B-P1
Kelompok 3
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI 3
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 2
2 ISI 2
2.1 Sejarah 2
2.2 Hasil Kunjungan 3
3 PENUTUP 5
3.1 Simpulan 5
3.2 Saran 5
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
2 ISI
2.1 Sejarah
Diawali pada bulan oktober 2000, muncul gagasan yang ditemukan oleh
Menteri Pertanian saat itu, Bapak Bungaran Saragih bahwa sudah saatnya
Departemen Pertanian memiliki institusi penelitian yang menangani bidang
pascapanen untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Gagasan tersebut
kemudian bergulir dan ditindaklanjuti oleh pucuk pimpinan Badan Litbang
Pertanian.
Didasari oleh keinginan yang kuat untuk mendukung pembangunan sistem
dan usaha agribisnis yang berdaya saing, maka Badan Litbang Pertanian
membentuk Pokja Pascapanen melalui Surat Penugasan Kepala Badan Litbang
Pertanian No. Kp. 440.010101.39, tanggal 23 Januari 2001 dengan tugas
menyiapkan berdirinya institusi litbang pascapanen. Pentingnya Litbang
Pascapanen sebenarnya sudah didambakan sejak lama, dan pernah lahir dalam
bentuk Proyek Pennelitian Pascapanen Pertanian pada tahun 1985-1990.
Selama setahun kegiatan Pokja, lahir Balai Penelitian Pascapanen
Pertanian (Balitpasca) dengan dasar hukum Kepmen No.76/Kpts/T.210/1/2002
tanggal 29 Januari 2002, sebagai institusi eselon III, dan berdomisili di Jakarta,
tepatnya Jl. Ragunan 29A, Pasarminggu, Jakarta Selatan. Tugas pokok yang
dibebankan kepada Balitpasca adalah melaksanakan kegiatan penelitian bidang
pascapanen pertanian. Balitpasca didukung oleh para peneliti dan tenaga
administrasi yang berasal dari beberapa institusi lingkup Badan Litbang Pertanian.
Peningkatan eselon diperoleh Balitpasca di penghujung tahun 2003,
dengan ditetapkannya menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian (BB-Pascapanen) melalui Surat Keputusan Menteri
Pertanian No. 623/Ktsp/OT.140/12/2003 tanggal 30 Desember 2003, dengan
tugas pokok melaksanakan dan merumuskan program penelitian dan
pengembangan teknologi pascapanen teknologi pascapanen pertanian.
Balai Besar Litbang Pascapanen dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya, BB-Pascapanen didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM)
sebanyak 139 tenaga yang terdiri dari 11 pejabat struktural, 58 orang tenaga
2
peneliti, 1 orang pustakawan, 16 orang teknisi, 1 orang arsiparis, 1 orang
perekayasa dan 56 orang tenaga administrasi.
Dukungan sarana penelitian yang ada berupa laboratorium kimia,
laboratorium fermentasi dan laboratorium pengolahan komoditas. Kemampuan
analisis yang dimiliki adalah analisis proksimat, vitamin, logam berat, asam
lemak, asam amino, laktosa, amilasa, pati, minyak dan lemal, klorofil, hormon
dan minyak atsiri. Bangsal pengolahan tersedia untuk pengolahan minyak atsiri
dengan produk derivat dan formulasinya, pengolahan hasil ternak, pengolahan
kedelai, pengolahan puree buah, pengolahan mete dan pengolahan produk aneka
tepung.
Laboratorium yang terdapat di BB-Pascapanen yaitu laboratorium kimia
(Sebagian terakreditasi ISO/IEC/7025:2005), laboratorium mikrobiologi,
laboratorium fisik, laboratorium organoleptik dan laboratorium nanoteknologi
pangan dan pertanian. Bangsal yang terdapat di BB-Pascapanen yaitu bangsal
penanganan dan pengolahan hasil pertanian. Fasilitas tersebut terletak di kantor
BB-Pascapanen Bogor dan Karawang.
BB-Pascapanen memiliki visi menjadi institusi penelitian dan
pengembangan andalan yang menghasilkan inovasi teknologi pascapanen untuk
ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat pertanian. Sedangkan misinya
yaitu menghasilkan inovasi teknologi diversifikasi pangan dengan memanfaatkan
sumber daya domestik untuk mendukung ketahanan pangan, peningkatan nilai
tambah, daya saing, mutu dan keamanan produk pertanian serta membangun kerja
sama dalam dan luar negeri untuk mempercepat alih teknologi dan penguasaan
IPTEK.
