Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam suatu organisasi tentu membutuhkan seorang pemimpin untuk mengarahkan

ataupun membimbing sehingga organisasi bisa berjalan dengan baik. Pemimpinlah yang menjadi

faktor utama untuk mempengaruhi kinerja suatu organisasi dengan kata lain bahwa pemimpin

adalah sosok yang berusaha untuk memengaruhi pikiran, kebiasaan, keyakinan atau nilai-nilai

orang lain. Peran seorang gembala dalam jemaat terlebih khusus bagi kaum muda sangat

diperlukan untuk pertumbuhan iman mereka sehingga mundurnya pertumbuhan rohani kaum

muda bergantung kepada gembala.Pemuda adalah bagian yang memiliki hubungan erat dengan

kehidupannya dalam gereja dan jemaat, dalam hal ini kaum muda harus memuliakan Allah lewat

bersekutu, bersaksi dan melayani.Kaum muda adalah bagian dari persekutuan orang-orang

percaya kepada Yesus Kristus, Kepala gereja.

Keberhasilan seorang gembala dalam memimpin dombanya tidak terlepas dari

pemahamannya tentang apa yang dikerjakan dengan kata lain bahwa seorang gembala dalam

suatru jemaat mengerti betul apa yag menjadi prinsip seorang gembala dalam melayani. Prinsip

ini yang dipegang teguh sehingga dalam melayani orientasinya jelas. Seorang gembala harus

memiliki prinsip karena hal ini yang akan menuntun mereka melaksanakan amanat Tuhan untuk

kemajuan dan pertumbuhan kaum muda yang lebih baik. Pemimpin dalam jemaat yang memilik

prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan Firman Tuhan akan memiliki kualitas yang baik

karena sumber kepemimpinan berasal dari Roh Kudus.

1
Pengertian Penggembalaan

Penggembalaan merupakan bagian dari Teologi Praktika.Penggembalaan kata dasarnya

adalah gembala, kata gembala di dalam bahasa latin ialah “Pastor” dan di dalam bahasa yunani

“poimen”.Menurut Thurneysen dalam bukunya tentang penggembalaan mengatakan bahwa

“penggembalaan adalah suatu penerapan khusus Injil kepada anggota jemaat secara pribadi yaitu

berita injil yang dalam khotbah gereja disampaikan kepada semua orang.”1Sedangkan menurut

DR. J. W. Herfst tugas penggembalaan adalah menolong setiap orang untuk menyadari

hubungannya dengan Allah dan mengajar orang untuk mengakui ketaatannya kepada Allah dan

sesamanya dalam situasinya sendiri.2Jadi, berdasarkan pendapat di atas arti penggembalaan

adalah seorang yang bersedia merawat, melindungi dan menolong setiap orang untuk menyadari

hubungannya dengan Allah serta kesalamatan domba-dombanya.

Pengertian Pemuda

Istilah pemuda berasal dari kata latin“Adolescence”, Adolescence berasal dari kata

Adolescentra yang berarti mencapai kematangan mental, emosional dan fisik.3Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia “pemuda” diartikan sebagai orang yang masih muda, orang

muda.4Dengan demikian dapat diartikan bahwa pemuda adalah masa sesudah remaja dan berada

sebelum masa dewasa.Pemuda adalah individu muda yang sedang menjadi matang mentalnya,

emosionalnya, sosial dan fisiknya.

1
Die Lehre von der Seelsorge, Zuerich 1946, hlm. 12
2
Uitzichten, Delft 1953, hlm. 111-132
3
Kristiani Tjandrarini, Ciri-Ciri Perkembangan Masa Pemuda (dalam penataran dan lokakarya di Yogyakarta, 1990)
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995). Hlm. 135

2
BAB II

Pendekatan Kepada Kaum Muda

Masa muda adalah suatu masa yang indah sekali, pada masa muda terbukalah berbagai

macam kesempatan dalam hidup yang memberi pengharapan yang serba gemilang.Pada

umumnya orang mengambil keputusan-keputusan penting dan terbesar dalam kehidupannya

pada masa muda dan biasanya pada masa muda juga orang mengambil keputusan mengenai

perkara-perkara rohani yang kekal. Masa muda memang masa yang cemerlang akan tetapi masa

itu juga merupakan masa yang genting karena merupakan suatu masa dimana banyak orang

muda menjadikan kehidupannya suatu kegagalan dan keambrukan. Masa muda adalah masa

yang genting karena pada masa muda adalah masa berkembang dan bertumbuh menjadi dewasa

sesuai dengan kehendak Allah bagi setiap makhluk dan masa ini memerlukan petunjuk dan

pelajaran Kristen yang cermat supaya dapat hidup menurut ukuran moral yang tinggi yang telah

ditentukan oleh Allah.Juga dalam pergaulan hidup, masa muda memasuki lingkungan-

lingkungan baru dan mempunyai banyak kesempatan dalam memperoleh kawan-kawan yang

mempunyai pengaruh baik atau buruk.Oleh karena itu, pentingnya seorang gembala melakukan

pendekatan kepada kaum muda agar tidak terpengaruh oleh arus dunia yang bisa mempengaruhi

masa perkembangan dan pertumbuhan kerohanian kaum muda.

Sama halnya yang dikatakan oleh Rasul Paulus bahwa pentingnya melatih calon-calon

pemimpin Yesus Kristus. Pemimpin-pemimpin yang berpengalaman melakukan pengkaderan

atas mereka yang lebih muda, dengan cara membangkitkan semangat, mengunjungi dan

menyurati. Gereja masa kini membutuhkan pemimpin-pemimpin yang mampu mengkader

pemimpin-pemimpin muda dan mempersiapkannya bukan saja sebagai pemimpin masa depan

3
tapi juga sebagai pelayanan-pelayan Tuhan yang melayani-Nya pada hari ini. Prioritas utama

bagi setiap pemimpin adalah memuliakan Allah dalam apapun yang dipikirkan, diucapkan dan

dilakukan (1 Kor10:31). Terlalu banyak jargon, pepatah dan penyataan yang memposisikan

pemuda sebagai pemimpin masa depan, kader penerus serta harapan masa yang akan datang.

Kaum muda sering terbuai oleh apresiasi dan harapan yang begitu tinggi terhadap dirinya namun

di sisi lain kalimat ini hanya merupakan alat perangsang ataupun kalimat pendukung untuk

memanfaatkan kaum muda yang justru seringkali berakibat terhadap potensi masa muda

sekarang ini. Terlalu banyak juga orang berharap kaum muda menjadi teladan dan kemudian

diberi anugerah tidak dianggap rendah dan bukan sebaliknya.Kaum muda diberikan kepercayaan,

kesempatan dan penghargaan untuk dapat mewujudkan keteladannya.

Membahas tentang kepemimpinan Timotius memang suatu hal yang menarik

dikarenakan unsur muda, bagi Timotius unsur muda merupakan suatu catatan penting

dikarenakan seringkali faktor usia dijadikan alasan untuk membatasi ruang gerak

pelayanan.Tetapi dalam unsur kemudaan itu pula yang membawah Timotius semakin tangguh

dalam melayani. Jika dalam gereja tidak ada ketertiban, pemerintahan dan kekuasaan maka akan

timbul kekacauan. Jika tidak ada seorang yang diangkat untuk diserahkan wewenang dan diakui

sebagai penguasa dan pemimpin maka akhirnya jemaat itu akan hancur berantakan. Oleh karena

itu, melalui kepemimpinan Timotius, dibawah ini akan dijelaskan beberapa cara pendekatan

yang harus dilakukan oleh seorang gembala kepada kaum muda, yaitu sebagai berikut:

1. Mengajarkan Ajaran Sehat (1 Tim 1:3; 2 Tim 3:10-16)

Orang Kristen percaya bahwa Alkitab adalah wahyu Allah dan sesuai dengan

kehendak-Nya.Oleh karena itu, semua orang Kristen penting sekali mengerti betul

tentang landasan Alkitab diatas misi Kristen berdiri.Seorang gembala harus sabar

4
mengajarkan dan menerangkan kebenaran Allah karena ini merupakan makanan bagi

tubuh rohani jemaat dan ini dalah segi sangat penting dalam penggembalaan atau

pekerjaan seorang pendeta. Keadaan yang dihadapi oleh Timotius pada saat itu

diwaktu Rasul Paulus memberikan surat kepadanya adalah situasi yang cukup berat

dalam pengajaran sesat.Situasi ini menjadikan Timotius banyak mengalami kesulitan

dalam mengajarkan prinsip-prinsip yang didasarkan oleh kebenaran Alkitab.Selain

para pengajar-pengajar sesat ada juga aliran yang berkembang di Efesus yaitu aliran

Gnosis yang artinya pengetahuan.5Namun rasul Paulus dengan tegas mengatakan

kepada Timotius supaya menolak ajaran itu dan sekali-kali jangan didengar dan

Timotius mendengarkan hal itu sehingga Timotius boleh melakukannya sesuai

dengan Prinsip Firman Tuhan (2 Tim 3:10-11).

Jadi, dari hal di atas jelas bahwa Timotius berpegang kokh dalam pengajaran

sehingga dia juga menjadi pengajar sehat dalam menjalankan pelayanannya di

Efesus.Tidak diragukan lagi karena dia mengikuti jejak Rasul Paulus sebagai bapak

rohaninya sehingga dia berhasil menjalankan tugas yang diembankan kepadanya

yaitu mengajarkan ajaran yang sehat kepada jemaat.

2. Menjadi Teladan (1 Timotius 4:12)

Menjadi teladan adalah sifat yang harus ada dalam jiwa setiap pemimpin

karena keteladanan merupakan suatu kata kuno dan klasik yang tidak pernah lekang

oleh zaman dan modernisasi ilmu untuk mengubah tingkah laku

seseorang.Keteladanan juga merupakan kunci keberhasilan seorang pemimpin karena

sangat erat kaitannya dengan pelayanan dan kerendahan hati.Karena seorang hamba

5
Sodarmo R. “gnosis” Dalam Kamus Istilah Theologia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), 34.

5
Tuhan yang dipanggil untuk melayani secara penuh perlu menjadi teladan dalam

perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan dan kesucian.itulah sebabnya Paulus

menekankan hal ini kepada Timotius dalam masa mudanya.Timotius sebagai

pemimpin di dalam jemaat dan juga sebagai seorang hamba Tuhan harus memiliki

pola hidup dan menjaga wibawanya di dalam jemaat.Ia harus menjadi contoh atau

model bagi orang lain lewat kualitas hidup yang tinggi.

Menurut Paulus, cara yang terbaik untuk mendapatkan kewibawaan adalah

dengan keteladanan hidup. Paulus ingin menabahkan hati Timotius dengan

mengatakan bahwa orang-orang tidak akan menganggap rendah dia jika dia bisa

menjadi teladan bagi orang-orang percaya. Jika orang percaya melihat dalam diri

seorang pemimpin mencerminkan Kristus maka dengan sendirinya mereka akan

menghormatinya.Pendekatan yang dilakukan oleh Rasul Paulus kepada Timotius juga

dapat dilakukan oleh gembala masa kini kepada kaum muda Kristen masa kini.

6
BAB III

Pemberdayaan Kaum Muda Dalam Pelayanan

Pemberdayaan kaum muda pada saat ini sudah menjadi isu Nasional dan bahkan menjadi

isu internasional dan bahkan sudah menjadi program pemerintah, yang tujuannya adalah dalam

rangka memberdayakan masyarakat, sehingga masyarakat bisa berdaya di bidang ekonomi dan

pelayanan.

Di dalam setiap organisasi gereja dan instansi pemerintah membutuhkan pemimpin-

peminpin yang benar-benar berkualitas baik dalam intelektual maupun spiritual. Prinsip-prinsip

dalam Alkitab banyak yang menggambarkan tentang keberhasilan seorang pemimpin. Kaum

pemimpin muda terkadang kurang mendapat perhatian dikalangan para hamba-hamba Tuhan

khususnya, mungkin karena kurang pengalaman. Tetapi guna keutuhan gereja para generasi

pemimpin muda ini perlu dipersiapkan agar ke depan para pemimpin muda ini dapat meneruskan

perjuangan para pemimpin tua.

Para pakar pemimpin teologi atau gembala sidang yang pada masa mudanya melayani

dengan begitu banyak perjuangan dan tantangan mungkin di antaranya adalah “direndahkan”

terlepas dari sudut mana kesalahannya. Tetapi hal itu bukanlah menyurutkan semangat yang

dimiliki oleh banyak hamba-hamba Tuhan yang masih muda. Tetapi itu dapat dijadikan pelajaran

yang berharga dalam melayani Tuhan. Perlu juga diperhatikan bahwa prinsip itu menyangkut

wibawa, kepedulian, dan saling menghargai itu juga harus benar-benar di ajarkan.6

6
Ronal G. Sirait, M.Th.,M.Pd, Pelayanan Pastoral Pemimpin muda dalam kitab Timotius, (Malang: Ahlimedia
press, 2020), 1-3

7
Empowerment yang dalam bahasa Indonesia berarti pemberdayaan adalah sebuah konsep

yang lahir sebagai bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan.

Perbedayaan pada hakikatnya merupakan sebuah konsep yang fokusnya adalah kekuasaan.

Pemberdayaan secara substansial merupakan proses memutus dari hubungan antara subjek dan

objek. Proses ini mementingkan pengakuan subjek akan kemampuan atau daya yang dimiliki

objek.

Jika dilihat dari proses operasionalnya, maka ide pemberdayaan memiliki dua

kecenderungan, antara lain: pertama kecenderungan primer, yaitu kecenderungan proses yang

memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan (power) kepada

kaum muda. Kedua, kecenderungan sekunder, yaitu kecenderungan yang menekankan pada

proses memberikan stimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai

kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui

proses dialog.

Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan

kaum muda menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak, dan

mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut.

Pemberdayaan pemuda adalah kegiatan membangkitkan potensi dan peran aktif pemuda.

Di mana pemuda itu memiliki beragam potensi sehingga pemuda indentik sebagai sosok yang

berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis,

berpikir maju, memiliki moralitas, dan sebagainya.7

7
D.H. NASHAR. SE.,MM.,M.SI, Pemberdayaan Ekonomi Generasi Muda di mulai dari halaman masjid,(Duta media
publishing, 2017) 26-28

8
BAB IV

KESIMPULAN

Pemuda merupakan pondasi yang kuat bagi sebuah gereja, sehingga pemuda harus

terlibat di dalam suatu pelayanan di dalam sebuah gereja, dengan melakukan pendekatan kepada

kaum muda dan pemberdayaan kaum muda dalam pelayanan karena jika tidak adanya pemuda

yang aktif di dalam suatu gereja amak gereja tidak akan berkembang secara kuantitas dan juga

secara kualitas, maka dari itu peran sebuah gereja dan pemimpin geeja sangat penting untuk

mmebuat pemuda untuk aktif ke dalam pelayanan di dalam gereja.

Pembimbingan dan mengadakan pendekatan serta pemberdayaan merupakan hal yang

dapat dilakukan oleh seorang gembala kepada pemuda yang berada di suatu gereja baik yang

aktif maupun tidak aktif harus tetap melakukan hal tersebut karena melalui hal itu pemuda dapat

memakai hidup mereka untuk lebih mandiri dan aktif serta lebih giat lagi di dalam mengikuti

sebuah persekutuan dan pelayanan di dalam suatu organisasi gereja.

Anda mungkin juga menyukai