Anda di halaman 1dari 28

THE BLOG M.A.

AZIZ, AMK
 Home
 KONTAK

 E-MAIL
 NARUTO FREE EDITION

“PARAPARESE INFERIOR”
0

Posted on : 10-02-2010 | By : MUHAMMAD ABDUL AZIZ | In : ASKEP SYARAF, EBOOK,


SCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

“PARAPARESE INFERIOR”

1. KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Pengertian

Paraparese adalah kelemahan atau kelumpuhan sedikit kedua-duanya kaki.

Paraparese inferior adalah suatu infeksi virus pada medulla spinalis yang berkembang secara
perlahan dan menyebabkan kelemahan / kelumpuhan pada ekstremitas. (www.wikipedia.com )

B. Etiologi

Virus limfotropik sel T manusia tipe I (Human T-cell Lymphotropic Virus Type 1, HTLV-1).
Virus ini merupakan retrovirus, juga bisa menyebabkan sejenis leukemia.

Penyakit ini bisa ditularkan melalui hubungan seksual atau lewat jarum yang terkontaminasi.
Juga bisa ditularkan dari ibu kepada bayinya melalui plasenta atau melalui ASI. (
www.medicastore.com )

C. Tanda dan Gejala

1. Kelemahan kaki
2. Kesukaran berjalan
3. Kelemahan lengan tangan
4. Kram otot
5. Kejangan otot
6. Pergerkan kaku
7. Kekeuatan otot berkurang
8. Kesukaran bergeraknya tangan dan kaki.

D. Patofisiologi

Paraparese umumnya disebabkan oleh lesi pada traktus kortikospinalis, yang menjalar turun dari
kortikal neuron di lobus frontal ke motor neuron di medula spinalis dan bertanggung jawab
terhadap pergerakan otot-otot badan dan tungkai.
Dalam perjalanannya, traktus melewati beberapa bagian dari batang otak, yaitu mesencephalon,
pons, dan medulla oblongata. Traktus menyilang ke sisi berlawanan pada ujung medulla
(membentuk struktur anatomi yang dinamakan piramid) dan terus berjalan pada sisi berlawanan
itu sampai bertemu kontralateral motor neuron. Sehingga, satu sisi otak mengontrol pergerakan
otot pada sisi berlawanan dari tubuh, serta kerusakan pada traktus kortikospinalis kanan pada
batang otak atau otak akan menyebabkan paraparese pada sisi kiri tubuh, dan sebaliknya. Di luar
itu, lesi traktus pada medulla spinalis menyebabkan paraparese pada sisi yang sama dari tubuh.
Otot-otot wajah pun diatur traktus yang sama.
Traktus tersebut mengaktifkan fasial nuklei dan nervus fasial yang muncul mengaktifkan otot-
otot fasial ketika ada kontraksi. Karena fasial nuklei terletak di pons, lesi dari traktus pada pons
menyebabkan paraparese pada sisi tubuh yang berlawanan dan paresis pada sisi sama pada
wajah. Ini dinamakan crossed paraparese. Jika wajah pasien tidak termasuk, hampir dipastikan
bahwa lesi pada traktus terdapat di bagian bawah dari batang otak atau medula spinalis. Karena
medula spinalis merupakan struktur yang kecil, sangat aneh jika hanya satu sisi saja yang terkena
lesi dan umumnya memang kedua traktus terpengaruh. Oleh karena itu, lesi pada medula spinalis
biasanya ditandai dengan paralisis pada kedua lengan dan kaki (quadriparesis) atau kedua kaki
(paraparesis).

( www.medicastore.com )

1. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


2. Pengkajian

a) Aktivitas/istirahat.

Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi
atau paralisis (paraplegia), merasa mudah lelah, susah untuk istirahat (nyeri/kejang otot).

Tanda : Gangguan tonus otot (fleksid, spastis), paralitik (paraplegia) dan terjadi
kelemahan umum.

b) Sirkulasi.

Gejala : Adanya penyakit jantung, poisitemia, riwayat hipotensi postural.

Tanda :Hipertensi arterial sehubungan dengan adanya embolisme / malformasi emboral.


c) Integritas Ego

Gejala : perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa

Tanda : emosi yang labil, dan ketidak siapan untuk marah, sedih dan gembira.

d) Eliminasi.

Gejala : Perubahan pola berkemih, seperti inkontenesia urine, anuria.

e) Makanan/cairan.

Gejala : Anoreksia, muntah,mual selama fase akut, kehilangan sensori (buta kecap) pada
lidah, pipi dan tengkorak, disfagia.

Tanda : kesulitan menelan,obesitas.

f) Neurosensori.

