Anda di halaman 1dari 95

Kehidupan

Orangorang Besar
"Buah orang benar itu seperti pohon
hayat.

Sejarah yang suci menyajikan banyak gambaran


mengenai hasilhasil pendidikan yang benar.
Sejarah suci itu menyajikan banyak contoh
mulia tentang orang-orang yang tabiatnya
dibentuk di bawah bimbingan Ilahi, orang-orang
yang kehidupannya menjadi berkat kepada
sesamanya manusia dan yang berdiri di dunia
sebagai wakilwakil Allah.

Di antara mereka ini terdapat Yusuf dan


Daniel, Musa, Elisa
dan Paulus, negarawan terbesar, pembuat
undangundang yang paling bijaksana, dan
salah satu reformator yang paling setia, dan
selain Dia yang berbicara sebagaimana
belum pernah ada orang berbicara seperti
itu, guru paling mahir bercerita yang pernah
dikenal dunia.

Pada awal kehidupan, ketika mereka akan


beranjak dari masa muda ke masa dewasa,
Yusuf dan Daniel terpisah dari rumah mereka
dan dibawa sebagai tawanan ke negeri kafir.
Terutama adalah Yusuf yang ditimpa
penggodaan yang berubah menjadi
keuntungan besar.

PERJALANAN HIDUP YUSUF


Di rumah ayahnya ia adalah seorang anak yang dicintai
dengan lemahlembut; di rumah Potifar menjadi seorang
budak, kemudian menjadi orang yang berkeyakinan dan
seorang teman; orang yang menangani masalah-masalah,
terdidik dengan belajar sendiri, menyelidik, berhubungan
dengan manusia; dalam penjara Firaun seorang tahanan
negara, dihukum tak adil, tanpa harapan pembelaan atau
harapan kelepasan; dipanggil pada saat yang sangat
gawat untuk memimpin pemerintahan.
Apakah yang menyanggupkannya untuk
mempertahankan kejujurannya?

Tidak ada orang yang dapat berdiri di atas tempat


yang tinggi tanpa bahaya. Seperti angin topan
yang membiarkan bunga di lembah tidak kurang
suatu apa menumbangkan pohon di atas puncak
gunung, demikianlah penggodaan-penggodaan
yang ganas tidak menyentuh orang yang rendah
menebas orang yang berdiri di tempat tinggi
keberhasilan dan kehormatan dunia.
Kesetiaan yang sama ditunjukkan di istana Firaun
sebagaimana di dalam sel tahanan.

YUSUF BELAJAR DARI PERTOBATAN


AYAHNYA
Ketika ia masih anakanak, Yusuf telah diberi pelajaran tentang
kasih dan takut akan Allah.
Kerapkali dalam kemah ayahnya, di bawah bintangbintang
Siria, telah diceritakan padanya cerita tentang khayal malam
hari di Bethel, tentang tangga dari sorga ke bumi, dan malaikatmalaikat yang turun naik, dan tentang Dia yang dari takhta
sorga memperlihatkan diriNya kepada Yakub.
Kepadanya telah diceritakan mengenai kisah pergumulan di tepi
sungai Yabok, ketika, meninggalkan dosa yang disenangi, Yakub
berdiri sebagai pemenang, dan menerima nama pangeran
dengan Allah.

Selaku anak gembala, yang menggembalakan


ternak ayahnya, kehidupan Yusuf yang suci dan
sederhana mengembangkan kekuatan jasmani dan
pikiran yang sebaik-baiknya.
Oleh hubungan dengan Allah, melalui alam dan
pelajaran tentang kebenaran-kebenaran besar
yang diturunkan sebagai suatu kepercayaan suci
dari bapa kepada anak, ia memperoleh kekuatan
pikiran dan keteguhan prinsip.

SAAT PENCOBAAN YANG IA INGAT


ALLAH AYAHNYA
Dalam krisis kehidupannya, ketika menempuh
perjalanan dahsyat tersebut dari rumah masa
kanakkanaknya di Kanaan ke tempat perbudakan
yang menunggunya di Mesir, memandang untuk
terakhir kalinya bukitbukit yang melindungi
kemahkemah sanak keluarganya, Yusuf ingat
akan Allah bapanya.
Ia ingat akan pelajaran-pelajaran masa
kanakkanaknya, dan jiwanya bergetar dengan
keputusan untuk membuktikan dirinya benar

Dalam kehidupan pahit seorang asing dan seorang


budak, di tengah-tengah pemandangan dan suarasuara kejahatan dan daya tarik peribadatan orang
kafir, suatu peribadatan yang dikelilingi dengan
semua penarikan terhadap kekayaan dan
kebudayaan, serta kemewahan kerajaan, Yusuf
tetap teguh. Ia telah mempelajari pelajaran
penurutan terhadap kewajiban.
Setia dalam setiap tugas, mulai dari yang paling
rendah sampai kepada yang paling tinggi, melatih

Pada saat ia dipanggil ke istana Firaun, Mesir adalah


yang terbesar di antara bangsa-bangsa. Dalam
peradaban, kesenian, pengetahuan, ia tidak ada
tandingannya. Melalui suatu masa yang sangat sukar
dan berbahaya, Yusuf menangani masalah- masalah
kerajaan itu; dan ini dilakukannya dengan cara yang
memenangkan menarik keyakinan raja dan bangsa
itu.

