Anda di halaman 1dari 30

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Alhamdulilah penulis haturkan kehadirat Allah SWT,

Tuhan yang Maha Esa. Yang telah memberikan kesehatan dan pikiran, sehingga

penulis telah dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat dan salam kita

sanjungkan ke pangkuan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari

alam kegelepan sampai ke alam terang-benderang seperti saat ini , dan kepada

seluruh sahabat dan keluarga beliau sekalian.

Laporan ini berisi tentang hasil praktikum yang di tulis dengan bahasa

yang singkat, padat, dan mudah di mengerti. Laporan ini di lengkapi dengan

pendahuluan sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang, tujuan

praktikum serta manfaat praktikum. Tinjuan pustaka yang berisi pengertian ayam

kampung super, morfologi serta anatomi ayam kampung super. Metodologi

praktikum menerangkan waktu dan tempat praktikum dan prosedur kerja. Serta

hasil dan pembahasan yang memuat hasil praktikum. Penutup yang berisi tentang

kesimpulan yang menjelaskan secara singkat isi dari laporan.

Terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu penyelesaian

laporan ini hingga selesai. Dalam penyusunan laporan ini, penulis sadari

banyak terdapat kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat di harapkan demi penyempurnaan laporan ini.

Palu, November 2022

penyusun

vi
DAFTAR ISI

Halaman

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ayam Betina.........................................................................................10

Gambar 2. Ayam Jantan.........................................................................................11

Gambar 3. Sistem Pencernaan Ayam Jantan.........................................................12

Gambar 4. Sistem Pencernaan Ayam Betina.........................................................13

Gambar 5. Sistem Reproduksi Ayam Jantan.........................................................15

Gambar 6. Sistem Reproduksi Ayam Betina.........................................................16

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Morfologi Ayam Kampung Betina..........................................................10

Tabel 2. Morfologi Ayam Kampung Jantan..........................................................11

Tabel 3. Sistem Pencernaan Ayam Kampung Jantan............................................12

Tabel 4. Sistem Pencernaan Ayam Kampung Betina............................................14

vi
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ayam kampung super merupakan salah satu jenis ayam pedaging yang banyak

dibudidayakan di Indonesia. Ayam kampung super merupakan hasil persilangan antara

ayam ras petelur dengan ayam kampung. Ayam kampung super mempunyai laju

pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan ayam kampung (Aenih et al., 2016). Ayam

kampung super yang dipelihara hingga umur 10 minggu memiliki bobot potong berkisar

837,5 – 903,8 g (Munira et al., 2016). Ayam kampung super memiliki kenunggulan lain

yaitu daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan (Mubarak et al.,

2018). Performa ayam kampung super dapat maksimal karena didukung oleh beberapa

faktor, salah satunya pemberian pakan yang baik atau berkualitas.

Pakan ayam kampung super harus memiliki kadar nutrien yang tinggi serta sesuai

dengan kebutuhan dari setiap fasenya. Pemeliharaan ayam kampung super secara umum

dibagi menjadi 2 fase yaitu fase starter dan finisher. Pakan ayam kampung super harus

memperhatikan kadar energi metabolisme (EM) dan PK. Ayam kampung super dalam

pertumbuhannya membutuhkan nutrisi PK sebesar 12% dan EM 2.500 kkal/kg (Setyawan

dan Sitanggang, 2017).


1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui :

a. Pengertian ayam kampung super (Gallus gallus)

b. Morfologi ayam kampung super (Gallus gallus)

c. Anatomi ayam kampung super (Gallus gallus)

1.3 Manfaat Praktikum

Praktikum ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan mahasiswa

tentang ciri-ciri ayam kampung super jantan dan betina, sistem reproduksi ayam

kampung super jantan dan betina serta sistem pencernaan pada ayam kampung

super jantan maupun betina.

2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

Ayam kampung super atau biasa dikenal dengan ayam Joper. Ayam Joper

merupakan kepanjangan dari kata Jowo dan Super (sudah persilangan). Ayam ini

merupakan keturunan dari hasil persilangan antara jantan ayam kampung dengan

betina petelur coklat dengan tujuan untuk produksi daging.