Gejala : kelemahan/kesemutan/kebas, hilangnya rangsangan sensorik kontra lateral pada


ekstremitas, gangguan rasa pengecapan atau penciuman.

Tanda : kehilangan kemampuan menggunakan motorik saat pasien ingin


menggerakkannya ( apoksia )

g) Nyeri/kenyamanan.

Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda.

Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot/fasia.

h) Pernapasan.

Gejala : Merokok (faktor resiko).

Tanda : Ketidakmampuan menelan/batuk/hambatan jalan napas.

i) Keamanan.

Tanda : Perubahan persepsi terhadap orientasi tempat tumbuh, hilang kewaspadaan


terhadap bagian tubuh yang sakit.

1. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

1) Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf pada diskus intervetebralis


Tujuan ; Nyeri berkurang atau hilang

Kriteria hasil; Melaporkan nyeri hilang / terkontrol

Menunjukkan postur rileks dan mampu tidur / istirahat dengan tepat.

Intervensi :

1. Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai indikasi.


2. Tingkatkan tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting
3. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman
4. Berikan latihan rentang gerak aktif dan pasif secra tepat.

2) Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan paraparese/paraplagia

Tujuan : klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dn kemampuannya

Kriteria hasil :

- Tidak terjadi kontraktr sendi

- Bertambahnya kekuatan otot

- Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas fisik

Intervensi :

1. Ubah posisi klien setiap 2 jam


1. Ajarkan klien untuk melakukan teknik gerak aktif pada ekstremitas yang tidak
sakit
2. Lakukan gerak pasif pada ekstremitas yang sakit
3. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

3) Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan paraparese inferior

Tujuan : kebutuhan perawatan diri klien terpenuhi.

Kriteria hasil :

Klien dapat melakukan aktifitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan diri klien.

Intervensi :
1. Monitor kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan perawatan diri
2. Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktifitas
3. Berikan umpan balik yn positif untuk setiap usaha yang dilakukannya/ keberhasilannya.
4. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

4) Perubahan eliminasi alvi (konstipasi) berhubungan dengan imobilisasi, intake cairan yang
tidak adekuat

Tujuan ; klien tidak mengalami konstipasi

Kriteria hasil :

- Klien dapat defekasi spontan dan lancar tanpa menggunakan obat

- Konsistensi lunak

- Tidak teraba massa pada kolon

Intervensi :

1. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab konstipasi


2. Auskultasi bising usus.
3. Anjurkan klien unuk makan makanan yang mengandung serat
4. Berikan intake caian yang cukup ( 2 liter/hari ) jika tidak ada kontraindikasi
5. Lakukan mobilisasi sesuai dengan keadaan klien
6. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian pelunak feses

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran,EGC.

Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta Penerbit Buku
Kedokteran, EGC.

www.medicastore.com

www.raredisease.com

www.wikipedia.com

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A. G


DENGAN DIAGNOSA MEDIS PARAPARESE INFERIOR

DI RUANG SERUNI ( SYARAF )

RSUD. ULIN BANJARMASIN

I. BIODATA

a) Identitas klien/pasien

Nama : Tn. A.G

Umur : 50 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Suku/bangsa : Banjar/ Indonesia

Agama : Islam

Status Marital : Kawin

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh

Bahasa yang digunakan : Bahasa Banjar

Alamat : Ds. Pematang Danau RT 03, Martapura

Kiriman dari : Datang sendiri

Tanggal MRS : 02 Januari 2009 Jam : 16.30 wita

No. Register : 81 59 78

Tanggal pengkajian : 05 Januari 2009 Jam : 10.30 wita

b) Penanggung jawab klien/pasien

Nama : Ny. A

Hubungan dengan klien : Istri

Umur : 41 tahun.
Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Ds. Pematang Danau RT 03, Martapura

II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT

a) Alasan dirawat

± 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, klien jatuh dari sepeda motor, shingga kaki bagian kanan
dan kiri klien jadi lemah dan tidak bisa digerakkan, serta tidak merasa dengan bagus jika
disentuh.

b) Keluhan utama

Pada Saat MRS : kedua kaki klien tidak bisa digerakkan.

Pada Saat Pengkajian : Adanya kelemahan pada kedua ekstremitas yaitu kaki kanan dan kiri.

- Provocative/Palliative.

Kelemahan ini terjadi setelah klien jatuh dari sepeda motor 2 bulan yg lalu, klien dibantu
keluarga dalam beraktifitas.

- Quality/Quantity

Kelemahan dirasakan klien pada kaki kanan dan kiri serta merasa adanya nyeri seperti ditusuk-
tusuk.