Firaun mengangkat "dia tuan atas istananya dan


kuasa atas segala harta kepunyaannya, untuk
memberikan petunjuk kepada para pembesarnya
sekehendak hatinya dan mengajarkan hikmat
kepada para tuatuanya" (Mazmur 105 :21).
Setia pada Allah, beriman pada Yang tak kelihatan,
adalahjangkar Yusuf. Di sinilah terletak rahasia
kekuatannya.

Daniel Duta Sorga


Daniel dan teman-temannya pada masa
muda di Babel, tampaknya lebih beruntung
daripada Yusuf pada tahuntahun permulaan
kehidupannya di Mesir; namun mereka
menjadi sasaran ujian tabiat yang tidak
kurang dahsyatnya.

Dari perbandingan kesederhanaan rumah


tangga Yudea, pemuda-pemuda keturunan
raja ini diangkut ke kota yang paling megah,
ke istana raja terbesar dan dipilih untuk
dididik untuk pekerjaan khusus sang raja.
Pencobaan sangat hebat mengitari mereka
dalam istana yang jahat dan mewah itu.

Fakta bahwa mereka, para penyembah


Yehova, ditawan ke Babel; bahwa
perkakasperkakas rumah Allah telah
ditempatkan di kuil dewadewa Babel; bahwa
raja Israel sendiri menjadi tawanan di tangan
orang-orang Babel, dibanggakan oleh para
pemenang sebagai bukti bahwa agama dan
adat mereka lebih unggul dari pada agama
dan adat kebiasaan orang Ibrani.

Di bawah keadaan serupa itu, melalui


kehinaan yang diundang Israel karena
mengabaikan perintahperintahNya, Allah
memberi bukti pada bangsa Babel mengenai
keunggulanNya, mengenai kekudusan
tuntutanNya, dan mengenai hasil penurutan
yang pasti.

Dan kesaksian yang Ia berikan ini, hanya


dapat diberikan melalui orang-orang yang
tetap teguh memegang kesetiaan mereka.
Kepada Daniel dan teman-temannya, pada
awal karir mereka, datang suatu ujian yang
menentukan. Perintah bahwa makanan
mereka harus disediakan dari meja kerajaan
adalah pernyataan tentang kebaikan raja
dan perhatiannya kepada kesejahteraan

penyembahan seperti itu, kesetiaan kepada


Yehova melarang mereka untuk turut
mengambil bagian. Juga mereka tidak berani
menanggung risiko akibat kemewahan dan
pemborosan yang melemahkan perkembangan
jamani, pikiran dan rohani.
Daniel dan teman-temannya telah diajar
supaya setia pada prinsip-prinsip firman Allah.
Mereka telah belajar untuk mengorbankan yang
duniawi kepada yang rohani, untuk mencapai

Dan mereka menuai pahalanya. Kebiasaan bertarak,


rasa tanggung jawab mereka sebagai wakilwakil
Allah memerlukan pembangunan kekuatan tubuh,
pikiran dan jiwa yang paling tinggi.
Pada akhir pendidikan mereka, dalam ujian mereka
dengan caloncalon yang lain untuk menjadi orangorang terhormat kerajaan itu, "di antara mereka
sekalian itu tidak didapati yang setara dengan
Daniel, Hananya, Misael dan Azarya" (Daniel 1:19).

Di istana Babel dikumpulkan wakilwakil dari


seluruh negeri, orangorang pilihan yang
terpandai, orang-orang paling kaya yang
dikaruniai bakat alami dan memiliki
kebudayaan paling tinggi yang dunia dapat
berikan; namun di tengahtengah mereka
semua, para tawanan orang Ibrani itu tiada
taranya.

Dalam kekuatan fisik dan rupa, dalam


kecerdasan pikiran dan prestasi harafiah,
mereka itu tak tersaingi. "Dalam tiaptiap hal
yang memerlukan kebijaksanaan dan
pengertian, yang ditanyakan raja kepada
mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh
kali lebih cerdas dari pada semua orang
berilmu dan semua ahli jampi di seluruh
kerajaannya" (Daniel 1:20).

Kokoh dalam persekutuan dengan Allah,


tidak mengandalkan kemampuannya sendiri,
martabat, kesopanan, dan kehormatan
Daniel yang mulia pada masa mudanya
memenangkan baginya "kebaikan dan kasih
sayang" pembesar kafir, di mana ia
bertugas.

Sepanjang pemerintahan rajaraja yang berganti-ganti,


kejatuhan bangsa dan berdirinya suatu kerajaan lawan,
demikianlah hikmat dan kenegarawanannya, begitu
sempurna taktiknya, budi pekerti dan kebaikan hatinya
yang murni, dipadukan dengan kesetiaan kepada prinsip,
sehingga bahkan musuh-musuhnya sekalipun terpaksa
mengakui bahwa "mereka tidak mendapat alasan
apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak
ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan
padanya" (Daniel 6:5).

Sementara Daniel bergantung pada Allah dengan


kepercayaan yang teguh, kuasa roh nubuat turun
ke atasnya. Sementara dihormati oleh manusia
dengan tanggung jawab istana dan rahasia
kerajaan, ia dimuliakan Allah sebagai dutaNya,
dan diajar untuk membaca rahasia-rahasia zaman
yang akan datang.

