Anda di halaman 1dari 12

BAB 5

ALLAH ROH KUDUS

Allah Roh yang kekal aktif bersama Bapa dan Anak dalam Penciptaan,
penjelmaan dan penebusan. Ia mengilhami para penulis Kitab Suci. Ia
mengisi hidup Kristus dengan kuasa. Ia menarik pada-Nya serta
menyadarkan umat manusia; dan barangsiapa yang menyambut-Nya akan
dibarui dan diubah menjadi serupa dengan gambar Allah. Diutus oleh Bapa
dan Anak supaya Ia senantiasa dengan anak-anak-Nya, Ia menyodorkan
karunia rohani kepada jemaat, memberinya kuasa untuk menjadi saksi bagi
Kristus, dan selaras dengan Kitab Suci yang menuntun kepada semua
kebenaran.--Fundamental Beliefs, 5

Walaupun penyaliban telah membingungkan, menimbulkan kesedihan yang mendalam, dan


menggentarkan pengikut-pengikut Yesus, maka kebangkitan mendatangkan fajar kepada
hidup mereka. Apabila Kristus menghancurkan belenggu maut, kerajaan Allah terbit di
dalam hati mereka.
Kini bara api yang tidak diragukan lagi berkobar-kobar dalam jiwa mereka.
Perbedaan-perbedaan pendapat yang beberapa minggu sebelumnya terjadi di antara
mereka yakni, perbedaan pendapat yang sangat tajam dan menjadi benteng pemisah di
antara sesama murid menjadi luluh. Mereka saling mengaku dosa dan membuka diri
mereka untuk menerima Yesus dengan segenap hati, raja mereka yang telah naik ke
surga. Rasa persatuan semakin bertumbuh di kalangan murid-murid yang tadinya
tercerai-berai, berkat adanya doa dari hari ke hari. Satu hari yang tidak dapat di-lupakan
ialah ketika mereka memuji-muji Tuhan terdengarlah suara gemuruh bagaikan badai yang
menghentakkan mereka. Bara api yang berkobar dalam hati mereka kini semakin nyata,
lidah-lidah api hinggap di atas kepala mereka masing-masing. Bagaikan nyala api yang
mengamuk, Roh Kudus hinggap di atas mereka.
Dengan hati yang dipenuhi Roh Kudus, mereka tidak dapat menahan kasih mereka
yang baru dan kegembiraan yang penuh semangat dalam Yesus. Kobaran nyala api
kegembiraan ini mereka nyatakan kepada orang banyak dengan penuh semangat, mereka
mulai mengumumkan kabar baik tentang keselamatan. Karena gemuruh suara itu,
orang-orang yang ada di sekitar tempat itu, juga para pendatang yang berasal dari
pelbagai bangsa yang kebetulan lewat, mengerumuni tempat berbakti itu. Dengan rasa
kagum dan agak keheran-heranan mereka mendengarkan--dalam bahasa mereka
masing-masing--kesaksian-kesaksian yang luar biasa tentang pekerjaan Tuhan yang
Mahakuasa diucapkan orang-orang

Galilea yang berpendidikan sangat sederhana itu.

"Saya tidak mengerti," kata orang yang memperhatikannya, "Apa artinya semua ini?"
Orang-orang lain lewat sambil menggerutu, "Ah, mereka itu sedang mabuk." "Bukan,"
kata Petrus, "orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka karena hari baru
pukul sembilan. Apa yang telah kamu lihat dan dengar berlangsung di tempat ini hanyalah
karena Yesus yang telah dibangkitkan itu dan kini ditinggikan serta duduk di sebelah
kanan Allah yang telah memberikan ke-pada kami karunia Roh Kudus" (Kis 2).

SIAPAKAH ROH KUDUS ITU?

