Anda di halaman 1dari 7

1 BAB IV PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DASAR

DAN MENENGAH

2 KOMPETENSI Menjelaskan standar isi (kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan). Menguraikan kompetensi
lulusan. Menggambarkan pengembangan diri dan muatan lokal. Mendeskripsikan pengembangan
SKL & Standar Isi. Menjelaskan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

3 4.1 STANDAR ISI Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan yang merupakan pedoman untuk
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan.

4 STRUKTUR KURIKULUM merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh
peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.

5 KOMPETENSI yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan pengembangan diri
merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur kurikulum SMA/MA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X (satu) sampai kelas XII (tiga).

6 Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran. Program pengorganisasian kelas-kelas pada SMA/MA di bagi ke dalam dua
kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, dan
kelas XI dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas empat program: (1) Program
IPA, (2) program IPS, (3) Program Bahasa, dan (4) Program Keagamaan, khusus untuk MA.

7 4.2 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


Standar kompetensi lulusan (SKL) digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan
kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata
pelajaran atau kelompok mata pelajaran.

8 Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup


sikap,pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan,pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

9 4.3 PELAKSANAAN MUATAN LOKAL DAN PENGEMBANGAN DIRI


MUATAN LOKAL merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya
tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan,
tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.

10 Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang
diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal
setiap semester. Isi berarti bahwa dalam satu tahun, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
dua mata pelajaran muatan lokal.

11 KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI adalah kegiatan yang bertujuan memberikan


kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengeskpresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan
yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

12 Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok
ilmiah remaja. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

13 4.4 PENGEMBANGAN SKL, STANDAR ISI PADA SATUAN PENDIDIKAN


Satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat
satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang bersangkutan
berdasarkan: UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 36 sampai Pasal 38; PP Nomor
19 Tahun 2005 tentang SNP Pasal 5 sampai Pasal 18, dan Pasal 25 sampai Pasal 27;
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah; Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL untuk satuan pendidikan dasar
dan menengah.

14 Satuan pendidikan dasar dan memengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar
yang lebih tinggi dari Standar Isi sebagaimana diatur dalam Permendiknas Nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana diatur dalam Permendiknas
Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pengembangan dan penetapan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
memperhatikan panduan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun
BSNP. Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi model kurikulum tingkat satuan
pendidikan dasar dan menengah yg disusun oleh BSNP.

15 Kurikulum satuan pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan
dasar dan menengah setelah memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah atau Komite
Madrasah. Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menerapkan Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah mulai tahun ajaran 2006/2007.
16 Satuan pendidikan dasar dan menengah harus sudah milai menerapkan Permendiknas Nomor
22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Nomor 23 Tahun 2006 tentang SKL untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah paling lambat tahun ajaran 2009/2010. Satuan pendidikan dasar
dan menengah yang telah melaksanakan uji coba kurikulum 2004 secara menyeluruh dapat
menerapkan secara menyeluruh Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 tahun 2006
untuk semua tingkatan kelasnya mulai tahun ajaran 2006/2007.

17 Satuan pendidikan dasar dan menengah yang belum melaksanakan uji coba kurikulum 2004,
melaksanakan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006 secara bertahap
dalam waktu paling lama 3 tahun dengan tahapan: Untuk SD,MI,SDLB: Tahun I : kelas 1 dan 4
Tahun II : kelas 1,2,4 dan 5 Tahun III : kelas 1,2,3,4,5,dan 6 Untuk
SMP,MTs,SMA,MA,SMK,MAK,SMPLB, dan SMALB: Tahun I : kelas 1 Tahun II : kelas 2
Tahun III : kelas 3 Penyimpangan thd ketentuan Permendiknas tsb dapat dilakukan setelah
mendapat ijin Mendiknas

18 4.5 KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

19 Dalam penyusunan KTSP menggunakan Panduan KTSP yang disusun oleh BSNP.
Tujuan panduan KTSP untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, dan SMK/MA dalam penyusunan dan pengembangan
kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan

20 4.6 PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP


Berpusat pada potensi,perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya. Beragam dan terpadu Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan,teknologi dan seni. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menyeluruh dan
berkesinambungan Belajar sepanjang hayat Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah.

21 4.7 ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KTSP


Peningkatan iman dan takwa serta ahlak mulia Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat
sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Keragaman potensi dan
karakter daerah dan lingkungan Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Tuntutan dunia
kerja

22 6. Perkembangan IPTEKS 7. Agama 8. Dinamika perkembangan global 9


6. Perkembangan IPTEKS 7. Agama 8. Dinamika perkembangan global 9. Persatuan nasional
dan nilai-nilai kebangsaan 10.Kondisi sosial budaya masyarakat setempat 11.Kesetaraan Jender
12.Karakteristik satuan pendidikan
23 4.8 KOMPONEN KTSP A. TUJUAN PENDIDIKAN TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
B. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN C.
KALENDER PENDIDIKAN

24 4.9 TUJUAN PENDIDIKAN TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN


Mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut: Tujuan pendidikan dasar adalah meletakan
dasar kecerdasan,pengetahuan,kepribadian,ahlak mulia,serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan,pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