Melalui pergaulan dengan wakil sorga, para raja


kafir terpaksa mengakui Allah Daniel.
"Sesungguhnyalah," kata Nebukadnezar, "Allahmu
itu Allah yang mengatasi segala allah dan Yang
berkuasa atas segala raja dan Yang
menyingkapkan rahasiarahasia."

Dan Darius, dalam maklumatnya "kepada


orangorang dari segala bangsa, suku bangsa dan
bahasa, yang mendiami seluruh bumi," meninggikan
"Allah Daniel" sebagai "Allah yang hidup, yang kekal
untuk selamalamanya; pemerintahanNya tidak akan
binasa dan kekuasaanNya tidak akan berakhir," yang
"melepaskan dan menolong dan mengadakan tanda
mujizat di langit dan di bumi" (Daniel 2:47; 6:2628).

Orangorang Setia dan Jujur


Dengan hikmat dan keadilan mereka, dengan
kesucian dan kebajikan kehidupan mereka
seharihari, dengan pengabdian mereka kepada
kepentingan bangsa,dan mereka, yakni para
penyembah berhala,Yusuf dan Daniel
membuktikan diri mereka setia kepada prinsipprinsip pendidikan mereka mulamula, setia
kepada Dia, yang mereka wakili.

Kedua orang ini, baik di Mesir maupun di Babel,


dihormati seluruh bangsa itu; dan pada mereka
suatu bangsa kafir, dan semua bangsa yang
berhubungan dengan mereka, menyaksikan suatu
gambaran tentang kebaikan dan kebajikan Allah,
suatu gambaran tentang kasih Kristus.

Alangkah besar pekerjaan seumur hidup orangorang Ibrani yang mulia ini! Ketika mereka
mengucapkan selamat tinggal pada tempat tinggal
masa kanakkanak mereka, alangkah sedikit
mereka bermimpi mengenai nasib mereka yang
cemerlang!
Setia dan teguh, mereka menyerahkan diri mereka
sendiri pada bimbingan ilahi, sehingga melalui
mereka Allah dapat menggenapi maksudNya.

Kebenaran-kebenaran besar yang sama yang


dinyatakan melalui orangorang ini, Allah ingin
nyatakan melalui orang-orang muda dan anakanak
sekarang ini.
Riwayat Yusuf dan Daniel adalah suatu gambaran
mengenai apa yang akan dilakukanNya bagi
mereka yang menyerahkan diri mereka kepadaNya
dan yang dengan segenap hati berusaha
melaksanakan maksudNya.

Keperluan dunia yang terbesar


1. keperluan akan manusia yang tidak dapat
diperjual-belikan,
2. manusia yang dalam jiwa-raganya setia dan jujur,
3. manusia yang tidak gentar menyebut dosa itu
dosa,
4. manusia yang anganangan hatinya setia pada
tugas seperti jarum menunjuk kutub,
5. manusia yang akan berdiri demi kebenaran
walaupun langit runtuh.

Tetapi tabiat seperti itu bukanlah hasil kebetulan;


itu bukan hasil pilih kasih atau sumbangan Tuhan.
Suatu tabiat yang mulia adalah hasil disiplin diri,
hasil penaklukan sifat yang rendah kepada yang
luhur penyerahan diri kepada pelayanan kasih
bagi Allah dan manusia.

Orang-orang muda perlu diberi kesan dengan kebenaran,


bahwa bakat mereka bukanlah milik mereka sendiri.
Kekuatan, waktu, kecerdasan, hanyalah harta yang
dipinjamkan.
Itu semua adalah milik Allah dan haruslah menjadi
keputusan setiap orang muda untuk menggunakannya
dengan sebaikbaiknya. Ia adalah suatu cabang, dari
mana Allah mengharapkan buah; seorang penatalayan,
yang modalnya harus bertambah; suatu terang untuk
menerangi kegelapan dunia.

Setiap orang muda, setiap anak, mempunyai


suatu pekerjaan yang harus dilakukan untuk
menghormati Allah dan meninggikan manusia.

Elisa, Setia dalam Perkara Kecil


Tahuntahun permulaan nabi Elisa dilalui dalam
kesunyian kehidupan desa, di bawah pengajaran
Allah dan alam serta disiplin pekerjaan yang
bermanfaat. Pada suatu masa ketika kemurtadan
hampir menyeluruh seisi rumah ayahnya berada di
antara sejumlah orang yang tidak tunduk
menyembah Baal.

Rumah tangga mereka adalah tempat di mana


Allah dihormati, dan di mana kesetiaan kepada
kewajiban merupakan peraturan kehidupan setiap
hari.
Selaku anak laki-laki seorang petani kaya, Elisa
telah mengambil pekerjaan yang paling dekat.

Sementara memiliki kemampuan seorang


pemimpin di kalangan manusia, ia menerima
pendidikan dalam kewajiban hidup yang umum.
Supaya dapat memimpin dengan bijaksana, ia
harus belajar menurut. Dengan setia dalam
perkaraperkara yang kecil, ia disiapkan untuk
kepercayaan yang lebih berat.

Dari roh rendah hati dan lemah lembut, Elisa juga


memiliki kekuatan dan pendirian yang teguh. Ia
memelihara kasih dan takut akan Allah, dan di
dalam tugas pekerjaan sederhana seharihari ia
memperoleh kekuatan dalam tujuan dan
keagungan tabiat, bertumbuh dalam karunia serta
pengetahuan ilahi.
Sementara bekerja sama dengan ayahnya dalam
kewajiban rumah tangga, ia belajar untuk bekerja
sama dengan Allah.

Panggilan untuk menjadi nabi datang kepada Elisa ketika


ia dengan para hamba ayahnya sedang membajak di
ladang. Ketika Elia, yang dituntun ilahi mencari seorang
pengganti, melontarkan jubahnya ke bahu orang muda
itu, Elisa menerima dan mentaati panggilan itu.
Ia "mengikuti Elia dan menjadi pelayannya" (1 Raja-Raja
19:21). Bukanlah pekerjaan besar yang pertama dituntut
dari Elisa; kewajibankewajiban biasa tetap
merupakankan disiplinnya. Dikatakan bahwa ia
menuangkan air ke tangan Elia, tuannya.

Sebagai pembantu pribadi nabi itu, ia terus membuktikan


dirinya setia dalam perkara perkara kecil, sementara
dengan tekad yang menguatkan setiap hari ia
mengabdikan dirinya kepada tugas yang ditetapkan Allah
baginya.
Ketika ia pertama kali dipanggil, keputusannya telah
diuji. Ketika ia mau mengikuti Elia ia diminta oleh nabi itu
untuk kembali ke rumah. Ia harus menghitung akibatnya
memutuskan sendiri, menerima atau menolak panggilan
itu.

Tetapi Elisa memahami nilai kesempatannya. Tidak untuk


keuntungan duniawi ia hendak melepas kemungkinan
menjadi pesuruh Allah, atau mengorbankan kesempatan
bergaul dengan hambaNya.
Manakala waktu berlalu, dan Elia telah siap untuk
diangkat, begitulah Elisa telah siap untuk menjadi
penggantinya. Dan sekali lagi iman dan keputusannya
diuji. Menyertai Elia dalam tugasnya berkeliling,
mengetahui perubahan akan segera terjadi, di setiap
tempat ia diminta oleh nabi itu untuk kembali.

"Baiklah tinggal di sini," kata Elia, "sebab Tuhan


menyuruh aku ke Betel." Tetapi dalam
pekerjaannya membajak tanah, Elisa telah belajar
untuk tidak gagal atau menjadi putus asa; dan
sekarang tangannya sudah memegang bajak
dalam bidang pekerjaan yang lain, ia tidak akan
menyimpang dari tujuannya.
Seberapa banyak datang permintaan untuk
kembali, jawabnya ialah, "Demi Tuhan yang hidup
dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku

"Lalu berjalanlah keduanya. . . . Ketika keduanya


berdiri di tepi sungai Yordan. . . Elia mengambil
jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air
itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke
sebelah sana sehingga menyeberanglah keduanya
dengan berjalan di tanah yang kering.Dan sesudah
mereka sampai di seberang, berkatalah Elia
kepada Elisa: Minta apa yang hendak kulakukan
kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.

Jawab Elisa: Biarlah kiranya aku mendapat dua


bagian dari rohmu. Berkatalah Elia: Yang kauminta
itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat
aku terangkat dari padamu, akan terjadilah
kepadamu seperti yang demikian dan jika tidak,
tidak akan terjadi. Sedang mereka berjalan terus
sambil berkatakata, tibatiba datanglah kereta
berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya,
lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.

"Ketika Elisa melihat itu maka berteriaklah ia:


Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orangorangnya
yang berkuda! Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu
direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya
menjadi dua koyakan. Sesudah itu dipungutnya
jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan
hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan.

Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu,


dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru:
Dimanakah Tuhan, Allah Elia? Ia memukul air itu,
lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah sana
maka menyeberanglah Elisa. Ketika rombongan
nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh,
mereka berkata: Roh Elia telah hinggap pada Elisa.

Mereka datang menemui dia, lalu sujudlah mereka


kepadanya sampai ke tanah" (2 Raja-Raja 2:615).
Sejak saat itu Elisa menggantikan Elia. Dan ia
yang setia dalam perkara yang terkecil,
membuktikan dirinya juga setia dalam perkara
yang besar.

Elia, orang yang penuh kuasa, telah menjadi perkakas


Allah untuk menumbangkan kejahatankejahatan
besar. Penyembahan berhala yang ditunjang oleh
Ahab dan Izebel yang kafir, yang telah menggoda
bangsa itu, telah dirubuhkan. Nabinabi Baal telah
dibunuh.
Seluruh bangsa Israel sangat tergerak dan banyak
kembali menyembah Allah. Sebagai pengganti Elia
diperlukan orang yang berhatihati, pengajaran yang
tekun dapat memimpin Israel dalam jalan yang aman.
Untuk pekerjaan ini, pendidikan Elisa yang mulamula