Alkitab menyatakan bahwa Roh Kudus itu satu pribadi, bukan sebuah kekuatan yang
tidak mempunyai pribadi. Perkataan yang mengatakan "Karena berkenan kepada Roh
Kudus dan kepada kami" (Kis 15:28), Terjemahan Lama) menunjukkan bahwa umat
percaya yang mula-mula itu menganggap Roh Kudus sebagai satu pribadi. Kristus juga
berbicara mengenai Dia sebagai satu pribadi yang jelas. "Ia akan memuliakan Aku,"
kata-Nya, "sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku"
(Yoh 16:14). Kitab Suci menunjuk kepada Allah Tritunggal, menyatakan Roh Kudus
sebagai satu pribadi (Mat 28:19; 2 Kor 13:14).
Roh Kudus memiliki kepribadian. Ia berbantah-bantah (Kej 6:3, Terjemahan Lama),
mengajar (Luk 12:12), menyadarkan (Yoh 16:8), menangani masalah-masalah gereja (Kis
13:2), menolong dan mengantarai (Rm 8:26), mengilhami (2 Ptr 1:21), dan menguduskan
(1 Ptr 1:2). Kegiatan ini tidak dapat diselenggarakan oleh kuasa saja, pengaruh atau
kebijaksanaan Allah. Hanya satu pribadilah yang dapat melakukannya.

ROH KUDUS ADALAH ALLAH

Kitab Suci menganggap Roh Kudus sebagai Allah. Petrus mengatakan ke-pada
Ananias bahwa, berdusta kepada Roh Kudus, Ia tidak dapat dibohongi sebab "bukan
mendustai manusia tetapi mendustai Allah" (Kis 5:3, 4). Yesus menyatakan bahwa dosa
yang tidak dapat diampuni ialah "hujat terhadap Roh Kudus," dan mengatakan "Apabila
seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia
menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan
datang pun tidak" (Mat 12:31, 32). Ini benar hanya apabila Roh Kudus itulah Allah.
Kitab Suci menghubungkan sifat-sifat Ilahi kepada Roh Kudus. Ia hidup. Paulus
menyatakan Dia sebagai "Roh, yang memberi hidup" (Rm 8:2). Ia kebenaran itu. Kristus
menyebut-Nya "Roh Kebenaran" (Yoh 16:13). Ungkapan "kasih Roh" (Rm 15:30) dan
"Roh Kudus Allah" (Ef 4:30) menunjukkan bahwa kasih dan kekudusan adalah bagian
sifat-Nya.
Roh Kudus Mahakuasa. Ia mengaruniakan karunia roh "kepada tiap-tiap orang secara
khusus, seperti yang dikehendaki-Nya (1 Kor 12:11). Ia mahahadir. Ia akan "menyertai"
umat-Nya "selama-lamanya" (Yoh 14:16). Tidak seorang pun yang dapat melepaskan diri
dari pengaruh-Nya (Mzm 139:7-10). Ia juga mahatahu, karena "Roh menyelidiki segala
sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah" dan "siapa gerangan di
antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain Roh Allah" (1
Korintus 2:10, 11).
Pekerjaan Allah juga ada hubungannya dengan Roh Kudus. Penciptaan dan
kebangkitan melibatkan-Nya. Ayub berkata, "Roh Allah telah membuat aku, dan napas
Yang Mahakuasa membuat aku hidup" (Ayb 33:4). Penulis Mazmur berkata, "Apabila
Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta" (Mzm 104:30). Paulus menyatakan, "Maka Ia,
yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga
tubuhmu fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu" (Rm 8:11).
Hanya Allah yang mempunyai pribadi dan hadir di mana-mana, bukan pengaruh
dari sesuatu yang tanpa pribadi, pun wujud yang diciptakan, yang dapat mengadakan
mukjizat yang membawa Kristus yang Ilahi kepada seorang individu, Maria. Pada hari
Pentakosta itu, Roh membuat Allah-manusia, Yesus, hadir secara universal kepada semua
orang yang mau menerima-Nya.
Roh Kudus dianggap setara dengan Allah Bapa dan Allah Anak dalam baptisan (Mat
28:19), dalam doa penutup yang bersifat memberkati (2 Kor 13:14), dan karunia -karunia
rohani (1 Kor 12:4-6).

