Kelompok 1
Arifta Septina Divandi (L1B020055)
Herlina Arfiana (L1B020077)
Muhammad Farhan (L1B020065)
Sarifatul Coiriyah (L1B020039)
Yustika Eka Fauziah B. (L1B020001)
Review Jurnal 1
Judul Studi penentuan lokasi budidaya
kerapu menggunakan keramba
jaring apung perairan timur
simeulue
Jurnal Jurnal perikanan
Volume dan Halaman 4(1) Halaman 40-48
Penulis Syahrul Purnawan, Muhammad
Zaki, T.M. Asnawi, dan Ichsan
Setiawan
Reviewer Arifta Septina Divandini
(L1B020055)
Tanggal 14 Maret 2021
Pendahuluan
Wilayah perairan simeulue sangat potensial utntuk dikembangkan
kegiatan budaya laut, salah satu kegiatan budidaya laut yang populer
duntuk dikembangkan adalah penggunaan keramba jaring apung
(KJA). Pemilihan lokasi KJA yang tepat merupakan hal yang sangat
menentukan, mengingat kegagalan dalam pemilihan lokasi akan
berakibat resiko yang permanen dalam kegiatan produksi.
Metode
Metode yang dilakukan untuk penelitian ini yaitu survei lapangan
pada daerah yang akan dijadikan lokasi penempatan KJA, dilanjutkan
dengan pengumpulan data lapangan. Dan di dukung dengan Analisa
kesesuaian, studi ini melakukan pengukuran, kajian dan telaah dari
sejumlah parameter biofisik yang terkait erat dengan keberlangsungan
usaha KJA.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan kondisi hidro-oseanografi kedalaman perairan pada
ketiga lokasi menunjukan nilai yang lebih besar dari 7 meter, dan tipe
substrat pasir, kecuali pulau bengkalak berupa pasir berlumpur.
Kondisi dasar laut menjadi hal yang penting untuk diamati sebelum
meletakkan KJA pada suatu daerah. Dasar perairan tempat KJA
sebaiknya memiliki topografi yang landai dan kedalaman dasar laut
juga harus lebih dalam dari 5 meter. Kecepatan arus yang sesuai juga
dapat mengurangi polutan yang dihasilkan dan untuk memastikan
limbah yang dihasilkan terbawa dari lokasi budidaya. Nilai salinitas,
suhu yang terukur juga menunjukan kesesuaian dengan syarat yang
dibutuhkan untuk pengembangan kegiatan budidaya laut.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian pada Kuta Batu (Simeulue Timur),
Sambai (Teluk Dalam), dan Pulau Bengkalak (Teupah Selatan) dapat
diketahui bahwa kesesuaian analisis matriks menunjukan stasiun Kuta
Batu dan Sambai berada dalam kategori sangat layak, sementara pulau
bengkalak berada dalam kategori layak.
Review Jurnal 2
Judul Budidaya Ikan Nila Pada Kolam
Tanah
Jurnal Maspul Journal of Community
Empowerment
Volume dan Halaman 1 (2): 24-33
Penulis Hasan, Nurul Afifa, Iksan
Maulana, Sri Wahyuni, Novita,
Dian Anugrah, Fitri, Hafza,
Naharia, Yusran Sahodding,
Ahmad Rifai, Hartono, Aminullah,
Elihami
Reviewer Herlina Arfiana (L1B020077)
Tanggal 14 Maret 2021
Pendahuluan
Dalam usaha budidaya ikan nila telah menerapkan fungsi
perencanaan meskipun masih sederhana. Baik dari persiapan teknis,
peralatan, tenaga kerja, biaya, waktu pelaksanaan dan sebagainya
meskipun tidak dibuat secara terstruktur. Di dalam usaha ini sudah
dilakukan pembukuan meskipun masih sangat sederhana. Penentuan
target waktu produksi budidaya ikan nila adalah 6 bulan.
Metode
Kegiatan ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif
adalah suatu metode yang bertujuan memberikan gambaran secara
umum, sistematis, faktual dan aktual. Metode deskriptif ini ada dua
yaitu metode deskriptif kualitatif dan metode kuantitatif.
Hasil dan Pembahasan
Hal–hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya ini adalah aspek
teknis. Lokasi usaha budidaya ikan nila dari penyediaan sarana
produksi cukup dekat, sedangkan tenaga kerja diambil dari anggota
keluarga, namun untuk tenaga kerja tidak tetap di ambil dari
masyarakat sekitar. Lokasi usaha juga dekat dengan sumber air baik
sungai maupun sumur bor. Pemanenan ikan dilakukan dengan
memperhatikan umur ikan, bobot ikan saat tebar, bobot ikan saat
panen, dan waktu pemanenan. Pada pembesaran ikan nila ini, ukuran
tebarnya adalah 150 gr/ekor dengan umur budidaya selama 6 bulan
didapatkan berat saat panen 600gr/ekor. Waktu panen yang baik
adalah pada pagi hari atau sore hari karena keadaan suhu rendah yang
dapat menurunkan aktivitas metabolisme tubuh dan gerak ikan.
Kesimpulan
Usaha pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di
Kabupaten Enrekang mempunyai prospek yang cukup baik
dikembangkan, karena permintaan pasar yang cenderung sangat
meningkat dan rasanya yang gurih serta ditunjang pula harganya yang
relatif mahal dibandingkan dengan ikan hasil budidaya air tawar
lainnya di sekitar Enrekang. Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis
Niloticus) di kolam merupakan salah satu cara budidaya ikan yang
mudah dikembangkan di Kabupaten Kapuas karena wilayahnya yang
banyak air dan sungai serta pola budidaya ikan yang mulai digandrungi
masyarakat. Juga sebagai alternatif sumber pendapatan dan
pemenuhan gizi keluarga.
Review Jurnal 3
Judul Identifikasi Lokasi Perairan Untuk
Pengembangan Budidaya Laut di
Kabupaten Lombok Utara
Jurnal Hemyscyllium
Volume dan Halaman 1(1) : 1-9
Penulis Fadli Umaternate , M. Irfan dan
Gamal M. Samadan