Anda di halaman 1dari 12

DOKTRIN KESELAMATAN

BAB 8
PERTIKAIAN BESAR

Semua manusia kini terlibat dalam pertikaian besar antara Kristus dan
Setan mengenai tabiat Allah, hukum-Nya dan kekuasaan-Nya atas semesta
alam. Konflik ini bermula di surga tatkala seorang makhluk yang diciptakan,
yang dikaruniai kebebasan memilih, meninggikan diri dan menjadi Setan,
seteru Allah, dan memimpin pemberontakan beserta sebagian dari para
malaikat. Ia memperkenalkan roh pemberontakan kepada dunia ini ketika ia
membuat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Kejatuhan manusia
mengakibatkan pemutarbalikan atas gambar Allah dalam diri manusia,
mengharu-birukan dunia yang diciptakan, sehingga mendatangkan bencana
yang dahsyat waktu Airbah melanda seluruh dunia. Makhluk ciptaan yang
memperhatikan, dunia ini menjadi arena konflik universal, kasih Allah
terbukti mencapai puncaknya. Untuk membantu umat-Nya menghadapi
pertarungan ini, Kristus mengirim Roh Kudus dan malaikat-malaikat yang
setia untuk memimpin, melindungi serta mendukung mereka dalam jalan
keselamatan.--Fundamental Beliefs,--8

Kitab Suci menggambarkan sebuah pertempuran alam antara yang baik dan yang jahat,
antara Tuhan dengan Setan. Dengan memahami pertikaian ini, yang melibatkan seluruh
alam, membantu menjawab pertanyaan, Mengapa Yesus datang ke planet ini?
SEBUAH PANDANGAN DUNIA
MENGENAI PERTIKAIAN

Misteri dari segala misteri, konflik antara yang baik dan yang jahat bermula di
surga. Bagaimanakah mungkin dosa timbul di sebuah lingkungan yang amat sempurna?
Malaikat-malaikat, makhluk yang lebih tinggi daripada manusia (Mzm 8:6), telah
diciptakan untuk menikmati hubungan yang akrab dengan Allah (Why 1:1; 3:5; 5:11). Yang
mempunyai kekuatan hebat serta menurut kepada Sabda Tuhan (Mzm 103:20), mereka
bertugas sebagai pelayan atau "roh-roh yang melayani" (Ibr 1:14). Walaupun pada
umumnya tidak tampak dengan mata manusia, tetapi sekali-sekali mereka menampakkan
diri sebagai manusia (Kej 18:19; Ibr 13:2). Hanya dengan seorang dari antara malaikat
inilah dosa diperkenalkan kepada alam semesta.

Asal-mula Pertikaian. Dengan menggunakan perlambang raja-raja Tirus dan Babel


untuk melukiskan Lusifer, Kitab Suci menggambarkan bagaimana pertikaian alam ini
dimulai. "Lusifer, anak fajar," seorang kerubim yang sudah diurapi, bertempat tinggal di
hadapan hadirat Tuhan (Yes 14:12; Yeh 28:14). 1 Alkitab berkata, "Gambar dari
kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan mahaindah. . . . Engkau tak bercela di dalam
tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu" (Yeh
28:12, 15).
Walaupun timbulnya dosa itu tidak dapat diterangkan secara tuntas dan tidak pula
dapat dibenarkan, akarnya dapat ditelusuri kepada keangkuhan Lusifer: "Engkau sombong
karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu." (Yeh 28:17). Lusifer
tidak mau puas dengan kedudukannya yang sudah tinggi itu, jabatan yang diberikan
Penciptanya. Dengan meninggikan diri ia ingin menyamakan kedudukannya dengan Allah
sendiri: "Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku
hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah. . . . Aku hendak naik
mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!" (Yes 14:12-14).
Akan tetapi, walaupun ia menginginkan kedudukan Allah, ia tidak ingin tabiat Allah. Ia ingin
meraih otoritas Allah bukan kasih-Nya. Pemberontakan Lusifer melawan pemerintahan
Allah adalah langkah awal menuju perubahannya menjadi Setan, "sang seteru" itu.
Tindakan-tindakan Lusifer yang tersamar itu membutakan banyak malaikat terhadap
kasih Allah. Akibat rasa tidak puas dan tidak setia kepada pemerintahan Allah bertumbuh
terus sampai sepertiga malaikat surga bergabung dengan dia dalam pemberontakan (Why
12:4). Ketenangan dalam kerajaan Tuhan digoncang dan "timbullah peperangan di surga"
(Why 12:7). Peperangan surga ditimbulkan Setan, yang digambarkan sebagai naga besar,
ular tua, iblis, yang "dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya"
(Why 12:9).