ROH KUDUS DAN KEALLAHAN

Sejak abad kekekalan Allah Roh Kudus itu hidup dalam Keallahan sebagai anggota
yang ketiga. Bapa, Anak dan Roh ada dengan sendirinya, setara. Walaupun
masing-masing setara, ada pembagian tugas dalam Tritunggal itu (baca bab 2).
Kebenaran mengenai Allah Roh Kudus dapat dipahami dengan jelas dalam Yesus.
Apabila Roh turun kepada umat percaya, Ia datang sebagai "Roh Kristus"--Ia tidak
datang dengan kehendak-Nya sendiri, membawa kuasa-Nya. Kegiatan-Nya dalam sejarah
bertumpu pada misi keselamatan yang dibawa Kristus. Roh Kudus terlibat secara aktif
dalam peristiwa kelahiran Kristus (Luk 1:35), mengukuhkan tugas pelayanan-Nya kepada
orang banyak pada waktu pembaptisan-Nya (Mat 3:16, 17), dan membawa manfaat
korban pendamaian Kristus serta kebangkitan untuk manusia (Rm 8:11).
Di dalam Keallahan, Roh tampaknya melaksanakan tugas pelaksanaan. Ketika Allah
Bapa memberikan Anak-Nya ke-pada dunia ini (Yoh 3:16), Ia dikandung oleh Roh Kudus
(Mat 1:18-20). Roh Kudus datang untuk menyelesaikan rencana itu, mewujudkannya.
Keterlibatan yang erat Roh Kudus dalam penciptaan nyata dalam kehadiran-Nya pada
waktu Penciptaan (Kej 1:2). Asal-usul dan pemeliharaan hidup bergantung pada
pelaksanaan tugas-Nya; jika Ia meninggalkannya berarti maut. Alkitab berkata, jika Allah
"menarik kembali Roh-Nya, dan mengembalikan napas-Nya pada-Nya, maka binasalah
bersama-sama segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu" (Ayb 34:14, 15;
bandingkan 33:4). Kita dapat melihat refleksi pekerjaan kreatif yang dilakukan Roh dalam
tugas pengolahan kembali masing-masing orang yang terbuka bagi Allah. Allah
melaksanakan pekerjaan-Nya di dalam individu-individu melalui Roh Pencipta. Oleh karena
itu, di dalam penjelmaan, penciptaan dan penciptaan kembali, Roh muncul untuk
menuntaskan tujuan Allah.