- Regional

Klien mengatakan kelemahan terjadi didaerah kaki kanan dan kiri.

- Severity Scale

Klien tampak gelisah, lemah, dan berbaring ditempat tidur terkadang klien duduk, kelemahan
terjadi pada ektermitas kanan dan kiri:

5 5 dengan skala otot :


0 0
kekuatan otot :

0 : Paralisis sempurna

1 : tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat


2 : gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan

3 : gerkan normal melawan gravitasi

4 : gerakan normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal

5 : kekuatan normal, gerkan penuh yg normal, melawan gravitasi dan melawan tahanan
penuh.

klien merasa nyeri, skala nyeri 3 ( berat )

keterangan ; 0 : Tidak Ada Nyeri

1 : Nyeri Ringan

2 : Nyeri Sedang

3 : Nyeri Berat

4 : Nyeri Berat Sekali

- Timing

Klien mengatakan kelemahan berlangsung 2 bulan dan nyeri berangsur-angsur.

III. RIWAYAT KESEHATAN

a) Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit Ini

1 tahun yang lalu kedua ekstremitas klien terasa lemah, 2 bulan yg lalu kedua ekstremitas klien
tidak bisa digerakan.

b) Riwayat Kesehatan Sekarang

1 tahun yang lalu sebelum masuk rumah sakit, awalnya klien merasa sakit bahu kanan dan kiri,
kemudian sakit di pinggang, lalu kaki kanan dan kiri klien jadi lemah dan tidak bisa digerakkan
sebelum sakit ± 1-2 tahun sebelumnya klien bekerja sebagai buruh pengangkut kayu dan rotan
yang beratnya ratusan Kilogram selama 5 tahun . selama bekerja klien pernah tertimpa kayu
dibagian paha dan pernah jatuh karena beban yang terlalu berat.

Klien mengurangi rasa sakit dengan meminumobat asam mefenamat, dan ramuan jamu, bahkan
bensin dan merica dioleskan kepunggung

Secara umum usaha untuk mengurangi rasa sakit tidak begitu berarti akhirnya pada tanggal 02
januari 2009 klien dibawa ke RSUD Ulin Banjarmasin untuk mendapatkan pengobatan dan
perawatan yang lebih intensif.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Menurut keluarga klien didalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
diderita dan tidak ada yang mempunyai penyakit menular namun ada mempunyai penyakit
hipertensi yaitu ibu klien

Genogram:

Keterangan:

: Laki-laki yang meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Tinggal serumah

IV. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI


a) Makan dan minum

Dirumah : klien makan 3x sehari berupa nasi, ikan dan sayur. Klien mempunyai
pantangan yaitu makanan yang asin-asin, sayur mayur, dan telur. Dirumah klien biasanya minum
± 8 gelas air putih biasanya klien juga minum teh

Dirumah sakit : klien makan makanan yang disediakan rumah sakit diit BBRG (bubur
biasa rendah garam). Nafsu makan klien baik. Klien dapat menghabiskan porsi makanan yang
disediakan RS. Klien minum sekitar 4-5 gelas tiap hari.

b) Eliminasi (BAB dan BAK)

Dirumah : klien BAB 2 hari sekali dengan konsistensi padat lunak, warna kuning, bau
khas. Dirumah klien BAK 4-5 kali perhari, warna kuning, bau pesing

Di RS : klien tidak BAB, kilen BAK 3-4 kali/ hari ( klien tidak menggunakan kateter )

..

c) Istirahat dan tidur

Dirumah : klien biasanya tidur siang hari ± 2 jam dan malam hari ± 2-3 jam
Di RS : klien biasanya tidur siang sekitar ± 1 jam dan malam hari ±1-2 jam.

d) Aktivitas

Dirumah : klien bekerja sebagai buruh

DiRS : klien istirahat ditempat tidur dengan kondisi lemah, bila klien melakukan
aktivitas klien dibantu oleh keluarganya.

e) Kebersihan diri

Dirumah : klien mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, cuci rambut 2x seminggu, potong
kuku 1x seminggu.

Di RS : klien kadang-kadang mandi dan diseka.

f) Rekreasi

Dirumah : klien menghibur dirinya dengan menonton tv.

diRS : klien pernah nonton TV dan selalu dihibur keluarganya dengan diajak
berbincang-bincang.

V. PSIKOSOSIAL

a) Psikologis

Penyakit yang diderita klien merupakan cobaan dari Allah SWT, jadi klien terlihat tabah dan
sabar dalam menghadapi kondisi peyakit dan klien berusaha untuk mengobati penyakitnya.

b) Sosial

Hubungan klien terhadap keluarga maupun tetangga baik, ini terlihat dari banyaknya keluarga
dan tetangga yang datang menjenguk klien selama dirawat di RS.

c) Spiritual

Klien beragama Islam, selama dirawat di RS klien tidak pernah sholat tapi klien kadang terlihat
memegang tasbih dan berzikir.