Bagaimanakah Manusia Dilibatkan? Dengan pengusirannya dari surga, Setan pun


menyebarkan pemberontakannya ke dunia ini. Setan menyamar sebagai ular yang dapat
berbicara dan menggunakan alasan yang sama dengan kejatuhannya, secara efektif ia
merusak kepercayaan Adam dan Hawa terhadap Khaliknya (Kej 3:5). Setan
membangkitkan di dalam diri Hawa rasa tidak puas terhadap kedudukan yang diberikan
kepadanya. Tergiur karena ingin setara dengan Tuhan, ia mempercayai godaan itu dan
kemudian mulai merasa bimbang terhadap Tuhan. Dengan mengingkari perintah Tuhan, ia
pun memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat itu serta mempengaruhi
suaminya untuk melakukan hal yang sama. Karena mereka mempercayai perkataan ular itu
maka mereka kehilangan percaya dan kesetiaan terhadap Tuhan. Tragisnya, benih-benih
pertikaian yang dimulai di surga mulai berakar di Planet Bumi (baca Kej 3).
Dengan membujuk leluhur kita yang pertama untuk melakukan dosa, jelaslah Setan
merebut pemerintahan bumi ini dari mereka. Kini, dengan menyatakan diri sebagai
"penguasa dunia ini", Setan menantang Allah, pemerintahan-Nya dan kedamaian semesta
alam ini dari pusat pemerintahannya yang baru, di Planet Bumi.

Pengaruhnya terhadap Umat Manusia. Efek pergolakan antara Kristus dengan


Setan jelas merusak citra Allah dalam manusia. Sekalipun Allah memberikan janji anugerah
kepada umat manusia melalui Adam dan Hawa (Kej 3:15; baca bab 7), anak sulung
mereka, Kain toh membunuh saudaranya (Kej 4:8). Kejahatan semakin bertambah-tambah
sampai akhirnya Tuhan dengan sedih berkata mengenai manusia itu "hatinya selalu
membuahkan kejahatan semata-mata" (Kej 6:5).
Allah menggunakan Airbah untuk membersihkan dunia ini dari penduduknya yang
tidak bertobat dan memberikan kepada umat manusia sebuah awal baru (Kej 7:17-20).
Akan tetapi tidak lama kemudian keturunan Nuh yang setia menjauh dari janji Allah.
Walaupun Allah telah berjanji tidak akan mendatangkan kebinasaan yang menyeluruh lagi,
melalui Airbah, tetapi mereka terang-terangan menunjukkan rasa tidak percaya mereka
kepada Tuhan dengan mendirikan menara Babel dalam upaya mereka menjangkau langit
supaya dengan demikian lepas dari Airbah berikutnya. Pada kali ini Tuhan merontokkan
pemberontakan manusia itu dengan mengacaukan bahasa mereka secara semesta (Kej
9:1, 11: 11).
Ada satu masa kemudian, ketika dunia hampir dipenuhi kemurtadan total, Allah
menyampaikan perjanjian-Nya kepada Abraham. Melalui Abraham Allah merencanakan
untuk memberkati semua bangsa di dunia (Kej 12:1-3; 22:15-18). Bagaimanapun,
generasi penerus dari keturunan Abraham terbukti kurang percaya atas janji karunia Tuhan
itu. Dengan terperangkapnya dalam dosa, mereka membantu Setan mencapai tujuannya
dalam pertikaian besar dengan menyalibkan Pencipta dan Penjamin perjanjian itu, yakni
Yesus Kristus.

Bumi, Panggung Alam Semesta. Catatan yang terdapat dalam kitab Ayub tentang
pertemuan wakil-wakil dari pelbagai penjuru alam semesta memberikan gagasan tambahan
dalam pertikaian besar itu. Catatan itu dimulai, "Pada suatu hari datanglah anak-anak
Allah menghadap Tuhan dan di antara mereka datanglah juga Iblis. Maka bertanyalah
Tuhan kepada Iblis: 'Dari mana engkau?' Lalu jawab Iblis kepada Tuhan: 'Dari perjalanan
mengelilingi dan menjelajah bumi.'" (Ayb 1:6-7; bandingkan 2:1-7).
Kemudian Tuhan berkata, "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub?
Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut
akan Allah dan menjauhi kejahatan!" (baca Ayb 1:8).
Apabila Iblis menjawab, "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan
Allah? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia?" Kristus menjawab dengan
memperkenankannya mencobainya (baca Ayb 1:9-2:7).
Dari buku Ayub ini diperlihatkan sebuah bukti yang cukup kuat betapa besarnya
pertikaian antara Kristus dengan Setan. Planet ini menjadi sebuah panggung terjadinya
peristiwa perjuangan antara yang baik dan yang jahat dilakonkan. Sebagaimana dikatakan
dalam Kitab Suci, "Sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat
dan bagi manusia" (1 Kor 4:9).
Dosa membuat renggangnya hubungan antara Allah dan manusia, dan "segala
sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa" Rm 14:23). Pelanggaran atas hukum-
hukum dan peraturan Tuhan, adalah akibat langsung dari kurangnya iman, merupakan
bukti retaknya hubungan itu. Sebaliknya, dengan adanya rencana keselamatan Allah ingin
memulihkan pengharapan atas Khalik yang membawa kepada hubungan penuh kasih yang
dinyatakan dalam penurutan. Sebagaimana dinyatakan Kristus, cinta kasih menuntun
kepada penurutan (Yoh 14:15).
Pada zaman kita yang tidak mengindahkan hukum ini, yang absolut dikatakan
netral, ketidakjujuran dibanggakan, suap-menyuap menjadi sebuah cara hidup, perzinahan
merajalela, dan perjanjian secara pribadi maupun internasional, dihancurkan dusta. Adalah
merupakan suatu keistimewaan kita dapat melihat di balik dunia yang penuh dengan
keputusasaan ini, Allah yang mahakuasa dan penuh perhatian. Pandangan yang semakin
luas ini menunjuk kepada kita pentingnya pendamaian Kristus bagi kita, yang
mengakibatkan berakhirnya pertikaian di alam semesta.

ISU KOSMIS
Apakah isu yang paling penting dalam perjuangan hidup dan mati?

Undang-undang dan Pemerintahan Allah. Hukum moral Allah merupakan hukum


yang adil dan penting bagi eksistensi alam semesta Tuhan sebagaimana juga hukum
jasmani yang merangkumnya bersama-sama dan menjaganya agar tetap berfungsi
sebagaimana mestinya. Dosa adalah "pelanggaran hukum Allah" (1 Yoh 3:4), atau
"tanpa aturan" sebagaimana yang dinyatakan dalam bahasa Yunani, anomia. Isu
pelanggaran hukum karena penolakan atas pemerintahan Tuhan dan Tuhan.
Setan tidak mengakui tanggung jawabnya atas pelanggaran hukum di atas dunia
ini, malah ia menyalahkan Tuhan Allah. Ia mengatakan hukum Tuhan, yang disebutnya
sewenang-wenang, melanggar kebebasan individu. Selanjutnya ia menuduh karena
mustahil menurut hukum itu, sesungguhnya hukum itu bertentangan dengan kepentingan
makhluk yang diciptakan. Dengan merongrong dan menjelek-jelekkan hukum terus-
menerus, Setan berusaha menaklukkan pemerintahan Allah dan bahkan Allah sendiri.

