Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

“Pengamatan Karakteristik Telur Aves”.

Disusun untuk memenuhi nilai praktikum


Mata Kuliah : Perkembangan Hewan
Dosen Pengampu : Ermelinda D. Meye ,S.Si,M.Si

OLEH

KELOMPOK 4
1. Elena Hendrieta Makena (2006050001)
2. Merliance Betseba Lawa Papu (2006050005)
3. Reny Dule Muhu (2006050012)
4. Marselina Rindik (2006050035)
5. Olga Frensia Tasi (2006050041)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum “Pengamatan Karakteristik
Telur Aves”.
Adapun laporan praktikum ini, disusun untuk memenuhi nilai praktikum mata kuliah
Perkembangan Hewan. Dalam penyusunan laporan ini, telah diusahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak terkhusus dari Ibu Ermelinda D. Meye ,S.Si,M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Hewan yang telah memberikan masukan dan
bimbingan, sehingga dapat memperlancar kami laporan praktikum ini. Untuk itu tidak lupa
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan laporan praktikum ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca sehingga kami dapat memperbaiki laporan ini. Semoga praktikum ini dapat diambil
manfaatnya serta memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Kupang, 14 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................2

1.3 Tujuan Praktikum.............................................................................................................2

1.4 Manfaat Praktikum...........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................................3

2.1 Ayam Kampung (Gallus domesticus) ..............................................................................3

2.2 Telur Ayam Kampung (Gallus domesticus) ....................................................................5

2.3 Ayam Broiler (Gallus domesticus) ..................................................................................7

2.4 Telur Ayam Broiler (Gallus domesticus) .........................................................................8

2.5 Bebek (Anas platyrhynchos domesticus) .........................................................................10

2.6 Telur Bebek (Anas platyrhynchos domesticus)................................................................11

2.7 Puyuh (Coturnix coturnix) ...............................................................................................14

2.8 Telur Puyuh (Coturnix coturnix) .....................................................................................14

2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Telur ....................................................................17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................................18

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ........................................................................................18

3.2 Alat dan Bahan ................................................................................................................18

3.3 Prosedur Pelaksanaan.......................................................................................................18

ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................................20

4.1 Hasil .................................................................................................................................20

4.2 Pembahasan......................................................................................................................23

BAB V PENUTUP ................................................................................................................25

5.1 Kesimpulan ......................................................................................................................25

5.2 Saran ................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................26

LAMPIRAN ...........................................................................................................................28

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telur adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi karena mengandung
zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti protein dengan asam amino
yang lengkap, lemak, vitamin, mineral, serta memiliki daya cerna yang tinggi.
Telur unggas berbentuk agak bulat sampai lonjong dengan warna putih, coklat, biru atau berbintik-
bintik . Permukaan kulit telur agak kasar sampai halus. Tiap-tiap jenis telur mempunyai
karakteristik warna , ukuran dan berat tertentu.

Komponen pokok telur adalah putih telur (albumen), kuning telur ( yolk ), dan kulit telur (egg
shell ).
• Kulit telur (cangkang) biasanya didominasi oleh garam yaitu kalsium karbonat (CaCO3)
yang apabila dibakar akan menghasilkan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang berguna
untuk campuran rempeyek, menyirih, dan campuran buah dalam sirup. Telur
unggas biasanya halus, kuat dan berkapur. Pada kulit telur sebelah dalam terdapat dua
lapisan membran yang terpisah pada ujung telur yang tumpul dan membentuk kantung
udara . Kantung udara ini terbentuk segera setelah telur keluar dari induknya. Selama
pertumbuhan embrio, kantung udara dapat digunakan sebagai sumber oksigen.
• Putih telur (albumen) merupakan bagian terbesar dari komponen telur lainnya.
Albumen tidak dapat dikonsumsi dalam keadaan mentah karena mengandung protein
antigizi seperti avidin (protein yang dapat menurunkan ketersediaan biotin yang
merupakan salah satu golongan vitamin B kompleks) dan ovomusin (jenis protein yang
dapat menurunkan ketersediaan tripsin yang merupakan salah satu golongan asam amino
esensial). Walaupun di dalam putih telur mengandung lisosom yang dapat melarutkan
dinding sel bakteri namun resiko berbahaya yang mengancam tubuh jauh lebih besar
sehingga harus dihindari pengonsumsian putih telur dalam keadaan mentah. Putih telur
sebenarnya tersusun dari tiga lapisan, yaitu lapisan encer, lapisan kental, dan lapisan encer
dalam.
• Yolk (kuning telur) merupakan penyuplai kolesterol terbesar dari komponen telur
lainnya. Terbukti dari kandungan kolesterolnya yang paling tinggi yaitu 1602 mg jika
dibandingkan dengan putih telur yang tidak mengandung kolosterol (0 mg) ataupun
campuran putih dan kuning telur yaitu sebesar 548 mg. Kuning telur dibungkus oleh suatu
membran yang disebut membran vitelina atau membran kuning telur. Kuning telur tersusun
dari lapisan gelap (Kuning) dan lapisan terang (Putih) secara bergantian. Pada permukaan
kuning telur terdapat blastoderm (bintik tempat pertumbuhan awal embrio). Kuning telur
diikat oleh kalaza sehingga kedudukan kuning telur tetap stabil ditengah-tengah. Adanya
latebra menyebabkan blastoderm tetap di permukaan sebelah atas kuning telur.

1
Karakteristik telur ditentukan berdasarkan kondisi fisik (Keretakan, bentuk dan tekstur /
kekerasan,diameter,panjang,bentuk,warna,parameter telur,letak kuning telur ) , Serta isi telur
(diameter putih telur,diameter kuning telur,tenggelam/tidak tenggelam).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakterisrik dan struktur bagian dalam dan luar telur ayam kampung,ayam
broiler,bebek dan puyuh ?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui karakterisrik dan struktur bagian dalam dan luar telur ayam
kampung,ayam broiler,bebek dan puyuh.
1.4 Manfaat Praktikum
1. Sebagai media pembelajaran secara teknis tentang karakteristik telur dan kualitas telur.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Kampung