Ayam kampung adalah salah satu jenis ayam lokal yang banyak

dibudidayakan di wilayah Indonesia. Ayam kampung Super termasuk dalam

golongan ayam bukan ras atau ayam buras, yang merupakan persilangan

antara ayam lokal jantan dengan ayam ras betina (Iskandar, 2006). Berikut ini

merupakan klasifikasi ilmiah dari ayam kampung.

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordhata
Class : Aves
Sub class : Neornithes
Ordo : Galliformes
Family : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus gallus
Sub spesies : Gallus domesticus

2.2 Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

Sebenarnya tampilan ayam kampung super hampir mirip seperti ayam

kampung pada umumnya. Cuma yang membedakannya seperti yang tertulis

dibawah ini :

3
a. Ukuran ayam kampung super jantan lebih besar dari betina.Selain itu

ayam jantan super memiliki jengger yang besar dengan pial besar dan

tegap, memiliki jalu dan warna bulu bervariasi.

b. Ayam kampung super betina bentuknya sama seperti ayam kampung

betina pada umumnya. Perbedaannya ada warna telur, warna telur

kampung super memilki kerabang yang lebih coklat dibandingkan

dengan telur ayam kampung biasa yang agak putih. Namun bentuknya

tetap sama seperti layaknya telur ayam kampung biasa.

c. Ayam kampung super masa panen lebih cepat. Dalam 2 bulan bobot bisa

mencapai 1,1/5 kg jika perawatannya bagus. Umur 44-74 hari sudah siap

dikonsumsi. Hal ini jauh berbeda dengan ayam kampung pada

umumnya, baru bisa dipanen jika sudah berumur 3-6 bulan

Sedangkan perilaku ayam kampung super (joper) juga hampir mirip dengan

ayam kampung pada umumnya yaitu tahan penyakit, suka bertengger,suka

berkokok. Pada umur 6 bulan sampai 1,5 tahun produktifitasnya bisa mencapai 80

% perhari dari jumlah total ayam betina. Setelah umur 1,5 sampai 2 tahun

menurun kurang lebih 40%. Uniknya ayam kampung super mempunyai

kemampuan untuk bertelur terus menerus seperti ayam ras, namun tidak memilki

sifat mengeram.

Ayam kampung super memiliki bobot badan yang lebih rendah dari bobot

badan ayam ras petelur, namun lebih tinggi dari dari ayam kampung (Tamzil,

2020). Secara umum ayam kampung super memiliki warna bulu yang mirip

dengan ayam kampung, akan tetapi ayam kampung super memiliki beberapa

4
perbedaan genetik. Hal ini dikarenakan ayam kampung super merupakan

persilangan antara ayam kampung dan ayam ras petelur. Terdapat perbedaan

morfologi antara ayam kampung betina dan ayam jantan, yaitu ayam kampung

betina lebih kecil jika dibandingkan dengan ayam kampung jantan.

2.3 Anatomi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

Anatomi ayam kampung super pada laporan praktikum ini ada 2, yaitu

sistem pencernaan dan sistem reproduksi pada ayam kampung super jantan dan

betina.

a. Sistem Pencernaan

Organ pencernaan merupakan bagian dari sistem pencernaan yang

berfungsi untuk memecah dan menyerap nutrien dari pakan untuk diedarkan

ke seluruh tubuh. Sistem pencernaan unggas dibagi menjadi saluran

pencernaan utama dan kelenjar aksesoris. Saluran pencernaan utama antara

lain paruh, esofagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus,

sekum, usus besar dan kloaka, sedangkan kelenjar aksesoris antara lain

pankreas, hati dan cairanempedu (Widodo, 2018). Masing-masing organ

pencernaan memiliki fungsi spesifik dan berurutan dalam memecah hingga

menyerap nutrien pakan. Nutrien yang terkandung dalam pakan akan

berpengaruh terhadap fungsi dari organ pencernaan seperti sekresi dari

enzim ataupun proses penyerapan, maka semakin banyak nutrien dalam

ransum akan merangsang organ pencernaan untuk berkembang yang akan

disertai dengan peningkatan bobot organ tersebut.

5
b. Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi terbagi 2, yaitu :

1. Sistem Reproduksi Ayam Betina

Sistem reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduk

(Infundibulum, Magnum, Ithmus dan Uterus). Proses pembentukan telur

dimulai pada saat sel telur (ovum) telah terbentuk di dalam ovarium.