ROH YANG DIJANJIKAN

Kita direncanakan menjadi tempat tinggal Roh Kudus (baca 1 Kor 3:16). Dosa Adam
dan Hawa yang memisahkan mereka baik dari Taman Eden dan juga sebagai tempat
tinggal Roh. Perpisahan itu berkelanjutan--bejatnya kejahatan sebelum datangnya Air bah
membuat Allah mengumumkan, "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam
manusia" (Kej 6:3).
Pada zaman Perjanjian Lama Roh melengkapi orang-orang tertentu untuk
melaksanakan tugas-tugas khusus (Bil 24:2; Hak 6:34; 1 Sam 10:6). Pada waktu Dia
"dalam" orang-orang (Kel 31:3; Yes 63:11). Tentu saja orang-orang yang benar-benar
percaya selalu merasakan kehadiran-Nya, bahkan nubuat meramalkan kecurahan Roh
"atas semua manusia" (Yl 2:28)--suatu saat bilamana pernyataan Roh yang lebih besar
dalam zaman baru.
Selama dunia ini masih di tangan perampas kekuasaan, kecurahan Roh itu masih
ditangguhkan. Sebelum Roh dapat mencurahkannya atas semua manusia, Kristus harus
melaksanakan tugas-Nya di dunia ini dan mengadakan tugas melalui korban pendamaian.
Menunjuk kepada pelayanan Kristus sebagai pelayanan Roh, Yohanes Pembaptis berkata,
"Aku membaptis kamu dengan air" tetapi Ia "akan membaptiskan kamu dengan Roh
Kudus" (Mat 3:11). Akan tetapi Injil tidak memperlihatkan Yesus Kristus membaptis
dengan Roh Kudus. Beberapa jam menjelang kematian-Nya, Yesus berjanji kepada
murid-murid-Nya, "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu
seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh
Kebenaran" (Yoh 14:16, 17). Adakah janji pembaptisan Roh itu diterima waktu
penyaliban? Tiada merpati yang muncul pada waktu hari Jumat penyaliban itu --hanya
kegelapan belaka serta kilatan cahaya.
Beberapa waktu kemudian setelah kebangkitan-Nya, Yesus mengembusi Roh Kudus
kepada murid-murid-Nya (Yoh 20:22). Ia berkata, "Dan Aku akan mengirim kepadamu
apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu
diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi" (Luk 24:49). Kuasa ini akan diterima
"kalau Roh Kudus turun ke atas kamu," untuk menjadikan umat percaya menjadi
saksi-saksi-Nya sampai akhir dunia (Kis 1:8).
Yohanes menulis, "Sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum di-muliakan"
(Yoh 7:39). Penerimaan Allah Bapa atas pengorbanan Kristus adalah syarat kecurahan
Roh Kudus. Abad baru mulai hanyalah apabila Tuhan kita yang telah menang itu duduk di
atas takhta surga. Hanya dengan demikianlah Ia dapat mengirimkan Roh Kudus secara
penuh. Dan setelah "Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus
yang dijanjikan itu," kata Petrus, "dicurahkan-Nya" Roh Kudus (Kis 2:33) ke atas
murid-murid-Nya yang dengan penuh harap berkumpul menyambut peristiwa ini, dan
"semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama" (Kis 1:5, 14). Pada hari
Pentakosta, lima puluh hari setelah penyaliban di Golgota, menyambut abad baru dengan
segala kuasa kehadiran Roh. "Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan
angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah
kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka
masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus" (Kis 2:2-4).
Tugas Yesus dan Roh Kudus sepenuhnya saling bergantung. Roh Kudus dapat
dicurahkan sepenuhnya hanyalah apabila tugas Yesus telah diselesaikan. Dan Yesus
dikandung Maria karena Roh Kudus (Mat 1:8-21), dibaptiskan oleh Roh Kudus (Mrk 1:9,
10), dibimbing oleh Roh (Luk 4:1), mengadakan mukjizat-Nya melalui Roh (Mat
12:24-32), mempersembahkan diri-Nya di Golgota melalui Roh (Ibr 9:14, 15) dan
kemudian dibangkitkan oleh roh (Rm 8:11).
Yesuslah orang yang pertama mengalami kepenuhan Roh Kudus. Kebenaran yang
sangat mengherankan itu, ialah bahwa Tuhan kita mau mencurahkan Roh-Nya kepada
semua orang yang sungguh-sungguh merindukan-Nya.

MISI ROH KUDUS

Petang sebelum kematian Kristus Ia mengucapkan kata perpisahan yang menyebabkan


murid-murid-Nya menjadi amat gelisah. Dengan segera Ia menjamin bahwa Roh Kudus
akan diterima mereka sebagai wakil-Nya secara pribadi. Mereka tidak akan ditinggalkan
sebagai yatim piatu (Yoh 14:18).

Asal-usul Misi itu. Perjanjian Baru menyatakan Roh Kudus dalam cara yang unik. Ia
disebut "Roh Yesus" (Kis 16:7), "Roh Anak-Nya" (Gal 4:6), "Roh Allah" (Rm 8:9),
"Roh Kristus" (1 Ptr 1:11), dan "Roh Yesus Kristus" (Flp 1:19). Siapa yang memulai misi
Roh Kudus --Yesus Kristus ataukah Allah Bapa?
Apabila Kristus menyatakan asal-usul misi Roh Kudus kepada sebuah dunia yang
telah hilang, ada dua sumber yang disebutkan-Nya. Pertama-tama Ia menunjuk
kepada Bapa: "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu
seorang Penolong yang lain" (Yoh 14:16; bandingkan 15:26, "yang keluar dari Bapa").
Baptisan Roh Kudus disebut-Nya "janji Bapa" (Kis 1:4). Ke-dua, Kristus menunjukkan
diri-Nya sendiri: "Aku akan mengutus Dia kepadamu" (Yoh 16:7). Oleh karena itu, Roh
Kudus mulai dari Allah Bapa dan Allah Anak.

Misi-Nya ke Dunia Ini. Kita dapat mengakui Ketuhanan Kristus hanyalah melalui
pengaruh Roh Kudus. Paulus berkata, "Tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku:
'Yesus adalah Tuhan', selain oleh Roh Kudus." (1 Kor 12:3). Kepada kita diberikan
jaminan bahwa, melalui Roh Kudus, Kristus, "Terang yang sesungguhnya," menerangi
"setiap orang, sedang datang ke dalam dunia" (Yoh 1:9). Misi-Nya ialah untuk
"menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman" (Yoh 16:8).
Pertama-tama, Roh Kudus membawa kepada kita suatu penyadaran akan dosa,
terutama dosa karena tidak menerima Kristus (Yoh 16:9). Kedua, Roh mendorong semua
orang supaya menerima kebenaran Kristus. Ketiga, Roh memperingatkan kita mengenai
penghakiman, sebuah alat yang penuh kuasa untuk membangkitkan pikiran orang yang
digelapi dosa atas perlunya pertobatan dan perubahan.
Apabila kita telah bertobat maka kita dapat dilahirkan kembali melalui baptisan air dan
Roh Kudus (Yoh 3:5). Kemudian kita memperoleh hidup baru, karena kita telah menjadi
tempat kediaman Roh Kristus.

