0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan2 halaman
Tiga bacaan menekankan bahwa kasih Allah tidak dibatasi dan Dia memberikan kedamaian kepada semua orang yang percaya, termasuk mereka yang berada dalam situasi sulit. Walaupun rencana kita berubah, kita harus tetap bersyukur kepada Tuhan dalam segala keadaan.
Tiga bacaan menekankan bahwa kasih Allah tidak dibatasi dan Dia memberikan kedamaian kepada semua orang yang percaya, termasuk mereka yang berada dalam situasi sulit. Walaupun rencana kita berubah, kita harus tetap bersyukur kepada Tuhan dalam segala keadaan.
Tiga bacaan menekankan bahwa kasih Allah tidak dibatasi dan Dia memberikan kedamaian kepada semua orang yang percaya, termasuk mereka yang berada dalam situasi sulit. Walaupun rencana kita berubah, kita harus tetap bersyukur kepada Tuhan dalam segala keadaan.
Bersyukur dalam Segala Perkara Gambaran tentang “Yerusalem Baru” sungguh menyenangkan penuh
dengan terang kemuliaan Allah. Keadaan dimana Allah bertahta membuat
Bacaan 1: Kisah Para Rasul 16 : 9 –15 manusia tidak lagi memikirkan kebutuhan duniawi, karena penuh Bacaan 2: Wahyu 21: 10, 22 – 22 : 5 kedamaian dan sukacita. Kemuliaan Allah yang dinyatakan dalam Yesus Bacaan 3: Yohanes 14 : 21 – 31 Kristus (Anak Domba) juga dirasakan oleh segala bangsa. Semua orang hanya mengabdi pada kehendak Allah dan bukan kebutuhan pribadinya. Tema Liturgis: Mesyukuri Berkat Tuhan dalam Segala Keadaan Semua orang hidup dalam terang yang artinya perilaku yang berkenan Tema Khotbah: Bersyukur dalam Segala Perkara dihadirat–Nya, serta hidup dalam kedamaian dan sukacita. Yohanes 14 : 21 – 31 Penjelasan Teks Bacaan: Perikop ini merupakan bagian dari rangkaian selamat berpisah dari Tuhan (Tidak perlu dibaca di mimbar, cukup dibaca saat mempersiapkan Yesus kepada murid-murid–Nya yang dimulai dari pasal 13-16. Yudas yang khotbah) bukan Iskariot menyampaikan reaksinya terhadap pernyataan Tuhan Kisah Para Rasul 16 : 9 – 15 Yesus demikian, “Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak Paulus mendapatkan penglihatan untuk memberitakan Injil ke daerah menyatakan diri–Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?” (Ay. 22). Ini Makedonia (Ay. 9). Ia menyimpulkan bahwa Allah telah memanggil merupakan reaksi keempat dari para murid. Melihat hal ini Tuhan Yesus mereka untuk memberitakan Injil secara lebih luas kepada orang-orang memberitahukan kepada mereka bahwa Ia akan memberikan penolong yang berada di daerah tersebut (Ay. 10). Ketika tiba di Makedonia, yang lain yaitu Roh Kudus. Selain itu, Roh Kudus juga akan menyertai, mereka berkesempatan untuk memberitakan Injil kepada perempuan menghibur, mengajarkan, dan mengingatkan semua yang sudah diajarkan yang berkumpul di salah satu tempat sembahyang Yahudi, dan salah satu oleh Tuhan Yesus. di antara mereka adalah Lidia (ay. 13-14). Dengan demikian, dapat Tuhan Yesus juga akan memberikan damai sejahtera, yang dipahami bahwa Paulus dkk tidak hanya memberitakan Injil kepada orang bersumber pada kayu salib karena melalui salib itulah, Tuhan Yesus Yahudi saja, mereka juga memberitakan kepada para perempuan. memperdamaikan kita dengan Allah. Semua ini diberitahukan kepada Lidia adalah seorang penjual kain ungu sehingga dari status sosial, ia para murid supaya mereka tidak kuatir dan ragu akan apa yang akan merupakan orang kaya, karena kain ungu merupakan kain yang mahal terjadi dalam kehidupan mereka, melainkan menjadi sukacita. harganya. Ia dibaptis bersama dengan seisi rumahnya. Keselamatan yang diterima oleh Lidia beserta dengan keluarganya telah menjadikannya ikut Benang Merah Tiga Bacaan: ambil bagian untuk juga melayani Paulus dkk, dengan mengajak mereka Kasih Allah kepada manusia berupa keselamatan tidak dibatasi oleh untuk menginap di rumahnya (Ay. 15). bangsa, jenis kelamin, maupun keadaan fisik. Semua orang layak menerima pemberitaan Injil dan menerima karya keselamatan Allah. Wahyu 21 : 10, 22 – 22 : 5 Tuhan juga akan memberikan kedamaian dan sukacita kepada setiap orang percaya kepada–Nya. Bersyukur dalam Segala Perkara meratapi kekurangannya, tidak menjual belas kasihan. Ia tetap dan terus Stola Putih bekerja, menanggungjawabi hidupnya. Sampai suatu saat Kepala Staf Bacaan 1: Kisah Para Rasul 16 : 9 –15 Angkatan Darat melihat memperhatikan kegigihan dan mengajaknya Bacaan 2: Wahyu 21: 10, 22 – 22 : 5 makan siang. Tidak berhenti di sini, Sandi akhirnya mendapatkan Bacaan 3: Yohanes 14 : 21 – 31 dukungan secara pribadi dari pimpinan Angkatan Darat, baik moril maupun material, meskipun Sandi Rihata masih tetap dan terus bekerja Pendahuluan sebagai kuli bangunan. Para kekasih Tuhan, siapakah di antara kita yang pernah Bapak, Ibu, Saudara yang terkasih, setiap orang yang dipanggil, dipilih mengalami perubahan acara, rencana atau peristiwa secara tiba-tiba, oleh Tuhan dan dipersekutukan dalam gereja-Nya, dia mengemban dan mendadak, dan mengejutkan? Kalau boleh saya menduga, kita semua memenuhi panggilan itu sebagai saksi dan surat Kristus menjadi berkat tentu pernah mengalaminya, bahkan bisa jadi belum sempat kita berpikir bagi sesamanya. Bersyukur merupakan salah satu cara untuk bersaksi. dan bersiap-siap, justru peristiwa itu sudah terjadi di depan mata kita. Kendala, tantangan dan cobaan seringkali kita alami, namun tetaplah Masalahnya, bila peristiwa itu sangat tidak kita harapkan, tidak cocok, bersyukur, kendati kenyataan yang kita terima tidak sesaui dengan apa menyusahkan, merugikan, bisa dipastikan kita semua akan tergopoh- yang diharapkan. Dengan senantiasa bersyukur maka kita dimampukan gopoh, resah, gelisah, tidak tenang bahkan putus harapan. untuk: Isi Setia dengan panggilan Tuhan. Bacaan Kisah Para Rasul 16:9–15 menyuguhkan cerita tentang Sungguh-sungguh dalam melakukan panggilan itu. perubahan rencana yang dialami rasul Paulus (Ay. 9). Berbeda dengan Seperti Rasul Paulus, kita yakin bahwa Tuhan pun turut bersama- perjalanan sebelumnya (Kis. 16:4–5) dari kota ke kota untuk sama hadir dan merasakan penderitaan kita. menyampaikan keputusan para rasul dan penatua di Yerusalem yang Kita yakin apa yang kita alami tidak pernah sia-sia. membuahkan hasil pertumbuhan dan pertambahan anggota Jemaat Penutup dalam jumlah besar. Kali ini rasul Paulus menyusur tepian sungai Tetap dan terus bersyukur dalam segala keadaan adalah jalan hidup bagi menemukan tempat sembayang orang Yahudi dan sekelompok kecil setiap orang percaya, pilihan yang ditetapkan oleh Tuhan sendiri. perempuan dan hanya membaptiskan Lidia beserta seisi rumahnya (Ay. Kesadaran bahwa kesetiaan, kesungguhan, keyakinan Tuhan Yesus 15). Kendati demikian, rasul Paulus tidak bersungut-sungut, kecewa, sebagai Gembala yang baik turut hadir dan merasakan penderitaan kita ataupun memberontak kepada Tuhan, karena ternyata rencana Tuhan akan menjadikan kita tetap dapat melanjutkan hidup ini dan menjadikan yang diikutinya kali ini, hasilnya tidak sebanding dengan perjalanan hati dan pikiran tenang tentram. Tidak akan ada yang sia-sia apabila kita sebelumnya. meyakini dan sadar dalam segala hal Allah bersama kita, karena semua Mungkin kita masih ingat atau pernah mendengar cerita Sandi akan berakhir dengan kemuliaan dan ketentraman. Amin. [Japri]. Rihata, penyandang cacat tubuh yang menjadi kuli bangunan di Mabes Angkatan Darat. Ia sadar akan kekurangan badannya, tetapi ia tidak Pujian: KJ. 287b : 1, 2 Sekarang B’ri Syukur