Anda di halaman 1dari 8

BAB I V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membandingkan antara konsep teori dengan

penerapan asuhan keperawatan. Penulis akan membahas mengenai kesamaan dan

juga kesenjangan antara teori dengan penerapan asuhan keperawatan yang

dilakukan selama 3 hari pada Ny”A” dengan gangguan sistem reproduksi (mioma

uteri) di ruangan Anggrek, RSUD Lakipadada, Tana Toraja.

Agar lebih mudah memahami kesamaan dan juga kesenjangan yang ada,

penulis membahas sesuai dengan urutan proses keperawatan. Adapun kesamaan

dan kesenjangan itu antara lain:

A. Pengkajian

Pada pengkajian antara tinjauan teori dan tinjauan kasus terdapat

kesamaan dan kesenjangan. Kesamaan antara tinjauan teori dengan data yang

didapatkan penulis saat melakukan pengkajian yaitu:

1. Aktivitas/istirahat:

Pada tinjauan teori terdapat kelemahan dan keletihan, perubahan pola

istirahat dan jam tidur pada malam hari karena adanya faktor yang

mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas, berkeringat malam,

keterbatasan pastisipasi dalam hobi dan latihan. Pada kasus Ny.”A”,

penulis juga menemukan kelemahan dan keletihan, perubahan pola

istirahat dan jam tidur pasien, keterbatasan partisipasi dalam latihan dan

juga aktvitas lain. Sesuai dengan teori, kelemahan dan keletihan yang

dialami pasien disebabkan karena pasien mengalami perdarahan yang

150
menyebabkan anemia, pada kasus Ny “A” pasien juga mengalami anemia

sedang yang dibuktikan oleh jumlah Hb 7,2g/dL. Pasien mengalami

perubahan pola istirahat dan tidur pada malam yaitu pada keadaan sehat

pasien biasanya tidur malam sekitar jam 21.00-05.00WITA sedangkan

pada pada saat dirawat pasien mengatakan jam tidur malamnya sekitar jam

22.00-02.00WITA. Perubahan pola jam tidur pasien ini disebabkan karena

adanya faktor yang mempengaruhi yaitu nyeri pada bekas operasi. Pasien

juga tidak bisa berpartisipasi dalam latihan dan aktivitas lain karena

adanya nyeri yang menyebabkan keterbatasan gerak pada pasien.

Sedangkan kesenjangan antara teori dengan data yang didapatkan dari

pasien adalah pada teori pekerjaan atau profesi dengan pemajanan

karsinogen lingkungan dan tingkat stres tinggi berpengaruh terhadap

munculnya mioma uteri tetapi pada Ny.”A” tidak ditemukan pekerjaan

dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan tingkat stres tinggi. Pasien

adalah ibu rumah tangga dan hanya mengurus rumah setiap hari.

2. Sirkulasi

Pengkajian sirkulasi pada tinjauan teori menyebutkan gejala yang

muncul pada penderita mioma uteri yaitu palpitasi, nyeri dada pada

pengerahan kerja serta dipengaruhi oleh kebiasaan dimana tekanan darah

yang berubah. Namun pada Ny”A” tidak ditemukan adanya palpitasi,

nyeri dada pada pengerahan kerja dan juga tidak terjadi perubahan

tekanan darah.

151
3. Integritas ego

Tanda dan gejala yang akan muncul pada penderita mioma uteri sesuai

dengan tinjauan teori yaitu faktor stres, dan cara mengatasi stres (mis,

merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan),

masalah tentang perubahan dalam penampilan, menyangkal diagnosis,

menarik diri dan marah. Ada sebagian tanda dan gejala tersebut yang

muncul pada Ny”A” yaitu cara mengatasi stres dimana pasien awalnya

menunda pengobatan (menunda operasi) dengan alasan takut. Sedangkan

tanda dan gejala seperti stres, menyangkal diagnosis, perubahan dalam

penampilan, marah dan menarik diri tidak ditemui pada Ny.”A”.

4. Eliminasi

Tinjauan teori pada pola eliminasi menyebutkan tanda dan gejala pada

pasien dengan mioma uteri yaitu perubahan pada pola defekasi, perubahan

pola urinarius, perubahan pada bising usus. Pada Ny.”A” terjadi juga

perubahan pola eliminasi dimana pasien belum BAB selama 4 hari, terjadi

penurunan bising usus menjadi 4x/menit, dan terpasang kateter.

5. Makanan/cairan

Pengkajian makanan dan cairan secara teori menyebutkan tanda dan

gejala yaitu kebiasaan diet yang buruk, anoreksia, mual/muntah,

perubahan berat badan, perubahan pada kelebaban. Sebagian besar tanda

dan gejala tersebut ditemukan penulis pada Ny.”A” anatara lain pasien

mengalami anoreksia, mual/muntah, perubahan kelembaban dimana bibir

152
pasien kering. Hal yang tidak ditemukan dipasien adalah aadanya

penurunan berat badan dan tidak ada diet yang dilaksanakan oleh pasien.

6. Neurosensori

Sesuai dengan teori bahwa pasien dengan mioma uteri akan

mengalami pusing dan sinkope, pada kasus Ny”A” pasien juga mengalami

pusing dan sinkope.

7. Nyeri/ketidaknyamanan

Pada tinjauan teori dikatakan tidak ada nyeri atau derajat bervariasi

dari ringan sampai berat. Ny.”A” mengalami nyeri pada daerah bekas

operasi dengan skala nyeri 5 (0-10). Nyeri yang dialami pasien masuk

dalam kategori nyeri sedang.

8. Pernapasan

Kebiasaan merokok atau hidup dengan seorang yang merokok serta

pemajanan asbes merupakan gejala pada mioma uteri sesuai dengan

tinjauan teori tetapi gejala tersebut tidak di dapatkan pada Ny.”A”.

9. Keamanan

Tanda dan gejala yang muncul pada tinjauan teori tidak ditemukan

penulis pada pasien.

10. Seksualitas

Tidak ada gejala yang muncul pada Ny.”A”.


11. Interaksi sosial

Tidak ada gejala yang muncul pada pasien, pasien dapat berinteraksi

dengan baik dengan orang-orang disekitarnya. Keluarga dan suami juga

sangat mendukung pasien.

153
B. Diagnosa Keperawatan

Menurut Wilkinson J.M, 2016 dalam buku diagnosis keperawatan ada 10

diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada kasus pembedahan abdomen,

yaitu:

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas, faktor yang berhubungan:

Lingkungan: merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif,

obstruksi jalan napas: spasme jalan napas, retensi sekret, mukus berlebih,

adanya jalan napas buatan, terdapat benda asing di jalan napas, sekret di

bronkhi, dan eksudat di alveoli.

2. Gangguan citra tubuh, faktor yang berhubungan: Pembedahan (mis.,

ostomi), krisis situasi, efek samping penanganan, faktor budaya atau

spiritual.

3. Ketidakefektifan pola napas, faktor yang berhubungan: Nyeri, imobilitas,

dan kondisi pasca-anestesi.

4. Konstipasi, faktor yang berhubungan: Penurunan aktivitas, penurunan

asupan cairan dan serat, kurang privasi, perubahan rutinitas harian,

penurunan peristalsis sekunder akibat anestesi dan analgesik narkotik.

5. Resiko infeksi, faktor risiko: Statis cairan tubuh, perubahan peristalsis,

depresi respon inflamasi, prosedur invasif dan jalur vena, insisi

pembedahan, kateter urine.

6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, faktor yang

berhubungan: Kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, pembatasan

diet, peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan.

154
7. Nyeri, faktor yang berhubungan: Insisi, distensi abdomen, dan imobilitas.

8. Kekurangan volume cairan, faktor yang berhubungan: Kehilangan darah

yang tidak normal, kehilangan cairan yang tidak normal (mis., muntah),

dan kegagalan mekanisme regulator.

9. Ansietas, faktor yang berhubungan: Prosedur pembedahan, prosedur

praoperasi (mis., insersi intravena, kateter foley, dan pembatasan cairan),

prosedur pascaoperasi (mis., batuk dan napas dalam, status puasa).

10. Disfungsi seksual atau ketidakefektifan pola seksualitas, faktor yang

berhubungan: Nyeri, transisi yang berkaitan dengan kesehatan, gangguan

citra tubuh, perubahan fungsi atau struktur tubuh, reaksi pasangan (mis.,

terhadap ostomi atau histerektomi), impotensi fisiologis atau

ketidakadekuatan lubrikasi vagina sekunder akibat pembedahan.

Pada Ny.”A” penulis mengangkat 6 diagnosa keperawatan yang

disesuaikan dengan keluhan serta data yang diperoleh dari pengkajian

yang dilakukan. Tidak semua diagnosa yang ada diteori tersebut muncul

pada Ny”A”. Ada 3 diagnosa keperawatan yang sama dengan diagnosa

yang ada di teori yang muncul pada Ny.”A” yaitu nyeri, konstipasi dan

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 3 diagnosa

lainnya tidak ada di tinjauan teori yaitu insomnia, hambatan mobilitas

fisik, dan potensial komplikasi hopivolemia: syok.

Dengan demikian tidak semua diagnosa yang ada dalam teori dapat

ditemukan pada pasien dengan mioma uteri. Sebaliknya ada diagnosa yang

ditemukan pada kasus namun tidak ada dalam teori. Hal ini disebabkan

155
karena setiap manusia mempunyai respons yang berbeda ketika

mengalami suatu penyakit.

C. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan yang diterapkan oleh penulis pada tinjauan kasus

diambil dari buku diagnosis keperawatan NANDA NIC-NOC edisi 10. Namun

tidak semua rencana dapat penulis masukkan dalam intervensi, penulis hanya

memilih intervensi yang sesuai dengan keadaan pasien dan dapat dilaksanakan

penulis dalam waktu 3 hari.

D. Implementasi

Seluruh tindakan keperawatan yang dilakukan penulis selalu berorientasi

pada rencana keperawatan yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan

keperawatan dilakukan dalam waktu 3 hari.

E. Evaluasi

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan kepada pasien. Dari evaluasi yang dilakukan pada pasien

didapatkan bahwa 5 diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dapat

teratasi dan 1 diagnosa tidak aktual. Diagnosa yang dapat teratasi yaitu:

1. Nyeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan.

2. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik (nyeri).

3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akut akibat insisi

pebedahan.

4. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas saluran cerna.

156
5. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual dan muntah.

Diagnosa yang tidak aktual yaitu potensial komplikasi hipovolemia: Syok.

157

Anda mungkin juga menyukai