Misi-Nya bagi Orang Percaya. Sebagian besar nas mengenai Roh Kudus
menyinggung hubungan-Nya dengan umat Allah. Pengaruh-Nya yang menguduskan
menuntun kepada penurutan (1 Ptr 1:2), akan tetapi tidak seorang pun yang tetap akan
mengalami kehadiran-Nya kalau tidak memenuhi syarat-syarat tertentu. Petrus mengatakan
Allah telah mengaruniakan Roh kepada orang-orang yang terus-menerus menurut Dia (Kis
5:32).1 Oleh karena itu, orang-orang percaya diberi amaran mengenai perlawanan,
mendukakan, dan memadamkan Roh (Kis 7:51; Ef 4:30; 1 Tes 5:19).
Apakah yang dilakukan Roh bagi orang-orang beriman?
1. Ia menolong orang-orang percaya. Tatkala memperkenalkan Roh Kudus, Kristus
menyebut-Nya "seorang Penolong (parakletos) yang lain" (Yoh 14:16). Kata Yunani
parakletos diterjemahkan menjadi "Penolong", "Penghibur", "Penasihat", dan dapat juga
berarti "Yang Mengantarai", "Perantara," atau "Pembela." Parakletos satu-satunya yang
lain di-sebutkan dalam Kitab Suci ialah Kristus sendiri. Ialah yang menjadi Pembela atau
Pengantara di hadapan Bapa. "Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya
kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang
pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil" (1 Yoh 2:1).
Sebagai Pengantara, Mediator, dan Penolong, Kristus menghadapkan kita kepada Allah
dan memperlihatkan Allah kepada kita. Nah, demikian pula Roh memimpin kita kepada
Kristus dan menyatakan anugerah Kristus kepada kita. Ini menerangkan mengapa Kristus
disebut "Roh kasih karunia" (Ibr 10:29). Salah satu sumbangan-Nya yang terbesar ialah
penerapan anugerah penebusan yang dilakukan Kristus terhadap manusia (baca 1 Kor
15:10; 2 Kor 9:4; Yoh 4:5, 6).
2. Ia membawa kebenaran Kristus. Kristus menyebut Roh Kudus "Roh Kebenaran"
(Yoh 14:17; 15:26; 16:13). Tugas-Nya juga termasuk "mengingatkan kamu akan semua
yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:26) dan membimbing "kamu ke dalam seluruh
kebenaran" (Yoh 16:13). Pekabaran yang disampaikan-Nya ialah menjadi saksi bagi
Kristus Yesus (Yoh 15:26). "Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala
sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya," kata Kristus, "dan Ia akan
memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia
akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya dari pada-Ku" (Yoh 16:13,14).
3. Ia membawa hadirat Kristus. Pekabaran yang disampaikan-Nya bukan saja
mengenai Kristus, tetapi juga hadirat Kristus. Yesus berkata, "Adalah lebih berguna bagi
kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur (Roh Kudus, Yoh 14:16,
17) itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia
kepada-mu" (Yoh 16:7).
Sebagai manusia Yesus tidak dapat hadir di mana-mana, oleh karena itu sangatlah
bijaksana bila Ia pergi. Melalui Roh Ia dapat hadir di mana-mana sepanjang masa. Yesus
berkata, "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran." Ia memberikan
jaminan bahwa Roh itu "akan diam di dalam kamu. Aku tidak akan meninggalkan kamu
sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu" (Yoh 14:16-18). "Roh Kudus adalah
wakil Kristus, tetapi bebas dari kepribadian manusia, dan ketergantungannya." 2
Pada waktu penjelmaan, Roh Kudus menghadirkan Kristus kepada seorang--Maria.
Pada hari Pentakosta, Roh menghadirkan Kristus yang telah menang itu kepada dunia ini.
Janji-janji Kristus ialah: "Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibr 13:5) dan
"Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:20)--diwujudkan
melalui Roh. Oleh karena alasan itulah Perjanjian Baru memberikan Roh itu sebuah nama
yang belum pernah digunakan pada-Nya di dalam Perjanjian Lama, "Roh Yesus Kristus"
(Flp 1:19).
Hanya dengan demikianlah, melalui Roh, baik Bapa maupun Anak menjadikan umat
percaya sebagai tempat tinggal Mereka (Yoh 14:23), satu-satunya jalan bagaimana orang
beriman dapat tinggal di dalam Kristus, yakni melalui Roh.
4. Ia menuntun jalannya jemaat. Karena Roh Kudus menghadirkan hadirat Kristus, Ia
menjadi Wakil sejati Kristus di atas dunia ini. Sebagai pusat yang kekal atas kuasa dalam
masalah-masalah iman dan doktrin maka cara-cara yang ditempuh-Nya untuk menuntun
jemaat sesuai dengan Alkitab. "Ciri khas Protestantisme --Protestantisme tidak akan ada
tanpa itu--ialah bahwa Roh Kudus adalah wakil sejati atau pengganti Kristus di atas dunia
ini. Kalau bergantung kepada organisasi, para pemimpin, atau kebijaksanaan manusia
berarti menempatkan manusia di tempat yang Ilahi." 3.
Roh Kudus begitu terlibat dalam pekerjaan kerasulan jemaat yang mula-mula itu.
Melalui doa, puasa, jemaat memilih misionaris, atas bimbingan Roh Kudus itu (Kis 13:1-4).
Orang-orang yang dipilih sudah dikenal baik sebagai orang yang membuka diri terhadap
bimbingan Roh Kudus. Kitab Kisah Para Rasul melukiskan mereka sebagai orang yang
"penuh dengan Roh Kudus" (Kis 13:9, bandingkan 52). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
mereka berada di bawah kendali-Nya (Kis 16:6, 7). Paulus mengingatkan tua-tua jemaat
bahwa mereka ditempatkan pada kedudukan mereka oleh Roh Kudus (Kis 20:28).
Roh Kudus melakukan sebuah peran penting dalam menyelesaikan kesukaran yang
serius yang mengancam kesatuan jemaat. Sesungguhnya, Kitab Suci memperkenalkan
keputusan-keputusan yang dibuat majelis jemaat yang mula-mula itu dengan kata seperti
yang berikut: "Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan ke-putusan kami. . . ." (Kis
15:28).
5. Ia melengkapi jemaat dengan karunia istimewa. Roh Kudus telah mencurahkan
karunia-karunia istimewa kepada umat Allah. Pada zaman Perjanjian Lama "Roh Tuhan
menghinggapi dia" dan memberikan kepada mereka kuasa istimewa untuk memimpin dan
melepaskan bangsa Israel (Hak 3:10; 6:34; 11:29, dsb) dan kemampuan untuk bernubuat
(Bil 11:17, 25, 26; 2 Sam 23:2). Roh turun kepada Saul dan Daud ketika mereka diurapi
sebagai pemerintah umat Tuhan (1 Sam 10:6, 10; 16:13). Kepada sebagian orang,
turunnya Roh itu membuatnya mampu melakukan karya-karya seni yang unik (Kel 28:3;
31:3; 35:30-35).
Pada jemaat yang mula-mula itu, Kristus mencurahkan pelbagai karunia kepada jemaat
melalui Roh Kudus. Roh Kudus membagi-bagikan karunia ini ke-pada umat percaya untuk
kemajuan jemaat, diberikan-Nya karunia itu ketika dilihat-Nya layak untuk itu (Kis 2:38; 1
Kor 12:7-11). Ia menyediakan kuasa istimewa yang diperlukan untuk menyampaikan Injil
sampai ke ujung dunia (Kis 1:8; baca bab 16 dari buku ini).
6. Ia mengisi hati orang percaya. Rasa ingin tahu Paulus terhadap murid-murid yang
tinggal di Efesus dinyatakan sebagai berikut, "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus,
ketika kamu menjadi percaya?" (Kis 19:2) adalah sebuah pertanyaan yang sulit bagi
setiap orang percaya. Manakala Paulus menerima jawaban yang negatif maka ia
menumpangkan tangannya ke atas murid-murid itu sehingga mereka menerima baptisan
Roh Kudus (Kis 19:6).
Peristiwa ini menunjukkan bahwa keinsafan akan dosa yang muncul karena Roh Kudus
dan pengisian Roh kehidupan adalah dua pengalaman yang berbeda. Yesus menyatakan
perlunya lahir dari air dan roh (Yoh 3:5). Sebelum Ia naik ke surga diperintahkan-Nya
supaya orang-orang yang baru percaya itu dibaptiskan dengan "nama Bapa dan Anak dan
Roh Kudus" (Mat 28:19). Sesuai dengan perintah ini, Petrus mengkhotbahkan bahwa
"karunia Roh Kudus" akan diterima pada saat baptisan (Kis 2:38). Dan Paulus
mengukuhkan pentingnya baptisan Roh Kudus (baca bab 14 dari buku ini) dengan
panggilan yang mendesak agar orang-orang percaya itu "penuh dengan Roh" (Ef 5:18).
Dengan pemenuhan Roh Kudus, maka kita pun diubah ke dalam citra Allah,
meneruskan pekerjaan penyucian yang dimulai pada saat kelahiran baru itu. Allah telah
menyelamatkan kita sesuai dengan anugerah-Nya "oleh permandian kelahiran kembali dan
oleh pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada
kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita" (Tit 3:5, 6).
"Dengan tidak hadirnya Roh maka pekerjaan Injil menjadi tidak berdaya sama sekali.
Keterpelajaran, bakat, kefasihan lidah, atau setiap anugerah yang alamiah mungkin dimiliki;
tetapi, tanpa kehadiran Roh Allah, tidak ada hati yang dapat disentuh, tidak ada orang
berdosa yang di-menangkan bagi Kristus. Sebaliknya, jika mereka dihubungkan dengan
Kristus, jika karunia Roh menjadi milik mereka, murid-murid-Nya yang paling miskin dan
paling tidak berpengetahuan sekalipun akan memiliki kuasa yang akan berbicara kepada
hati mereka. Allah akan menjadikan mereka saluran pencurahan pengaruh yang paling
tinggi di alam semesta."4
Roh itu sangat menentukan. Semua perubahan yang diakibatkan Yesus Kristus dalam
kita terjadi melalui pelayanan Roh. Sebagai umat percaya kita harus senantiasa
waspada bahwa tanpa Roh kita tidak akan dapat melakukan sesuatu (Yoh 15:5).
Dewasa ini Roh Kudus mengarahkan perhatian kita kepada karunia kasih Allah terbesar
yang diberikan dalam Anak-Nya. Ia mengharapkan agar kita jangan menghalangi
permohonan-Nya, melainkan menerima jalan satu-satunya itu, yang memungkinkan kita
diperdamaikan dengan Bapa kita yang penuh kasih dan kemurahan.

Referensi
1. Baca Arnold V. Wallenkampf, New by The Spirit (Mountain View, CA: Pacific Press,
1978), hlm. 49, 50.
2. White, Desire of Ages, hlm. 669.
3. LeRoy E. Froom, The Coming of the Comforter, edisi revisi (Washington, D.C.:
Review and Herald, 1949), hlm. 66, 67.
4. White, Testimonies for the Church (Mountain View, CA: Pacific Press, 1948), jld. 8,
hlm. 21, 22.

Anda mungkin juga menyukai