Pembentukan telur diawali dengan pecahnya dinding folikel yang

menyebabkan pelepasan sel telur dan ditangkap oleh infundibulum yang

kemudian disalurkan ke saluran reproduksi. Pembentukan komponen telur

seperti putih telur, kuning telur dan cangkang telur terjadi di saluran

reproduksi. Seluruh proses ini membutuhkan waktu selama 24 sampai 27

jam (Kaspers, 2016). Pembentukan struktur bagian-bagian telur terjadi

disetiap saluran reproduksi ayam betina.

a. Sistem Reproduksi Ayam Jantan

Sistem reproduksi ayam jantan terdiri dari sepasang testis, duktus

epididimis, sepasang duktus deferens dan sebuah alat kopulasi yang

disebut phallus, yang seluruhnya terletak di dalam rongga perut

( Toelihere 1985).

Pada umumnya struktur anatomi ayam adalah sama baik antara ayam

kampung ataupun ayam ras. Pada ayam jantan dan betina yang berbeda hanya

pada sistem reproduksi, sedangkan pada sistem pencernaan dan sistem lainnya

sama. Sistem pencernaan merupakan rangkaian proses yang terjadi dalam saluran

6
pencernaan ayam untuk memanfaatkan nutrien dari pakan atau bahan pakan yang

diperlukan tubuh untuk hidup, beraktifitas, dan bereproduksi.

Pada sistem reproduksi ayam terbagi menjadi ayam betina dan ayam

jantan. Ayam betina memiliki organ reproduksi yang terdiri dari indung telur

(ovarium) dan saluran telur (oviduk) (Kartasudjana, 2006). Organ reproduksi pada

ayam jantan terdiri dari sepasang testis, epididimis, duktus deferens, dan organ

kopulasi pada kloaka. Testis pada ayam jantan memiliki besar yang berbeda –

beda menurut umur ayam jantan. Organ reproduksi ayam jantan terdiri atas alat

kelamin pokok dan alat kelamin pelengkap. Alat kelamin poko adalah organ yang

langsung membentuk spermatozoa, yaitu testis. Alat kelamin pelengkap terdiri

dari saluran yang menuju ke kloaka, yaitu epididimis dan vas deferens.

7
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Peraktikum ini telah dilaksanakan di Universitas Tadulako ruang kelas

fpp-9 fakultas peternakan dan perikanan (ex PGSD) yang berlangsung pada

tanggal 29 Oktober 2022 pukul 08:30 WITA

3.2 Alat dan Bahan

a. Alat :

1. Pisau

2. Pita ukur

3. Alat tulis

b. Bahan :

1. Sterofom

2. Handskun

3. Jarum pentul

4. Ayam kampung jantan

5. Ayam kampung betina

6. Plastik wrap

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

1. Menyiapkan ayam kampung jantan dan betina yang telah

disembelih (tidak bernyawa).

8
2. Meletakkan ayam kampung jantan dan betina tersebut diatas

meja yang telah dilapisi dengan plastik wrap.

3. Mengukur bagian tubuh ayam kampung, yaitu bagian panjang

badan, panjang sayap kiri dan kanan, panjang kaki kiri dan

kanan, panjang leher, panjang paruh, panjang kuku, lingkar

dada serta lingkar kepala.

4. Mengamati dan mencatat hasil pengukuran pada kertas/alat

tulis yang ada.

3.3.2 Pengamatan Anatomi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

1. Setelah pengukuran morfologi dilaksanakan, lakukan

pembedahan pada tubuh ayam jantan dan betina hingga terlihat

sistem pencernaan dan reproduksinya.

2. Keluarkan sistem pencernaan dan sistem reproduksi pada tubuh

ayam betina dan jantan dan letakkan di atas sterofom yang

telah diberi label jantan dan betina

3. Ukur dan catatlah panjang dan diameter pada organ sistem

pencernaan seperti panjang paruh, panjang esofagus, diameter

tembolok, panjang proventrikulus, diameter ampela, panjang

duodenum, panjang jejenum dan ileum, panjang usus besar,

serta panjang usus buntu.

4. Mengamati sistem pencernaan dan sistem reproduksi ayam

kampung jantan dan ayam kampung betina.

