Anda di halaman 1dari 44

KELOMPOK 1 TUGAS RBM

“ LATIHAN MENGIKAT RAMBUT PADA PASIEN


STROKE HEMIPARESE SINISTRA “

1. Addhiya Daffa N (P27228017062)


2. Natalia Ovi (P27228017096)
3. Nur Aulia Irfani (P27228017099)
DEFINISI

 Stroke merupakan kumpulan gejala klinis berupa


gangguan dalam sirkulasi darah ke bagian otak yang
menyebabkan gangguan fungsi baik lokal maupun
global yang terjadi secara mendadak, progresif dan
cepat yang umumnya menyebabkan hemiparesis pada
penderita stroke (WHO, 2010)
 Hemiparesis adalah kondisi dimana terjadinya
kelemahan pada sebelah atau sebagian kanan atau
kiri tubuh (lengan, tungkai dan wajah) yang berlawanan
dengan lesi yang terjadi di otak
ETIOLOGI

Beberapa penyebab stroke dapat dikelompokkan


menjadi dua kelompok, yaitu stroke yang disebabkan
karena faktor pembuluh darah dan disebabkan faktor dari
luar pembuluh darah (Mahendra & Rachmawati, 2008)
GAMBARAN KLINIS / MASALAH

 Kelumpuhan Anggota Gerak


 Asimetris Wajah
 Gangguan Bicara
 Pusing Berputar
 Nyeri Kepala
 Penurunan Kesadaran
 Gejala Lain
PREVALENSI
Di Indonesia stroke merupakan penyebab kematian
utama di rumah sakit pemerintah, penyebab kematian
ketiga dan menimbulkan kecatatan utama di rumah sakit
(Pdpersi, 2010). Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar
(Riskesdas) tahun 2013, insidensi stroke di Indonesia
ditemukan sebesar 7 per 1.000 penduduk dan yang telah
didiagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 12,1 6 per 1.000
penduduk. Di rumah sakit merupakan penyebab kematian
utama akibat stroke 15%, dengan tingkat kecatatan
mencapai 65%.
PROGNOSIS

Muhlisin (2015) mengatakan jika seseorang pernah mengalami stroke,


mungkin ia dapat membuat kemajuan besar dalam mendapatkan
kembali kemandiriannya. Namun, ia masih dapat menderita salah
satu dari beberapa kondisi berikut: 1) kelumpuhan pada satu sisi
tubuh, 2) masalah dengan berpikir, kesadaran, perhatian,
pembelajaran, penilaian dan memori, 3) gangguan memahami
sesuatu, 4) kesulitan mengendalikan atau mengekspresikan emosi, 5)
mati rasa atau sensasi yang aneh, 6) nyeri di tangan dan kaki yang
memburuk dengan perubahan gerakan dan suhu.
IDENTITAS PASIEN

 Nama/Inisial : Ny. Bbi


 Umur : 45 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Sisi Dominan : Kanan
 Alamat : Mantren, Klodran
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
DIAGNOSIS PASIEN

Diagnosis Medis : Stroke Hemiparese


Diagnosis Topis : Sinistra
Diagnosis Kausatif : Hipertensi
DATA SUBYEKTIF
 Initial Assesment (keluhan, alasan pasien datang ke OT, riwayat kondisi pasien,
harapan)
Berdasarkan hasil interview pada tanggal 16 Agustus 2019 yaitu, keluhan
utama pasien adalah pasien masih merasakan lemas pada ekstremitas
atas dan bawah pada sisi sinistra, terkadang masih merasakan kebas
pada area tangan sisi sinistra.
Riwayat kondisi dahulu yaitu awalnya pasien bekerja sebagai buruh
pabrik sebelum terkena stroke yang terjadi pada bulan Agustus. Tepatnya
pada tanggal 2 Agustus 2019, awalnya pasien ketika bangun tidur
merasakan tidak mampu menggerakan seluruh badan, pasien mengira
bahwa pasien mengalami tindihan / bermimpi. Selain itu, bibir pasien juga
merot sehingga saat pasien memanggil nama suaminya menjadi tidak
jelas.
 Pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan
Activity Daily Living pasien belum mampu secara
mandiri berupa grooming (mengikat rambut), mandi
terutama keramas, berpakaian baik atas maupun
bawah, dan transfer.
 Harapan pasien mampu grooming (mengikat rambut),
keramas, berpakaian baik atas maupun bawah, dan
transfer secara mandiri.
 Observasi Klinis (hal-hal yang ditemukan saat pertama
kali bertemu pasien: penampilan, cara bicara,
mobilitas, perilaku, tahap perkembangan dll)
 Berdasarkan hasil observasi klinis pada tanggal 16 Agustus 2019,
diperoleh hasil yaitu pasien memiliki semangat sembuh yang
sangat tinggi, pasien sudah mampu menggerakan tangan kirinya
dengan cukup baik walaupun belum mampu menggerakan
secara makimal.
 Pasien mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu menjawab
pertanyaan dengan baik. Cara bicara pasien juga tidak terdapat
kesulitan.
 Pada area tangan kiri pasien terutama pada jari – jari pasien
terdapat bengkak sehingga menyebabkan kesulitan dalam
menggenggam.
 Mobilitas pasien mengalami kesulitan karena ektremitas bawah sisi
sinistra sulit digerakan sehingga pasien terkadang „diseret‟ saat
berjalan.
 Screening test (hasil sesuai blangko screening)
Berdasarkan hasil screening test yang telah dilakukan
pada 17 Agustus 2019 bahwa kekuatan grip dan pinch
pasien yaitu masih kurang dikarenakan belum mampu
menggenggam secara maksimal.
Pada pemeriksaan dexterity, pasien mampu dengan
kesulitan dikarenakan pasien masih kesulitan dalam
memanipulasi.
Pada pemeriksaan koordinasi tangan pasien mulai dari
meraih-menggenggam-melepas, lengan-mata-tangan,
dan disdiadochokinesia adalah bagus (lengkap).
Pada test neurologi berupa diskriminasi 2 titik (tumpul dan
tajam) pada ujung jari-jari tangan kanan, pasien mampu
menjawab 5 titik tumpul, 3 titik tajam dengan benar, dan 2
titik tajam dengan salah.
Pada test ketrampilan Activity Daily Living pasien belum
mampu secara mandiri atau masih dibantu grooming
(mengikat rambut), membutuhkan bantuan minimal pada
aktivitas mandi terutama keramas, dan berpakaian baik
atas maupun bawah, dan mandiri pada aktivtas makan
dan transfer.
 Screening taks
Pasien diminta untuk melakukan aktivitas mengikat
rambut. Pasien belum mampu untuk mengangkat dan
mempertahankan lengan ke atas secara maksimal ke
arah belakang kepala, saat melakukan gerakan tersebut
pasien juga merasakan nyeri. Saat pasien menarik dan
memutar karet pasien belum mampu untuk melakukan
gerakan tersebut dan merasakan nyeri.
 Perilaku sosial masyarakat terhadap individu
Perilaku sosial masyarakat terhadap Ny. Bbi yaitu sangat mendukung pasien
untuk sembuh dan tidak dikucilkan oleh masyarakat, tetapi merangkul
pasien untuk tetap aktif di dalam masyarakat seperti kegiatan pengajian.
Masyarakat sekitar rumah pasien juga selalu menyemangati pasien untuk
melakukan olahraga di pagi hari seperti jalan-jalan dan berjemur.
 Kondisi lingkungan fisik yang menunjang dan menghambat
individu dalam kinerja okupasi
Pada kondisi fisik yang menunjang individu dalam kinerja okupasi yaitu di
rumah pasien tidak terlalu banyak perabot sehingga saat pasien berjalan
resiko untuk terluka karena menabrak perabot sangat minimal.
Pada kondisi fisik yang menghambat individu adalah lantai di rumah pasien
masih berupa tanah, sehingga apabila pasien terjatuh sangat beresiko
untuk terluka, serta rumah pasien yang sangat berdekatan dengan
kandang ayam yang menimbulkan bau tidak sedap akan berpengaruh ke
kesehatan pasien.
KERANGKA ACUAN YANG DIGUNAKAN

 Kerangka Acuan yang digunakan adalah KA


Neurodevelopmental Treatment (NDT). Kerangka Acuan
NDT adalah pemecahan masalah melalui pendekatan
assesment dan treatment terhadap individu yang
mempunyai masalah tonus, gerakan, dan fungsi yang
diakibatkan oleh lesi dari Sistem Saraf Pusat.
DATA OBJEKTIF