1. PEMERIKSAAN FISIK

a) Keadaan umum : Lemah

Kesadaran : Compos Mentis


GCS : E4-V5-M6

Penampilan : Rapi

TD : 130/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 36,5 oC

b) Head To Toe

1. Kepala

Bentuk simetris, kebersihan cukup, kulit kepala cukup bersih, tidak ada benjolan/peradangan,
tidak ada ketombe

1. Rambut

Penyebaran rambut merata, warna hitam bercampur uban, kebersihan cukup

1. Mata (penglihatan)

Struktur mata simetris, sklera tidak ikterik, konjunctiva tidak anemis, kebersihan cukup, tidak
ada kotoran mata.tidak ada gangguan dalam penglihatan.

1. Hidung (penciuman)

Bentuk simetris, tidak ada benda asing atau sekret, fungsi penciuman baik (dapat membedakan
bau-bauan seperti minyak kayu putih), tidak terdapat polip,epistaksis, dan peradangan.

1. Telinga (pendengaran)

Bentuk simetris, tidak ada cairan dan serumen pada liang telinga, tidak ada perdarahan, fungsi
pendengaran baik (menoleh saat dipanggil namanya, klien tidak mengunakna alat bantu dengar).

1. Mulut dan Gigi

Bentuk bibir simetris, tidak ada perdarahan dan peradangan, klien tidak menggunakan gig palsu,
fungsi pengecapan baik ( dapat merasakan manis,asin, dll ), terlihat bersih.

1. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid, tidak ada penegangan vena
jugularis, tidak terdapat kaku kuduk.

1. Thorax

Inspeksi :
Bentuk dada simetris, tidak lesi, tidak oedem. R : 20 x/menit
Palpasi :
Tidak teraba benjolan
Perkusi :
Sonor
Auskultasi :
Tidak terdapat bunyi napas tambahan ( wheezing dan ronchi )/
vesikuler
1. Abdomen

Inspeksi : Terlihat kembung, tidak lesi,keadaan kulit bersih


Auskultasi : Bising usus 4 x/menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Terdengar tympani
1. Repruduksi

Klien berjenis kelamin laki-laki dan tidak menggunakan kateter.

1. Ekstremitas

Ektremitas atas : Tidak terdapat luka / lesi pada kedua ekstremitas,


terpasang Infus RL 20 tetes/menit pada ektremitas kiri.
Ekstremitas bawah : Kedua ekstremitas tidak dapat bergerak normal karena
mengalami kelemahan.

5 5 Nilai uji kekuatan otot


0 0
0 : Paralisis sempurna

1. : Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat


2. : Gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
3. : Gerakan normal melawan gravitasi

4. : Gerakan normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal

5 : Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal, melawan gravitasi dan melawan tahanan
penuh

1. Integumen

Warna kulit sawo matang, tidak terdapat adanya lesi, suhu tubuh 36,5oC, turgor kulit baik
( kembali < 2 detik ).
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM ( 03 JANUARI 2009 )

PEMERIKSAAN HASIL RUJUKAN SATUAN


Hematologi 14,8 14,0-18,0 g/dl
Leukosit 6,200 4,000-10,5000 /ul
Eritrosit 4,48 4,50-6,00 Juta/ul
Hematokrit 42 40-50 Vol %
Trombosit 277,000 150,000-450,000 /ul
RDW-CV 13,0 11,5-14,7 %

MCV,MCH,MCHC
MCV 94,7 80,0-97,0 Fl
MCH 33,0 27,0-32,0 Pg
MCHC 34,9 32,0-38,0 %

Hitung jenis
Neutrofil % 52,9 50,0-70,0 %
Limfosit % 42,9 25,0-40,0 %
MID % 4,2 4,0-11,0 %
Neutrofil # 3,30 2,50-7,00 Ribu/ul
Limfosit # 2,60 1,25-4,00 Ribu/ul
MID # 0,30 - Ribu/ul

Kimia
Hati
SGOT 27 16-40 u/l
SGPT 36 8-45 u/l

Ginjal
Ureum 30 10-45 mg/dl
Kreatinin 1,2 0,5-1,7 mg/dl

1. PENGOBATAN

Tanggal 05 – 06 Januari 2009

 IVFD RL 20 tetes/menit
 Inj. Alinamin F 1 x 1 amp
 Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
 Inj. Dexamethason 3 x 1 amp
 Antrain 1 amp ( K/P )

Tanggal 07 -09 Januari 2009

p/o

 Vit. B compleks 2 x 1 tab


 Vit. B6 2 x 1 amp
 Ketopropan ( k/p )

IX. ANALISA DATA

No Data Subjektif dan Objektif Etiologi Masalah


1 DS : Penjepitan syaraf Nyeri akut
pada diskus
Klien mengatakan nyeri diseluruh invertebralis
tubuh kecuali dibagian kepala dan
pergelangan tangan nyeri seperti
ditusuk-tusuk

DO :

- Keadaan umum ; lemah

- Klien tampak meringis


kesakitan

- Skala nyeri 3 ( berat )

- TTV ;

TD : 130/80 mmHg

N : 80 x/menit

R : 20 x /menit

Th : 36,5 o C
2 DS : klien mengatakan kedua kakinya Paraparese inferior Gangguan mobilitas
lemah dan tidak bisa digerakkan fisik

DO :
- Paraparese inferior

- Kekuatan otot :

5 5 - Aktifitas klien
0 0 tergantung keluarga dan
perawat

- Skala aktifitas 2
3 DS : klien mengatakan sudah Immobilisasi,intake Gangguan Eliminasi
seminggu ini tidak bisa BAB. cairan yang tidak Alvi
adekuat
DO :

- Klien tampak berbaring


ditempat tidur

- Perut klien kembung

- Distensi abdomen

- Bising Usus 4 x / menit


4 DS : klien mengatakan tidak bisa tidur Nyeri Gangguan pola tidur
dengan nyenyak.

DO :

- Klien tampak mengantuk

- Mata klien tampak sembab

X. DAFTAR MASALAH

No Diagnosa keperawatan Tanggal muncul Tanggal teratasi


1. Nyeri akut berhubungan dengan penjepitan 05 Januari 2009 -
syaraf pada diskus invertebralis ditandai
dengan :

DS :

Klien mengatakan nyeri diseluruh tubuh


kecuali dibagian kepala dan pergelangan
tangan nyeri seperti ditusuk-tusuk
DO :

Keadaan umum ; lemah

Klien tampak meringis kesakitan

skala nyeri 3 ( berat )

TTV ;

TD : 130/80 mmHg

N : 80 x/menit

R : 20 x /menit

Th : 36,5 o C
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan 05 Januari 2009 -
dengan paraparese inferior ditandai dengan :

DS : klien mengatakan kedua kakinya lemah


dan tidak bisa digerakkan

DO :

- Paraparese inferior

- Kekuatan otot :

5 5 - Aktifitas klien tergantung


0 0 keluarga dan perawat

- Skala aktifitas 2
3. Gangguan eliminasi alvi berhubungan 05 Januari 2009 -
dengan immobilisasi,intake cairan yang
tidak adekuat, ditandai dengan :

DS : klien mengatakan sudah seminggu ini


tidak bisa BAB.

DO :

- Klien tampak berbaring ditempat tidur


- Perut klien kembung

- Distensi abdomen

- Bising Usus 4 x / menit


4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan 05 Januari 2009 -

Nyeri ditandai dengan :

DS : klien mengatakan tidak bisa tidur


dengan nyenyak.

DO :

- Klien tampak mengantuk

- Mata klien tampak sembab

XI. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Hari/Tanggal Diagnosa Kep Tujuan Internvensi


1 Senin, I Tujuan yang diharapkan selam 1. Kaji riwayat nyeri dan ukur ttv
2 x 24 jam perawatan :
05 Januari 2009 2. Berikan posisi yang nyaman
- Klien tidak mengeluh ( fowler atau semi fowler )
Jam 11.00 wita nyeri lagi 3. Ajarkan teknik distraksi dan
relaksasi pada klien.
- Nyeri hilang atau
berkurang 4. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian pengobatan.
- Skala nyeri 0
5. Untuk mengetahui jenis nyeri
dan menetapkan intervensi
yang tepat
6. Menghilangkan / mengurangi
ketegangan otot
7. Mengurangi rasa nyeri

8. Memberikan pengobatan yang


tepat bagi klien
2 Senin, II Tujuan yang diharapkan dalam 1. Monitor keterbatasan
2×24 jam perawatan dengan mobilisasi
05 Januari 2009 kriteria evaluasi :
2. Catat tanda tanda vital sebelum
Jam 11.00 wita - Klien dapat dan sesudah beraktifitas
menunjujkkan peningkatan 3. Lakukan latihan aktif dan pasif
mobilitas
4. Pertahankan nutrisi yang
- Terjadi peningkatan adekuat dngan kolaborasi ahli
kekuatan otot secara bertahap diet
dari 0-5
5. Kolaborasi dengan tim
kesehatan dan dokter.
6. Data dasar untuk menetukan
intervensi yang tepat.
7. Mengkaji peningkatan TTV
selama aktivitas
8. Meningkatkan sirkulasi dan
mencegah kontraktur

9. Nutrisi diperlukan tubuh untuk


energi
3 Senin, III Tujuan yang diharapkan dalam 1. Auskultasi bising usus
3 x 24 jam perawatan :
05 Januari 2009 2. Anjurkan pada klien untuk
- Klien dapat defekasi makan-makanan yang
Jam 11.00 wita secara spontan dan lancar tanpa mengandung serat
menggunakan pengobatan 3. Berikan intake cairan yang
cukup
- Konsistensi feses lembek
4. Lakukan mobilisasi sesuai
- Bising usus normal dengan keadaan klien

( 15 – 30 x/menit ) 5. Kolaborasi dengan tim dokter


dalam pemberian pelunak feses
6. Bising usus menandakan sifat
aktifitas peristaltik
7. Diet seimbang tinggi
kandungan serat akan
merangsang peristaltik usus
dan eliminasi reguler
8. Masukan cairan yang adekuat
membantu mempertahankan
konsistensi feses yang sesuai
pada usus dan membantu
eliminasi reguler.
9. aktifitas fisik reguler
membantu eliminasi dengan
memperbaiki tonus otot
abdomen dan merangsang
nafsu makan dan peristaltik

10. pelunak feses meningkatkan


efisiensi pembasahan air usus
yang melunakkan massa feses
dan membantu eliminasi.
4 Senin, IV Tujuan yang diharapkan dalam 1. kaji masalah gangguan tidur
3 x 24 jam perawatan : klien
05 Januari 2009  Klien dapat tidur dengan
nyenyak 2. berikan tempat tidur yang
Jam 11.00 wita nyaman dan beberapa milik
pribadi
3. berikan lingkungan yang
tenang
4. atur posisi yang nyaman bagi
klien
5. untuk mengidentifikasi
intervensi yang tepat
6. meningkatkan kenyamanan
tidur klien serta dukungan
fisiologis
7. meningkatkan rasa tenang

8. posisi yang tepat dapat


memudahkan klien untuk tidur

XII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/Tgl/jam Diagnosa Keperawatan Implementasi


1 Senin, I 1. Mengkaji skala nyeri ( skala nyeri S : Klien
3) ditusuk
05 Januari 2009 O : tangan
Jam 11.30 wita
dan mengukur TTV : A : - K

TD : 110 / 80 mmHg P : - K
N : 76 x /menit
R : 20 x /menit - Sk
S : 36,5 °C
1. Memberikan posisi yang nyaman - TT
( semi fowler )
2. Mengajarkan teknik relaksasi ( tarik TD
nafas dalam dan hembuskan N
perlahan ) dan distraksi ( ajak klien R
bicara ) S
3. Berkolaborasi dengan dokter dalam Masala
pemberian pengobatan :
Lanjut
IVFD RL 20 tetes/menit

Inj. Alinamin F 1 x 1 amp

Inj. Ranitidin 2 x 1 amp

Inj. Dexamethason 3 x 1 amp


2 Senin, II 1. Monitor keterbatasan mobilisasi : S : Klien
digera
05 Januari 2009 2. Membantu kemapuan gerak yang O :
mampu dilakukan klien, klien belum -
Jam: 11.30 wita mampu mengangkat kedua kakinya A :
3. Mencatat tanda tanda vital : -
P :
4. Melakukan latihan aktif dan pasif -
( menggerakkan dan meatih anggota
tubuh klien ) 5
0
5. Mempertahankan nutrisi dengan -
adekuat dengan ahli diet : nasi biasa
Masala

Interve
3 Senin, III 1. Mengauskultasi bising usus S : Klien

05 Januari 2009 2. Menganjurkan klien untuk makan O : - K


makanan yang mengandung serat
Jam: 11.30 wita ( klien memakan makanan yang A : - Pe
disediakan rumah sakit )
3. Memberikan intake cairan yang P :
cukup: klien minum 2 liter / hari - D

4. Berkolaborasi dengan dokter dalam - B


pemberian pelunak feses ( dulcolax )
Masala

Lanjut
4. Senin, IV 1. Mengkaji masalah gangguan tidur S : Klien
klien :
05 Januari 2009 O : -
Klien tidak bisa tidur nyeyak karena nyeri
Jam: 11.30 wita yang dilaminya dan lingkungan yang kurang A : -
tenang karena ada juga pasien yang lain.
P : -
1. Memberikan tempat tidur klien
nyaman dan beberapa milik pribadi Masala
misalnya bantal, dll
2. Memberikan lingkungan yang Lanjut
tenang dengan cara membatasi
pengunjung