9
BAB 4 HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

Adapun hasil pengamatan morfologi ayam kampung super (Gallus

gallus) terbagi 2 macam, yaitu :

a. Morfologi ayam kampung betina

Gambar 1. Ayam Betina

Tabel 1. Morfologi Ayam Kampung Betina

Morfologi Betina Jantan

Gambar Ukuran Gambar Ukuran

Panjang badan

Panjang sayap kiri

Panjang sayap kanan

Panjang kaki kiri

Panjang kaki kanan

Panjang leher

10
Panjang paruh

Panjang kuku

Lingkar dada

Lingkar kepala

b. Morfologi ayam kampung jantan

Gambar 2. Ayam Jantan

Tabel 2. Morfologi Ayam Kampung Jantan

Morfologi Ukuran

Panjang badan 19.5 cm

Panjang sayap kiri 17.5 cm

Panjang sayap kanan 18.7 cm

Panjang kaki kiri 15.7 cm

Panjang kaki kanan 17 cm

Panjang leher 12 cm

11
Panjang paruh 6 cm

Panjang kuku 0.5 cm

Lingkar dada 24 cm

Lingkar kepala 13.5 cm

4.1.2 Pengamatan Sistem Pencernaan Ayam Kampung Super (Gallus

gallus)

Adapun hasil pengamatan sistem pencernaan pada ayam kampung

super (gallus gallus) terbagi menjadi 2, yaitu :

a. Sistem pencernaan ayam kampung jantan

Gambar 3. Sistem Pencernaan Ayam Jantan


( paruh) (tembolok) (ampela) (duodenum) (usus buntu) (kloaka)

Tabel 3. Sistem Pencernaan Ayam Kampung Jantan


Sistem pencernaan Ukuran

12
Panjang paruh 3 cm

Panjang esofagus 13 cm

Lingkar tembolok 6 cm

Panjang ventrikulus 6 cm

Lingkar ampela 13

Panjang duodenum 48 cm

Panjang jejenum & ileum 26 cm

Panjang usus buntu Kanan 12 cm, kiri 13 cm

Panjang usus besar 10 cm

b. Sistem pencernaan ayam kampung betina

Gambar 4. Sistem Pencernaan Ayam Betina

Tabel 4. Sistem Pencernaan Ayam Kampung Betina

13
Sistem pencernaan Ukuran

Panjang paruh 3 cm

Panjang esofagus 5 cm

Lingkar tembolok 11 cm

Panjang ventrikulus 4,5 cm

Lingkar ampela 14 cm

Panjang duodenum 60 cm

Panjang jejenum & ileum 39 cm

Panjang usus buntu 13 cm

Panjang usus besar 7 cm

4.1.3 Pengamatan Sistem Reproduksi Ayam Kampung Super (Gallus

gallus)

Adapun hasil pengamatan sistem reproduksi ayam kampung super

(gallus gallus) yang kami lakukan adalah :

a. Sistem reproduksi ayam kampung jantan

14
Gambar 5. Sistem Reproduksi Ayam Jantan

Testis

Vas deferens

Kloaka

b. Sistem reproduksi ayam kampung betina

15
Gambar 6. Sistem Reproduksi Ayam Betina
Infundibulum

Ovarium Vagina Kloaka

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengamatan Morfologi Ayam Kampung Super (Gallus gallus)

Hasil pengukuran bagian tubuh ayam kampung super jantan yang

belum dewasa disajikan dalam Tabel 1. Dan hasil pengukuran ayam

kampung super disajikan dalam Tabel 2. Terlihat perbedaan ukuran antara

ayam jantan dan ayam betina, yang dimana rata-rata ukuran tubuh ayam

jantan lebih besar dibandingkan dengan ayam betina. Dengan rata-rata

ukuran tubuh ayam jantan ± 14.44 em, dan rata-rata ukuran tubuh ayam

betina =12,79 cm.

16
Hal ini berarti bahwa pada ayam kampung super berlaku

dimorfisme seksual yaitu bobot badan jantan lebih besar dibandingkan

bobot betina (Ussery, 2011).

Terlihat bahwa ayam kampung super jantan memiliki warna gelap

dengan campuran warna merah terang. Pada ayam kampung super betina

memiliki warna yang coklat terang dengan perpaduan warna abu-abu dan

hitam. Ekor ayam jantan lebih panjang dibandingkan dengan ayam betina.

Begitu pula dengan kaki ayam jantan yang lebih panjang dibandingkan

dengan ayam betina. Dimana panjang kaki kiri ayam jantan 15,7 cm dan

kaki kanannya 17 cm.

Panjang leher ayam ayam jantan terlihat sangat jelas lebih panjang

dibandingkan dengan ayam betina. Dimana panjang kaki kiri ayam jantan

±15,7 cm dan kaki kanannya ±17 cm.

Panjang leher ayam ayam jantan terlihat sangat jelas lebih panjang

dibandingkan dengan ayam betina, dimana panjang leher ayam jantan ±12

cm dan panjang leher ayam betina ±8 cm. Lingkar dada ayam betina ±25

cm dan ayam jantan ±24 cm. Hal ini membuat ayam jantan terlihat lebih

ramping dibandingkan dengan ayam betina. Sayap ayam jantan memiliki

ukuran yang lebih panjang, yaitu sayap kanan ±18,7 em dan sayap kiri

±17,5 cm. Sedangkan sayap ayam betina memiliki ukuran yaitu ±14 cm.

4.2.2 Pengamatan Sistem Pencernaan Ayam Kampung Super (Gallus

gallus)

Pada pengamatan yang kami lakukan

17
4.2.3 Pengamatan Sistem Reproduksi Ayam Kampung (Gallus gallus)

a. Pengamatan Sistem Reproduksi Ayam Kampung betina

Pada pengamatan sistem reproduksi ayam betina yang

kami lakukan dapat dilihat pada Gambar 2. Sistem reproduski

ayam betina yang hanya dapat terlihat ialah ovarium,

infundibulum, vagina dan kloaka.

 Ovarium disebut juga dengan folikel yang berbentuk

seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut

berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada

ligamentum meso-ovarium. Ovarium tumbuh dengan

cepat mencapai panjang 1,5 cm saat ayam dewasa pada

ayam betina umur 12 minggu bobot ovarium meningkat

dari 5 gram menjadi 60 gram pada tiga minggu sebelum

dewasa kelamin. Ovarium terbagi dalam dua bagian

yaitu cortex pada bagian luar dan medulla pada bagian

dalam (Firdaus, 2020). Ovarium sebagai tempat

pembentukan ovum, di dalam ovarium ayam betina

baru lahir mampu menghasilkan lebih dari 12.000 oosit

dan dari jumlah tersebut, hanya sebagian kecil sekitar

250 sampai 500 yang akan menjadi sel telur dan

berkembang menjadi folikel yang matang untuk ovulasi

dan menghasilkan telur (Kaspers, 2016).

18
 Infundibulum merupakan saluran berbentuk corong

fleksibel bermulut lebar dan dinding tipis yang terletak

di dekat ovarium.Infundibulum memiliki panjang 10 cm

yang berfungsi menelan sel telur yang dibebaskan oleh

folikel terbesar dan membawanya ke saluran berikutnya

dan juga sebagai tempat pembuahan yang terjadi

sebelum oosit ditutup oleh albumen (Nys and Guyot,

2011). Sel telur berada di dalam infundibulum hingga 1

jam. Selama waktu ini, membran vitelin dan membran

yang mirip dengan zona pelusida terbentuk yang

memisahkan sel telur dari albumen (Kaspers, 2016).

Lapisan luar dari membran vitelin ini berukuran tipis

dengan tebal 10 sampai 12 mm yang membatasi

pertukaran antara kuning telur dan putihnya (Nys and

Guyot, 2011).

 Vagina adalah bagian akhir dari saluran reproduksi

ayam betina dengan panjang sekitar 12 cm. Pada vagina

telur dilapisi oleh mucus sebelum dikeluarkan

(oviposisi) yang berguna untuk menyumbat pori-pori

kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah

(Firdaus, 2020). Proses oviposisi diawali dengan

relaksasi dan kontraksi otot polos uterus yang diatur

oleh hormon neurohipofisial, terutama oksitosin dan

19
arginin-vasotosin serta protaglandin (misalnya PGF2α)

yang disintesis secara lokal di dalam saluran reproduksi.