Berdasarkan pemeriksaan menggunakan blangko FIM pada tanggal


17 Agustus 2019 didapatkan hasil yaitu 105 yang berarti pasien
membutuhkan “set up” setiap kegiatan dalam Activity Daily Living.
Pasien membutuhkan bantaun penuh pada area self care yaitu pada
aktivitas merias diri,dan membutuhkan bantuan minimal pada aktivitas
mandi (terutama keramas).
Berdasarkan pemeriksaan neurologi yang dilakukan tanggal 17 Agutus 2019 :
1. Pada pemeriksaan sensori yaitu pada pemeriksaan sentuhan lembut
pasien mampu menjawab 5 sentuhan lembut dengan benar.
2. Pada pemeriksaan nyeri menggunakan paku pada palu refleks diperoleh
hasil ada gangguan.
3. Pada pemeriksaan proprioseptif diperoleh hasil ada gangguan tetapi tidak
total dengan pasien mengalami keterbatasan saat menggerakan lengan
ke atas dan ke samping.
4. Pada pemeriksaan kinesthesia diperoleh hasil pasien dalam batas normal.
5. Pada pemeriksaan refleks diperoleh hasil yaitu pasien ada refleksorik lemah
pada refleks biceps brachii, refleks triceps, dan tidak terdapat gerak
reflektorik apapun pada refleks pattela dan achilles.
Pada test tonus spastic pada ekstremitas atas sisi sinistra hasil
pemeriksaan skala Ashworth untuk tingkat spastisitas niai 2 yaitu
peningkatan tonus otot yang lebih pada LGS, tetapi bagian yang
terkena mudah digerakan.
Berdasarkan pemeriksaan bobath chart pada dewasa diperoleh
hasil bahwa pasien mengalami kesulitan dalam melipat kedua
tangannnya ke belakang kepala dengan kedua siku dalam posisi
abduksi horizontal, saat kondisi pergelangan tangan fleksi-ekstensi
pasien belum mampu melakukannya, pasien belum mampu
menekuk sikunya dengan lengan terangkat untuk menyentuh kepala
dalam posisi pronasi-supinasi, pasien belum mampu menekuk siku
dalam posisi supinasi untuk menyentuh bagian bahu yang sama
dengan lengan berada di sisi tubuh ataupun lengan abduksi
horizontal, pasien belum mampu mempertemukan ujung ibu jari
dengan jari tengah dan jari kelingking.
ANALISIS DATA PENGKAJIAN DATA

 Rangkuman Data Subjektif dan Objektif


Berdasarkan hasil interview pada tanggal 16 Agustus 2019 yaitu,
keluhan utama pasien adalah pasien masih merasakan lemas pada
ekstremitas atas dan bawah pada sisi sinistra dan pasien mengalami
kebas pada area tangan sisi sinistra. Pada screening taks dalam
mengikat rambut pasien mengalami keterbatasan. Blangko FIM
didapatkan hasil 105 yang berarti pasien membutuhkan “set up”,
Pada pemeriksaan neurologi yaitu pemeriksaan sensori diperoleh hasil
pasien dalam batas normal ,dan pada pemeriksaan reflek mengalami
kelemahan, pada test tonus spastic pada ekstremitas atas sisi sinistra
hasil pemeriksaan skala Ashworth untuk tingkat spastisitas niai 2.
Aset

Pasien memiliki aset berupa pasien semangat sembuh yang sangat tinggi,
pasien sudah mampu menggerakan tangan kirinya dengan cukup baik
walaupun belum mampu menggerakan secara makimal dengan tahanan.
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik dan mampu menjawab
pertanyaan dengan baik. Pada Activity Daily Living pasien mampu mandiri
dalam aktivitas mandi, berpakaian untuk tubuh bagian atas dan bawah
toileting, transfer, dan locomotion, aktivitas makan.
Limitasi