Pelajaran ini adalah untuk semua orang. Tidak


seorang pun tahu apa maksud Allah dalam
disiplinnya; tetapi semua orang bisa memastikan
bahwa kesetiaan dalam perkara yang kecil
merupakan bukti kelayakan untuk tanggung jawab
yang besar.
Setiap gerak kehidupan adalah pernyataan tabiat
dan hanya ia yang dalam perkara kecil
membuktikan dirinya "sebagai seorang pekerja
yang tidak usah malu" (2 Timotius 2:15) akan

Musa, Berkuasa Karena Iman


Musa lebih muda dari pada Yusuf dan Daniel, ketika
ia dipindahkan dari perawatan masa
kanakkanaknya di rumah; namun demikian tangan
yang telah membentuk kehidupan mereka juga
yang membentuk kehidupannya. Hanya dua belas
tahun saja yang digunakannya dengan orang tuan
Ibraninya; tetapi selama tahuntahun ini
diletakkanlah landasan kebesarannya; landasan itu
diletakkan oleh tangan yang tidak terkenal sama
sekali.

Yokhebed adalah seorang wanita dan seorang


budak. Nasib hidupnya sederhana, bebannya
berat. Tetapi bukan melalui wanita lain, kecuali
Maria dari Nazaret, dunia telah menerima berkat
yang besar. Mengetahui bahwa anaknya harus
segera dilepaskan dari pengasuhannya, kepada
pengawasan orang yang tidak mengenal Allah,
semakin tekun ia berusaha menjalinkan jiwanya
dengan sorga.

Ia berusaha menanamkan kasih dan kesetiaan


Allah dalam hatinya. Dan usaha itu dilaksanakan
dengan setia. Prinsip-prinsip kebenaran yang
merupakan beban pengajaran ibunya dan
pelajaran tentang kehidupan ibunya, tidak ada
pengaruh sesudah itu yang dapat menyebabkan
Musa mengingkarinya.
Dari rumah yang sederhana di Gosyen anak lakilaki Yokhebed itu pindah ke istana Firaun, kepada
puteri Mesir, disambut olehnya sebagai putera

Dengan kepribadian yang sangat menarik, mulia


dalam rupa dan bentuk, dengan otak cerdas dan
berpembawaan pangeran, dan terkenal sebagai
seorang pemimpin militer, ia menjadi kebanggaan
bangsa itu.
Raja Mesir juga merupakan anggota keimamatan;
dan Musa, walau menolak untuk mengambil bagian
dalam kebaktain kafir, diberitahu mengenai semua
rahasia agama Mesir.

Ketika ini Mesir masih merupakan bangsa yang paling


berkuasa dan yang paling tinggi peradabannya,
Musa, sebagai calon raja, adalah ahli waris untuk
kedudukan tertinggi yang dunia ini dapat diberikan.
Tetapi pilihannya lebih mulia. Demi kehormatan Allah
dan kelepasan umatNya yang tertindas, Musa,
mengorbankan kehormatan Mesir. Kemudian, dalam
suatu makna yang khusus, Allah mengambil alih
pendidikannya.

Musa belum siap untuk pekerjaan hidupnya. Ia


masih harus mempelajari pelajaran bergantung
atas kuasa ilahi. Ia salah menduga maksud Allah.
Pengharapannya ialah melepaskan Israel dengan
kekuatan senjata. Untuk hal itu ia
mempertaruhkan segala sesuatu, dan gagal.
Dalam kekalahan dan kekecewaan ia menjadi
seorang buronan dan orang buangan di negeri
asing.

Di padangpadang Midian, Musa menghabiskan


waktu empat puluh tahun sebagai penjaga domba.
Tampaknya sudah putus sama sekali dari tugas
hidupnya, ia sedang menerima disiplin penting
untuk menggenapi tugas itu.

Hikmat untuk memerintah suatu bangsa yang


bodoh dan tidak berdisiplin harus diperoleh dengan
penguasaan diri.
Dalam menggembalakan domba dan anakanak
domba yang lemah ia harus memperoleh
pengalaman yang akan menjadikannya seorang
gembala yang setia dan panjang sabar bagi bangsa
Israel. Supaya ia dapat menjadi wakil Allah, ia
harus belajar tentang Dia.

Pengaruhpengaruh yang mengelilinginya di Mesir,


kasih sayang ibu angkatnya, kedudukannya sendiri
sebagai cucu sang raja, kemewahan dan
kejahatan yang mengintai dalam sepuluh ribu
bentuk, kehalusan, kecerdikan dan kepercayaan
mistik agama yang palsu, berkesan pada pikiran
dan tabiatnya.

Dalam kesederhanaan yang keras di padang gurun


ini semuanya lenyap. Di tengah-tengah keagungan
khidmat pegunungan yang sunyi Musa sendirian
dengan Allah. Di manamana tertulis nama
Pencipta.
Tampaknya Musa harus berdiri di hadapan
hadiratNya, dan harus dibayangi oleh kuasaNya.
Di sini kemampuan dirinya sendiri dikikis habis. Di
hadirat Yang Mahakuasa ia menyadari betapa
lemah, tak berdaya, dan berpandangan sempit,

Di sini Musa memperoleh apa yang menyertainya


sepanjang tahuntahun kerja keras dan beban
hidupnya suatu pengertian akan kehadiran pribadi
Ilahi. Ia tidak hanya memandang dari zaman ke
zaman sampai pada Kristus yang akan dinyatakan
sebagai manusia; tetapi ia juga melihat Kristus
menyertai bangsa Israel sepanjang perjalanan
mereka.

Ketika salah mengerti dan salah memberi


gambaran, ketika dipanggil untuk menegur dan
mencela, ketika menghadapi bahaya dan kematian,
ia dapat "bertahan sama seperti ia melihat apa
yang tidak kelihatan" (Ibrani 11:27).
Musa tidak hanya memikirkan tentang Allah, ia
melihat Dia. Allah merupakan khayal yang tetap di
hadapannya. Ia tidak pernah kehilangan tatapan
terhadap wajahNya.

Bagi Musa iman bukanlah pekerjaan menebak;


iman adalah suatu realitas. Ia percaya bahwa Allah
memerintah hidupnya secara khusus dan dalam
semua selukbeluknya ia mengakui Dia. Untuk
kekuatan menahan setiap pencobaan ia percaya
padaNya.

Pekerjaan besar yang ditugaskan padanya, ia ingin


laksanakan dengan hasil yang setingi-tingginya, dan
ia bergantung seluruhnya atas kuasa ilahi. Ia
merasakan keperluan pertolongannya, memintanya,
dengan iman menggenggamnya, dan dengan jaminan
kekuatan yang menopangnya ia maju terus.
Demikianlah pengalaman yang diperoleh Musa
selama empat puluh tahun pendidikan di padang
gurun. Untuk memberikan pengalaman seperti itu,
Pengetahuan Yang Mahakuasa tidak menghitung
waktunya terlalu lama atau harganya terlampau

Hasil pendidikan itu, pelajaran yang diajarkan di


sana terjalin, bukan hanya dengan sejarah Israel,
tetapi dengan semua yang sejak hari itu sampai
kini menceritakan tentang perkembangan dunia.
Kesaksian tertinggi terhadap kebesaran Musa,
penilaian yang dikenakan terhadap kehidupannya
oleh Ilham, ialah, "Seperti Musa yang dikenal Tuhan
dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang
bangkit di antara orang Israel (Ulangan 34: 10).

Paulus, Bersukacita Dalam Pelayanan


Dengan iman dan pengalaman muridmurid Galilea yang
pernah menyertai Yesus telah bersatu, dalam pekerjaan
injil, ia adalah seorang rabi di Yerusalem yang
bersemangat dan sangat cerdas.
Selaku warga negara Roma, lahir di sebuah kota bangsa
lain; seorang Yahudi, bukan hanya karena keturunan
Yahudi tetapi karena pendidikan selama hidup, penuh
pengabdian yang patriotik, dan iman keagamaan; dididik
di Yerusalem oleh para rabi yang paling terkenal, dan
berpengetahuan dalam semua undangundang dan tradisi
para bapa, Saul dari Tarsus ikut menikmati sepenuhnya
kebanggaan dan prasangka bangsanya.

Ketika masih muda, ia menjadi anggota


kehormatan Sanhedrin. Ia dipandang sebagai
seorang yang bermasa depan cerah, seorang
pembela agama lama yang gigih.
Di sekolah-sekolah teologia Yudea firman Allah
telah disingkirkan demi spekulasi manusia; kuasa
firman itu dirampas oleh penafsiran dan tradisi
para rabi.

Sifat meninggikan diri, suka menguasai, iri hati di


kalangan tertentu, kefanatikan dan suka
memandang rendah, adalah prinsip-prinsip yang
memerintah dan motif guru-guru ini.
Para rabi bermegahmegah dalam keunggulan
mereka, bukan hanya kepada bangsabangsa lain,
tetapi juga kepada bangsa mereka sendiri. Dengan
kebencian mereka yang berkobarkobar terhadap
orang-orang Roma sebagai penindas mereka,
mereka bertekad untuk merebut kembali

Pengikutpengikut Yesus, yang pekabaran damai


mereka sangat bertentangan dengan rencana dan
ambisi mereka, mereka benci dan bunuh sampai
mati. Dalam penganiayaan ini, Saul adalah salah
seorang pelaku yang paling ganas dan tidak
berbelas kasihan.

Di sekolah-sekolah militer di Mesir, Musa diajari


hukum kekerasan dan begitu kuat ajaran ini
melekat pada tabiatnya sehingga ia memerlukan
empat puluh tahun yang tenang dan mengadakan
hubungan dengan Allah dan alam, untuk
melayakkan dia menjadi pemimpin bangsa Israel
dengan hukum kasih. Pelajaran yang sama harus
dipelajari Paulus.

Di gerbang Damaskus khayal tentang Orang yang


Disalibkan itu mengubah seluruh jalan hidupnya.
Si penganiaya menjadi seorang murid, sang guru
menjadi pelajar. Harihari kegelapan yang dilewarti
dalam kesunyian di Damaskus sama dengan
bertahuntahun dalam pengalamannya. Perjanjian
Lama yang ditanamkan dalam ingatannya adalah
pelajarannya, dan Kristus adalah gurunya. Bagi dia
kesunyian alam juga menjadi sekolahnya.