Ayam kampung (Gallus domesticus) adalah ayam lokal Indonesia yang merupakan keturunan
dari ayam hutan merah (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau (Gallus varius) (Iswanto 2008).
Ayam kampung memiliki taksonomi yang terdiri dari :
Filum : Chordata
SubFilum : Vertebrata
Class : Aves
SubClass : Neornithes
Ordo : Galiformes
Genus : Gallus
Spesies : Gallus domesticus
(Williamson dan Payne, 1993)
Ayam kampung memiliki ukuran tubuh yang kecil dibandingkan dengan ayam ras
(Sarwono, 1996). Ayam jantan memiliki jengger berwarna merah, tegak, lebih besar dan
bergerigi serta kaki yang lebih panjang dan kuat jika dibandingkan dengan ayam betina
(Cahyono, 1995). Rasyaf (2004) menyatakan bahwabentuk tubuh ayam kampung kompak
dengan susunan otot yang baik, bentuk jari kaki tidak begitu panjang, kuat dan ramping serta
kukunya tajam dan sangat kuat. Ayam kampung memiliki banyak keunggulan dibandingkan
dengan ayam lain yaitu lebih lincah, aktif bergerak dan dapat bertahan jika dipelihara secara
umbaran (Sarwono, 1996). Ayam kampung tahan terhadap pemeliharaan yang buruk, dapat
dipelihara dengan pakan yang mengandung nutrisi rendah serta tidak mudah stres (Murtidjo,
1985). Ayam kampung memiliki daya adaptasi yang tinggi dan dapat bertahan dalam segala

3
kondisi terutama saat perubahan iklim dan cuaca (Rasyaf, 2004).Resnawati dan Bintang
(2005) menyatakan bahwa ayam kampong tidak membutuhkan lahan yang luas, penyediaan
pakan mudah dan murah serta siklus produksi lebih singkat sehinggalebih cepat dirasakan
manfaat ekonominya. Kendala yang dimiliki ayam kampung adalah tingkat pertumbuhannya
yang relatif lambat serta produktivitasnya rendah (Pramudyati, 2009). Ayam kampung
dipelihara dengan beberapa pola pemeliharaan yaitu secara intensif atau dengan dikandangkan,
pemeliharaan secara semi intensif yang merupakan gabungan antara pemeliharaan secara
intensif dan ekstensif serta pemeliharaan secara ekstensif atau umbaran yang banyak dilakukan
oleh masyarakat umum di pedesaan (Agustina, 2013).Krista dan Hartanto (2010) menyatakan
bahwa pada pemeliharaan umbaran, pertumbuhan dan produktivitas ayam kampung sangat
rendah. Untuk mencapai bobot badan satu kilogram memerlukan waktu sekitar enam bulan,
sedangkan pada pemeliharaan secara intensif, bobot yang sama dapat diperoleh dalam waktu
sekitar dua bulan. Resnawati dan Bintang (2005) menyatakan bahwa kendala pemeliharaan
ayam kampung yaitu sistem pemeliharaan masih tradisional, produktivitas rendah, baik
produksi daging maupun produksi telur, variasi mutu genetik, tingkat kematian tinggi,
pemberian pakan belum sesuai dengan kebutuhan, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Produksi telur ayam kampung 30 – 80 butir per tahundengan bobot rata-rata 37,5 gram
(Resnawati dan Bintang, 2005). Krisna dan Hartanto (2010) menyatakan bahwa produktivitas
ayam kampung yang dipelihara secara umbaran 30 % atau 110 butir per ekor per tahun. Pada
pemeliharaan secara semi intensif atau intensif sekitar 65 % atau sekitar 235 butir per ekor per
tahun.
Perkembangbiakkan dan pertumbuhan ayam kampung juga sangat lambat dengan
kerangka tubuh yang kecil, sehingga pertumbuhan daging memerlukan waktu yang lebih lama
(Hardjosworo dan Rukmiasih, 2000).Fase pemeliharaan ayam kampung dibagi menjadi
beberapa bagian fase starter (umur 0-6 minggu), fase grower (6-12 minggu), fase developer
(umur 12-20 minggu) dan fase layer (umur 20-60 minggu) (Kartasudjana dan Suprijatna,
2010).Kebutuhan pakan ayam kampung berbeda pada setiap umurnya, pada umur 0-1 minggu
kebutuhan pakan sebesar 30 g/ekor/hari, pada umur 1-2 minggu sebesar 80 g/ekor/hari, umur
2-3 minggu sebesar 150 g/ekor/hari dan umur 3-4 minggu 170 g/ekor/hari.Kebutuhan energi
metabolis ayam kampung umur 2-8 minggu antara 2600 – 3100 kkal/kg dan protein pakan
antara 18-21,4 % (Scott et al., 1982).Imbangan energi dan protein pada pakan ayam kampung

4
fase pertumbuhan adalah 14 % dan 2600 kkal/kg, sedangkan ayam kampung periode bertelur
membutuhkan protein 17 % dan EM 3200 kkal/kg ransum (Resnawati dan Bintang, 2005).

2.2 Telur Ayam Kampung


A. Definisi Telur Ayam Kampung

Telur ayam kampung merupakan salah satu bahan makanan yang dihasilkan dari
ternak ayam kampung. Didalam telur ayam kampung terdapat kandungan telur yang terdiri
dari 13% protein, 12% lemak, serta vitamin dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada
bagian kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral
seperti besi, fosfor, sedikit kalsium. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60% dari
seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Kualitas telur
adalah istilah umum yang mengacu pada beberapa standar yang menentukan baik kualitas
eksternal maupun internal. Kualitas eksternal difokuskan pada kebersihan kulit, tektur,
bentuk dan warna telur. Kualitas internal mengacu pada putih telur (albumen), kebersihan
dan viskositas, ukuran kantung udara, bentuk kuning telur, dan kekuatann kuning telur,
penurunan kualitas interior dapat diketahui dengan penimbangan bobot telur,
peneropongan ruang udara (air cell), untuk diperiksa kondisi kuning telur (yolk), putih telur
(albumen), kekentalan putih telur, warna putih telur, posisi kuning telur, haung unit, dan
ada tidaknya noda bintik darah.
Pemeliharaan ayam kampung sebagian besar bersifat tradisional dan ayam
kampung sendiri produksinya masih rendah dibandingkan dengan dengan ayam ras. Akan
tetapi persaratan hidupnya lebih mudah, pakan yang dibutuhkan sangat mudah untuk
didipat, daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi dan produknya disukai masyarakat.
(Hartono. dkk, 2014).
Kriteria telur ayam buras yang umum adalah warna kerabang putih kekuningan atau
coklat terang, adapula yang berwarna coklat tua dan coklat muda, perbedaan warna ini
dipengaruhi oleh genetik dari masing-masing ayam, pemberi warna coklat pada kerabang
adalah cophorphyrin. Cophorphyrin ini terdapat juga terdapat pada kerabang putih, tetapi
pada saat telur ditelurkan pigmen tersebut segera rusak karena terkena cahaya sinar
matahari. (Nurwantoro dan Sri, 2009).
Berdasarkan bentuknya telur dibedakan menjadi 5 macam, yaitu Biconical, adalah
telur yang kedua ujungnya runcing seperti kerucut, Conical adalah telur yang salah satu
ujungnya runcing seperti kerucut, Elliptical, adalah telur yang mempunyai bentuk

5
menyerupai elips, Oval, adalah bentuk telur menyerupai oval, dan merupakan bentuk telur
yang paling baik, Spheherical, bentuk telur yang hampir bulat. Faktor yang mempengaruhi
bentuk telur antara lain genetika dan umur induk. Induk yang baru mulai bertelur bentuk
telur yang dihasilkan cenderung runcing, memanjang, sedangkan induk yang semakin tua
menghasilkan telur yang semakin bulat. (Nurwantoro dan Sri, 2009). (Wardiny, 2008)
menyatakan bahwa bentuk telur yang bulat oval, telur yang mempunyai indeks bentuk telur
75%, mempunyai daya tetas yang baik, sedangkan bentuk telur yang terlalu bulat dan
terlalu lonjong mempunyai daya tetas yang rendah. Bentuk telur juga dipengaruhi oleh
umur induk, dimana induk yang berumur muda cenderung menghasilkan telur yang kecil
dan berbentuk lonjong, sedangkan ayam yang berumur tua cenderung menghasilkan telur
yang berbentuk bulat.
B. Manfaat Telur Ayam Kampung
Adapun manfaat dari telur ayam kampung, yaitu :
• Membantu Menstabilkan Kolesterol
Kandungan omega-3 yang dimilikinya dapat membantu menurunkan kadar
trigliserida yang merupakan komponen kolesterol jahat di dalam tubuh manusia.
Meski memang terdapat pula kandungnya ini di dalam telur ayam kampung, namun
manfaat yang dibawa oleh kombinasi omega-3 dan berbagai nutrisi lain dinilai lebih
menguntungkan dan menyehatkan untuk urusan kolesterol.
• Menyehatkan untuk Mata
Telur jenis ini juga mengandung kaya antioksidan, berupa lutein dan zeaxanthin.
Antioksidan jenis ini sangat berguna untuk menjaga kesehatan bagian mata. Risiko
katarak dan penyakit degeneratif lain dapat ditekan, sehingga mata senantiasa sehat
hingga hari tua.
• Pencegahan Kanker
Bagian kuning telur ayam kampung mentah memiliki kandungan asam amino
triptofan, dan tripsin. Keduanya dapat membantu mencegah risiko terjadinya
kanker, sehingga menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dan bugar sepanjang waktu.
• Kaya Beta Karoten
Jelas kandungannya ini memiliki banyak sekali manfaat untuk tubuh karena akan
dikonversi oleh sistem pencernaan menjadi vitamin A. Mulai dari peningkatan daya
tahan tubuh, mengurangi risiko kanker, mencegah jerawat, menjaga asam
reproduksi, menjaga kesehatan tulang, hingga menjaga kesehatan mata.
• Pembentukan Massa Otot
Menjadi sumber protein yang baik, manfaat telur ayam kampung selanjutnya
adalah untuk meningkatkan massa otot. Manfaat ini juga datang dari adanya
kandungan asam amino esensial yang ada, sehingga baik untuk membantu program
diet dan pembentukan bentuk tubuh.
• Mengurangi Risiko Penyakit Jantung
Karena dapat membantu mengubah struktur kolesterol jahat di dalam tubuh, maka
konsumsi telur ayam kampung juga membawa manfaat untuk mengurangi risiko
terkena penyakit jantung. Dengan rendahnya kadar kolesterol jahat di dalam tubuh,
risiko penyakit kronis ini dapat ditekan.

6
• Mengandung Vitamin D
Dengan kadar yang cukup tinggi, telur ayam kampung sangat baik menjadi salah
satu sumber vitamin D untuk asupan harian. Kandungannya bahkan diklaim hingga
3 kali lebih tinggi daripada telur ayam ras. Vitamin D bermanfaat untuk menjaga
kesehatan tulang, gigi, otak, dan saraf.

2.3 Ayam Broiler

Filum : Chordata
SubFilum : Vertebrata
Class : Aves
SubClass : Neornithes
Ordo : Galiformes
Genus : Gallus
Spesies : Gallus domesticus
(Williamson dan Payne, 1993)

Ayam ras adalah jenis ayam-ayam unggul impor yang telah dimuliabiakan untuk
tujuan produksi tertentu (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010). Ayam ras dapat dibagi
menjadi dua jenis yaitu ayam petelur dan ayam pedaging. Ayam petelur merupakan ayam
yang dipelihara untuk dimanfaatkan telurnya. Ayam pedaging merupakan jenis ayam yang
dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya. Ayam ras pedaging unggul disebut ayam
broiler. Ayam broiler dihasilkan melalui perkawinan silang, seleksi, dan rekayasa genetik
yang dilakukan pembibitnya. Ayam broiler dimanfaatkan dagingnya sebagai sumber
protein hewani. Karakteristik ayam tipe broiler bersifat tenang, bentuk tubuh besar,

7
pertumbuhan ayam cepat, bulu merapat ke tubuh ternak, kulit ayam putih, dan produksi
telur rendah (Suprijatna et al., 2008).

2.4 Telur Ayam Broiler


Telur ayam ras merupakan salah satu bahan makanan yang bernilai gizi tinggi
karena mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh manusia (Umar dkk,
2000). Telur ayam ras mengandung air sekitar 74%, protein 13%, lemak 12%, karbohidrat
1,0%, dan mineral 0,8% (Nova, 2014). Selain itu asam amino essensial yang dibutuhkan
manusia semua jenisnya terkandung di dalam telur ayam ras.Telur ayam ras tersusun atas
tiga bagian yaitu kulit telur, putih telur dan kuning telur. Bagian telur terdiri dari kuning
telur sebesar sekitar 30% - 32%, putih telur sekitar 58% - 60%, dan kulit telur sebesar 12%
(Nova, 2014).
Telur ayam ras sebagai salah satu produk ternak unggas memiliki protein yang
sangat berperan dalam tubuh manusia karena protein berfungsi sebagai zat pembangun
yaitu bahan pembentuk jaringan baru di dalam tubuh, zat pengatur yaitu mengatur berbagai
sistem di dalam tubuh, dan sebagai bahan bakar, protein akan dibakar ketika kebutuhan
energi tubuh tidak dapat dipenuhi oleh hidrat arang dan lemak (Hastang dkk., 2011).
Telur ayam ras yang warna kulitnya cokelat lebih mahal harganya dibandingkan
dengan telur yang berkulit putih. Hal ini disebabkan kulit telur yang berwarna cokelat lebih
tebal dan kuat sehingga tidak mudah pecah jika dipegang. Bobot rata-rata telur ayam ras
adalah 50-70 gram per butir (Astawan, 2004). Struktur anatomi telur ayam ras terdiri dari
3 komponen pokok yaitu putih telur, kuning telur, dan kerabang telur.

• Putih Telur
Putih telur atau albumin terdapat antara selaput telur dengan kuning telur, putih
telur terdiri dari putih telur encer dan putih telur kental. Fungsi putih telur adalah
sebagai tempat utama menyimpan makanan dan air dalam telur untuk digunakan

8
secara sempurna selama penetasan (Suprijatna, 2005) Bagian albumin terdiri dari 4
lapisan yang berbeda kekentalannya, yaitu lapisan encer luar (outer thin white),
lapisan encer dalam (firm/thick white), lapisan kental (inner thin white), dan lapisan
kental dalam (inner thick white/chalaziferous) (Winarno dan Koswara, 2003).
Perbedaan kekentalan ini disebabkan oleh perbedaan dalam kandungan airnya
(Winarno dan Koswara, 2003). Bagian albumin banyak mengandung air sehingga
selama penyimpanan bagian ini pula yang mudah rusak (Kurtini dkk., 2011).
Kerusakan ini terjadi dikarenakan keluarnya air dari jala-jala ovomusin yang
membentuk struktur putih telur.
• Kuning Telur
Kuning telur atau egg yolk merupakan bagian yang paling penting bagi isi telur, hal
ini dikarenakan pada kuning telur terdapat dan tumbuh embrio hewan, khususnya
pada bagian telur yang sudah dibuahi. Selain itu bagian kuning telur ini paling
banyak tersimpan zat gizi yang sangat menunjang perkembangan embrio (Hardini,
2000). Kuning telur berbatasan dengan putih telur dan dibungkus oleh suatu lapisan
tipis yang elastis yang disebut membran vitelin yang terbuat dari keratin dan musin
(Yuwanta, 2010). Kuning telur terletak di pusat telur dan berwarna kuning. Kuning
telur terdiri atas dua tipe emulsi lipoprotein yaitu kuning agak tua dan kuning cerah.
Warna kuning telur mulai dari kuning pucat sekali sampai orange tua kemerahan.
Hal ini disebabkan oleh pigmen dalam pakan ternak ayam, seperti betakarotein.
Persentase kuning telur sekitar 30-32% dari berat telur. Asam lemak yang banyak
terdapat pada kuning telur adalah linoleat, oleat dan stearat (Bell dan Weaver,
2002).

Kualitas telur ayam ras merupakan kumpulan ciri-ciri yang mempengaruhi selera
konsumen. Mutu dan kualitas telur ayam ras ditentukan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi setelah telur keluar dari tubuh induknya, yaitu faktor lingkungan (suhu),
umur telur dan faktor-faktor lain seperti keturunan (Pribadi dkk, 2015). .Kualitas eksterior
mencakup warna kerabang telur, bentuk dan tekstur, keutuhan dan kebersihan. Kualitas
interior meliputi keadaan putih telur dan kuning telur.
Telur yang normal setelah dikeluarkan mempunyai mutu yang baik. Dengan
pertambahan waktu simpan telur tersebut semakin menurun, karena terjadinya perubahan

9
sifat fisik telur yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat telur berada dan sifat
fisikokimia telur yang bersangkutan. Waktu penyimpanan yang semakin lama
menyebabkan pori-pori telur menjadi semakin besar yang mempengaruhi berbagai
peristiwa. Air, gas dan bakteri lebih mudah melewati kulit sehingga penguapan semakin
cepat. (Muchtadi dan Sugiono, 1992). Natamijaya (1986) menyatakan bahwa tidak semua
telur ayam ras yang dihasilkan berkualitas tinggi. Hal ini tergantung pada beberapa faktor
diantaranya adalah kandungan zat makanan, penyakit, temperatur, genetik dan umur ayam.
Faktor lain yang mempengaruhi kualitas telur ayam ras adalah lama dan suhu simpan.
Kualitas fisik telur juga ditentukan oleh kuning telur, warna kuning telur tersebut
disebabkan karena adanya kandungan xantofil pakan diserap dan disimpan dalam kuning
telur. Kualitas telur secara keseluruhan ditentukan oleh kualitas isi dan kulit telur. Oleh
karena itu, penentuan kualitas telur dilakukan pada kedua bagian telur tersebut. Kualitas
telur sebelumnya keluar dari organ reproduksi ayam dipengaruhi faktor: kels, strain,
family, dan individu; pakan, penyakit, umur, dan suhu lingkungan. Kualitas telur sesudah
keluar dari organ reproduksi dipengaruhi oleh penanganan telur dan penyimpanan (lama,
suhu, dan bau penyimpanan) (Widiyanto, 2003). Kualitas isi telur dapat dikategorikan baik
jika tidak terdapat bercak darah atau bercak lainnya, belum pernah dierami yang ditandai
dengan tidak adanya bercak calon embrio, kondisi putih telurnya masih kental dan tebal,
serta kuning telurnya tidak pucat (Sudaryani, 2003). Telur segar memiliki ruang udara (air
cell) yang lebih kecil dibandingkan telur yang sudah lama (Sudaryani, 2003).

2.5 Bebek

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:Animalia

10
Filum: Chordata

Kelas: Aves

Ordo: Anseriformes

Famili: Anatidae

Genus: Anas / Cairina

Spesies:Anas platyrhynchos

2.6. Telur Bebek

Telur bebek merupakan salah satu sumber protein hewani yang mudah dicerna dan
bergizi tinggi. Telur bebek terdiri dari protein 13%, lemak 12%, serta vitamin dan mineral.
Berdasarkan sifat kimia, khususnya nilai gizi telur sangat dianjurkan untuk dikonsumsi
anak-anak yang sedang dalam masa tumbuh-kembang, ibu hamil dan menyusui, serta usia
lanjut (Rasyaf, 2005).

Keunggulan telur bebek antara lain kaya akan mineral, vitamin B6, asam
pantotenat, vitamin A, vitamin E, dan vitamin B12. Pemanfaatan telur bebek sebagai bahan
pangan tidak hanya dikonsumsi langsung tetapi juga digunakan dalam berbagai produk
olahan, misalnya kue dan telur asin. Telur bebek sering dikonsumsi oleh masyarakat
sebagai bahan pagan karena telur bebek salah satu sumber protein hewani yang harganya
murah dan mudah didapatkan dipasar maupun dari peternak bebek (Aryanto, 2017). Telur
itik ada 2 jenis yaitu telur yang berwana biru dan telur berwarna putih.Masing-masing telur
ini dihasilkan oleh jenis bebek yang berbeda (Muchtadi dkk., 2010).Strukutur morfologi
dananatomi telur itik dimulai dari pembentukan kuning telur (yolk) didalam ovarium.
Kuning telur yang telah sempurna akan masuk ke lorong saluran telur.

11
Struktur telur menurut Romanoff (1963)

1. Kerabang Telur

Kerabang telur merupakan bagian terluar yang membungkus isi telur dan
berfungsimengurangi kerusakan fisik maupun biologis, serta dilengkapi dengan
pori-pori kerabangyang berguna untuk pertukaran gas dari dalam dan luar kerabang
telur (Sumarni danDjuarnani, 1995). Kerabang telur memiliki sifat keras, halus,
dilapisi kapur dan terikat kuat pada bagian luar dari lapisan membran kulit luar
(Winarno dan Koswara, 2002). Faktor yangmemengaruhi ketebalan kerabang telur
antara lain adalah kandungan Ca, semakin rendah kandungan Ca padakerabang
telur kualitas kerabang semakin menurun dan kerabang telur semakin tipis
(Kurtinidan Riyanti,2008).

2. Putih Telur

Putih telur merupakan bagian yang sangat diperhatikan karena sifat biokimianya
sehubungan dengan kualitas telur. Putih telur atau disebut juga albumen merupakan
sumber utama protein yang mengandung niasin dan riboflavin (USDA, 2007).
Warna jernih ataukekuningan pada putih telur disebabkan oleh pigmen ovoflavin
(Romanoff dan Romanoff,1963). Bagian putih telur terdiri atas 4 lapisan yang
berbeda kekentalannya, yaitu lapisanencer luar, lapisan encer dalam,lapisan kental
luar, dan lapisan kental dalam (Sarwono,1997).

3. Kuning Telur

Kuning telur merupakan emulsi lemak dalam air dan merupakan bagian yang lebih
kentaldari pada putih telur. Kuning telur terdiri atas 3 bagian, yaitu membran
vitelin, germinal disc,dan kuning telur (Kurtini, dkk., 2011).Membran vitelin
memiliki ketebalan 6--11 mm dan terdiri dari 4 lapis, yaitu plasmamembran, inner
layer, continous membrane, dan outer layer. o. Kuning telur memilikidiameter 25-
-150 µm dan kuning telur mengandung pigmen karotenoid yang dihasilkan

12
olehoxycarotenoids (Kurtini, dkk., 2011). Pigmen tersebut secara linier dipengaruhi
oleh tingkat pigmen di dalam makanan (Abbas,1989)

Menurut Paula Figoni (2008),telur memiliki beberapa komponen didalamnya,yaitu:

1. Putih telur (albumen telur) Putih telur terdiri sepenuhnya oleh protein & air.
Dibandingkan dengan telur kuning, telur putih memiliki rasa ( flavor ) & warna
yang sangat rendah.

2. Kuning telur (Yolk), Telur kuning sekitar setengahnya mengandung uap basah
(moisture) & setengahnya adalah kuning padat ( yolk solid ). Semakin bertambah
umurnya telur, kuning telur akan mengambil uap basah dari putih telur yang
mengakibatkan kuning telur semakinmenipis dan menjadi rata ketika telur
dipecahkan ke permukaan yang rata(berpengaruh kepada grade dari telur itu
sendiri).

3. Kulit telur (Shell ) ,Meskipun terlihat keras & benar – benar menutupi is i telur,
kulit telur itu sebenarnya berpori ( porous). Dengan kata lain, bau dapat menebus
kulit telur dan uap basah (moisture) & gas(terutama karbon dioksida) dapat keluar.

4. Rongga udara ( Air Cell )Telur memiliki dua selaput pelindung diantara kulit
telur dan putih telur. Sesudahtelur diletakkan, rongga udara terbentuk diantara
selaput telur. Semakin telur bertambah tua, kehilangan uap basah (moisture), &
menyusut maka rongga udaraakan semakin membesar yang mengakibatkan telur
yang sudah lama akan melayangapabila diletakkan ke dalam air.

5. Chalazae adalah tali dari putih telur yang mempertahankan kuningtelur agar tetap
ditengah – tengah telur

Penyimpanan telur selama 5-10 hari juga dapat menyebabkan penurunan berat telur
dantinggi putih telur, serta meningkatkan pH putih telur (Silversides dan Budgell, 2004).
Telur unggas yang berumur 1 hari mempunyai pH putih telur sekitar 7,6-7,9. Suhudan lama
penyimpanan dapat meningkatkan pH putih telur sampai maksimal 9,7 (Hintono,1997).
Bertambahnya umur simpan telur mengakibatkan tinggi lapisan kental putih telurmenjadi
turun. Hal ini terjadi karena perubahan struktur gelnya sehingga permukaan putihtelur
semakin meluas akibat pengenceran yang terjadi dalam putih telur karena perubahan pH
dari asam menjadi basa dan penguapan CO2 (Dini, 1996).
Kenaikan pH pada putih telur akibat hilangnya CO2 yang lebih lanjut
mengakibatkanserabut-serabut ovomucin berbentuk jala akan rusak dan pecah sehingga
bagian cair dari putih telur menjadi encer dan tinggi putih telur menjadi berkurang
(Hintono, 1997). Kuning telur mempunyai nilai pH 6,0 pada telur yang baru ditelurkan.
Selama penyimpanan pH kuning telur meningkat sampai nilai maksimal 6,4-6,9 tergantung
dari temperatur dan lama penyimpanan (Kurtini, dkk., 2011). Penurunan kualitas dari putih
telur yang disebabkan oleh penguapan CO2 dan H2O melalui pori-pori kerabang. Hal ini

13
akan memengaruhi tingkat kesegaran dari putih telur dan akan menurunkan nilai unit telur
dan derajat keasaman (Syarief dan Halid, 1992).
2.7 Puyuh

Puyuh (coturnix-coturnix) merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai


prospek yang cukup cerah. Selain memberi keuntungan dari daging yang merupakan
alternatif yang mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat,
disamping itu telur,bulu,dan kotorannya-pun dapat dimanfaatkan.Puyuh merupakan jenis
burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu.
Burung puyuh disebut juga Gemak
Akan tetapi pada waktu terdesak unggas ini sesekali dapat menunjukkan kemampuan
terbangnya, misalnya ketika ada musuh yang mendekat. Kecepatan terbangnya pun sangat
cepat, akan tetapi karena tidak terbiasa terbang maka jarak tempuhnya juga tidak terlalu jauh.

Khusus untuk spesies Coturnix japonica kemampuan terbangnya sedikit lebih baik,
sehingga jarak tempuhnya lebih jauh dibanding spesies puyuh yang lain. Biasanya burung
puyuh akan berjalan mencari makan di atas area terbuka. Jenis makanan burung ini cukup
bervariasi, mulai dari serangga hingga biji-bijian.

Fauna ini mempunyai kebiasaan yang cukup unik, yaitu sangat menjaga kebersihan
bulunya. Bahkan dalam sehari burung puyuh dapat membersihkan bulunya pada siang dan
malam hari. Tidak hanya itu, burung yang banyak diternakkan ini juga dikenal memiliki
ketahanan tubuh sangat baik dari gangguan penyakit.

2.8 Telur Puyuh

14
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Galliformes
Famili: Phasianidae
Telur puyuh merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki
kandungan gizi cukup tinggi. Telur puyuh kaya akan asam amino esensial yang baik untuk
tumbuh kembang balita (Anggraini dan Subakti, 2011)
Kandungan kolesterol yang tinggi pada telur puyuh adalah hal yang perlu
diperhitungkan karena telur puyuh merupakan bahan pangan sumber protein yang relatif
murah. Selain itu kandungan protein yang terdapat pada telur puyuh jumlahnya lebih besar
dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan telur ayam. Yang mana, protein tersebut
berperan penting dalam kehidupan manusia seperti halnya dalam pembangun jaringan sel,
pembentuk RNA dan DNA manusia, sebagai cadangan energi dan berkontribusi dalam
mendukung kecerdasan seseorang.

BAGIAN-BAGIAN TELUR PUYUH


1. Cangkang Telur berfungi sebagai pelindung utama telur. Bagian ini memiliki pori-
pori untuk keluar-masuknya udara.
2. Membran cangkang merupakan selaput tipis di dalam cangkang telur. Pada salah satu
ujung telur, selaput ini tidak menempel pada cangkang sehingga membentuk rongga
udara.
3. Rongga udara berfungsi sumber oksigen bagi embrio.
4. Keping germinal (zigot/sel embrio) merupakan calon individu baru.
5. Kuning telur (yolk) adalah cadangan makanan bagi embrio.
6. Putih telur (albumin) berfungsi sebagai pelindung embrio dari goncangan dan sebagai
cadangan makanan dan air.

15
7. Kalaza (tali kuning telur) berfungsi untuk menahan kuning telur agar tetap pada
tempatnya dan menjaga embrio agar tetap berada di bagian atas kuning telur.

Kualitas telur merupakan kumpulan faktor-faktor yang mempengaruhi


penilaian dan selera konsumen terhadap mutu telur. Kualitas telur dapat ditentukan
dengan melihat kualitas eksterior dan interior telur.Kualitas eksterior ditentukan oleh
warna, bentuk, tekstur, keutuhan, dan kebersihan kerabang telur.
Kualitas interior meliputi kekentalan putih telur, bentuk kuning telur,dan ada
tidaknya noda pada putih maupun kuning telur(USDA, 2000). Penurunan kualitas
bukan hanya disebabkan oleh faktor lamawaktu penyimpanan, tetapi juga disebabkan
oleh faktor penanganan dan kondisi lingkungan.

Kualitas Telur Puyuh ditentukan oleh:


1. Indeks Kuning Telur
Pengukuran indeks kuning telur secara tidak langsung mengukur kekuatan
membran dan bentuk kuning telur. Indeks kuning telur merupakan perbanding
anantara tinggi kuning telur dengan diameter yang diukur setelah dipisahkan dari
telurnya. Nilai indeks kuning telur menurut SNI 01-3926-2008 berkisar antara 0,458-
0,521 mm (BSN, 2008).

2. Haugh Unit(HU)
merupakan nilai yang mencerminkan keadaan albumen telur yang berguna untuk
menentukan kualitas telur. USDA (2000) menyatakan bahwa telur yang berkualitas
AA mempunyai nilai HU lebih dari 72, kualitas A 60-72, kualitas B 31-60,dan
kualitas C kurang dari 31. Semakin tinggi bagianputih telur kental, semakin
tingginilai HUdan semakin tinggi kualitas telur(Stadelman dan Cotterill, 1995).
3. Kuning telur
memiliki warna yang sangat bervariasi, mulai dari kuning pucat sampai
jingga.Konsumen pada umumnya lebih menyukai telur dengan warna
kuningyangberkisar antara kuning emas sampai oranye (skor warna kuning telur 9-
12).Warna kuning telur merupakan kriteria kualitas telur yang penting dalam
pemasaran.Pigmen yang berpengaruh terhadap warna kuning telur adalah pigmen
karoten (Yuwanta, 2004). Unggas yang mengkonsumsi pigmen karotenoid lebih
tinggi akan menghasilkan intensitas warna kuning telur yang lebih tinggi.

16
2.9 Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Telur
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas telur yaitu penyakit, suhu lingkungan
induk, pakan, suhu penyimpanan, dan lama penyimpanan (Pinsar, 2016). Kualitas telur
dapat berubah karena adanya perlakuan yang diberikan seperti pemanasan dan
penyimpanan (Tan dkk., 2012).

1. Penyakit
Beberapa jenis penyakit ayam, seperti ND (newcastle disease) dan infeksi bronkitis dapat
menimbulkan abnormalitas pada kulit telur. Bahkan penyakit tersebut juga menimbulkan
penurunan kualitas pada putih telur dan kuning telur

2. Suhu Lingkungan Induk


Suhu yang panas akan mengurangi kualitas putih telur dan mengurangi kekuatan maupun
ketebalan kulit telur. Hal ini disebabkan oleh penurunan nafsu makan pada ayam sehingga
zat-zat gizi yang diperlukan tidak mencukupi. Suhu yang diperkenankan maksimal
mencapai 29 0C (85 0F) (Sudaryani, 2003).
3. Pakan
Kualitas pakan juga akan mempengaruhi kualitas kuning telur serta putih telur. Bahan
pakan sebagai sumber energi yaitu jagung kuning, jagung putih dedak, bekatul dan ubi
kayu. Bahan pakan sebagai sumber protein yaitu bungkil kacang kedelai, bungkil kacang
tanah, bungkil kelapa. Bahan makanan sebagai sumber mineral yaitu tepung tulang, tepung
kerang, tepung ikan (Rasyaf, 1994).
4. Suhu Penyimpanan Telur
Suhu optimum penyimpanan telur antara 12-15 C dan kelembapan 70-80%. Di bawah atau
di atas suhu tersebut akan berpengaruh kurang baik terhadap kualitas telur. Penyimpana
telur dalam skala besar sebaiknya dilakukan di ruang yang berpendingin (ber-AC). Jika
tidak terdapat AC, dalam ruang penyimpanan dapat diletakkan ember berisi air yang
berfungsi untuk menjaga kelembapan ruang. Dengan cara ini penguapan cairan di dalam
telur dapat dikurangi (Sudaryani, 2003).
5. Lama Penyimpanan
Telur memiliki kelemahan yaitu mudah rusak selama penyimpanan yang disebabkan
adanya mikroba yang mengkontaminasi telur .Makin lama penyimpanan telur maka
makin menurunkan kualitastelur yangdiakibatkan keluarnya gas karbondioksida (CO2) pa
da telur.

17
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


• Praktikum di lakukan di Laboratorium Biologi Ruang Botani Program Studi Biologi,
Fakultas Sains & Teknik, Universitas Nusa Cendana, pada Rabu, 9 November 2022 pada
pukul 13.15-13.48 WITA.
3.2 Alat dan Bahan

• Alat
1. 8 buah cawan petri
2. 2 buah wadah
3. Sendok
4. Pinset
5. Alat tulis (buku,spidol,bolpoin,& penggaris)
6. Handphone
7. Kaca Arjoli
8. Sarung tangan
9. Masker medis
10. Tisu
• Bahan
1. 8 butir telur (telur ayam broiler,telur ayam kampung,telur bebek,telur puyuh)
2. Alkohol 70% 250 ml
3. Air 1 liter
4. NaCl 0,9% 10 mg
3.3 Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

18
2. Telur yang digunakan adalah 2 butir telur ayam broiler lama dan baru, 2 butir ayam
kampung lama dan baru, 2 butir telur bebek lama dan baru, 2 butir telur puyuh lama dan
baru.
3. Telur diamati kondisi luarnya.
4. Telur lalu dibersihkan menggunakan tisu yang telah diberikan alkohol 70%.
5. Masukan air dan NaCl ke dalam wadah yang sudah disiapkan.
6. Telur direndam ke dalam wadah yang sudah berisi larutan, rendam selama 5 menit.
7. Setelah direndam, keringkan telur menggunakan tisu.
8. Pecahkan telur menggunakan sendok, lalu dituangkan ke dalam cawan petri.
9. Amati bagian dalam telur yang sudah dipecahkan.
10. Ulangi langkah yang sama pada setiap telur.

19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil dari praktikum yang sudah dilakukan :

• Sifat fisik telur utuh


N Jenis Warna Kekerasa Diame Panja Bentu Parame Letak Kereta
o Telur Cangk n ter ng k ter kuning kan
ang (cm) (cm) telur telur
(candli
ng)
1 Ayam Putih Keras 3,87 4,4 Bulat Bersih Pinggir Tidak
Kampu cm cm lonjon Ada
ng g
Lama
2 Ayam Putih Keras 3,50 4,5 Bulat Bersih Pinggir Tidak
Kampu Kecok cm cm lonjon Ada
ng latan g
Baru Muda
3 Ayam Coklat Keras 4,5 cm 5 cm Bulan Bersih Pinggir Tidak
Broiler Agak g Ada
Lama Tua lonjon
g
4 Ayam Coklat Keras 4,00 5,2 Bulat Bersih Mesoleci Tidak
Broiler Agak cm cm lonjon thal Ada
Baru Tua g
5 Bebek Putih Keras 4,20 5,5 Lonjo Kotor Mesoleci Tidak
Lama cm cm ng thal Ada
6 Bebek Biru Keras 4,42 5,7 Lonjo Kotor Pinggir Tidak
Baru Kehija cm cm ng Ada
uan
7 Puyuh Belan Keras 2,50 2,7 Bulat Tidak Pinggir Tidak
Lama g cm cm lonjon Terliha Ada
Putih g t
&
Hitam
8 Puyuh Belan Keras 2,32 3 cm Lonjo Tidak Pinggir Tidak
Baru g cm ng Terliha Ada
Putih t
&
Hitam

20
• Pemeriksaan Isi Telur
N Jenis Tenggelam/ Diameter Putih Diameter Keadaan Kuning
O Telur Tidak Telur (cm) Kuning Telur Telur
Tenggelam (cm)
1 Ayam Tenggelam 8,5 cm 3,5 cm Kuning Pucat ,Sudah
Kampun Ada Selaput Darah
g Baru
2 Ayam Tenggelam Sudah jadi Sudah jadi Sudah Jadi Embrio
Kampun embrio embrio
g Lama
3 Ayam Tenggelam 8 cm 4,2 cm Kuning Pucat
Broiler
Baru
4 Ayam Tenggelam 8,4 cm 4,2 cm Kuning Pekat
Broiler
Lama
5 Bebek Tenggelam 8,5 cm 4,5 cm Kuning pucat, ada
Baru selaput
6 Bebek Tenggelam 8,5 cm 3,5 cm Kuning pucat
Lama
7 Puyuh Tenggelam 7,5 cm 3,5 cm Kuning pucat
Baru
8 Puyuh Tenggelam 7 cm 3,5 cm Kuning Pucat
Lama
*telur baru : telur yang baru saja dikeluarkan dalam kurun waktu 1-2 hari
*telur lama : telur yang sudah lama dalam kurun waktu 6-7 hari

NO Jenis Telur Keadaan Telur Keadaan Dalam


Ayam Ketika di Candling Telur
1 Telur Ayam
Kampung
Baru

21
2 Telur Ayam
Kampung
Lama

3 Telur Ayam
Broiler Baru

4 Telur Ayam
Broiler
Lama

5 Telur Bebek
Baru

22
6 Telur Bebek
Lama

7 Telur Puyuh
Baru

8 Telur Puyuh
Lama

4.2 Pembahasan
Setelah melakukan praktikum ini, didapatkan hasil pengamatan dari masing-masing telur
unggas. Telur unggas memiliki karakteristiknya masing-masing.
Perbedaan warna cangkang pada telur unggas disebabkan adanya penambahan
pigmen pada kerabang selama ada di uterus, yang memberikan warna kulit menjadi putih
, kecoklatan, kehijauan atau bintik-bintik hitam yang berkorelasi dengan pernyataan dari
Suprijatna et al. (2005) mengenai warna telur adalah warna kerabang telur tersebut. Pigmen
yang dihasilkan di uterus pada saat kerabang diproduksi bertanggung jawab pada warna
Ada dua pigmen utama yang paling berperan yaitu porphyrins yang berasal dari
hemoglobin yang responsif untuk menghasilkan warna kulit telur yang kecoklatan itu.

23
Kemudian sianin yang responsif untuk menghasilkan warna kulit telur biru atau hijau (pada
kulit telur unggas). Kedua pigmen ini berasal dari pigmen darah hemoglobin.
Semua jenis telur yang kami amati tenggelam yang berarti telur masih segar/bagus.
Telur segar akan tenggelam ke dasar air karena kuning telur, putih telur, dan gas yang ada
di dalam telur memiliki sel telur yang lebih rapat. Hal ini menyebabkan telur segar menjadi
lebih berat dari air, sehingga telur segar akan tenggelam.
Tekstur telur yang kami amati semuanya keras. Karena bagian luar telur terdapat
cangkang telur.Lapisan ini dapat bertekstur keras maupun lunak, tergantung jenis telurnya.
Cangkang telur unggas umumnya terbuat kalsium karbonat yang dapat larut dalam asam
dan melepaskan karbon dioksida.
Bentuk telur unggas berbeda-beda. Faktor yang mempengaruhi bentuk telur yaitu
contohnya faktor genetik, umur induk ketika bertelur serta sifat fisiologi didalam tubuh
induk. Berdasarkan jenis ternak unggas maka bentuk telur yang dihasilkan juga berbeda-
beda.
Kuning telur yang memiliki warna lebih gelap (seperti kuning mustard atau oranye
terang) biasanya mengandung lebih banyak omega-3 dan vitamin dibandingkan dengan
kuning telur dengan warna yang lebih terang. Perbedaan warna kuning telur ini sebenarnya
disebabkan oleh pola makan dan kesehatan ayam yang bertelur. Pada telur yang kami amati
ada beberapa telur yang sudah terdapat embrionya yaitu pada telur ayam kampung baru.
Candling merupakan kegiatan pemeriksaan embrio dalam telur yang akan ditetaskan
menggunakan bantuan cahaya. Peneropogan dilakukan untuk mengetahui keberadaan atau
perkembangan embrio yang terdapat dalam telur tetas (Kholis dan Sarwono 2013).

24
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah kami lakukan kami menarik sebuah kesimpulan, yakni :
1. Perbedaan karakteristik dari beberapa telur unggas diatas itu disebabkan oleh penyakit,
suhu lingkungan induk, pakan, suhu penyimpanan, dan lama penyimpanan.
5.2 Saran
Saran dari kelompok kami adalah sebaiknya praktikum dilakukan dengan ditemani atau
diarahkan oleh pembimbing praktikum agar menghindari kesalahan yang tidak disengaja
dalam praktikum, penulis juga menyarankan para pembaca mencari referensi lain agar dapat
menambah wawasan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Sudaryani, T. 1996. Kualitas Telur. Jakarta: Penebar Swadaya.


Suprijatna, E. et al. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tien R. Muchtadi dan Sugiyono. 1992, Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi
IPB. Bogor.
https://www.academia.edu/11417234/LAPORAN_PRAKTIKUM_KARAKTERISTIK_TELUR
(Diakses pada 14 November 2022)
https://www.scribd.com/doc/186318211/LAPORAN-PRAKTIKUM-TELUR
(Diakses pada 14 November 2022)
https://id.wikipedia.org/wiki/Bebek_ternak
(Diakses pada 14 November 2022)
https://id.wikipedia.org/wiki/Burung_puyuh
(Diakses pada 14 November 2022)
https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_kampung
(Diakses pada 14 November 2022)
https://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_broiler
(Diakses pada 14 November 2022)
https://www.ilmuternak.com/2015/03/faktor-yang-mempengaruhi-kualitas-
telur.html#:~:text=Suhu%20optimum%20penyimpanan%20telur%20antara,berpendingin%20(be
r%2DAC).
(Diakses pada 14 November 2022)
https://www.scribd.com/document/405168926/MAKALAH-BEBEK-TELUR-
docx://repository.teknokrat.ac.id/1828/2/14.%20BAB%20I.pdf
(Diakses pada 14 November 2022)
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK BIOLOGIS TELUR BEBEK (Anas ...
https://zenodo.org/record/3745665/files/Sumaryani.pdf
(Diakses pada 14 November 2022)
https://www.researchgate.net/publication/320565348_KUALITAS_TELUR_ITIK_ALABIO_A
NAS_PLATHYRYNCOS_BORNEO_YANG_DIBERI_RANSUM_KOMERSIL_DENGAN_T
AMBAHAN_KROMIUM_ORGANIK

26
(Diakses pada 14 November 2022)
https://www.scribd.com/document/430743134/Makalah-Bebek-Petelur
(Diakses pada 14 November 2022)
http://repository.um-surabaya.ac.id/3315/3/Bab_2.pdf
(Diakses pada 14 November 2022)
https://www.academia.edu/31643471/Makalah_Tentang_Ayam_Broiler
(Diakses pada 14 November 2022)
https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/D11A/2014/D.111.14.0019/D.111.14.0019-05-BAB-II-
20190306120526.pdf
(Diakses pada 14 November 2022)
https://eprints.umm.ac.id/36840/3/jiptummpp-gdl-azizahnurl-51531-3-babii.pdf
(Diakses pada 14 November 2022)
http://eprints.undip.ac.id/56145/3/BAB_II.pdf
(Diakses pada 14 November 2022)
http://pengetahuanbahanpanganb.blogspot.com/2017/04/telur-puyuh.html?m=1
(Diakses pada 14 November 2022)

27
LAMPIRAN

Dokumentasi saat menyiapkan alat dan bahan

Dokumentasi proses pengukuran diameter (cm) dan panjang (cm) serta proses candling
pada telur

Dokumentasi saat pemecahan telur lalu diamati bagian dalamnya.

Keterangan :

Gambar 1: bagian bawah telur bebek baru,


bagian atas telur bebek lama.

Gambar 2: bagian bawah telur ayam


kampung baru, bagian atas telur ayam
kampung lama.

Gambar 3: bagian bawah telur ayam broiler


baru, bagian atas telur ayam broiler lama.

Gambar 4: bagian bawah telur puyuh


2 3 4 baru,bagian bawah telur puyuh lama.
1

28

Anda mungkin juga menyukai