Pasien memiliki limitasi berupa pada area tangan kiri pasien terutama
pada jari – jari pasien terdapat bengkak sehingga menyebabkan
kesulitan dalam menggenggam dan pasien merasakan lemas pada
lengan serta kebas di area tangan sisi sinistra, pada test ketrampilan
Activity Daily Living pasien belum mampu secara mandiri atau masih
dibantu grooming (mengikat rambut), membutuhkan bantuan
minimal pada aktivitas mandi terutama keramas, pasien mengalami
kesulitan dalam melipat kedua tangannnya ke belakang kepala
dengan kedua siku dalam posisi abduksi horizontal dan pasien belum
mampu mempertemukan ujung ibu jari dengan jari tengah dan jari
kelingking.
Prioritas Masalah

 Berdasarkan hasil pengkajian data pasien mengalami


masalah dalam Activity Daily Living(ADL) yaitu
gromming (mengikat rambut) dan mandi terutama
keramas, berpakaian baik atas maupun bawah, dan
transfer. Sehingga prioritas pasien adalah meningkatkan
fungsional tangan sinistra untuk dapat meningkatkan
aktivitas gromming (mengikat rambut) secara mandiri.
Diagnosis OT

Pasien mengalami keterbatasan dalam Activity


Daily Living yaitu gromming berupa mengikat
rambut karena spastic disebabkan stroke.
PERENCANAAN TERAPI
Tujuan Jangka Panjang
LTG 1 : Pasien mampu mengikat rambut secara mandiri selama 5 kali sesi
terapi.
Tujuan Jangka Pendek
 STG 1 : Pasien mampu meraih rambut hingga ke belakang selama 3
kali sesi terapi
 STG 2 : Pasien mampu merapikan dan mengumpulkan rambut secara
mandiri selama 2 kali sesi terapi
 STG 3 : Pasien mampu menarik dan memutar karet secara mandiri
selama 2 kali sesi terapi
 STG 4 : Pasien mampu mengikat rambut secara mandiri selama 2 kali
sesi terapi
 Strategi / Teknik
Strategi yang digunakan adalah dengan metode Bobath.
 Frekuensi
Seminggu dilakukan 1 kali sesi terapi
 Durasi
Dilakukan dalam durasi 40 menit dengan istirahat selama
10 menit dalam 1 kali sesi terapi.
 Media Terapi
Media terapi yang digunakan adalah cone, box geometri,
kinetic sand, bola, karet, dan penjepit
 Home Program
Home program yang diberikan pada pasien adalah
dengan latihan untuk meremas – remas kinetic sand
dengan menggunakan kedua tangan, latihan untuk
melakukan gerakan seperti diagonal 1 dan 2 setiap pagi
pada tangan kiri yang telah diberikan contoh
sebelumnya, latihan untuk melepas balok pada box
geometry dengan menggunakan tangan kiri pasien, dan
latihan untuk mengikat rambut dengan menggunakan
media terapi yang telah sediakan.
PELAKSANAAN TERAPI

PELAKSANAAN TERAPI 1 (Sabtu, 17 Agustus 2019 )


