PEMBAHASAN
pada bab tiga, maka pada bab empat ini penulis akan membahas berbagai hal
A. Pengkajian
25 April 2016. Pada pengkajian ini penulis mendapatkan data primer setelah
wawancara langsung dengan klien, keluarga klien, perawat ruangan, dan tenaga
115
116
sebanyak 5x dan BAK seperti biasa yaitu, ± 6-8 kali sehari dan tidak
2. Makan dan cairan, gejala : Nafsu makan hilang, mual muntah selama fase
akut ( peningkatan TIK), kehilangan sensori (rasa kecap) pada lidah, pipi,
dalam darah. Tanda : kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan
pada pola makan dan cairan, nafsu makan baik, tidak terdapat riwayat
makan seperti biasa yaitu 3 kali sehari dan dapat menghabiskan 1 porsi
dari makanan yang disediakan, klien juga mengatakan minum air putih ±
untuk objek dari sisi kiri (pada stroke kanan). Hilang kewaspadaan terhadap
bagian tubuh yang sakit, tidak mampu mengendalikan objek, warna, kata
dan wajah yang pernah dikenalnya dengan baik, kesulitan dalam menelan,
mengalami kesulitan untuk melihat objek dari sisi kiri ( pada stroke
B. Diagnosa Keperawatan
Stroke Non Hemoragik menurut NANDA jilid 3 (2015) ada sembilan sebagai
berikut :
nervus hipoglosus.
3. Nyeri akut.
penurunan mobilitas.
terdapat lima (5) diagnosa keperawatan yang muncul pada saat pengkajian,
yaitu gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur karena pada
saat dilakukan pengkajian diperoleh data klien mengalami kesulitan tidur, sering
119
terbangun pada malam hari karena rasa tidak nyaman pada daerah yang
C. Intervensi Keperawatan
kriteria hasil yang spesifik sesuai SMART. Tujuan pada intervensi diagnosa
menurut NANDA Jilid3 y(2015) yaitu dengan kriteria hasil klien meningkat
respon pasien saat latihan, kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi, bantu
klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cidera, beri
alat bantu jika klien membutuhkan, latih klien dalam pemenuhan kebutuhan
tujuan dengan teori yaitu dengan kriteria hasil gerak klien tidak terbatas, klien
dapat melakukan aktivitas sendiri dan TTV dalam batas normal, dan intervensi
yang dilakukan pada klien adalah kaji skala aktivitas klien, observasi TTV
120
klien, berikan klien posisi yang nyaman, anjurkan klien untuk menggerakan
kaki dan tangan yang lemah, dan kolaborasi dengan keluarga untuk membantu
aktivitas klien. Dari intervensi yang terdapat pada teori yang tidak dilakukan
pada klien Tn.T adalah sebagai berikut : bantu klien untuk menggunakan
tongkat saat berjalan dan cegah terhadap cidera, intervensi ini tidak dilakukan
karena didalam ruangan (L) tidak ada alat (tongkat) yang dapat menunjang
tindakan , beri alat bantu jika klien membutuhkan, intervensi ini tidak
dilakukan karena klien hanya berbaring di tempat tidur dan tidak pernah keluar
dari ruangan sehingga tidak memerlukan alat bantu seperti kursi roda, latih
ini tidak dilakukan karena klien belum bisa melakukan aktivitas secara mandiri
D. Implementasi Keperawatan
dalam berkomunikasi yaitu bibir klien miring sehingga ucapan klien kurang
melakukan tindakan ROM karena bagian tubuh klien sebelah kanan tepatnya
E. Evaluasi Keperawatan
pada tahap ini meliputi dua hal yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
menilai tercapai atau tidaknya tujuan yang telah di rumuskan. Evaluasi hasil ini
muncul pada Tn.T terdapat tiga diagnosa yang belum teratasi dan intervensi
dilanjutkan adalah :
masih tampak lemah, aktivitas klien tampak dibantu oleh keluarga, kekuatan
otot, ekstermitas kanan atas3, kanan bawah 2, ekstermitas kiri atas 5 , kiri
bawah 5.
122
dilanjutkan karena klien masih mengatakan masih sulit saat berbicara, lidah
klien masih terasa kaku, klien masih kesulitan menyambung kata-kata , bibir
klien masih tampak miring ke kiri, pergerakan bibir klien abnormal, ucapan
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gejala sisa stroke masalah ini
anggota gerak klien mengalami hemiparesis ( bagian kiri) masih belum bisa
berfungsi secara normal sehingga klien belum bisa memnuhi perawatan diri
sendiri secara mandiri dan masih harus dibantu oleh keluarga klien.