Anda di halaman 1dari 2

KHOTBAH HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

“PERSEKUTUAN KASIH ALLAH”

Saudara-saudari terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus,


Pada hari ini, bersama Gereja Universal kita merayakan dengan sangat agung dan
meriah Hari Raya Tritunggal Mahakudus. Tritunggal sendiri dalam bahasa Latin disebut Trinitas.
Dalam sejarahnya, iman kepada Allah Tritunggal sudah ada dalam Injil dan sejak Gereja
Perdana, bahkan secara implisit sudah ada sejak Perjanjian Lama, sampai ditetapkan sebagai
Dogma Gereja pada Konsili Nicea-Konstantinopel tahun 325-380 yang tertuang dalam rumusan
syahadat/pengakuan iman Nicea-Konstantinopel.
Memang sejak awal rumusan iman kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus, sudah ada
dalam doa dan liturgi orang Kristen, seperti Tanda Salib, doa Kemuliaan, dalam mengakhiri doa
dengan seruan kepada Allah Trinitas, dalam Doksologi Doa Syukur Agung, dll. Namun hal ini
belum menjadi suatu perayaan khusus untuk menghormati Allah Tritunggal. Bahkan pada
perkembangannya Paus Alexander II (1061-1073) ketika perayaan Trinitas sudah tersebar di
gereja-gereja lokal, tidak menerima dan “melarang”, dengan alasan bahwa setiap hari dan
setiap saat kita menyerukan penghormatan kita kepada Allah Tritunggal yang Mahakudus
dengan mengucapkan: “Gloria Patri, et Filio, et Spiritui Sancto” (Kemuliaan kepada Bapa dan
Putera dan Roh Kudus) atau dengan formula lain yang sangat agung sebai tanda hormat dan
sembah bakti kepada misteri Allah Tritunggal yang tersuci.
Akhirnya pada tahun 1334, Paus Yohanes XXII, menganulir dekrit pendahulunya Paus
Alexander II, dan beliau menerima perayaan Tritunggal Mahakudus sebagai pesta wajib bagi
Gereja Latin. Maka dengan penetapan ini, perayaan Trinitas Mahakudus diterima dalam Gereja
universal dan tersebar ke seluruh dunia. Sehingga tanggal 24 Juli 1911, Paus Pius X menetapkan
perayaan Tritunggal Mahakudus sebagai perayaan Solemnitas (Hari Raya Wajib), dan dirayakan
pada Hari Minggu setelah Hari Raya Pentekosta, yaitu sebagai Hari Raya Tritunggal Mahakudus.

Saudara-saudari terkasih dalam Tuhan,


Bacaan Injil hari ini mengingatkan kita bahwa pada Hari Pentekosta Para Rasul
mendapat pencurahan Roh Kudus dimana Yesus memerintahkan: “Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:19-20). Titik
tolak perayaan Allah Tritunggal berawal ketika Yesus memerintahkan Para Rasul setelah
mendapat pencurahan Roh Kudus, pergi memberitakan Injil kepada segala bangsa dan
membaptis semua orang yang percaya dalam nama Allah Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh
Kudus).
Hubungan antara Allah Bapa dan Allah Putera adalah hubungan kasih yang kekal,
sempurna dan tak terbatas. Kasih inilah yang membuahkan Roh Kudus. Allah Bapa mengasihi
Putera-Nya, Yesus sebagai Putera Allah telah menunjukkan kasih-Nya dengan sempurna di kayu
salib dan Roh Kudus adalah buah dari dari pertukaran dan kasih Allah Putera yang
mengorbankan diri. Singkatnya, Allah Tritunggal ini pada hakikatnya adalah Kasih yang Agung
yang tidak bisa dipelajari secara teori, melainkan diimani dan dirayakan dengan penuh hormat
dan penyembahan, sebab akal budi kita tidak mampu untuk menyelaminya.
St. Agustinus pernah berkata: “Dimana ada cinta kasih, disitu ada Allah Tritunggal yang
adalah pencinta, yang dicinta, dan sumber cinta kasih.

Saudara-saudari terkasih,
Kesatuan cinta kasih Allah Tritunggal itu sungguh sangat menarik bagi kita untuk turut
ambil bagian di dalam-Nya. Sesungguhnya misteri kesatuan Allah Tritunggal yang kita rayakan
pada hari ini menyadarkan kita bahwa kita senantiasa dipanggil oleh Allah untuk hidup di
hadirat-Nya dan menikmati cinta kasih-Nya yang berlimpah.
Marilah, sambil kita merayakan Hari Raya Tritunggal Mahakudus, hal yang perlu kita
renungkan adalah, Pertama, kita menyembah Allah yang tidak sendirian melainkan seorang
Allah yang penuh dengan persekutuan kasih dan saling berbagi. Allah Tritunggal Mahakudus,
Bapa, Putera dan Roh Kudus, adalah satu keluarga, komunitas, dan satu kesatuan Ilahi.
Sehingga ini haruslah menjadi dasar bagi persekutuan kita sebagai orang beriman yang percaya
juga sebagai satu keluarga mahasiswa STP Don Bosco Tomohon. Kedua, Allah Tritunggal
Mahakudus adalah kasih yang sempurna. Tidak ada kasih lain di dunia ini yang sempurna
seperti kasih Allah Tritunggal Mahakudus.
Kita berdoa semoga dalam tugas dan karya pelayanan kita baik di tengah keluarga, di
kampus tempat kita dibina dan dididik serta di masyarkat dimana kita tinggal, senantiasa dijiwai
dan disemangati oleh Allah Tritunggal dan semoga kita selalu berusaha untuk menjadi tanda
dan pembawa cinta kasih kepada sesama.
Semoga demikian.

Anda mungkin juga menyukai