Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian
Penyakit batu ginjal atau nefrolitiasis adalah kondisi ketika di dalam ginjal terbentuk
material keras menyerupai batu. Material ini terbentuk dari limbah zat-zat dalam darah yang
disaring ginjal, kemudian mengendap dan lama-kelamaan mengkristal. Pengendapan biasanya
terjadi karena Anda tidak mengonsumsi air sesuai anjuran, sedang mengonsumsi obat-obatan
tertentu, atau memiliki kondisi medis yang bisa memengaruhi kadar senyawa tertentu dalam
urine.
1. Berdasarkan jenisnya, batu ginjal dibagi menjadi empat: batu kalsium, batu asam urat,
batu struvit, dan batu sistin. Perbedaan jenis batu ginjal akan memengaruhi tindakan
pengobatan serta pencegahan .Penyakit batu ginjal cukup umum terjadi pada orang-orang
berusia 30-60 tahun, dan dapat diderita oleh pria maupun wanita. Namun, pria memiliki
risiko lebih tinggi daripada wanita. Dari penelitian yang pernah dilakukan, hal tersebut
diduga terkait dengan penyumbatan saluran kencing pria.
 Penyebab Batu kalsium disebabkan oleh tingginya kadar kalsium di dalam urine.
Jenis batu ginjal ini merupakan yang paling umum terjadi. Tingginya kadar
kalsium bisa diakibatkan karena penyakit keturunan hiperkalsiuria. Kondisi ini
menyebabkan penderitanya melepaskan kalsium yang banyak dalam urine.
Tingginya kadar kalsium juga bisa disebabkan oleh kelenjar paratiroid yang
terlalu aktif. Hormon yang diproduksi kelenjar ini berfungsi mengatur jumlah
kalsium di dalam darah. Yang kedua adalah batu asam urat. Batu ini terbentuk
akibat tingginya kadar asam urat di dalam urine yang disebabkan oleh makanan
berkadar purin tinggi. Contoh makanan yang memicu tingginya asam urat adalah
kerang-kerangan, daging dan ikan. Penderita penyakit Gout juga berisiko tinggi
membentuk batu jenis ini.Yang ketiga adalah batu struvit. Ini merupakan jenis
batu ginjal yang dapat terbentuk dan membesar secara cepat. Penyebab utama
terbentuknya batu struvit adalah infeksi saluran kemih yang telah berlangsung
lama. Jenis batu ini lebih sering ditemukan pada pasien wanita dibandingkan
pasien laki-laki.Yang terakhir adalah batu sistin. Batu ginjal ini terbentuk akibat
terlalu banyaknya asam amino sistin yang dikeluarkan oleh ginjal. Batu sistin
merupakan jenis batu ginjal yang sangat jarang ditemukan. Kondisi ini disebabkan
oleh penyakit yang dikenal sebagai sistinuria. Penyakit ini mempengaruhi jumlah
asam amino sistin yang dikeluarkan dalam urine.Selain faktor makanan dan
kondisi kesehatan yang mendasari, ada beberapa faktor lain yang bisa memicu
terjadinya penyakit batu ginjal, di antaranya:
 Kurang minum air putih
 Riwayat kesehatan keluarga
 Mengalami obesitas
 Mengonsumsi obat-obatan, misalnya diuretik, aspirin, antibiotik, antasid,
serta beberapa obat antiepilepsi dan antiretroviral
 Efek samping operasi terhadap organ pencernaan
 Jika Anda sudah pernah menderita batu ginjal, maka Anda berpeluang untuk
kembali terkena kondisi yang sama. Berikut adalah faktor pemicu
kambuhnya batu ginjal.
 Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan
terlalu sedikit mengonsumsi makanan berserat.
 Hanya memiliki satu ginjal yang masih berfungsi.
 pernah mengalami beberapa infeksi yang berhubungan dengan ginjal atau
sistem saluran kemih.
 Memiliki riwayat keluarga berpenyakit batu ginjal.
 Pernah menjalani operasi pada sistem pencernaan.
 Rutin mengonsumsi suplemen yang mengandung kalsium.
 Mengonsumsi obat-obatan aspirin, antibiotik golongan tertentu, antasida,
diuretik, obat antiepilepsi, dan obat-obatan untuk HIV.
2. Diagnosis
Dalam mendiagnosis batu ginjal, awalnya dokter akan mengumpulkan informasi mengenai
gejala-gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan menanyakan apakah ada anggota keluarga
yang memiliki penyakit sama, pola makan sehari-hari, apakah pasien sedang mengonsumsi
sesuatu yang bisa memicu terbentuknya batu ginjal. Kemudian, dokter akan melakukan
serangkaian pemeriksaan, di antaranya pemeriksaan laboratorium berupa tes urine dan tes darah.
Selain itu juga ada beragam pemindaian seperti USG, rontgen, dan intravenous pyelogram (IVP).
Tes urine dibutuhkan untuk memeriksa apakah sudah terjadi infeksi. Jika dalam sampel urine ada
serpihan batu ginjal, dokter akan menggunakannya untuk mengidentifikasi jenis batu ginjal yang
diderita agar penanganannya tepat.
Sedangkan tes darah dibutuhkan untuk mengetahui apakah ginjal masih berfungsi normal atau
tidak, serta untuk memeriksa kadar zat-zat tertentu yang berpotensi menyebabkan terbentuknya
batu ginjal. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan melalui citra gambar yang akan
membantu mengonfirmasi diagnosis serta memastikan posisi batu ginjal secara akurat. Jenis
pemeriksaan citra gambar yang mungkin dilakukan adalah CT scan, X-ray, ultrasound scan, dan
intravenous urogram (IVU) atau intravenous pyelogram (IVP).
Sekarang ini, CT scan adalah opsi pemeriksaan utama dalam mendiagnosis penyakit batu ginjal
karena hasilnya lebih akurat ketimbang metode pemeriksaan lainnya.
3. Gejala
Biasanya, jika ukuran batu ginjal sangat kecil, Anda tidak akan merasakan gejala apa pun. Batu
ginjal tersebut akan keluar secara alami melalui ureter (saluran yang menghubungkan ginjal
dengan kandung kemih).
Anda baru akan merasakan sesuatu jika ukuran batu lebih besar dari ureter. Pada saat akan buang
air kecil, batu akan bergesekan dengan dinding ureter sehingga menyebabkan iritasi atau bahkan
luka. Ini sebabnya pada urine terlihat darah. Batu juga bisa menyumbat ureter atau uretra
(saluran akhir pembuangan urinee ke luar tubuh) sehingga pengeluaran urine terhambat. Gejala-
gejala lainnya dari batu ginjal dapat meliputi:
 Nyeri punggung bawah yang berkepanjangan, kadang terasa sampai selangkangan. Pada
penderita pria, nyeri juga terasa pada testis dan skrotum.
 Sakit perut bagian samping dengan durasi bervariasi, mulai dari hitungan menit sampai
jam.
 Gelisah.
 Tidak dapat berbaring dengan tenang karena sulit mencari posisi yang nyaman.
 Mual.
 Lebih sering buang air kecil dari biasanya.
 Sakit saat buang air kecil.
Terdapat darah dalam urine—yang disebabkan oleh gesekan batu ginjal terhadap ginjal atau
ureter. Saat batu ginjal menyumbat ureter akan terjadi penumpukan bakteri yang dapat
menyebabkan infeksi ginjal. Gejala infeksi ginjal mirip dengan gejala penyakit batu ginjal, tetapi
biasanya penderita juga akan merasakan:
 Demam tinggi.
 Menggigil.
 Kelelahan.
 Diare.
 Warna urine keruh dan beraroma tidak sedap.
4. Pengobatan
Pengobatan batu ginjal bergantung pada ukuran batu. Untuk ukuran batu kecil yang masih bisa
melewati saluran kemih, dokter hanya akan menyarankan Anda untuk mengonsumsi air putih
sesuai anjuran. Harapannya adalah agar batu dapat keluar sendiri bersama dengan keluarnya
urine. Apabila nyeri yang Anda rasa cukup mengganggu, dokter akan memberikan obat pereda
sakit, seperti ibuprofen atau obat antiradang nonsteroid. Untuk meringankan gejala mual dan
muntah, dokter akan memberikan obat antiemetik.
Jika batu ginjal sudah berpindah lokasi dari ginjal ke ureter dan menimbulkan rasa sakit cukup
parah, Anda akan dirujuk untuk melakukan perawatan di rumah sakit. Umumnya, hal tersebut
dilakukan untuk pasien yang hanya memiliki satu ginjal, hamil, mengalami dehidrasi, atau
berusia di atas 60 tahun.
Jika ukuran batu ginjal terlalu besar (diameter minimal 6-7 mm) untuk bisa dikeluarkan secara
alami, dokter akan menyarankan terapi khusus untuk mengeluarkannya. Tipe penanganan
bergantung pada ukuran dan lokasi batu ginjal. Prosedur-prosedur untuk menangani batu ginjal
ukuran besar adalah:
 Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Prosedur ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghancurkan batu
ginjal menjadi serpihan kecil. Serpihan ini diharapkan bisa dikeluarkan dengan mudah
secara alami. Anda akan merasa sedikit kurang nyaman dan setelahnya dokter biasanya
akan memberikan obat pereda sakit. ESWL 99% efektif untuk batu ginjal dengan diameter
maksimal 20 mm.
 Ureteroskopi
Dokter akan menggunakan alat yang disebut uteroskop. Alat tersebut akan dimasukkan ke
dalam ureter untuk melihat lokasi penyumbatan. Setelah lokasi batu diketahui, batu akan
dihancurkan menggunakan alat lain atau dengan bantuan laser. Anda akan dibius total saat
akan menjalani prosedur ini. Ureteroskopi efektif untuk batu ginjal berdiameter maksimal
15 mm.
 Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL)
Prosedur ini biasanya dilakukan apabila prosedur ESWL tidak mungkin dilaksanakan, contohnya
penderita mengalami obesitas. Dokter akan membuat sayatan kecil di permukaan kulit dekat
ginjal, kemudian memasukkan nephroscope yang akan menghancurkan dan mengeluarkan
serpihan batu ginjal. PCNL efektif untuk batu berdiameter 21-30 mm.
5. Pencegahan
Penyakit batu ginjal memang memiliki kecenderungan berulang, tetapi pencegahannya sangat
mudah. Anda harus memperhatikan dua hal berikut:
 Konsumsi air sesuai kebutuhan tubuh. Jika Anda mengonsumsi cukup air, warna urine
akan terlihat cerah.
 Perhatikan pola makan. Jika batu ginjal Anda adalah jenis batu kalsium, maka hindari
makanan yang mengandung banyak oksalat. Oksalat akan menghalangi penyerapan
kalsium. Namun, konsultasikan dulu dengan dokter sebelum mengubah pola makan.

Anda mungkin juga menyukai