BB Pasca Panen merupakan suatu balai besar yang memiliki tugas yaitu
melaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi pasca panen pertamian. BB
pasca panen berfokus mengurus pasca panen pada produk pertanian pangan. Pada
balai ini memiliki dua macam laboratorium, yaitu laboratorium pengembangan
untuk skala besar ( sekitar > 10 kg ) dan laboratorium pengujian untuk skala kecil
( hanya sekitar 1- 5 kg). Laboratorium pengujian terdiri atas lima laboratorium,
yaitu laboratorium kimia, laboratorium mikrobiologi, laboratorium nanoteknolgi,
dan laboratorium fisik. Berikut penjelasan beberapa macam laboratorium
pengujian.
1. Laboratorium Nanoteknologi
Laboratorium nanoteknologi ini sudah laboratorium 4.0 yang digunakan
untuk membuat produk yang dapat membantu kementrian pertanian.
Laboratorium ini memiliki 2 macam metode yaitu teknologi topdown yang
mengubah struktur makro menjadi struktur mikro dan teknologi bottom-up yang
mengubah partikel-partikel kecil struktur nano menjadi sebuah unsur dengan cara
disintesa. Produk- produk yang dihasilkan sudah banyak seperti, nanobiosilika
dari sekam padi, biofoam yang merupakan wadah untuk menggantikan styrofoam
dibuat dari pati, bioplastic, dan biokomposit dari jerami padi. Dengan membuat
bahan menjadi struktur nano dapat membuat umur simpan lebih lama dan
stabilitas lebih tinggi. Cara membuat partikel besar menjadi struktur nano yaitu
3
biasanya ditambahkan asam kuat atau beberapa bahan kimia menjadi struktur
mikro terlebih dahulu lalu dimasukkan ke dalam alat yang mengubah menjadi
struktur nano.
Pada laboratorium ini terbagi atas dua bagian yaitu area preparasi dan
proses serta area karakterisasi. Pada area preparasi dan proses terdapat beberapa
alat yaitu, nano spray dryer yang memiliki proses coating dimana contohnya
produksi nutrisari agar flavor nutrisari tidak hilang walaupun berbentuk serbuk
lalu ada encapsulator yang mengubah struktur bahan micron menjadi struktur
nano. Planetary ball mill berfungsi untuk memperkecil ukuran partikel dari mikro
menjadi nano contoh produk yang menggunakan alat ini yaitu sekam padi putih
direbus lalu dihidrolisis dengan asam, ditanur pada suhu 700˚C agar bersisa
silikanya saja. Wet milling untuk sampel selulosa dan sampel berbentuk cairan.
Lalu selanjutnya ada nano milling, extruder, ultrasonic processor,dan particle size
analyzer. Area selanjutnya yaitu area karakterisasi dimana terdapat XRD (X-Ray
Difraction) untuk menentukan fase kristalin dan fase amorf. TEM (Transmission
Electron Microscope ) untuk analisa jaringan. SEM ( Scanning Electron
Microscope) untuk analisa permukaan, dan terakhir DSC (Differential Scanning
Calorimeter) untuk mendeteksi titik glavinitas.
2. Laboratorium Mikrobiologi
Laboratorium mikrobiologi yang terdapat pada BB Pascapanen terdiri dari
ruang khamir dan kapang serta ruang bakteriologi. Beberapa fasilitas yang
disediakan dalam laboratorium ini adalah uji mikrobiologis. Laboratorium ini juga
dapat menerima sampel dari luar, seperti Salmonella sp. Adapun fasilitas yang
terdapat pada laboratorium mikrobiologi diantaranya yaitu trinokular mikroskop
yang dilengkapi dengan kamera digital yang digunakan untuk melihat bentuk
mikroba secara digital pada komputer dan autoklaf yang digunakan untuk
sterilisasi suatu media menggunakan uap bersuhu tinggi.
3. Laboratorium Kimia
Laboratorium kimia yang terdapat pada BB Pascapanen terdiri dari ruang
preparasi, ruang bahan, dan ruang timbang. Fasilitas yang terdapat pada
laboratorium kimia diantaranya yaitu HPLC (High Performance Liquid
Chromatography). Parameter analisis yang dapat digunakan dengan menggunakan
HPLC pada laboratorium ini yaitu pemanis, pewarna, pengawet, kolesterol,
vitamin, asam organik, dan beta karoten. Selanjutnya yaitu GC atau Gas
Chromatography dengan parameter analisis untuk asam lemak dan residu
pestisida. Setelah itu, terdapat Spektrofotometer. Parameter analisis pada
spektrofotometer diantaranya yaitu antioksidan, ketengikan, gula reduksi, dan
amilosa. Instumen selanjutnya yang terdapat pada laboratorium kimia ini yaitu
AAS atau Atomic Absorbtion Spektrofotomer dengan parameter analisisnya yaitu
mineral dan logam berat.
4
3 PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran