Bab II
Peraturan Mendiknas No.15 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal
3.
Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
BAB II
LINGKUP, FUNGSI, DAN TUJUAN,
Pasal 3
Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu.
Pasal 4
Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat.
Informasi lebih lanjut silahkan baca buku indikator SNP yang berisi komoponen
aspek dan indikator masing masing standar dan Permendiknas Nomor 19 tahun
2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.
Bahan Bacaan 2
PERENCANAAN PROGRAM
1. Visi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan visiserta mengembangkannya.
b. Visi sekolah/madrasah:
1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap
pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
2) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;
3) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan
pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta
visi pendidikan nasional;
4) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala
sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite
sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan
dan tantangan di masyarakat.
2. .Misi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan misi serta mengembangkannya.
b. Misi Sekolah/Madrasah:
1) Memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasah sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional;
2) Merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
3) Menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;
4) Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang
diharapkan oleh sekolah/madrasah;
5) Memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program
sekolah/madrasah;
6) Memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-
satuan unit sekolah/madrasah yang terlib
7) Dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak yang berkepentingan
termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
8) Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan;
9) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
3. Tujuan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan tujuan serta
mengembangkannya.
b. Tujuan Sekolah/Madrasah:
1) Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah
(empat tahunan);
2) Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan
kebutuhan masyarakat;
3) Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah/madrasah dan Pemerintah;
4) Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk
komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang
dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
5) Disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan.
a. Rencana Kerja Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah membuat:
1) Rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan
yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan;
2) Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangka
menengah.
b. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan sekolah/madrasah:
1) disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari
komite sekolah/madrasah dan disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan
kabupaten/kota. Pada sekolah/madrasah swasta rencana kerja ini disahkan
berlakunya oleh penyelenggara sekolah/madrasah;
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat
dewan pendidik dan pertimbangan komite sekolah/madrasah.
d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah/madrasah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas.
e. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas mengenai:
Kesiswaan;
1) Kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
2) Pendidik dan tenaga kependidikan serta pengembangannya;
3) Sarana dan prasarana;
4) Keuangan dan pembiayaan;
5) Budaya dan lingkungan sekolah;
6) Peranserta masyarakat dan kemitraan;
7) Rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan
pengembangan mutu.
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKANNASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR15TAHUN2010
TENTANG
STANDAR PELAYANANMINIMALPENDIDIKAN DASAR DI
KABUPATEN/KOTA
BABII
STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR
Pasal2
(1) Penyelenggaraan pelayanan pendidikan dasar sesuai SPM pendidikan merupakan
kewenangan kabupaten/kota.
(2) Penyelenggaraan pelayanan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. Pelayanan pendidikan dasar oleh kabupaten/kota:
1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan
kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari
kelompok permukiman permanen di daerah terpencil;
2. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak
melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang.Untuk
setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta
papan tulis;
3. Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi
dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan
minimalsatu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen
peserta didik;
4. Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi
dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf
kependidikan lainnya;dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala
sekolah yang terpisah dari ruang guru;
5. Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik
dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk
daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan;
6. Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata
pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap
rumpun mata pelajaran;
7. Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi
akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki
sertifikat pendidik;
8. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau
D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35%) dari keseluruhan
guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-
masing sebanyak 40% dan 20%;
9. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-
IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk
mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris;
10. Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-
1atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik;
11. Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs
berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik;
12. Di setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah dan madrasah
memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat
pendidik;
13. Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan
kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif; dan
14. Kunjungan pengawas kesatuan pendidikan dilakukan satu kali setiap
bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3jam untuk melakukan
supervisi dan pembinaan.
b. Pelayanan pendidikan dasar oleh satuan pendidikan:
1. SetiapSD/Mi menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya
oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap
pesertadidik;
2. Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan
kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan
perbandingan satu set untuk setiap perserta didik;
3. SetiapSD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri
dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia
(globe),contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan
poster/carta IPA;
4. SetiapSD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan10 buku referensi,
dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku
referensi;
5. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan,
termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih
peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan;
6. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34
minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut:
a) KelasI–II: 18 jam per minggu;
b) KelasIII: 24 jam per minggu;
c) KelasIV - VI: 27 jam per minggu; atau
d) KelasVII- IX: 27 jam per minggu;
7. Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku;
8. Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang
diajarkanya;
9. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian
untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik;
10. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik
kepada guru dua kali dalam setiap semester;
11. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran
serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada
akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik;
12. Kepala sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir
semester (UAS) danUlangan Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir
(US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan
rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor
Kementerian Agama di kabupaten/kota pada setiap akhir semester; dan
13. Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS).
BAB VIII PENDANAAN
Pasal12
(1) Pendanaan yang berkaitan dengan kegiatan penyusunan, penetapan, pelaporan,
monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pengawasan, pembangunan sistem
informasi manajemen, serta pengembangan kapasitas untuk mendukung
penyelenggaraan SPM pendidikan yang merupakan tugas dan tanggungjawab
Pemerintah, dibebankan kepada APBN Kementerian Pendidikan Nasional.