Kristus dan Pokok Masalah Penurutan. Godaan yang dihadapi Yesus Kristus
sewaktu Ia hidup melayani di dunia ini menunjukkan betapa seriusnya pertikaian atas
penurutan dan menyerah kepada kehendak Allah. Untuk menghadapi pencobaan ini, yang
menyiapkan Dia menjadi "Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia" (Ibr
2:17), Ia menghadapi musuh yang mematikan itu seorang diri. Setelah Yesus Kristus
berpuasa 40 hari di padang belantara, Setan mencobai-Nya dengan meminta supaya
mengubah batu menjadi roti untuk membuktikan Dia seorang Anak Allah (Mat 4:3). Setan
telah menggoda Hawa di taman Eden untuk meragukan keabsahan apa yang dikatakan
Allah pada saat Ia dibaptiskan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan"
(Mat 3:17). Seandainya Kristus menangani masalah itu dengan tangan-Nya sendiri,
menciptakan roti dari batu untuk membuktikan bahwa Ia Anak Allah, maka Ia akan sama
dengan Hawa, menunjukkan rasa kurang percaya kepada Tuhan Allah. Maka tugas-Nya
akan berakhir dalam kegagalan.
Akan tetapi tugas utama Kristus ialah menghidupkan suatu kehidupan yang
bergantung kepada firman Tuhan. Sekalipun Ia dilanda rasa lapar yang amat sangat, Ia
menjawab godaan Setan dengan berkata bahwa "Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat 4:4).
Dalam upaya lain untuk menaklukkan Kristus, Setan memperlihatkan pemandangan
yang indah dari hal kerajaan dunia kepada Yesus seraya berjanji, "Semua ini akan
kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku" (Mat 4:9). Ia membayangkan
bahwa dengan berbuat demikian berarti Kristus dapat memperoleh kembali dunia sehingga
Ia dapat menyelesaikan tugas-Nya tanpa merasakan derita di Golgota. Tanpa
menunjukkan kelengahan sejenak pun, dan dalam kesetiaan yang mutlak kepada Allah,
Yesus berkata, "Enyahlah, Iblis!" Lalu dengan menggunakan Kitab Suci, senjata yang
paling tangguh dalam pertikaian besar itu, ia berkata, "Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Mat 4:10). Perkataan-Nya itu
mengakhiri pertarungan tersebut. Dengan bersandar sepenuhnya kepada Bapa, Kristus
mengalahkan Setan.

Perjuangan yang Menentukan di Golgota. Pertikaian kosmik mencapai titik pusat di


Golgota. Setan memperkuat usahanya untuk menggugurkan misi Yesus pada saat
mendekati akhirnya. Dengan sangat berhasil Iblis menggunakan para pemimpin agama
pada ketika itu, yang karena cemburu terhadap kepopuleran Kristus, mengakhiri
pelayanan-Nya di kalangan orang banyak (Yoh 12:45-54). Melalui pengkhianatan salah
seorang murid-Nya, dengan sebuah kesaksian palsu, Yesus ditangkap, dijatuhi hukuman
mati (Mat 26:63, 64; Yoh 19:7). Dalam penurutan yang mutlak kepada kehendak Bapa-
Nya, Yesus tetap setia sampai mati.
Keuntungan dari kematian dan hidup Yesus di luar batas dunia umat manusia.
Berbicara mengenai salib, Kristus berkata, "Sekarang juga penguasa dunia ini akan
dilemparkan ke luar" (Yoh 12:31); "Karena penguasa dunia ini telah dihukum" (Yoh
16:11).
Pertikaian kosmik mencapai puncaknya di atas kayu salib. Cinta kasih, kesetiaan
dan penurutan Kristus ditunjukkan waktu menghadapi Setan, Penguasa yang kejam itu,
kedudukan Iblis tumbang sama sekali di sana.

PERTIKAIAN MENGENAI KEBENARAN SEBAGAIMANA

TERDAPAT DALAM YESUS.


Kini pertikaian besar berkecamuk sekitar otoritas Kristus bukan saja menyangkut
hukum-Nya tetapi juga sabda-Nya--Kitab Suci. Pelbagai pendekatan terhadap Alkitab telah
dikembangkan dengan penafsiran yang tidak memberi peluang terhadap penyataan ilahi. 2
Kitab Suci diperlakukan seolah-olah tidak ada bedanya dengan dokumen-dokumen kuno
dan dianalisis dengan metode kritis yang sama. Sejumlah besar orang Kristen, termasuk di
dalamnya kaum teolog, tidak lagi menganggap Kitab Suci sebagai Firman Tuhan,
penyataan kehendak Allah yang tidak dapat salah. Akibatnya, mereka mempertanyakan
pandangan Alkitabiah mengenai pribadi Kristus; sifat-Nya, kelahiran dari seorang anak
dara, mukjizat dan kebangkitan, semuanya diperdebatkan secara luas. 3
Pertanyaan yang Paling Berat. Ketika Kristus bertanya, "Kata orang, siapakah
Anak Manusia itu?" lantas murid-murid itu menjawab "Ada yang mengatakan: Yohanes
Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia
atau salah seorang dari para nabi" (Mat 16:13, 14). Dengan kata lain, pada umumnya
orang pada zaman itu menganggap-Nya hanya manusia biasa saja. Lebih lanjut Kitab Suci
memberikan laporan: Yesus bertanya kepada kedua belas murid itu, "Tetapi apa katamu,
siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!"
"Kata Yesus kepadanya: 'Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan
manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga'" (Mat 16:15-
17).
Dewasa ini setiap orang menghadapi pertanyaan sama yang ditanyakan Kristus
kepada murid-muridNya. Jawaban atas pertanyaan soal hidup-mati ini bergantung kepada
iman seseorang atas kesaksian Firman Tuhan.

Pusat Ajaran Alkitab. Kristus adalah pusat Kitab Suci. Tuhan mengundang kita
untuk memahami kebenaran sebagaimana terdapat dalam Kristus (Ef 4:21), karena Ia
sendirilah kebenaran itu (Yoh 14:5). Salah satu strategi Setan dalam konflik kosmik itu
ialah meyakinkan orang bahwa mereka dapat memahami kebenaran itu lepas dari Yesus.
Oleh karena itu, beberapa pusat kebenaran dikemukakan, baik secara individu maupun
secara gabungan: (1) manusia, (2) alam atau semesta yang dapat diamati, (3) Kitab
Suci, dan (4) gereja.
Sementara semua ini memang memiliki bagian yang menunjukkan kebenaran, maka
Kitab Suci menyampaikan Kristus sebagai Pencipta masing-masing yang di atas dan
melebihinya. Mereka akan mendapat makna yang sebenarnya hanyalah pada Seorang
yang menjadi sumber semua hal itu. Kalau ajaran-ajaran Alkitab dipisahkan dari pada-Nya
maka pemahaman akan disesatkan mengenai "jalan dan kebenaran dan hidup" (Yoh
14:6). Sepadan baik bagi alam dan tujuan antikristus untuk menganjurkan pusat
kebenaran ketimbang Kristus. (Menurut bahasa Yunani antichrist bukan saja berarti
"melawan" Kristus, tetapi juga "menggantikan" Kristus). Dengan menggantikan pusat
yang lain selain Kristus dalam doktrin gereja, Setan memperoleh tujuannya untuk
mengalihkan perhatian dari Orang yang menjadi tumpuan harapan manusia.

Fungsi Teologi Kristen. Pandangan kosmik mengungkapkan tabir rahasia usaha


Setan untuk menyingkirkan Kristus dari tempat-Nya, baik di alam semesta begitu pula
dalam kebenaran. Teologi, menurut definisinya ialah studi mengenai Allah dan hubungan-
Nya dengan makhluk ciptaan-Nya, seharusnya membentangkan semua doktrin dalam
terang Kristus. Mandat teologi Kristen ialah mengilhami keyakinan dalam otoritas Sabda
Tuhan dan menempatkan kembali semua kebenaran yang berpusat kepada Kristus. Jika
diperlukan dengan demikian, maka teologi Kristen yang sejati akan melayani jemaat
dengan baik, karena itu berakar pada pertikaian kosmik, membentangkannya, dan
menghadapinya dengan argumen yang tidak dapat dibantah - Kristus sebagaimana
dinyatakan dalam Kitab Suci. Dari perspektif inilah Allah dapat menggunakan teologi
menjadi suatu sarana yang efektif untuk membantu manusia dalam menentang upaya
Setan di atas dunia ini.

MAKNA ATAU SIGNIFIKANSI DOKTRIN


Doktrin mengenai pertikaian besar menampakkan pertempuran yang dahsyat yang
mempengaruhi setiap orang yang lahir di dunia ini--yakni, sesungguhnya menyentuh setiap
penjuru alam semesta. Alkitab berkata, "Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah
dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa,
melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara" (Ef
6:12).

Doktrin Menghasilkan suatu Keadaan yang Tetap Waspada. Dengan memahami


pengajaran ini seseorang diyakinkan betapa perlunya melawan si jahat. Keberhasilan dapat
diperoleh hanyalah di dalam Kristus Yesus, selalu bergantung kepada Dia yang menjadi
Pemimpin pasukan, Seorang yang "jaya dan perkasa dalam peperangan!" (Mzm 24:8).
Paulus berkata, menerima strategi hidup Kristus berarti "ambillah seluruh perlengkapan
senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan
tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap,
berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan
untuk memberitakan Injil damai sejahtera: dalam segala keadaan pergunakanlah perisai
iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si
jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang roh, yaitu firman Allah, dalam
segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di
dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus"
(Ef 6:13-18). Adalah menjadi suatu hak istimewa bagi orang Kristen sejati untuk hidup
menghayati suatu kehidupan yang ditandai kesabaran dan kesetiaan, sebuah kesediaan
setiap waktu menghadapi pergolakan (Why 14:2), menyatakan ketergantungan yang terus-
menerus terhadap Seorang yang telah membuat kita "orang-orang yang menang" (Rm
8:37).

