebar Swadaya, Depok.
Kristensen HH, Prescott NB, Ladewig J, Perry GC and Wathes CM. 2002. Light
quality and the visual acuity in broiler chickens. Proceedings of the 36th
International Congress of the ISAE, Egmond aan Zee, The Netherlands, 6-
10th August 2002 [internet]. [diunduh 29 Oktober 2015]. Tersedia pada:
http://www.applied-
ethology.org/hres/2002%20isae%20in%20egmond%20aan%20zee_%20ne
therlands.pdf.
Kristensen HH, Perry GC, Prescott NB, Ladewig J, Ersbøll AK, Wathes CM.
2006. Leg health and performance of broiler chickens reared in different
light environments. UK: British Poultry Science.
Kriswanto HS, Alvin F, Sholahudin M. 2014. Aspek Lingkungan dan
Produktivitas Ayam Broiler pada Sistem Transportasi Tertutup dan
Konvensional. Jurnal Pengolahan Sumeberdaya Alam dan Lingkungan
[internet]. [diunduh 24 November 2015]; 161-165. Tersedia pada:
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpsl/article/viewFile/10514/8152.
Lewis PD, Morris TR. 2006. Poultry Lighting the theory and practice. Northcot
(UK): Andove.
Manser C. E, 1996. Effect of lighting on the welfare of domestic poultry. [ulas
balik]. Anim Welfare. 5:342-360.
Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan dan Aplikasi SAS
dan Minitab. Bogor (ID): IPB Pr.
Newberry RC, Hunt JR, Gardiner EE. 1985. Effect of alternating lights and strain
on behavior and leg disorders of roaster chickens. Poultry Sci [internet].
[diunduh 29 Oktober 2015]; 64: 1863-1868. Tersedia pada:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/4070125.
Newberry RC, Hunt JR, Gardiner EE. 1988. Influence of light intensity on
behavior and performance of broiler chickens [internet]. Poultry Scie
[diunduh 29 Oktober 2015]; 67: 1020-1025. Tersedia pada:
http://ps.oxfordjournals.org/content/67/7/1020.short.
Olenrewaju H, AJP Thaxton, WA Dozier, J Purswell, WB Roush, SL Branton.
2006. A review of lighting program for broiler production. SP [internet].
[diunduh 15 September 2015]. Tersedia pada:
http://www.sp.uconn.edu/poultrypages/light_inset.html.
Prijono SN, S Handini. 1998. Memelihara, Menangkar dan Melatih Nuri. Jakarta
(ID): Penebar Swadaya.
Prescott NB, HH Kristensen, CM Wathes. 2004. Measuring and Auditing Broiler
Welfare. Wallingford (UK): C. Weeks and A. Butterworth.
Rochman Alif. 2013. Respon Tingkah Laku Ayam Broiler Pada Suhu Kandang
Yang Berbeda [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Saragih B. 2000. Kumpulan Pemikiran: Agribisnis Berbasis Peternakan. Bogor
(ID): Pustaka Wirausaha Muda.
7

SCAHAW. 2000. The welfare of chickens kept for meat production (Broilers).
Report of the European Commission Scientific Committee on Animal
Health and Animal Welfare. SANCO.B.3/AH/R15/2000 [internet].
[diunduh 29 Oktober 2015]. Tersedia pada:
http://ec.europa.eu/food/animals/docs/aw_arch_2005_broilers_scientific_o
pinion_en.pdf
Sulistyoningsih. 2009. Pengaruh pencahayaan (lighting) terhadap performans dan
konsumsi protein pada ayam. Prosiding Seminar Nasional. Bandung (ID) :
Universitas Pendidikan Bandung.

LAMPIRAN

Rencana Anggaran Biaya

Bahan Habis Pakai

No Bahan Unit Jumlah Biaya Biaya


satuan (Rp)
(Rp)
1. Ayam Broiler Ekor 10 6.000 60.000
2. Kandang percobaan Unit 1 500.000 500.000
3. Pakan Kg 20 7.000 140.000
4. Vitamin dan suplemen Paket 1 20.000 20.000
Jumlah biaya 720.000

Pengeluaran Lain – lain

No Kegiatan Volume Jumlah Biaya Biaya (Rp)


Satuan
(Rp)
1. Pembuatan laporan / Paket 1 150.000 150.000
fotocopy
2. Publikasi Paket 1 100.000 100.000
3. Dokumentasi Paket 1 100.000 100.000
Jumlah Biaya 350.000
Jumlah total anggaran = Rp. 1.070.000

Jadwal Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan selama tujuh minggu dengan


rincian kegiatan sebagai berikut :

Minggu
No Rincian kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. Persiapan
2. Pemeliharaan
8

3. Pengamatan dan
pengambilan data
4. Pengolahan data
5. Penyusunan skripsi
6. Sidang skripsi

Anda mungkin juga menyukai