Aktivitas :
 Adjunctive : Terapis melakukan stretching terutama pada area
ekstremitas atas sisi sinistra (shoulder, elbow, wrist, dan finger).
 Enabling :
1. Pasien memindahkan media cone ke sisi yang telah di-setting
2. Pasien mengambil dan memindahkan media box geometry
3. Pasien melakukan gerakan meremas menggunakan media kinetic
sand
 Purposeful activity :
1. Pasien melakukan gerakan memegang kepala sisi
belakang dengan kedua tangan saling mengait.
2. Pasien melakukan gerakan menggenggam kedua
tangan yang saling mengait .
 Occupational Perfomance
PELAKSANAAN TERAPI II (Rabu, 22 Agustus 2019)
Aktivitas :
 Adjunctive : Terapis melakukan stretching terutama pada area
ekstremitas atas sisi sinistra (shoulder, elbow, wrist, dan finger).
 Enabling :
1. Pasien memindahkan media cone ke sisi yang telah di-setting
2. Pasien mengambil dan memindahkan media box geometry
3. Pasien melakukan gerakan meremas menggunakan media kinetic
sand
4. Pasien melakukan gerakan melempar menggunakan media bola
plastik menggunakan tangan kiri.
5. Pasien melakukan aktivitas mengambil dan memindahkan penjepit
jemuran dengan jari-jari tangan kiri nya.
 Purposeful activity :
1. Pasien melakukan gerakan memegang kepala sisi
belakang dengan kedua tangan saling mengait.
2. Pasien melakukan gerakan menggenggam kedua
tangan secara maksimal
PELAKSANAAN TERAPI III (Rabu, 24 Agustus 2019)
Aktivitas :
 Adjunctive : Terapis melakukan stretching terutama pada area ekstremitas
atas sisi sinistra (shoulder, elbow, wrist, dan finger).
 Enabling :
1. Pasien memindahkan media cone ke sisi yang telah di-setting
2. Pasien mengambil dan memindahkan media box geometry
3. Pasien melakukan gerakan meremas menggunakan media kinetic sand
4. Pasien melakukan gerakan melempar menggunakan media bola plastik
menggunakan tangan kiri.
 Purposeful activity :
1. Pasien melakukan gerakan memegang kepala sisi
belakang dengan kedua tangan saling mengait.
2. Pasien melakukan gerakan menggenggam kedua
tangan secara maksimal
PELAKSANAAN TERAPI IV (Rabu, 29 Agustus 2019)
Aktivitas :
 Adjunctive : Terapis melakukan stretching terutama pada area
ekstremitas atas sisi sinistra (shoulder, elbow, wrist, dan finger).
 Enabling :
1. Pasien melakukan gerakan dengan mengangkat media botol berisi
air ke bagian belakang kepala.
 Purposeful activity :
1. Pasien mampu melakukan beberapa gerakan pada wrist dan finger
sisi kiri dengan media karet rambut.
 Occupational Performance :
1. Pasien melakukan aktivitas mengikat rambut
PELAKSANAAN TERAPI V(Sabtu, 7 September 2019)
Aktivitas :
 Adjunctive : Terapis melakukan stretching terutama pada area
ekstremitas atas sisi sinistra (shoulder, elbow, wrist, dan finger).
 Enabling :
1. Pasien memindahkan cone
2. Pasien melakukan simulasi mengikat rambut menggunakan media
terapi
 Purposeful activity :
1. Pasien mampu menstimulasikan mengikat rambut dengan
menggunakan media terapi.
 Occupational Performance :
1. Pasien melakukan aktivitas mengikat rambut
REEVALUASI
 Data Subjektif
Berdasarkan interview yang dilakukan terhadap pasien pada akhir sesi
terapi, pasien Ny. Bbi merasa bahwa terapi yang dilakukan
memberikan perubahan yang cukup signifikan. Pada awalnya pasien
merasa sangat kesulitan untuk menggerakkan dan mempertahankan
lengan sisi sinistra ke belakang kepala, pasien kesulitan pada gerakan
menarik dan memutar terutama pada saat mengikat rambut, dan
pasien merasakan kebas pada area tangan. Namun, setelah
beberapa terapi dilakukan pasien merasakan adanya peningkatan
seperti pasien sudah mampu untuk menggerakan dan
mempertahankan lengan sisi sinistra ke belakang kepala, pasien juga
sudah mampu melakukan grakan menarik dan memutar karet rambut
saat aktivitas mengikat rambut, kebas yang dialami pasien juga sudah
berangsur berkurang.
 Data Objektif
Berdasarkan pemeriksaan menggunakan blangko FIM
didapatkan hasil 114 yang berarti pasien mandiri dalam Activity
Daily Living dan mengalami peningkatan pada merias diri dari
bernilai 1 (bantuan penuh) mengalami peningkatan menjadi
bernilai 4 (bantuan minimal), pada aktivitas mandi, berpakaian
untuk tubuh bagian atas dan bawah yang masing-masing bernilai
4 (bantuan minimal) mengalami peningkatan menjadi 6 (mandiri
dengan modifikasi / alat bantu).
Berdasarkan pemeriksaan bobath chart pada dewasa, pasien
mengalami beberapa peningkatan diantaranya diperoleh hasil
bahwa pasien sudah mampu melipat kedua tangannnya ke
belakang kepala dengan kedua siku dalam posisi abduksi horizontal,
saat kondisi pergelangan tangan fleksi-ekstensi pasien sudah mampu
melakukannya, , pasien sudah mampu menekuk siku dalam posisi
supinasi untuk menyentuh bagian bahu yang sama dengan lengan
berada di sisi tubuh ataupun lengan abduksi horizontal, pasien sudah
mampu mempertemukan ujung ibu jari dengan jari tengah dan jari
kelingking, namun pasien belum mampu menekuk sikunya dengan
lengan terangkat untuk menyentuh kepala dalam posisi pronasi-
supinasi.
Berdasarkan pemeriksaan Ashworth, pasien mengalami peningkatan
dari bernilai 2 menjadi bernilai 1
 Hasil / Pencapaian Program Terapi
 Follow Up / Rekomendasi
Rekomendasi yang diberikan terapis kepada pasien adalah :
1. Okupasi Terapi
Pasein harus mendapatkan terapi dari okupasi terapi terutama
meningkatkan tonus dan mengurangi kebas pada jari-jari tangan kiri
pasein.
Dalam terapi ini masih ada hal yang belum tercapai yaitu
kemampuan pasien dalam merapikan rambut saat mengikat rambut.
Yang akan dicapai selanjutnya adalah pasien mampu merapikan
ikatan rambut secara maksimal terutama dalam mempertahankan
genggaman sehingga pasien dapat mengikat rambut dengan rapi
secara mandiri.
KESIMPULAN
Pasien berinisial Ny. Bbi, berusia 45 tahun, dengan diagnosis stroke
Hemiparase sinistra. Prioritas masalah yang diambil yaitu pasien belum
mampu melakukan Activity Daily Living berupa grooming yaitu
mengikat rambut. Kerangka acuan yang digunakan adalah
Neurodevelopmental (NDT) dengan metode Bobath. Setelah
dilakukan selama 5 kali terapi, dengan durasi 40 menit dalam 1 kali sesi
terapi termasuk istirahat selama 10 menit.
Tujuan terapi yang telah ditetapkan berhasil dicapai setelah dilakukan
upaya intervensi berupa, teknik fasilitasi memberikan latihan gerakan
yang benar pada sisi yang lumpuh untuk melakukan aktivitas
fungsional khususnya untuk mengikat rambut, inhibisi mengurangi atau
menghilangkan pengaruh spastik, handling merubah tonus otot dan
menormalkan kualitas gerak agar tangan pasien mampu bergerak
normal saat mengikat rambut secara mandiri.
SARAN