Dijelaskannya Misteri Derita. Kejahatan tidak berasal dari Tuhan. Ia yang


"mencintai keadilan dan membenci kefasikan" (Ibr 1:9), tidak sepantasnya dituduh
bertanggung jawab atas kesengsaraan yang menimpa dunia. Setan, malaikat yang jatuh,
bertanggung jawab atas segala kekejaman dan penderitaan. Kita akan dapat memahami
lebih jelas perampokan, pembunuhan, penguburan, tindak kejahatan dan pelbagai peristiwa
yang demikian--betapapun menyakitkan hati--apabila kita melihatnya dalam kerangka
pertikaian yang besar itu.
Salib memberikan kesaksian baik mengenai binasanya dosa dan kedalaman kasih
Allah kepada orang-orang yang berdosa. Dengan demikianlah tema pertikaian besar itu
mengajarkan kepada kita kebencian terhadap dosa sekaligus mengasihi orang yang
berdosa.

Menunjukkan Kepribadian Kasih Allah terhadap Dunia. Dengan kepergian-Nya


kembali ke surga, Kristus tidak membiarkan umat-Nya dalam keadaan yatim piatu. Dengan
penuh rasa kasihan Ia menyiapkan segala bantuan yang dapat diberikan untuk melawan
kejahatan. Roh Kudus telah diutus untuk "mengisi" tempat yang ditinggalkan Kristus
sampai hari kedatangan-Nya, menjadi teman bagi kita (Yoh 14:16; bandingkan Mat
28:20). Para malaikat juga diutus untuk melibatkan diri dalam upaya keselamatan (Ibr
1:14). Kemenangan kita telah dijamin. Kita dapat berharap dan memperoleh keberanian
untuk menghadapi masa mendatang, karena Tuhan kitalah yang mengendalikan. Bibir kita
dapat mengucapkan puji-pujian atas pekerjaan keselamatan yang dilakukan-Nya.

Dinyatakannya Makna Kosmik Salib. Keselamatan umat manusia dipertaruhkan


dalam pelayanan dan kematian Kristus, karena Ia datang menyerahkan nyawa-Nya demi
keampunan dosa-dosa kita. Dalam berbuat demikian Ia mempertahankan sifat Bapa-Nya,
hukum dan pemerintahan melawan fitnahan palsu yang dilontarkan Setan.
Hidup Kristus mempertahankan keadilan Allah dan kebajikan-Nya serta
menunjukkan bahwa hukum Tuhan dan pemerintahan-Nya adil. Kristus menyatakan betapa
tidak beralasan serangan Setan terhadap Allah, menunjukkan bahwa melalui
ketergantungan yang total atas kuasa Allah dan anugerah-Nya, orang-orang percaya yang
bertobat dapat bangkit mengatasi gangguan serta frustrasi godaan hidup sehari-hari dan
hidup menang atas dosa.

Referensi
1. "Lusifer" berasal dari bahasa Latin, Lusifer berarti "pembawa terang". Frase "anak
fajar" merupakan ungkapan umum yang berarti "bintang fajar"--Venus. "Terjemahan
harfiah ungkapan Ibrani bermakna 'Lusifer, anak fajar' berarti 'yang bercahaya, anak fajar.'
Gambaran yang digunakan untuk planet Venus yang cemerlang, planet yang paling
gemerlap di langit, digunakan untuk Setan sebelum kejatuhannya . . . gambaran yang
paling tepat mengenai keadaan yang paling tinggi, tempat dari mana Lusifer jatuh"
("Lusifer," SDA Bible Dictionary, edisi revisi, hlm. 683).
2. Lihat, General Conference Committee, "Methods of Bible Study," 1986; Hasel, Biblical
Interpretation Today (Washington, D.C., Biblical Research Institute (of the General
Conference of Seventh-day Adventist), 1985.
3. Lihat, K. Runia, The Present-day Christological Debate (Downers Grove, IL: Inter-
Varsity Press, 1984); G. C. Berkouwer, The Person of Christ (Grand Rapids MI: Wm. B.
Eerdmans, 1954), hlm. 14-56.

Anda mungkin juga menyukai