Sejarah Perayaan
Kenny Aprilio - June 14, 2019
Pada hari Minggu setelah Hari Raya Pentekosta, Gereja Katolik merayakan
Hari Raya Tritunggal Mahakudus; Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh
Kudus sebagai tiga pribadi dari Allah yang satu. Di satu sisi Tritunggal
Mahakudus atau Trinitas merupakan inti dari iman Katolik namun di sisi lainnya
Tritunggal Mahakudus juga merupakan misteri Allah yang paling agung, jauh
melampaui segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
Kilas Sejarah
Hari Raya Tritunggal Mahakudus diresmikan menjadi hari raya Gereja universal
oleh Paus Yohanes XXII pada tahun 1334. Penetapan hari raya ini telah
melewati proses yang panjang sejak berabad-abad sebelumnya.
Iman Gereja ini dipertegas lagi dalam Konsili konstantinopel tahun 359
dengan mencantumkan iman Gereja akan Trinitas itu secara tertulis. Hal ini
juga dilakukan untuk menentang ajaran sesat (heresies) pada abad ke-3
dan abad ke-4 dari Arius (Arianisme) yang menentang kesetaraan Yesus
dengan Allah Bapa dan dari Sebellius (Sebellianisme) yang membagi Allah
dalam tiga modus sehingga Allah digambarkan sebagai tiga pribadi yang
berbeda.
Misteri Trinitas Mahakudus sebagai suatu perayaan khusus baru ada sejak abad
VIII di Inggris oleh seorang biarawan dan pemikir asal Inggris yang bernama
Albinus. Dengan semangat liturgi suci ia membuat suatu rumusan liturgi misa
votif untuk menghormati misteri Allah Trinitas mahakudus.
Rumusan misa votif ini diterima oleh Uskup Bonifasius (St. Bonifasius), rasul
bangsa Jerman. Dari rumusan Misa votif akhirnya secara perlahan tersebar
secara luas sampai akhirnya diterima di Jerman dalam Konsili Seligenstadt,
tahun 1022.
Tahun 920, Mgr. Stefanus, uskup Liège – Belgia, melembagakan Pesta Trinitas
Mahakudus sebagai perayaan tetap di Gereja keuskupannya. Ia juga menyusun
doa offisi (doa brevir/ibadat harian) yang lengkap untuk menghormati misteri
Trinitas tersuci ini.
Pada awal abad XII ada seorang biarawan bernama Rupert, yang digelari
sebagai pangeran studi liturgi, mencanangkan perayaan Misteri Trinitas pada
hari Minggu setelah Pentekosta, dengan mengatakan :
Di Prancis, tahun 1260 pada Konsili di Arles, para uskup menetapkan perayaan
Trinitas mahakudus pada hari Minggu setelah Pentekosta bahkan pada canon VI
dari konsili ini menetapkannya sebagai oktaf Pentekosta. Artinya pada Minggu,
oktaf dari HR Pentekosta itulah dirayakan HR Trinitas mahakudus.
Oleh karena perayaan Trinitas mahakudus ini sudah tersebar luas bahkan
diarayakan dengan semangat iman dan olah kesalehan yang tinggi di kalangan
Gereja lokal dan di biara-biara, akhirnya pada tahun 1334, Paus Yohanes XXII,
menganulir dekrit pendahulunya Paus Alexander II, dan beliau menerima
perayaan Trinitas mahakudus sebagai pesta wajib bagi Gereja Latin. Maka
dengan penetapan ini, perayaan Trinitas mahakudus diterima dalam Gereja
semesta dan tersebar keseluruh dunia. Tanggal 24 Juli 1911, Paus Pius X
melembagakannya sebagai perayaan kelas satu atau SOLEMNITAS, dan
dirayakan pada Hari Minggu setelah HR Pentekosta, yaitu sebagai Hari
Raya Trinitas Mahakudus.
Misteri Trinitas
Tentang misteri Trinitas itu sendiri dijabarkan oleh Katekismus Gereja
Katolik (KGK) Sebagai berikut.
1. Tritunggal adalah Allah yang satu. ((Lihat KGK 253)) Pribadi ini tidak
membagi-bagi ke-Allahan seolah masing-masing menjadi sepertiga, namun
mereka adalah ‘sepenuhnya dan seluruhnya’. Bapa adalah yang sama
seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa; dan Bapa dan Putera
adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah dengan kodrat yang
sama. Karena kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada di dalam Putera,
seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Putera seluruhnya ada di dalam Bapa,
dan seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Roh Kudus ada seluruhnya di dalam
Bapa, dan seluruhnya di dalam Putera.
2. Ketiga Pribadi ini berbeda secara real satu sama lain, yaitu di dalam hal
hubungan asalnya: yaitu Allah Bapa yang ‘melahirkan’, Allah Putera yang
dilahirkan, Roh Kudus yang dihembuskan. ((Lihat KGK 254))
Aktualisasi
Semua orang Katolik dibaptis dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
Melalui pembaptisan itu kita diangkat menjadi anak-anak Allah dan
mendapat rahmat keselamatan. Maka merayakan Hari Raya Tritunggal
Mahakudus berarti mengingatkan dan menegaskan kembali identitas kita
sebagai seorang Katolik dengan segala hak dan tanggung jawab kita;
menjadi anak-anak Bapa yang satu yang telah ditebus oleh Kristus Yesus
dan dihidupi oleh Roh Kudus membawa kabar keselamatan kepada semua
orang dalam kata dan terutama perbuatan.
Ajaran Gereja tentang Tritunggal Mahakudus atau yang juga dikenal sebagai Trinitas dalam
Kristen adalah salah satu topik yang bisa dibilang seringkali diperdebatkan dalam masyarakat
kita. Yang perlu Anda ketahui dan ingat – ingat adalah kita sebagai seorang manusia memiliki
pengetahuan dan pengertian yang terbatas akan Tuhan dan segala rancangan-Nya dalam hidup
kita. Apabila kita mengetahui segala sesuatu, mungkin saja kita akan meragukan bahkan tidak
mempercayai akan adanya keberadaan Tuhan. Apa yang telah Tuhan sampaikan melalui kitab
suci adalah Ia hanya meminta kita untuk percaya dan merenungkan bahwa rencana-Nya pasti
akan indah pada waktu-Nya.
Tritunggal Mahakudus sendiri berarti bahwa ada satu Tuhan dengan tiga pribadi. Mungkin
memang pengertian Tritunggal Mahakudus bisa dianalogikan dengan hal – hal yang lainnya,
ambil saja contohnya sebagai matahari. Matahari dapat memancarkan energi panas, dan
membantu menyinari bumi, bagaimanapun juga matahari tetaplah satu matahari walaupun ia
memiliki dua fungsi yang berbeda. Tentunya akan ada perbedaan persepsi dan cara pandang
ataupun cara pikir mengenai hal ini, tetapi yang pasti Allah Bapa telah mengutus Yesus Kristus
sebagai pernyataan akan diri-Nya sendiri yang membuat kita mempercayai akan Tritunggal
Mahakudus. Tri berarti tiga, dan tunggal berarti menjadi satu. Ketika pribadi yang ada dalam
Tritunggal Mahakudus adalah Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus. Saya akan berusaha
memberikan penjelasan akan masing – masing pribadi sesuai rumusannya dengan apa yang bisa
anda ketahui, sebagai berikut:
1. Allah Bapa
Allah Bapa adalah pribadi pertama dalam ketiga pribadi pada Allah Tritunggal. Kita pertama –
tama mengenal Allah Bapa karena Yesus sendiri seringkali berdoa kepada Bapa-Nya di surga.
Sama seperti yang telah Yesus katakan, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa”
(Yohanes 14:7, 9). Dengan mengenali Tuhan Yesus melalui semua perumpamaan yang Ia buat
dan berusaha mengenal Yesus dengan lebih dekat lagi dengan melakukan renungan atas ayat –
ayat yang ada pada kitab suci, kita secara langsung juga mengenal Allah Bapa itu sendiri karena
mereka adalah satu.
Sebelum mengenal Allah Bapa melalui Yesus, Allah Bapa adalah Allah yang sama yang
membentuk bumi dan menciptakan kehidupan di bumi, membimbing kaum Israel keluar dari
Mesir dan adalah Allah yang sama yang membimbing dan mengangkat Abraham sebagai Bapa
Segala Bangsa. Dan karena cinta-Nya yang besar, Allah Bapa mengutus Yesus sebagai pribadi
yang kedua.
2. Allah Putra
Allah Putra adalah pribadi kedua dalam ajaran Gereja tentang Tritunggal Mahakudus. Dan
seperti yang kita ketahui, Ia adalah Yesus Kristus sendiri. Salah satu tujuan ataupun makna
kelahiran Yesus Kristus atau kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk menjembatani hubungan
Allah dan manusia yang rusak karena dosa. Adanya Yesus yang telah datang ditengah – tengah
kita membuat kita menjadi lebih mengerti tentang pribadi Allah. Tentang bagaimana Allah
sendiri mau menjadi seperti manusia dan merasakan semua yang kita rasakan.
Karakter Kristus sendiri juga 100% Allah dan 100% manusia dan hal inilah yang membantu para
rasul untuk bisa lebih dekat dengan Kristus. Kedatangan Kristus ke dunia membuat kita
mengenal pribadi Allah secara lebih jauh, mengenal betapa baiknya Allah, dan betapa pedulinya
Allah akan keselamatan manusia ciptaan-Nya. Apabila diibaratkan, Allah itu seperti samudra
luas yang tidak terselami, dengan adanya Yesus, kita bisa mengerti sedikit lebih jelas akan rupa
dan sifat – sifat baik Allah untuk membantu menyelamatkan kita dari dosa yang menghantar
kita pada kematian dan maut.
Dan pribadi yang ketiga adalah Allah Roh Kudus. Allah Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri yang
bekerja untuk membimbing dan menyertai kita sepanjang hidup. Atas adanya keberadaan Roh
Kuduslah kita dimampukan untuk melakukan berbagai kebaikan dan menghasilkan
beberapa buah-buah Roh Kudus atas penyertaan-Nya. Roh Kudus membantu kita dan
memampukan kita untuk melakukan berbagai hal baik dengan lebih maksimal. Sama seperti
kejadian pada malam pentakosta pada jaman Yesus, banyak dari murid-Nya yang berduka dan
ketika turun pencurahan Roh Kudus dalam bentuk lidah – lidah api, para murid Yesus menjadi
lebih dikuatkan dan terhibur. Untuk mendapatkan karunia Roh Kudus yang memiliki dampak
besar yang baik pada kehidupan kita, tentunya kita harus semakin mendekat kepada Allah dan
mematuhi perintah – perintah-Nya
Dan hal yang perlu Anda ingat – ingat adalah Allah tetap sama sejak dahulu hingga selama –
lamanya. Ia akan tetap mencintai dan menyertai manusia untuk menuju kedapa keselamatan
yang datang dari padaNya. Itulah beberapa hal mengenai ajaran Gereja tentang Tritunggal
Mahakudus yang bisa saya sampaikan kepada Anda. Semoga dengan adanya pembahasan
mengenai topik yang seringklai dibicarakan dalam masyarakat ini Anda bisa memiliki niatan
yang lebih untuk mengenal Allah secara lebih dekat. Dan selain itu, semoga tujuan kita ke
Gereja tidak hanya untuk mendengarkan pastor ataupun pendeta yang sedang berkotbah lalu
melupakan hal yang dikotbahkan, melainkan bisa merenungi dan meresapi serta menerapkan
segala hal baik yang telah disampaikan dalam kehidupan kita sehari – hari. Terima kasih atas
kesetiaan Anda untuk tetap berada disini bersama kami dan membaca berbagai artikel kristiani
yang kami suguhkan. Semoga artikel – artikel kami bisa membantu Anda untuk mendapatkan
siraman rohani yang lebih baik dan dapat membantu Anda untuk sedikit demi sedikit
mengembangkan iman dan kepercayaan Anda pada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
LOGIN
SIGN UP
BUKU TAMU
ABOUT
KONTAK
BELI
TOKO
ARTIKEL
KATEKESE
DOK GEREJA
HOME
KREDO
ALLAH PUTERA
TRINITAS: SATU TUHAN DALAM TIGA PRIBADI
1. Tritunggal adalah Allah yang satu. ((Lihat KGK 253)) Pribadi ini tidak membagi-bagi ke-
Allahan seolah masing-masing menjadi sepertiga, namun mereka adalah ‘sepenuhnya
dan seluruhnya’. Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa;
dan Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah dengan
kodrat yang sama. Karena kesatuan ini, maka Bapa seluruhnya ada di dalam Putera,
seluruhnya ada dalam Roh Kudus; Putera seluruhnya ada di dalam Bapa, dan seluruhnya
ada dalam Roh Kudus; Roh Kudus ada seluruhnya di dalam Bapa, dan seluruhnya di
dalam Putera.
2. Ketiga Pribadi ini berbeda secara real satu sama lain, yaitu di dalam hal hubungan
asalnya: yaitu Allah Bapa yang ‘melahirkan’, Allah Putera yang dilahirkan, Roh Kudus
yang dihembuskan. ((Lihat KGK 254))
3. Ketiga Pribadi ini berhubungan satu dengan yang lainnya. Perbedaan dalam hal asal
tersebut tidak membagi kesatuan ilahi, namun malah menunjukkan hubungan timbal
balik antar Pribadi Allah tersebut. Bapa dihubungkan dengan Putera, Putera dengan
Bapa, dan Roh Kudus dihubungkan dengan keduanya. Hakekat mereka adalah satu,
yaitu Allah. ((Lihat KGK 255))