1. Pasien
Pasien harus selalu semangat dalam mengikuti sesi terapi agar dapat
meningkatkan aktivitas ADL lainnya. Pasien sebaiknya tetap rajin
melakukan latihan, walaupun saat tidak adanya terapis. Pasien juga
harus menjaga pola hidup yang lebih baik lagi dan rajin olahraga.
2. Keluarga Pasien
Keluarga diharapkan memberikan dukungan pada pasien agar
kegiatan yang telah ditentukan memperoleh hasil yang maksimal.
Keluarga harus lebih intensif dalam memberikan perhatian kepada
pasien agar pasien lebih terpacu untuk terus berlatih tanpa hadirnya
terapis.
Okupasi Terapis
Melihat keberhasilan terapi pada pasien tersebut, maka terapis
sebaiknya merancang follow up , tidak lanjut berupa tujuan dan
rencana terapi berikutnya untuk pasien, dengan analisis yang
detail dan komprehensif atas kebutuhan dan kondisi pasien.
Program terapi akan lebih efektif dan efisien jika terdapat
kerjasama yang baik dari berbagai pihak yang bersangkutan.
Terapis harus memiliki kreatifitas dalam memberikan latihan agar
pasien tidak bosan dalam mengikuti sesi terapi. Terapis juga
selalu memperhatikan kondisi atau perkembangan pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
 Smeltzer, S, & Bare. (2008). Brunner & Suddarths Textbook of Medical
Surgical Nursing. Philadelpia : Lippin cott
 WHO.Stroke, Cerebrovascular accident (database on the internet)
 Rydwik E, Eliasson S, Akner G. The effect of exercise of the affected
foot in stroke patients--a randomized controlled pilot trial. Clin
Rehabil. 2006;20(8):645-55.
 Mahendra, Brury & Rachmawati, Evi.(2005). Atasi Stroke dengan
Tanaman Obat Cetakan I. Jakarta: Penebar Swadaya.
 Black & Hawks. (2009). Medical Surgical Nursing Clinical
Mnagement for Positive Outcomes.Elseveir Saunders.
 Pinzon R dan Asanti. 2010. Awas Stroke! Pengertian, Gejala,
Tindakan, Perawatan dan Pencegahan. Yogyakarta : Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai