Pasien memiliki aset berupa pasien semangat sembuh yang sangat tinggi,
pasien sudah mampu menggerakan tangan kirinya dengan cukup baik
walaupun belum mampu menggerakan secara makimal dengan tahanan.
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu menjawab
pertanyaan dengan baik. Pada Activity Daily Living pasien mampu mandiri
dalam aktivitas mandi, berpakaian untuk tubuh bagian atas dan bawah
toileting, transfer, dan locomotion, aktivitas makan.
Limitasi
Pasien memiliki limitasi berupa pada area tangan kiri pasien terutama
pada jari – jari pasien terdapat bengkak sehingga menyebabkan
kesulitan dalam menggenggam dan pasien merasakan lemas pada
lengan serta kebas di area tangan sisi sinistra, pada test ketrampilan
Activity Daily Living pasien belum mampu secara mandiri atau masih
dibantu grooming (mengikat rambut), membutuhkan bantuan
minimal pada aktivitas mandi terutama keramas, pasien mengalami
kesulitan dalam melipat kedua tangannnya ke belakang kepala
dengan kedua siku dalam posisi abduksi horizontal dan pasien belum
mampu mempertemukan ujung ibu jari dengan jari tengah dan jari
kelingking.
Prioritas Masalah
1. Pasien
Pasien harus selalu semangat dalam mengikuti sesi terapi agar dapat
meningkatkan aktivitas ADL lainnya. Pasien sebaiknya tetap rajin
melakukan latihan, walaupun saat tidak adanya terapis. Pasien juga
harus menjaga pola hidup yang lebih baik lagi dan rajin olahraga.
2. Keluarga Pasien
Keluarga diharapkan memberikan dukungan pada pasien agar
kegiatan yang telah ditentukan memperoleh hasil yang maksimal.
Keluarga harus lebih intensif dalam memberikan perhatian kepada
pasien agar pasien lebih terpacu untuk terus berlatih tanpa hadirnya
terapis.
Okupasi Terapis
Melihat keberhasilan terapi pada pasien tersebut, maka terapis
sebaiknya merancang follow up , tidak lanjut berupa tujuan dan
rencana terapi berikutnya untuk pasien, dengan analisis yang
detail dan komprehensif atas kebutuhan dan kondisi pasien.
Program terapi akan lebih efektif dan efisien jika terdapat
kerjasama yang baik dari berbagai pihak yang bersangkutan.
Terapis harus memiliki kreatifitas dalam memberikan latihan agar
pasien tidak bosan dalam mengikuti sesi terapi. Terapis juga
selalu memperhatikan kondisi atau perkembangan pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, S, & Bare. (2008). Brunner & Suddarths Textbook of Medical
Surgical Nursing. Philadelpia : Lippin cott
WHO.Stroke, Cerebrovascular accident (database on the internet)
Rydwik E, Eliasson S, Akner G. The effect of exercise of the affected
foot in stroke patients--a randomized controlled pilot trial. Clin
Rehabil. 2006;20(8):645-55.
Mahendra, Brury & Rachmawati, Evi.(2005). Atasi Stroke dengan
Tanaman Obat Cetakan I. Jakarta: Penebar Swadaya.
Black & Hawks. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical
Mnagement for Positive Outcomes.Elseveir Saunders.
Pinzon R dan Asanti. 2010. Awas Stroke! Pengertian, Gejala,
Tindakan, Perawatan dan Pencegahan. Yogyakarta : Andi Offset