Ia pergi ke padang gurun Arab, untuk mempelajari


Kitab Suci dan belajar tentang Allah. Ia
mengosongkan jiwanya dari prasangka dan tradisi
yang telah membentuk hidupnya, dan menerima
pengajaran dari Sumber kebenaran.
Kehidupannya setelah itu diilhami oleh satu prinsip
pengorbanan diri, yakni pelayanan kasih. "Aku
berhutang," katanya, "baik kepada orang Yunani,
maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada
orang terpelajar maupun kepada orang tidak

Sebagai yang terbesar dari antara guru-guru


manusia, Paulus menerima tugas yang paling hina
juga tugas yang paling tinggi. Ia menghargai
pekerjaan tangan sama seperti pekerjaan otak,
dan ia bertukang untuk membiayai dirinya sendiri.
Usahanya membuat kemah dilakukannya
sementara ia berkhotbah setiap hari mengenai injil
di pusatpusat kebudayaan yang besar.
"Dengan tanganku," katanya dalam perpisahan
dengan tuatua di Efesus, "aku telah bekerja untuk

Sementara ia memiliki karunia-karunia kecerdasan


yang tinggi, kehidupan Paulus menunjukkan kuasa
hikmat yang jarang terlihat. Prinsip-prinsip yang
sangat penting, yakni prinsip-prinsip yang sama
sekali tidak terjangkau oleh pemikirpemikir
terbesar dewasa ini, dibentangkan dalam
pengajaran-pengajarannya, dan diteladankan
dalam hidupnya.

Ia memiliki hikmat paling besar, yang memberi


pandangan tajam dan hati yang bersimpati, yang
membawa manusia berhubungan baik dengan
banyak orang, dan menyanggupkan dia untuk
membangun sifat mereka yang lebih baik serta
mengilhami mereka untuk mencapai kehidupan
yang lebih tinggi.

Dengarkan kata-katanya kepada orang-orang kafir


yang di Listra, tatkala ia menunjukkan Allah
kepada mereka, Allah yang dinyatakan dalam
alam. Sumber segala kebajikan, yang
"menurunkan hujan dari langit dan dengan
memberikan musimmusim subur bagi kamu. Ia
memuaskan hatimu dengan makanan dan
kegembiraan" (Kisah 14:17).

Tengoklah dia dalam kamar tahanan di bawah tanah di


Filipi, di mana, walaupun tubuhnya merasakan nyeri, lagu
pujiannya memecah kesunyian tengah malam.
Setelah gempa bumi membuka gerbang penjara,
suaranya terdengar lagi, dengan katakata gembira
kepada penjaga penjara orang kafir itu, "Jangan
celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di
sini" (Kisah 16:28)setiap orang tetap berada di
tempatnya, ditahan oleh kehadiran satu orang sesama
tahanan.

Dan kepala penjara itu, yakin akan kenyataan


bahwa iman yang menguatkan Paulus,
menanyakan jalan keselamatan, dan dengan
seluruh keluarganya bersatu dengan rombongan
murid-murid Kristus yang teraniaya.
Tengoklah Paulus di Atena di hadapan majelis
Areopagus, ketika ia menghadapi ilmu dengan
ilmu, logika dengan logika, filsafat dengan filsafat.

Perhatikan bagaimana, dengan akal yang lahir dari ilahi, ia


menunjuk kepada Yehoba sebagai Allah yang Tidak Dikenal
yang disembah oleh para pendengarnya tanpa mengenalnya;
dan dengan kata-kata yang dikutip dari penyair mereka sendiri
ia menggambarkan Allah itu sebagai seorang Bapa dan mereka
adalah anak-anakNya. Dengarkan dia, pada zaman ketika kasta
masih menjadi ukuran, ketika hak-hak manusia sebagai
manusia sama sekali tidak diketahui, ketika ia membentangkan
kebenaran besar persaudaraan manusia, yang menyatakan
bahwa Allah telah menjadikan semua bangsa dan umat
manusia untuk mendiami seluruh muka bumi.

Kemudian ia menunjukkan bagaimana, melalui


semua urusan Allah dengan manusia, maksud
kasih karunia dan rahmat Allah berjalan seperti
benang emas.

Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka


dan batas-batas kediaman mereka; supaya mereka
mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan
menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita
masing-masing (Kisah 17:23, 26, 27).
Dengarkan dia dalam pengadilan Festus, ketika Raja
Agripa, yang yakin akan kebenaran injil, berseru,
Hampir-hampir saja kauyakinkan aku menjadi
orang Kristen.

Dengan sangat sopan santun Paulus, sambil


menunjuk kepada rantainya sendiri, menjawab,
Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera
atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja,
tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan
yang mendengarkan perkataanku menjadi sama
seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini (Kisah
26:28, 29).

Begitulah ia menjalani hidupnya, sebagaimana yang


dilukiskan dalam kata-katanya sendiri, dalam
perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan
bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi
dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi, bahaya di kota,
bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan
bahaya dari pihak saudara-saudara palsu; aku banyak
berjerih lelah dan bekerja berat, kerap kali aku tidak
tidur, aku lapar dan dahaga, kerap kali aku berpuasa,
kedinginan dan tanpa pakaian (2 Korintus 11:26, 27).

Kalau kami dimaki, katanya, kami memberkati;


kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami
difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah;
sebagai orang berdukacita, namun senantiasa
bersukacita; sebagaiorang miskin, namun
memperkaya banyak orang; sebagai orang tak
bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu
(1Korintus 4:12, 13; 2 Korintus 6:10).

Dalam pekerjaan ia mendapatkan kesenangan;


dan pada akhir pekerjaan hidupnya, sambil
menoleh kembali kepada pergumulan dan
kemenangannya ia dapat mengatakan, "Aku telah
mengakhiri pertandingan yang baik" (Timotius
4:7).
Sejarah ini benar-benar menarik. Kkepentingannya
yang lebih dalam bukan kepada siapa-siapa selain
kepada orang-orang muda. Musa menolak
kerajaan yang memberi harapan, Paulus menolak

Bagi banyak orang kehidupan orangorang ini


tampaknya satu penolakan dan pengorbanan.
Benarkah demikian? Musa rnenganggap kecelaan
dalam Kristus lebih besar kekyaannya dari pada
harta kekayaan di Mesir. Ia menganggap itu
demikian karena memang demikianlah
keadaannya. Paulus memaklumkan: "Tetapi apa
yang dahulu merupakan keuntungan bagiku,
sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

Malahan segala sesuatu kuanggap rugi karena


pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku lebih
mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku
telah melepaskan semuanya itu dan
menganggapnya sampah, supaya aku
memperoleh Kristus" (Filipi 3:7, 8). Ia merasa puas
dengan pilihannya.

Musa ditawarkan istana Firaun dan takhta


kerajaan; kesenangan berdosa yang membuat
orang lupa akan Allah berada di istanaistana
bangsawan tersebut, dan gantinya ia memilih
"harta yang tetap dan keadilan" (Amsal 8:18).
Gantinya melibatkan dirinya sendiri dengan
kebesaran Mesir, ia memilih untuk mengikatkan
hidupnya dengan maksud Allah. Gantinya
memberikan undangundang kepada bangsa
Mesir, dengan tuntunan ilahi ia membuat undang-

Ia menjadi perkakas Allah dalam memberikan


kepada manusia prinsip-prinsip tersebut yang
merupakan pelindung bagi rumah tangga dan
masyarakat, yang menjadi batu penjuru
kemakmuran bangsaprinsip-prinsip yang
sekarang diakui oleh tokohtokoh terbesar dunia
sebagai landasan dari semua yang terbaik dalam
pemerintahan manusia.

Kebesaran Mesir berada dalam debu. Kekuasaan


dan peradabannya telah lalu. Tetapi pekerjaan Musa
tidak pernah akan binasa. Prinsip-prinsip kebenaran
luhur yang kehidupannya tegakkan adalah kekal.
Jerih payah kehidupan Musa dan perhatian yang
membebani hati disinari dengan hadirat Dia yang
adalah "menyolok mata di antara selaksa orang,"
dan "segala sesuatu padanya menarik" (Kidung
Agung 5:10, 16).

Dengan Kristus dalam pengembaraan di padang


gurun, dengan Kristus di atas bukit kemuliaan,
dengan Kristus dalam istana sorga kehidupannya
di bumi adalah suatu berkat dan diberkati, dan
dihormati di sorga.

Paulus juga dalam banyak pekerjaannya dikuatkan


oleh kuasa hadiratNya yang menunjang. "Aku dapat
melakukan segala sesuatu," katanya "perantaraan
Kristus yang menguatkan aku." "Siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau
kesesakan atau penganiayaan atau kelaparan atau
ketelanjangan atau bahaya, atau pedang? .... Tetapi
dalam semuanya itu kita lebih dari pada orangorang
yang menang oleh Dia yang telah mengasihi kita.

Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun


hidup, baik malaikatmalaikat, maupun
pemerintah baik yang ada sekarang, maupun yang
akan datang atau kuasakuasa, baik yang di atas,
maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk
lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih
Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita"
(Filipi 4:13; Roma 8:3539).

Namun demikian ada sukacita masa depang yang


Paulus nantikan sebagai upah pekerjaannya
sukacita sama yang olehnya Kristus menanggung
salib dan tidak mengindahkan rasa malusukacita
melihat buahbuah pekerjaannya.
"Sebab siapakah pengharapan kami, atau sukacita
kami atau mahkota kemegahan kami," tulisnya
kepada orangorang Tesalonika yang bertobat, "Di
hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu
kedatanganNya, kalau bukan karnu? Sungguh,

Siapakah dapat mengukurkan hasilhasil pekerjaan hidup


Paulus kepada dunia? Dari semua pengaruh bermanfaat
yang meringankan penderitaan, yang menghibur kesusahan,
yang mengekang kejahatan, yang mengangkat martabat
kehidupan dari sifat mementingkan diri dan percabulan, dan
mempermuliakannya dengan pengharapan yang tidak akan
binasa, berapakah yang harus dibayar sehubungan dengan
pekerjaan Paulus dan temantemannya sepekerjaan, karena
dengan injil Anak Allah mereka mengadakan perjalanan yang
tidak diketahui dari Asia sampai ke pantai-pantai Eropa?

Apakah nilainya untuk sesuatu kehidupan menjadi


perkakas Allah dalam menggerakkan
pengaruhpengaruh berkat tersebut? Berapakah
nilainya di zaman yang kekal menyaksikan
hasilhasil pekerjaan seumur hidup seperti itu?

Anda mungkin juga menyukai