(2) Pendanaan yang berkaitan dengan penerapan, pencapaian kinerja/target,
pelaporan, monitoring dan evaluasi, pembinaandan pengawasan,
pembangunan sistem informasi manajemen, serta pengembangan kapasitas,
yang merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintahan daerah dibebankan
kepada APBD.
MOHAMMAD NUH
Bahan Bacaan 5
3. Standar Proses
1) Semua guru mata Tiga mata pelajaran Menyusun bahan ajar
pelajaran telah memiliki bahan ajar
mengembangkan dalam bentuk cetakan,
bahan ajar, baik tapi belum
bahan ajar cetak dikembangkan secara
maupun bahan ajar optimal, dan belum ada
berbasis TIK yang mengembangkan
bahan ajar yang
berbasis TIK.
4. Standar Pendidik dan Tendik
1) Dst.....
BAB IV
SISTEMATIKA RENCANA KERJA SEKOLAH (RKAS)
Rencana Kerja Sekolah (RKS), baik RKJM maupun RKAS, harus disusun secara
sistematik dan mencakup berbagai komponen yang diperlukan. RKJM dapat disusun
dengan sistematika sebagai berikut:
1. Cover yang mencantumkan periode tahun keberlakuan RKJM, misalnya 2011 – 2014
2. Lembar Pengesahan yang berisi tandatangan Kepala Sekolah, Komite Sekolah, dan
Kepala Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten atau yang mewakili
3. Kata Pengantar dan Daftar Isi
4. Identitas Sekolah dan Kepala Sekolah
5. Bab I. Pendahuluan yang memuat;
a. Latar Belakang yang menggambarkan alasan, baik alasan secara kebijakan
ataupun alasan yang berdasarkan pengalaman, serta kebutuhan yang diperlukan
sekolah.
b. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
6. Bab II. Deskripsi Hasil Analisis Konteks yang merupakan kekuatan dan kelemahan
sekolah, tantangan yang dihadapi dan peluang yang dapat dipergunakan secara
optimal.
7. Bab III. Rencana Kerja Sekolah yang berisi rencana kegiatan untuk kurun waktu 4
(empat) tahun.
8. Bab IV. Penutup
9. Lampiran – lampiran;
Guna mendukung kelengkapan informasi, maka program kerja sekolah harus
dilengkapi/dilampiri dengan :
a. Fotocopy surat keputusan pendirian sekolah (bagi sekolah negeri) atau Akte
pendirian yayasan (bagi sekolah swasta)
b. Fotocopy surat keputusan pembentukan Komite Sekolah
c. Fotocopy surat keputusan pengangkatan Kepala Sekolah, sebagai bukti status
Kepala Sekolah yang definitif
d. Data sekolah mengacu pada Lembar Identitas Sekolah/Madrasah (LISM)
e. Surat Keputusan Kepala Sekolah tentang Tim Kerja Sekolah beserta uraian
tugasnya.
4. Setelah muncul tampilan seperti itu kemudian di data dashborad di klik masing-masing
untuk di isi
5. Tampilan untuk data informasi sekolah seperti di bawah ini
6. Selanjutnya mengisi pendapatan dengan klik bagian pendapatan, Akan muncul data
seperti ini :
7. Kemudian klik belanja langsung kemudian pilih standar yang akan di isi :
8. dan seterusnya di isi seperti itu untuk semua standar sampai nilai pendapatan balance
dengan pengeluaran berdasarkan 8 standar.
Bahan Bacaan 7
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI YOGA
(STATE SENIOR HIGH SCHOOL)
PENGESAHAN
Mengetahui;
KepalaDinas Pendidikan Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Kota Yoga,
Lembar pengesahan
Daftar isi
Kata pengantar
Rencana kerja sekolah
I. Analisis lingkungan strategis
II. Analisis pendidikan masa datang
III. Analisis pendidikan masa sekarang
IV. Visi sekolah dan indikator-indikator visi
V. Misi sekolah
VI. Nilai yang dikembangkan
VII. Tujuan
VIII. Program strategis
IX. Strategi pencapaian
X. Indikator keberhasilan(milestone)
XI. Supervisi, monitoring dan evaluasi
Rencana kegiatan sekolah (RKS)
Penutup
RENCANA KERJA SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2011/2012 S.D. 2014/2015
Era globalisasi yang tak terbendung akan membawa dampak perubahan pada berbagai bidang
kehidupan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan, maupun
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perkembangan dan perubahan di berbagai
bidang tersebut secara langsung ataupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap
perkembangan dunia pendidikan. Pengaruh secara langsung yang dihadapi dunia pendidikan
adalah perubahan sikap masyarakat terhadap dunia pendidikan. Perhatian masyarakat terhadap
dunia pendidikan semakin tinggi. Masyarakat mempunyai harapan yang besar terhadap
pendidikan. Pendidikan diharapkan mampu menjawab berbagai tantangan zaman dan
menghasilkan output yang siap menghadapi tantangan zaman yang semakin kompetitif;
sedangkan pengaruh tidak langsung, dunia pendidikan mau tidak mau harus terus berbenah agar
keberadaannya benar-benar mampu menjawab kebutuhan zaman. Oleh karena itu, berbagai
upaya inovasi dan perubahan baik, dari sisi filosofi maupun manajemen pendidikan harus selalu
berubah dan berkembang selaras dengan paradigma perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Masyarakat modern dengan berbagai pergeseran corak budaya serta kehidupan sosial ekonomi
dan politiknya menuntut agar pendidikan benar-benar mampu mencetak genarasi yang
paripurna, siap bersaing di kancah global.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, mau tidak mau harus diakomodasi
oleh lembaga pendidikan. Sosok sekolah harus mampu mengikuti arus perkembangan tersebut
dan untuk selanjutnya mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi itu untuk membentuk output
yang melek teknologi. Pendidikan yang berbasis ternologi adalah jawaban yang tidak bisa ditawar-
tawar.
Pada intinya, perubahan pranata sosial, ekonomi, budaya, dan ilmu pengetahuan serta teknologi
harus senantiasa terakses dan terwadahi dalam rangka menentukan arah kebijakan pendidikan.
Dengan demikian, pendidikan di Indonesia akan semakin berkualitas dan berdaya saing tinggi.
1. Anak usia sekolah, terutama sekolah dasar dan menengah mendapat pelayanan
pendidikan yang memadai tanpa membedakan gender, tingkat sosial ekonomi, agama, suku
bangsa, dan sebagainya.
2. Terpenuhinya standar nasional pendidikan yang mencakup standar isi, standar proses,
standar lulusan, standar pendanaan, standar manajeman, standar sarana prasarana, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, dan standar penilaian pada semua jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
Rendahnya kualitas pendidikan di negara kita tidak terlepas dari berbagai faktor penyebab, di
antaranya adalah(a) kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih terpuruk akibat krisis
multidimensi yang mendera bangsa Indonesia 10 tahun terakhir, (b) masih rendahnya perhatian
masyarakat terhadap pentingnya pendidikan, (c) masih kurang optimalnya dana yang disalurkan
oleh pemerintah melalui APBN untuk sektor pendidikan, (d) letak geografis Indonesia sebagai
negara kepulauan sehingga daya jangkau/akses pendidikan untuk daerah terpencil masih sangat
minim, (e) jumlah penduduk yang besar dengan keragaman budaya, agama, suku, bahasa, dan
adat-istiadat, (f) masih belum optimalnya pengelolaan manajemen pendidikan mulai dari tingkat
sekolah sampai tingkat pusat sehingga arah pendidikan kurang jelas dan terfokus, dan (g) masih
terjadinya ketimpangan mutu dan kondisi yang sangat jauh antara sekolah di kota dengan di
daerah-daerah terpencilserta faktor-faktor yang lain.
Dari sisi akses pendidikan, masih banyak bahkan jutaan anak Indonesia yang belum bisa
menikmati dan mengenyam pendidikan minimal sampai tingkat menengah. Kondisi ini terjadi
lebih disebabkan oleh keterbatasan faktor ekonomi keluarga dan tingginya biaya pendidikan,
khususnya di sekolah-sekolah perkotaan. Kalau kondisi ini tidak tertangani secara serius, kita akan
menjadi bangsa yang semakin terpuruk dan tergilas dalam arus global.
INDIKATOR VISI
1. Sekolah yang mempunyai standar kompetensi lulusan Nasional plus adopsis dan adaptasi
SKL Internasional (Cambridge)
2. Sekolah yang memiliki kurikulum nasional (KTSP) plus adopsi dan adaptasi kurikulum
Internasional (Cambridge)
3. Guru memiliki kemampuan mengembangkan proses belajar mengajar berbasis IT melalui
pembelajaran bilingual.
4. Sekolah yang mampu bersaing dibidang akademik dan non akademik pada tingkat
regional, nasional maupun internasional
5. Sekolah memiliki kemampuan membentuk jejaring dengan lembaga-lembaga regional,
nasional maupun internasional
6. Sekolah mampu melaksanakan system manajemen berstandar internasional
7. Warga sekolah yang taat melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing
8. Warga sekolah yang mencintai tanah air
9. Warga sekolah memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap kelestarian lingkungan
E. MISI SEKOLAH
1. Melaksanakan kurikulum nasional (KTSP) yang diperkaya dengankurikulum Negara maju
(Cambidge)