Setelah oviposisi, ovulasi akan terjadi dalam 60 menit

berikutnya (Kaspers, 2016)

 Kloaka adalah lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin

dan merupakan muara saluran reproduksi (North, 1978)

b. Pengamatan Sistem Reproduksi Ayam Kampung Jantan

Pada pengamatan sistem reproduksi ayam jantan yang kami

lakukan dapat dilihat pada Gambar 3. Sistem reproduski ayam

jantan dapat dilihat terdapat sepasang testis, vas deferens dan

kloaka.

 Testis terletak di rongga badan dekat tulang

belakang, melekat pada bagian dorsal dari rongga

abdomen dan dibatasi oleh ligamentum

mesorchium, berdekatandengan aorta dan vena

cavar, atau di belakang paru-paru bagian depan dari

ginjal. Testis ayam berbentuk biji buah buncis

dengan warna putih krem. Testis terbungkus oleh

dua lapisan tipis transparan, lapisan albugin yang

lunak. Bagian dalam dari testid terdiri atas tubuli

seminiferi (85% – 95% dari volume testis), yang

merupakan tempat terjadinya spermatogenesis, dan

jaringan intertitial yang terdiri atas sel glanduler (sel

20
Leydig) tempat disekresikannya hormon steroid,

androgen, dan testosteron. Besarnya testis

tergantung pada umur, strain, musim, dan pakan

(Galuh Adi Insani 2020)

 Vas deferens dibagi menjadi dua bagian, yaitu

bagian atas yang merupakan muara sperma dari

testis, serta bagian bawah yang merupakan

perpanjangan dari saluran epididimis dan

dinamakan saluran deferens. Saluran deferens ini

akhirnya bermuara di kloaka pada daerah

proktodeum yang berseberangan dengan urodium

dan koprodeum. Di dalam saluran deferens, sperma

mengalami pemasakan dan penyimpanan sebelum

diejakulasikan. Pemasakan dan penyimpanan

sperma terjadi pada 65% bagian distal saluran

deferens.

 Kloaka adalah lubang pelepasan sisa-sisa digesti,

urin dan merupakan muara saluran reproduksi

(North, 1978).

21
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ayam kampung Super termasuk dalam golongan ayam bukan ras atau ayam

buras, yang merupakan persilangan antara ayam lokal jantan dengan ayam ras

betina (Iskandar, 2006).

Pada praktikum ini kami melakukan dua pengamatan, yang pertama adalah

pengamatan morfologi yang mencakup bagian-bagian tubuh ayam kampung

seperti paruh, jengger, kaki, sayap, bulu, ekor dan bagian tubuh lainnya serta

perbedaan morfologi antara ayam kampung jantan dan betia. Ayam kampung

jantan memiliki kaki yang lebih jenjang dibanding ayam kampung betina, ayam

kampung jantan memiliki taji pada kakinya sedangkan ayam kampung betina

tidak memiliki taji, ayam kampung jantan memiliki bulu ekor yang lebih panjang

dibanding ayam betina, serta masih banyak perbedaan lainnya yang dapat dilihat

pada gambar 3 dan 4.

Setelah kami melakukan pengamatan morfologi, kami melakukan

pengamatan anatomi. Pada pengamatan anatomi ini mencakup pengamatan

sistem pencernaan pada ayam kampug jantan dan betina serta pengamatan pada

sistem reproduksi pada ayam kampung jantan dan betina. Adapun sistem

penceraan pada ayam kampung super (gallus gallus) terdiri dari paruh, esofagus,

tembolok, ventrikulus, ampela, duodenum, jejenum & ileum, usus buntu, usus

besar dan kloaka. Sedangkan sistem reproduksi pada ayam itu berbeda antara

jantan dan betina, pada ayam betina antara lain ovarium, infundibulum, oviduk,

22
magnum, isthmus, uterus, vagina dan kloaka. Sistem reproduksi pada ayam jantan

antara lain, sepasang testis, vas deferens dan kloaka.

5.2 Saran

Dalam praktikum ini perlu ditingkatkan lagi dalam pemanfaatan waktunya

agar pelaksaan praktikum dapat terlaksana sesuai jadwal yang telah direncanakan

mulai ataupun selesainya praktikum. Untuk para praktikan diharapkan keseriusan

dan ketertiban dalam menjalankan setiap pengamatan agar tidak ada kesulitan

dalam pembuatan laporan dan pengolahan datanya.

23
DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT PENULIS

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai