2: 27 - 37
Abstract
27
Budidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: 27 - 37
28
Budidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: 27 - 37
29
Budidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: 27 - 37
30
Budidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: 27 - 37
31
Budidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: 27 - 37
32
Budidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: 27 - 37
Gambar 06. Grafik pertambahan berat Gambar 08. Grafik laju pertumbuhan
rumput laut uji pada siklus tanam II. harian rumput laut uji pada siklus tanam
II
Hasil pengamatan pertumbuhan
pada siklus II yaitu pada bulan Agustus Dari hasil penelitian selama dua
sampai dengan Oktober menunjukkan siklus musim tanam, pertumbuhan
hasil yang berbeda pada rumput laut uji rumput laut uji mengalami pertumbuhan
pada masing-masing rakit. Hal ini jelas yang sangat baik pada siklus tanam I
terlihat pada Gambar 06, pada 15 hari yaitu pada bulan Juli sampai dengan
pertama rumput uji mengalami Agustus dengan pertumbuhan harian
pertumbuhan cenderung sama pada diatas 5 %. Anggadiredja dkk (2006)
setiap rakit hingga pada hari ke 30. menyatakan bahwa pertumbuhan
Sedangkan pada pengamatan akhir (hari Eucheuma dapat dikatakan baik apabila
ke 45) pada rakit 2, 3, dan 4 mengalami laju pertumbuhan hariannya tidak kurang
pertumbuhan negatif. Hal ini terjadi dari 3 %. Pada siklus musim tanam kedua
karena tidak ada lagi rumput laut yang sebenarnya pada minggu awal
tersisa akibat serangan penyakit “ice- pertumbuhannya sangat baik, namun
ice”. Lebih jelas lagi terlihat pada terjadi penurunan pertumbuhan bahkan
perhitungan pertumbuhan mutlak dan kegagalan karena diserang penyakit “ice-
laju pertumbuhan harian, pada rakit 1 ice”.
dan 5 masih mengalami pertumbuhan
yang cukup baik walaupun sudah 2. Kualitas Air.
terindikasi mulai ada serangan penyakit Pengukuran terhadap parameter
ice-ice. kualitas air dilakukan pada saat
penimbangan rumput laut uji. Hasil
pengamatan disajikan dalam bentuk tabel
di bawah ini.
Arus merupakan gerakan mengalir
suatu masa air yang dapat disebabkan
oleh tiupan angin, atau karena perbedaan
densitas air laut atau dapat pula
disebabkan oleh gerakan bergelombang
panjang yaitu antara lain arus yang
disebabkan oleh pasang surut (Nontji,
Gambar 07. Grafik pertambahan berat
1987). Pengukuran arus pada lokasi
rumput laut uji pada siklus tanam II
penelitian menunjukkan angka kisaran 0
– 2 m/detik dengan arah arus berubah-
ubah. Besarnya kecepatan arus yang baik
33
Budidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: 27 - 37
34
Budidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: 27 - 37
pembatas bagi tumbuhan dan alga akuatik Chaetomorpha crassa. Jenis ini
serta sangat mempengaruhi produktifitas walaupun hanya jumlah sedikit hampir
perairan. Berdasarkan kadar fosfor total, selalu ada pada saat pengamatan. Jenis-
perairan diklasifikasikan menjadi tiga, jenis epifit lainnya yang teramati selama
yaitu: perairan dengan tingkat kesuburan penelitian adalah: Hypnea sp. Padina
rendah, yang memiliki kadar fosfat total santae, Dictyota dicotoma, dan
berkisar antara 0 – 0,2 mg/liter; perairan Achantophora spicifera. Karena jumlah
dengan tingkat kesuburan sedang, yang yang teramati sedikit maka dapat
memiliki kadar fosfat total 0,021 – 0,05 disimpulkan pada siklus tanam I dan II
mg/liter; dan perairan dengan tingkat pada bulan Juli sampai dengan Oktober
kesuburan tinggi, yang memiliki kadar tidak mempengaruhi peartumbuhan
fosfat total 0,051 – 0,1 mg/liter (Effendi, rumput laut uji.
2003). Perairan pulau Nain termasuk ke
dalam perairan dengan tingkat kesuburan KESIMPULAN DAN SARAN
tinggi. 1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian pola tanam
3. Hama, Penyakit dan Epifit rumput laut Kappaphycus alvarezii di
Pengamataan terhadap serangan Pulau Nain Kabupaten Minahasa Utara
hama, penyakit dan epifit (tumbuhan dapat di tarik beberapa kesimpulan yaitu:
penempel) dilakukan pada saat • Pertumbuhan K. Alvarezii yang
penimbangan rumput laut kedua dan baik terjadi pada musim tanam I
seterusnya. Hasil penelitian yaitu pada pertengan Juli sampai
menunjukkan bahwa pemeliharaan akhir Agustus.
rumput laut selama dua siklus tanam • Musim penyakit “ice-ice” terjadi
tidak ada serangan hama, sedangkan pada bulan Oktober
serangan penyakit ‘ice-ice’ terjadi pada • Tumbuhan penempel yang
siklus tanam kedua yang mengakibatkan teridentifikasi adalah: Hypnea sp.
tiga rakit dari total 5 rakit mengalami Padina santae, Dictyota
kegagalan panen, yaitu pada rakit 2, 3, dicotoma, dan Achantophora
dan 4. Pada rakit 5 baru sebagian spicifera.
rumpun terserang penyakit ini. • Kondisi biofisik dan kualitas air
Tumbuhan penempel bersifat di Pulau Nain umumnya sangat
kompetitor dalam menyerap nutrisi dan menunjang pertumbuhan K.
dapat menjadi pengganggu karena Alvarezii.
menutupi permukaan rumput laut yang
kemudian menghalangi proses 1. Saran
penyerapan sinar matahari untuk Untuk pengembangan usaha
fotosistesis. Dampak dari serangan epifit budidaya rumput laut di Pulau Nain,
akan berpengaruh pada kompetisi pada bulan Juli sampai awal September
terhadap ruang, nutrien, gas-gas terlarut dapat ditanam rumput laut untuk tujuan
sehingga dapat menghambat produksi, sedangan memasuki bulan
pertumbuhan, dan akhirnya kehilangan Oktober adalah masa istirahat produksi
sebagian atau total biomassa (Hurtado et rumput laut untuk menghindari gagal
al, (2005). panen.
Serangan epifit selama penelitian
didominasi oleh jenis rumput laut
35
Budidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: 27 - 37
36
Budidaya Perairan Mei 2014 Vol. 2 No. 2: 27 - 37
Lobban ChS, PJ Harrison. 1994. Seaweed Simbala CMS. 1991, Pengaruh Asal Bibit
Ecology and Physiology. Canbridge Terhadap Laju Pertumbuhan dan
University Press Mairh, OPU, Soe- Kandungan Karaginan Euchema
Htun and M Ohn, 1986. Culture of E. spinosum yang Dikultur pada Rakit
striatum (Rhodophyta, Solieriance) In Apung. Skripsi, Fakultas Perikanan
Sub Tropical Water of Shikoku. Japan. UNSRAT Manado.
Bot. Mar, 29: 185-191. Sze,P. 1993. A Biology of the Alga
Mairh OPU, Soe-Htun, Ohn M. 1986. (Second Edition). W.M.C Brown
Culture of Eucheuma striatum Communicati-ons, Inc.
(Rhodophyta, Solieriance) in sub Sumich J. 1992. An Introduction to the
tropical water of Shikoku. Japan. Biology of Marine Life. WMC Brolon
Botany Marine, 29: 185-191. Publiser USA.
Pandelaki LV. 2011. Analisis potensi Sunaryat. 2004. Pemilihan Lokasi &
pengembangan budidaya rumput laut Budidaya Rumput Laut. Makalah
di Pulau Nain Kecamatan Wori Pelatihan INBUDKAD Budidaya
Kabupaten Minahasa Utara. [Tesis]. Kerapu di BBL Lampung.
Manado: Program Pasca Sarjana,
Universitas Sam Ratulangi. Tjaronge M, PR Pong-Masak. 2006.
Performansi Biologis Rumput Laut K.
Parenrengi A, M Madeali, N Rangka. alvarezii pada Lingkungan Perairan
2007. Penyediaan benih dalam Berbeda. Pusat Riset Perikanan Budi
menunjang pengembangan budidaya Daya. hal. 121-127.
rumput laut. Workshop Rumput Laut.
Makassar.. Winarno FG. 1990. Teknologi
Pengolahan Rumput Laut. Pustaka
Penniman CA, Mathieson AC, Penniman Sinar Harapan. Jakarta.
CE. 1986. Reproduktive phenology
and growth of Gracilaria tikvahiae
McLachlan (Gigartinales,
Rhodophyta) in the Great Bay Estuary,
New Hamsphire. Botany Marine. 29:
147-154.
37