2. Meningkatkan keunggulan inovasi pembelajaran berbasis IT dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris
3. Meningkatkan keunggulan prestasi akademik dengan pembelajaran efektif, efisien dan
menyenangkan dengan memanfaatkan multi resources yang berbasis IT
4. Meningkatkan keunggulan prestasi non akademik melalui pembinaan pengembangan diri
yang berkualitas, efektif dan efisien
5. Melaksanakan kerja sama dengan lembaga-lembaga sektoral, lintas sektoral, regional,
nasional dan regional
6. Melaksanakan manajemen berstandar Internasional melalui sertifikasi ISO 9001:2008
7. Menumbuhkan penghayatan dan penerapan ajaran agama dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
8. Mendorong dan membantu siswa mengenal dan mengembangkan potensi diri, dengan
semangat keunggulan local dan global bernuansa tanah air
9. Menumbuhkan kepedulian terhadap potensi dan konservasi serta pengembangan
lingkungan hidup
10. Menyediakan sarana prasarana yang berstandar internasional.
F. Nilai yang dikembangkan
1. Prestasi
2. Kejujuran
3. Tanggungjawab
4. Disiplin
5. Demokrasi
6. Agama
7. Kerjasama
8. Kreativitas
9. Rasa senang
10. Persahabatan
11. tolereransi
G. TUJUAN
1. Sekolah menghasilkan lulusan yang mampu bersaing diera global , beriman, dan
bertakwa dengan kompetensi bertaraf internasional
2. Sekolah mampu menghasilkan kurikulum sekolah (KTSP) dan SKL bertaraf internasional.
3. Sekolah mampu menyelesaikan akreditasi nasional dengan nilai “A” dan berakreditasi
internasional melalui sertifikasi ISO 9001:2008
4. Sekolah mampu menghasilkan proses pembelajaran yang inovatif, kreatif, variatif, dan
berbasis IT dengan penerapan pembelajaran bilingual.
5. Sekolah mampu menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang relevan, dan
bertaraf internasional
6. Sekolah mampu memberikan pelayanan dan pengembangan ekstrakurikuler dalam
rangka membentuk dan mengembangkan karakter siswa.
7. Sekolah mampu menghasilkan pendidik dan tenaga kependidikan beretos kerja, tangguh,
profesional, dan memiliki kompetensi bertaraf internasional
8. Sekolah mampu menghasilkan prestasi bidang akademik dan nonakademik yang
kompetitif tingkat nasional dan internasional
9. Sekolah mampu mengembangkan budaya baca, budaya bersih, budaya takwa, dan
budaya sopan santun
10. Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah yang nyaman, aman, rindang, asri, dan
bersih sesuai dengan konsep adiwiyata dalam mendukung pencapaian prestasi tingkat
internasional
H. PROGRAM STRATEGIS
1. Pencapaian Akreditasi Sekolah Tingkat Nasional dan Akreditasi Internasional:
a. mengembangkan instrumen evaluasi diri;
b. melaksanakan evaluasi diri;
c. menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait;
d. meningkatkan kinerja sekolah dan aspek-aspeknya.
2. Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan dan Prestasi Sekolah:
a. menginventarisasi SKL RSMA-BI, SKL per mata pelajaran baik dari dalam maupun
luar negeri;
b. menyusun SKL RSMA-BI, SKL BI untuk mata pelajaran Matematika, Kimia, Fisika,
Bilogi, Bahasa Inggris, TIK, dan mata pelajaran lainnya;
c. menyosialisasikan SKL RSMA-BI, SKL BI untuk mata pelajaran Matematika,
Kimia, Fisika, Biologi, Bahasa Inggris, TIK, dan mata pelajaran lainnya;
d. mendokumentasikan SKL RSMA-BI, SKL BI untuk mata pelajaran Matematika,
Kimia, Fisika, Biologi, Bahasa Inggris, TIK, dan mata pelajaran lainnya;
3. meningkatkan prestasi sekolah baik akademik dan nonakademik pada tingkat
provinsi, nasional, dan internasional.Pengembangan Kurikulum Sekolah Bertaraf
Internasional:
a. menelaah KTSP dan kurikulum SBI dari dalam maupun luar negeri;
b. menyusun KTSP dan kurikulum SBI dokumen I dan Dokumen II untuk semua mata
pelajaran yang akan diberlakukan di sekolah;
c. menyosialisasikan dan mendokumentasikan KTSP dan kurikulum SBI yang
diberlakukan di sekolah;
d. mengembangkan modul/bahan pembelajaran bertaraf internasional;
e. mengadakan buku pelajaran bertaraf internasional;
f. mengembangkan panduan pembelajaran dan penilaian bertaraf internasional
untuk semua mata pelajaran.
g. Pengembangan Proses Pembelajaran Bertaraf Internasional:
h. mengembangkan dokumen rencana kegiatan pengelolaan atau manajemen
pembelajaran bertaraf internasional di kelas;
i. mengadakan pendampingan guru dalam kegiatan pembelajaran bertaraf
internasional di kelas RSMABI;
j. mengembangkan model-model proses pembelajaran bertaraf internasional;
k. mengadakan pendampingan proses pembelajaran berbasis IT;
l. mengembangkan model-model penilaian bertaraf internasional beserta penerapan
dan analisisnya yang berbasis komputer dan internet
4. Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bertaraf
Internasional:
1) meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris bagi pendidik dan tenaga kependidikan
semua mata pelajaran sampai mencapai nilai TOEFL minimal 450;
2) meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam bidang
studinya atau latar belakang bidangnya sesuai tuntutan kurikulum internasional;
3) meningkatkan manajerial dan kepemimpinan bagi kepala sekolah dan jajarannya;
4) meningkatkan kemampuan komputer dan internet semua warga sekolah;
5) meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, komputer, dan internet bagi peserta
didik RSMABI;
6) meningkatkan kemampuan pendidik menggunakan IT dalam pembelajaran.
5. Pengembangan Sarana dan Prasarana atau Fasilitas Sekolah Bertaraf
Internasional:
a. menyusun dan mendokumentasikan rencana pengembangan fasilitas dalam
jangka pendek dan panjang bertaraf internasional;
b. pengadaan peralatan media pembelajaran di kelas internasional (TV, DVD, Tape,
LCD, dan sound system pendukung);
c. penambahan dan penyempurnaan jaringan internet di kelas internasional;
d. rehabilitasi ruang kelas internasional;
e. pengadaan fasilitas komputer untuk kelas internasional, ruang laboratorium IPA,
laboratorium bahasa, ruang multimedia, dan laboratorium computer
6. Pengembangan dan Implementasi Manajemen Sekolah Bertaraf Internasional:
a. menyusun dokumen pengembangan manajemen sekolah bertaraf internasional,
baik untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang;
b. operasionalisasi implementasi MBS dalam bentuk penyediaan bahan/alat
administrasi maupun pelaksanaan (pelaporan dan kerja sama dengan media cetak
dan atau elektronik);
c. implementasi model manajemen sekolah dengan standar internasional melalui
persiapan secara bertahap untuk penerapan ISO 9001:2008 dan penerapan PAS
secara bertahap;
d. pendokumentasian berbagai panduan khusus pengelolaan bertaraf Internasional/
ISO dalam berbagai aspek pendidikan yang berbasis IT (manajemen kesiswaan,
fasilitas perpustakaan, penilaian tenaga, penerapan website, dan sebagainya)
e. memperoleh jalinan kerja sama dengan sekolah sederajat yang telah bertaraf
internasional baik di dalam maupun di luar negeri.
7. Pengembangan dan Penggalian Sumber Dana Pendidikan Bertaraf Internasional:
a. pembuatan panduan-panduan program dan proposal khusus dalam upaya
memperoleh sumber dana dari pihak lain;
b. mendokumentasikan berbagai rencana kegiatan yang akan dilaksanakan;
c. melakukan penggalian sumber dana dan penggalian dana dengan mengundang
stakeholders (komite sekolah/orang tua peserta didik), dunia usaha/industri, dan
melakukan kegiatan yang menghasilkan keuntungan ekonomi bagi sekolah;
d. melaksanakan penelusuran dan pertemuan alumni dalam upaya penggalangan
dana untuk sekolah.
8. Pengembangan dan Implementasi Sistem Penilaian Bertaraf Internasional:
a. menyusun dan mengembangkan konsep dan panduan standar internasional
sistem penilaian, meliputi: standar nilai, standar metode penilaian, standar
instrumen penilaian sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran, standar
analisis nilai, standar kompetensi yang dinilai, dan lain-lain;
b. mendokumentasikan konsep dan panduan standar internasional sistem penilaian,
meliputi: standar nilai, standar metode penilaian, standar instrumen penilaian
sesuai karakteristik masing-masing mata pelajaran, standar analisis nilai, standar
kompetensi yang dinilai, dan lain-lain melalui penerapan PAS sistem penilaian;
c. menyusun kisi-kisi kompetensi yang akan dinilai bertaraf internasional sesuai
karakteristik masing-masing mata pelajaran;
d. menyusun instrumen atau perangkat soal dalam berbagai jenis dan bentuk sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran yang sesuai tuntutan kurikulum internasional;
e. melaksanakan penilaian dan analisis nilai oleh semua pendidik yang mengajar
kelas internasional;
f. mendokumentasikan nilai di sekolah.
9. Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah
a. mengembangkan budaya bersih
b. mengembangkan budaya baca
c. mengembangkan budaya tata krama (4S)
d. menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, asri, indah, rindang, dan sejuk
(tamanisasi)
e. merehabilitasi sistem sanitasi/drainasi
f. membangun kerja sama dengan lembaga lain yang relevan dengan bidang 6K
g. mengembangkan lomba-lomba kebersihan dan kesehatan.
I. STRATEGI PENCAPAIAN
1. Pencapaian Akreditasi Sekolah Tingkat Nasional dan Persiapan Akreditasi Internasional
dilakukan dengan strategi penyiapan instrumen pendukung evaluasi diri dengan melakukan
inventarisasi dan pengadaan bukti-bukti pendukung yang dibutuhkan, mengadakan kerja
sama dengan pihak-pihak terkait, dan menjalin komunikasi dengan sekolah bertaraf
internasional.
2. Pengembangan Standar Kompetensi Lulusan dan Prestasi Sekolah dilaksanakan melalui
workshop penyusunan SKL, pembinaan intensif dalam pengembangan prestasi siswa, serta
melalui partisipasi aktif dalam berbagai lomba prestasi akademik maupun nonakademik
tingkat kota, provinsi, nasional, dan internasional.
3. Pengembangan Kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional dilaksanakan dengan cara
melaksanakan inventarisasi model-model kurikulum SBI, mengadakan kerja sama dengan SBI,
dan workshop penyusunan kurikulum SBI.
4. Pengembangan Proses Pembelajaran Bertaraf Internasional dilaksanakan dengan strategi
studi pustaka, workshop penyusunan panduan proses pembelajaran, pendampingan
pembelajaran di kelas, serta penyediaan sarana pendukung pembelajaran bertaraf
internasional.
5. Peningkatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bertaraf Internasional
dilaksanakan melalui strategi pelatihan, seminar, workshop, pendampingan, guru tamu,
monitoring/evaluasi pembelajaran, optimalisasi MGMPS, MGMP Kota, dan MGMP RSMABI,
serta menyediakan sarana penunjang dan mengadakan kerja sama/studi banding ke SBI yang
lebih berkualitas.
6. Pengembangan Sarana dan Prasarana atau Fasilitas Sekolah Bertaraf Internasional
dilakukan melalui strategi optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia,
pendataan kebutuhan sarana penunjang, rehabilitasi, pengadaan, dan perawatan, serta
pengajuan bantuan pengadaan sarana prasarana kepada pemerintah pusat dan daerah serta
stakeholders.
7. Pengembangan dan Implementasi Manajemen Sekolah Bertaraf Internasional diwujudkan
dengan strategi penyusunan instrumen pengelolaan manajemen, pengadaan bahan/alat
pendukung implementasi MBS, workshop dan sosialisasi, pemersiapan pencapaian ISO
9001:2008, serta mengadakan jalinan kerja sama dengan lembaga terkait dan SBI di dalam
maupun luar negeri.
8. Pengembangan dan Penggalian Sumber Dana Pendidikan Bertaraf Internasional
dilaksanakan dengan cara menjalin komunikasi dengan stakeholders, melakukan penggalian
sumber dana dan penggalian dana dengan menjalin kerja sama dengan dunia usaha/industri,
dan mengembangkan badan usaha/ekonomi milik sekolah.
9. Pengembangan dan Implementasi Sistem Penilaian Bertaraf Internasional dilaksanakan
melalui kegiatan workshop pengembangan instrumen dan model sistem penilaian bertaraf
internasional, melaksanakan ujicoba, serta melaksanakan perencanaan, penilaian, serta tindak
lanjut yang mengacu pada standar SBI.
10. Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah, strateginya adalah pengoptimalan
program pengembangan diri, pengoptimalan kinerja tenaga kependidikan, serta pemeliharaan
dan pengadaan berbagai sarana penunjang.
J. INDIKATOR KEBERHASILAN (MILESTONE)
Hasil yang diharapkan dalam pengembangan sekolah selama 4 tahun adalah sebagai berikut.
1. Terealisasinya Akreditasi Sekolah Tingkat Nasional dan Persiapan Akreditasi Internasional
2. Terealisasinya Standar Kompetensi Lulusan dan Prestasi Sekolah bertaraf internasional.
3. Terealisasinya pengembangan Kurikulum Sekolah Bertaraf Internasional.
4. Terealisasinya Proses Pembelajaran Bertaraf Internasional.
5. Terealisasinya Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bertaraf Internasional.
6. Terealisasinya Sarana dan Prasarana atau Fasilitas Sekolah Bertaraf Internasional.
7. Terealisasinya Manajemen Sekolah Bertaraf Internasional.
8. Terealisasinya penggalian sumber dana pendidikan bertaraf internasional.
9. Terealisasinya sistem penilaian bertaraf internasional.
10. Terealisasinya Budaya dan Lingkungan Sekolah.
Indikator Keberhasilan Sekolah
Waktu Pelaksanaan
a. Supervisi dan Monitoring
1. Internal: dilaksanakan setiap dua bulan sekali
2. Eksternal: sesuai jadwal monitoring
b. Evaluasi
1. Internal: dilaksanakan akhir tahun pelajaran
2. Eksternal: sesuai jadwal evaluasi
Sumber Data
c. Dokumen
d. Hasil Pengamatan
e. Instrumen ME
R K AS
Dilakukan peningkatan
akses dan pengupdate 500.000 500.000 500.000
data
Dibuatkan perangkat
monitoring tentang
125X1X3.500 437.500 437.500
Kinerja pendidik dan
tenaga kependidikan
Dilakukan supervise
tenaga pendidik dan
500.000 500.000 500.000
kependidikan , hasilnya
ditindak lanjuti
Dilibatkan semua warga
sekolah berperan aktif
dalan kegiatan akademis 12x100.000 1.200.000 1.200.000
dan non akademis dalam
bentuk pembinaan
Dilakukan tindak lanjut
MoU yang telah
dilakukan dengan pihak-
3x1.000.000 3.000.000 3.000.000
pihak lain, yaitu
UMM(backstopping
aksel), Lemjiantek (PBB)
PEMBIAYA Menyusun RAPBS sesuai 8X4X150.000 4.800.000 4.800.000
AN PP No.48
R K AS
CATATAN Untuk menyempurnakan RKAS/M Saudara merujuk pada juknis penyusunan RAKS di bahan bacaan :7
PENUTUP
Demikian rencana kegiatan sekolah kami buat dengan harapan rencana tersebut diatas dapat
terimplementasikan ke dalam rencana pengembangan sekolah dan menjadi acuan bagi pemangku
kepentingan ( Dinas Pendidikan Kota, Pemerintah Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, Kementerian
Pendidikan Nasional ) sebagai bahan pertimbangan untuk membantu sekolah dalam upaya
memenuhi delapan standar Nasional Pendidikan yang berdampak kepada primanya layanan bagi
peserta didik, orangtua, masyarakat, dan pemangku kepentingan.
Drs. SUPRANTIYO, MM
NIP. 19590923 198703 1 009
Bahan Bacaan 7
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
Guna menunjang terwujudnya sistem pendidikan inklusi maka sarana fisik sekolah
harus disesuaikan dengan kebutuhan fisik anak didik yang berkebutuhan khusus.
Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan menyangkut
aksesibilitas yang berkaitan dengan fasilitas umum termasuk bangunan sekolah.
Peraturan tersebut diantaranya;
C. Teknik Pelaksanaan
1. Input siswa
Kemampuan awal dan karakteristik siswa menjadi acuan utama dalam mengembangkan
kurikulum dan bahan ajar serta penyelenggaraan proses belajar-mengajar. Implikasinya
antara lain perlu dipikirkan:
a. Siapa input siswanya, apakah semua peserta didik berkelainan dapat
mengikuti kelas reguler bercampur anak lainnya “anak normal”?
b. Bagaimana identifikasinya?
c. Apa alat identifikasi yang digunakan?
d. Siapa yang terlibat dalam identifikasi?
2. Kurikulum
Kurikulum (bahan ajar) yang dikembangkan hendaknya mengacu kepada kemampuan awal
dan karakteristik siswa. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Bagaimana model kurikulum (bahan ajarnya) untuk kemampuan anak yang
beragam dalam kelas reguler yang sama?
b. Siapa yang mengembangkannya?
c. Bagaimana pengembangannya?
3. Tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan (guru/instruktur/pelatih/therapist dsb.) yang mengajar hendaknya
memiliki kualifikasi yang dipersyaratkan, yaitu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
tentang materi yang akan diajarkan/dilatihkan, dan memahami karakteristik siswa.
Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Siapa saja tenaga kependidikan yang terlibat?
b. Apa peranserta masing-masing?
c. Bagaimana kualifikasi gurunya?
d. Persyaratan apa yang harus dimiliki?
4. Sarana-prasarana
Sarana-prasarananya hendaknya disesuaikan dengan tuntutan kurikulum (bahan ajar) yang
telah dikembangkan. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Prasarana apa yang diperlukan?
b. Sarana apa yang diperlukan?
5. Pembiayaan
Penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah reguler memerlukan dukungan dana yang
memadai. Untuk itu dapat ditanggung bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang
tua siswa, serta sumbangan suka rela dari berbagai pihak.
Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Dari mana sumber dana untuk operasional sekolah inklusi?
b. Untuk keperluan apa saja dana tersebut?
6. Manajemen
Penyelenggaraan pendidikan inklusif memerlukan manajemen yang berbeda dengan sekolah
reguler. Implikasinya antara lain perlu difikirkan:
a. Bagaimana manajemennya?
b. Siapa saja yang dilibatkan?
c. Apa tugas dan fungsinya?
7. Lingkungan
Agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan maka lingkungan belajar dibuat sedemikian
rupa sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung secara aman dan nyaman.
Implikasinya antara lain perlu difikirkan:
a. Bagaimana lingkungan sekolahnya? Bangunan sekolah dan lingkungan
apakah aksesibel bagi anak berkebutuhan khusus?
b. Bagaimana lingkungan sekitaranya?Bagaimana lingkungan rumah
tangganya?
c. Upaya apa yang dilakukan dalam rangka meningkatkan peranserta
masyarakat dan orang tua untuk meningkatkan mutu pendidikan di sini?
8. Proses belajar-mengajar
Proses belajar-mengajar lebih banyak memberikan kesempatan belajar kepada siswa melalui
pengalaman nyata. Implikasinya antara lain perlu dipikirkan:
a. Bagaimana perencanaan kegiatan belajar-mengajar?
b. Bagaimana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar?
c. Bagaimana evaluasi kegiatan belajar-mengajar?
PENILAIAN
Saudara diminta untuk melakukan penilaian diri tentang pencapaian kompetensi saudara yang
ditampilkan melalui ketercapaian dan ketidak tercapaian hasil belajar yang diharapkan. Saudara
masih perlu mendiskuasikan hasil penilaian diri saudara dengan penilai(pengawas sekolah).
1. Isilah nama Saudara, nama penilai/pengawas Saudara, dan nama serta alamat sekolah
Saudara.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom penilaian diri. Apakah hasil belajar yang diharapkan
SudahTercapai atau Belum Tercapai, dengan cara, memeriksa bukti-bukti hasil
pembelajaran yang saudara miliki.
3. Buatlah keputusan terhadap ketercapaian Target Kompetensi (SudahKompeten atau
Belum Kompeten). Sudara dapat memutuskan bahwa target kompetensi sudah dicapai,
jika dan hanya jika semua hasil belajar yang diharapkan sudah tercapai.
4. Dalam kolom komentar, buatlah penjelasan umum tentang hasil belajar saudara, tingkat
pencapain target kompetensi, dan hal – hal yang masih harus saudara pelajari.
5. Tanda tanganilah hasil penilain diri dan buat perjanjian waktu untuk mendiskusikan hasil
penilaian diri ini dengan asesor/pengawas dalam rentang waktu dua minggu setelah
pelaksanaan In-2
Nama BPU : RKJM dan RKAS
Kolom Komentar
.................................................................,........................
Kepala Sekolah/Madrasah
(......................................................)
Penilaian Pengawas/Assessor
1. Isilah nama Saudara, nama kepala sekolah/madrasah Saudara, dan nama serta alamat
sekola/madrasah.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom Penilaian Pengawas. Apakah hasil belajar yang
diharapkan SudahTercapai atau Belum Tercapai, dengan cara, memeriksa bukti-bukti hasil
pembelajaran yang dimiliki kepala sekolah/madrasah.
3. Buatlah keputusan terhadap ketercapaian Target Kompetensi (Sudah Kompeten atau Belum
Kompeten). Sudara dapat memutuskan bahwa target kompetensi sudah dicapai, jika dan hanya
jika semua hasil belajar yang diharapkan sudah tercapai.
4. Dalam kolom komentar, buatlah penjelasan umum tentang hasil belajar kepala sekolah, tingkat
pencapain target kompetensi, dan hal-hal yang masih harus dipelajari.
5. Buatlah perjanjian waktu untuk mendiskusikan hasil penilaian Saudara dengan Kepala
Sekolah/Madrasah dalam rentang waktu dua minggu setelah pelaksanaan In-2 .Tanda
tanganilah hasil penilaian Saudara.
Nama BPU : RKJM dan RKAS
Target Kompetensi : Menyusun perencanaan sekolah/ madrasah untuk berbagai tingkat perencanaan. (Permendiknas no.13 tahun 2007, point
2.1)
(Bersama ini saya menyatakan bahwa), saya telah mengkaji bukti-bukti fisik yang dilampirkan dalam penyelesaian tagihan dan saya menyatakan
bahwa nama kepala sekolah tersebut diatas
TELAH BERHASIL / BELUM BERHASIL*
mencapai hasil yang diharapkan dan target kompetensi.
Kolom Komentar
...........................................................,........................
Pengawas Sekolah/Madrasah
(......................................................)
*coret yang tidak perlu
REFERENSI
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Buku Indikator Sekolah Berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan Kemendiknas Ditjen Mandikdasmen Direktorat Pembinaan SMP
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Departemen Pendidikan Naional. 2007. Peraturan Mendiknas No.13 tahun 2007 Tentang
Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
Kementerian Pendidikan Nasional. Peraturan Mendiknas No.15 Tahun 2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimal.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Buku Petunjuk Teknis RKJM No. 16 Tahun 2010 dari
Direktorat Pembinaan SMA.
Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Panduan Teknis Evaluasi Diri Sekolah dan Madrasah
(EDS/M).
DAFTAR ISTILAH
SINGKATAN/ISTILAH KEPANJANGAN/PENGERTIAN
Bahan Pembelajaran Salah satu bagian dari serangkaian bahan
Utama pembelajaran untuk program pengembangan
keprofesian berkelanjutan kepala
sekolah/madrasah.
In Service Learning 1 Proses belajar bersama para kepala
(In-1) sekolah/madrasah yang dipandu oleh fasilitator
melalui kegiatan tatap muka atau tanpa tatap
muka
In Service Learning 2 Proses belajar bersama para kepala
(In-2) sekolah/madrasah yang dipandu oleh fasilitator
melalui kegiatan tatap muka untuk melaporkan
hasil kegiatan dan berbagi pengalaman hasil
kegiatan On the Job Learning
LPPKS Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan
Kepala Sekolah
On the Job Learning Kegiatan belajar mandiri para kepala
(On) sekolah/madrasah untuk menerapkan kegiatan
yang sudah dipelajarai pada In Service Learning 1
yang didampingi oleh pengawas
sekolah/madrasah sebagai mentor
PPPTK Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan
RKAS/M RKAS/M(Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah) menggambarkan tujuan yang
akan dicapai dalam satu tahun anggaran,
dilaksanakan berdasarkan RKJM. RKAS/M
memiliki kesamaan makna dengan Rencana
Kerja Operesional (RENOP), Rencana Anggaran
dan Belanja Sekolah (RAPBS), Rencana Kerja
Tahunan (RKT) dan atau istilah lainnya yang
memiliki makna sama.
RKJM Rencana Kerja Jangka Menengah rencana yang
menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu 4 tahun yang berkaitan dengan mutu
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan
komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan. RKJM memiliki kesaman makna dengan
Rencana Kerja Sekolah (RKS), Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS), Rencana
Strategis (RENSTRA) dan atau istilah lainnya
yang memiliki makna sama.
RKT Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dinyatakan
dalam rencana kegiatan dan anggaran
sekolah/madrasah (RKAS/M) dilaksanakan
berdasarkan rencana kerja jangka menengah
SNP Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah
kriteria minimal tentang system pendidikan
diseluruh wilayah hukum Negara kesatuan
SINGKATAN/ISTILAH KEPANJANGAN/PENGERTIAN
Republik Indonesia
SPM Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah tolak
ukur kinerja pelayanan pendidikan yang
diselenggarakan daerah