3. Mengatur posisi yang nyaman


menurut klien ( posisi semifowler )

XIII. EVALUASI/ CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

No. Hari/ Dx Implementasi Evaluasi / catatan perkembangan


tgl/jam kep
1. Selasa, I 1. Mengkaji skala nyeri ( skala S : Klien mengatakan masih
nyeri 3 ) merasa nyeri seperti ditusuk-
06 Januari O : tusuk pada seluruh tubuh
2009 dan mengukur TTV : kecuali dibagian kepala dan
AP : pergelangan tangan.
Jam : TD : 140 / 80 mmHg
09.00 wita N : 76 x /menit :- Klien tampak meringis
R : 20 x /menit kesakitan
S : 36,5 °C
1. Memberikan posisi yang - Skala nyeri 3 ( berat )
nyaman ( semi fowler )
2. Mengajarkan teknik relaksasi - Klien tampak berbaring
( tarik nafas dalam dan ditempat tidur
hembuskan perlahan ) dan
distraksi ( ajak klien bicara ) - TTV :
3. Berkolaborasi dengan dokter TD : 140 / 80 mmhg
dalam pemberian pengobatan N : 76 x /menit
: R : 20 x /menit
S : 36,5 °C
 IVFD RL 20
tetes/menit Masalah belum teratasi.
 Inj. Alinamin F Intervensi dilanjutkan ( 1 s/d
1 x 1 amp 4)
 Inj. Ranitidin 2
x 1 amp
 Inj. Dexamethason 3 x 1
amp

 Antrain 1
amp ( K/P )
2. Selasa, II 1. Monitor keterbatasan S : Klien mengatakan kedua
mobilisasi : kakinya masih lemah dan tidak
06 Januari O : bisa digerakkan.
2009 2. Membantu kemapuan gerak
yang mampu dilakukan klien, A :- Klien tampak lemah
Jam : klien belum mampu
09.00 wita mengangkat kedua kakinya P :- Paraparese inferior
3. Mencatat tanda tanda vital :
5 5 - Kekuatan
4. Melakukan latihan aktif dan 0 0 otot :
pasif ( menggerakkan dan
meatih anggota tubuh klien ) - Aktifitas klien dibantu
keluarga
5. Mempertahankan nutrisi
dengan adekuat dengan ahli - skala aktifitas 2
diet : nasi biasa
Masalah belum teratasi

Intervensi dilanjutkan ( 1 s/d


5)
3. Selasa, III 1. Mengauskultasi bising usus S : Klien mengeluh tidak bisa
( BU; 4 x/menit ) BAB pagi ini.
06 Januari O :
2009 2. Menganjurkan klien untuk - Keadaan klien tampak
makan makanan yang A : lemah
Jam : mengandung serat ( klien
09.00 wita memakan makanan yang P :- Perut Klien terlihat
disediakan rumah sakit )
3. Memberikan intake cairan
yang cukup: klien minum 2 kembung
liter / hari
- Distensi abdomen
4. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian pelunak - Bising usus 4 x/menit
feses ( dulcolax )
Masalah belum teratasi

Intervensi di lanjutkan ( 1 s/d


4)
4. Selasa, IV 1. Mengkaji masalah gangguan S : Klien mengatakan tidak bisa
tidur klien : tidur dengan nyenyak.
06 Januari O :
2009 Klien tidak bisa tidur nyeyak karena - Klien terlihat lemah
nyeri yang dialaminya dan A :
Jam : lingkungan yang kurang tenang - Klien tampak mengantuk
09.00 wita karena ada juga pasien yang lain. P :
- Mata klien terlihat
1. Memberikan tempat tidur sembab
klien nyaman dan beberapa
milik pribadi misalnya Masalah belum teratasi
bantal, dll
2. Memberikan lingkungan Lanjutkan intervensi ( 1 s/d 4 )
yang tenang dengan cara
membatasi pengunjung

3. Mengatur posisi yang


nyaman menurut klien
( posisi semifowler )
5. Rabu I 1. Mengkaji skala nyeri ( skala S : Klien mengatakan masih merasa
nyeri 3 ) nyeri seperti ditusuk-tusuk pada
07 Januari O : seluruh tubuh kecuali dibagian
2009 dan mengukur TTV : kepala dan pergelangan tangan.
A :
Jam : TD : 130 / 60 mmHg - Atropi otot ekstremitas
09.00 wita N : 76 x /menit P : bawah
R : 20 x /menit
S : 36,4 °C - Klien tampak meringis
1. Memberikan posisi yang kesakitan
nyaman ( semi fowler )
2. Mengajarkan teknik relaksasi - Skala nyeri 3 ( berat )
( tarik nafas dalam dan
hembuskan perlahan ) dan - Klien tampak berbaring
distraksi ( ajak klien bicara )
3. Berkolaborasi dengan dokter
dalam pemberian pengobatan ditempat tidur
:
- TTV :
 IVFD RL 20
tetes/menit TD : 130 / 60 mmhg
N : 76 x /menit
 Inj. Alinamin F R : 20 x /menit
1 x 1 amp S : 36,4 °C
 Inj. Ranitidin 2
x 1 amp Masalah belum teratasi

 Inj. Dexamethason 3 x 1 Intervensi dilanjutkan ( 1, s/d


amp 4)

 Antrain 1
amp ( K/P )
6. Rabu II 1. Monitor keterbatasan S : Klien mengatakan kedua
mobilisasi : kakinya masih lemah dan tidak
07 Januari O : bisa digerakkan.
2009 2. Membantu kemapuan gerak
yang mampu dilakukan klien, A :- Klien tampak lemah
Jam : klien belum mampu
09.00 wita mengangkat kedua kakinya P :- Paraparese inferior
3. Mencatat tanda tanda vital :
5 5 - Kekuatan otot
4. Melakukan latihan aktif dan 0 0 :
pasif ( menggerakkan dan
meatih anggota tubuh klien ) - Aktifitas klien dibantu
keluarga
5. Mempertahankan nutrisi
dengan adekuat dengan ahli - Skala aktifitas 2
diet : nasi biasa
Masalah belum teratasi

Intervensi dilanjutkan ( 1 s/d 5 )


7. Rabu III 1. Mengauskultasi bising usus S : Klien mengeluh tidak bisa BAB
( BU; 8 x/menit ) hari ini.
07 Januari O :
2009 2. Menganjurkan klien untuk - Keadaan klien tampak
makan makanan yang A : lemah
Jam : mengandung serat ( klien
09.00 wita memakan makanan yang P :- Perut Klien terlihat
disediakan rumah sakit ) kembung
3. Memberikan intake cairan
yang cukup: klien minum 2
liter / hari - Distensi abdomen

4. Berkolaborasi dengan dokter - Bising usus 8 x/menit


dalam pemberian pelunak
feses ( dulcolax ) Masalah belum teratasi

Intervensi dilanjutkan ( 1 s/d 4 )


8. Rabu IV 1. Mengkaji masalah gangguan S : Klien mengatakan tidak bisa
tidur klien : tidur dengan nyenyak
07 Januari O :
2009 Klien tidak bisa tidur nyeyak karena - Klien terlihat lemah
nyeri yang dialaminya dan A :
Jam : lingkungan yang kurang tenang - Klien tampak mengantuk
09.00 wita karena ada juga pasien yang lain. P :
- Mata klien terlihat
1. Memberikan tempat tidur sembab
klien nyaman dan beberapa
milik pribadi misalnya Masalah belum teratasi
bantal, dll
2. Memberikan lingkungan Intervensi dilanjutkan ( 1 s/d 4 )
yang tenang dengan cara
membatasi pengunjung

3. Mengatur posisi yang


nyaman menurut klien
( posisi semifowler )

Share this :

Post a comment
Name (required)

Mail (will not be published) (required)

Website

Follow us on twitter

 Category
o ASKEP ICU (2)

o ASKEP M.A.AZIZ,AMK (3)

o ASKEP ORTHOPAEDI ( BEDAH ) (2)

o ASKEP PARU (2)

o ASKEP PENYAKIT DALAM (6)

o ASKEP PERINATALOGI (1)

o ASKEP SYARAF (2)

o EBOOK (12)
o KUMPULAN ASKEP GRATIS (3)

o PLUGIN (9)

o SCRIPT (11)

o SOFTWARE (5)

o Uncategorized (2)

o WELCOME (9)

 recent posts
o DIABETES MELITUS

o LOW BACK PAIN

o TONSILITIS

o HIPOGLIKEMIA

o DISPEPSIA

 Archives
o February 2010

o July 2009

 Partner Links
o Development Blog

o Documentation

o Plugins

o Suggest Ideas

o Support Forum

o Themes

o WordPress Planet

THE BLOG M.A.AZIZ, AMK

© All Rights Reserved. THE BLOG M.A.AZIZ, AMK


Powered by : Wordpress.com | Designed by : CustomBlogDesigner.com

Anda mungkin juga menyukai