25 4.10 STRUKTUR DAN MUATAN KTSP


Struktur KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi, yg
dikembangkan dari kelompok mata pelajaran sbb. Agama dan ahlak mulia Kewarganegaraan dan
kepribadian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Estetika Jasmani, olahraga dan kesehatan

26 Lanjutan .. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yg keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Mata pelajaran
Muatan lokal Kegiatan Pengembangan diri Pengaturan beban belajar Kenaikan Kelas,
Penjurusan, dan kelulusan Pendidikan kecakapan Hidup Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal
dan Global

27 1. Mata Pelajaran, beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan
tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi 2. Muatan lokal merupakan
mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan
dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Isi berarti bahwa
dalam satu tahun, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.

28 3. Kegiatan Pengembangan Diri


Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengeskpresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

29 Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok
ilmiah remaja. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.
30 4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
kategori standar Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh
SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.

31 Beban belajar dalam SKS digunakan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori


mandiri.
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sbgmana tertera
dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

32 Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam


mencapai kompetensi, disamping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting
dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.

33 Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam
sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran ybs.
Pemanfaatan alokasi waktu tsb mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu
jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dng satu jam tatap muka.

34 Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan struktur, dan kegiatan mandiri tdk terstruktur
untuk SMT/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yg menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sbb.
Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas : 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan
kegiatan mandiri tdk terstruktur. Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas : 45 menit
tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tdk terstruktur.

35 5. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam satu
kompetensi dasar berkisar antara 0 100%. Kriterian ideal ketuntasan untuk masing- masing
indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangan kompleksitas SK dan KD tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan
diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai
kriteria ketuntasan ideal

36 6. Kenaikan kelas, dan Kelulusan


Pelaporan hasil belajar (raport) peserta didik diserahkan pada satuan pendidikan dengan
memperhatikan rambu-rambu yang disusun oleh direktorat teknis terkait. 6. Kenaikan kelas, dan
Kelulusan Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas
diatur oleh masing- masing direktorat teknis terkait.

37 Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah: Menyelesaiakan seluruh
program pembelajaran; Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian,
estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani,olahraga, dan kesehatan; Lulus ujian
sekolah/madrasah untuk kelompok

38 Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran IPTEK; dan


Lulus Ujian Nasional. Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Menteri berdasarkan usulan BSNP

39 7. Penjurusan Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA.


Kriteria penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait. Penujuran pada SMK/MAK didasarkan
pada spektrum pendidikan kejuruan yang diatur oleh direktorat Pembinaan Sekeolah Menengah
Kejuruan

40 8.Pendidikan Kecakapan Hidup


a.Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK dpt
memasukan pendidikan kecakapan hidup, yg mencakup kecakapan pribadi, sosial, akademik
dan/atau kecakapan vokasional. b.Dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata
pelajaran c. Dapat diperoleh dari peserta didik dari satuan pendidikan ybs dan atau dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal yg sudah memperoleh akreditasi.

41 9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik. b. Kurikulum untuk semua satuan pendidikan dapat
memasukan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. b.Pendidikan berbasis keunggulan
lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran. c.Pendidikan berbasis
keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atausatuan
pendidikan nonformal.

42 1.4 Pend. Jasmani, OR&Kesehatan 192 1.5 Seni Budaya 128 2. Adaptif
STRUKTUR KURIKULUM SMK (PROGRAM KEAHLIAN : AP/AK/PENJUALAN LAMA
PENDIDIKAN 3 TAHUN Mata Pelajaran JP 1. Normatif 1.1 Pend. Agama 1.2 Pend.
Kewarganegaraan 192 1.3 Bahasa Indonesia 192 1.4 Pend. Jasmani, OR&Kesehatan 192 1.5
Seni Budaya 2. Adaptif 2.1 Matematika

43 STRUKTUR KURIKULUM SMK (PROGRAM KEAHLIAN : AP/AK/PENJUALAN


LAMA PENDIDIKAN 3 TAHUN
2.2 Bahasa Inggris IPA IPS KKPI Kewirausahaan Produktif 3.1 Dasar Kompetensi Kejuruan
Kompetensi Kejuruan 1044 B. Muatan Lokal 192 C. Pengembangan Diri 192

44 STRUKTUR KURIKULUM SMA kelas x


Mata Pelajaran JP 1.1 Pend. Agama 1.2 Pend. Kewarganegaraan 1.3 Bahasa Indonesia 1.4 Pend.
Jasmani, OR&Kesehatan 2 1.5 Seni Budaya 1.6 Matematika
45 STRUKTUR KURIKULUM SMA Kelas x
1.7 Bahasa Inggris Biologi Sejarah TIK Fisika Ekonomi Kimia Geografi Sosiologi 2 B. Muatan
Lokal 2 C. Pengembangan Diri 2*

46 C. Kalender Pendidikan Satuan pendidikan dpt menyusun kalender pendidikan sesuai dng
kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan
memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

47 THE END MARET 2009

Anda mungkin juga menyukai