AZIZ, AMK
Home
KONTAK
E-MAIL
NARUTO FREE EDITION
“PARAPARESE INFERIOR”
0
LAPORAN PENDAHULUAN
“PARAPARESE INFERIOR”
A. Pengertian
Paraparese inferior adalah suatu infeksi virus pada medulla spinalis yang berkembang secara
perlahan dan menyebabkan kelemahan / kelumpuhan pada ekstremitas. (www.wikipedia.com )
B. Etiologi
Virus limfotropik sel T manusia tipe I (Human T-cell Lymphotropic Virus Type 1, HTLV-1).
Virus ini merupakan retrovirus, juga bisa menyebabkan sejenis leukemia.
Penyakit ini bisa ditularkan melalui hubungan seksual atau lewat jarum yang terkontaminasi.
Juga bisa ditularkan dari ibu kepada bayinya melalui plasenta atau melalui ASI. (
www.medicastore.com )
1. Kelemahan kaki
2. Kesukaran berjalan
3. Kelemahan lengan tangan
4. Kram otot
5. Kejangan otot
6. Pergerkan kaku
7. Kekeuatan otot berkurang
8. Kesukaran bergeraknya tangan dan kaki.
D. Patofisiologi
Paraparese umumnya disebabkan oleh lesi pada traktus kortikospinalis, yang menjalar turun dari
kortikal neuron di lobus frontal ke motor neuron di medula spinalis dan bertanggung jawab
terhadap pergerakan otot-otot badan dan tungkai.
Dalam perjalanannya, traktus melewati beberapa bagian dari batang otak, yaitu mesencephalon,
pons, dan medulla oblongata. Traktus menyilang ke sisi berlawanan pada ujung medulla
(membentuk struktur anatomi yang dinamakan piramid) dan terus berjalan pada sisi berlawanan
itu sampai bertemu kontralateral motor neuron. Sehingga, satu sisi otak mengontrol pergerakan
otot pada sisi berlawanan dari tubuh, serta kerusakan pada traktus kortikospinalis kanan pada
batang otak atau otak akan menyebabkan paraparese pada sisi kiri tubuh, dan sebaliknya. Di luar
itu, lesi traktus pada medulla spinalis menyebabkan paraparese pada sisi yang sama dari tubuh.
Otot-otot wajah pun diatur traktus yang sama.
Traktus tersebut mengaktifkan fasial nuklei dan nervus fasial yang muncul mengaktifkan otot-
otot fasial ketika ada kontraksi. Karena fasial nuklei terletak di pons, lesi dari traktus pada pons
menyebabkan paraparese pada sisi tubuh yang berlawanan dan paresis pada sisi sama pada
wajah. Ini dinamakan crossed paraparese. Jika wajah pasien tidak termasuk, hampir dipastikan
bahwa lesi pada traktus terdapat di bagian bawah dari batang otak atau medula spinalis. Karena
medula spinalis merupakan struktur yang kecil, sangat aneh jika hanya satu sisi saja yang terkena
lesi dan umumnya memang kedua traktus terpengaruh. Oleh karena itu, lesi pada medula spinalis
biasanya ditandai dengan paralisis pada kedua lengan dan kaki (quadriparesis) atau kedua kaki
(paraparesis).
( www.medicastore.com )
a) Aktivitas/istirahat.
Gejala : Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi
atau paralisis (paraplegia), merasa mudah lelah, susah untuk istirahat (nyeri/kejang otot).
Tanda : Gangguan tonus otot (fleksid, spastis), paralitik (paraplegia) dan terjadi
kelemahan umum.
b) Sirkulasi.
Tanda : emosi yang labil, dan ketidak siapan untuk marah, sedih dan gembira.
d) Eliminasi.
e) Makanan/cairan.
Gejala : Anoreksia, muntah,mual selama fase akut, kehilangan sensori (buta kecap) pada
lidah, pipi dan tengkorak, disfagia.
f) Neurosensori.
g) Nyeri/kenyamanan.
Tanda : Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot/fasia.
h) Pernapasan.
i) Keamanan.
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Kriteria hasil :
Klien dapat melakukan aktifitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan diri klien.
Intervensi :
1. Monitor kemampuan dan tingkat kekurangan dalam melakukan perawatan diri
2. Beri motivasi kepada klien untuk tetap melakukan aktifitas
3. Berikan umpan balik yn positif untuk setiap usaha yang dilakukannya/ keberhasilannya.
4. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
4) Perubahan eliminasi alvi (konstipasi) berhubungan dengan imobilisasi, intake cairan yang
tidak adekuat
Kriteria hasil :
- Konsistensi lunak
Intervensi :
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran,EGC.
Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta Penerbit Buku
Kedokteran, EGC.
www.medicastore.com
www.raredisease.com
www.wikipedia.com
I. BIODATA
a) Identitas klien/pasien
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
No. Register : 81 59 78
Nama : Ny. A
Umur : 41 tahun.
Pendidikan : SD
a) Alasan dirawat
± 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, klien jatuh dari sepeda motor, shingga kaki bagian kanan
dan kiri klien jadi lemah dan tidak bisa digerakkan, serta tidak merasa dengan bagus jika
disentuh.
b) Keluhan utama
Pada Saat Pengkajian : Adanya kelemahan pada kedua ekstremitas yaitu kaki kanan dan kiri.
- Provocative/Palliative.
Kelemahan ini terjadi setelah klien jatuh dari sepeda motor 2 bulan yg lalu, klien dibantu
keluarga dalam beraktifitas.
- Quality/Quantity
Kelemahan dirasakan klien pada kaki kanan dan kiri serta merasa adanya nyeri seperti ditusuk-
tusuk.
- Regional
- Severity Scale
Klien tampak gelisah, lemah, dan berbaring ditempat tidur terkadang klien duduk, kelemahan
terjadi pada ektermitas kanan dan kiri:
0 : Paralisis sempurna
5 : kekuatan normal, gerkan penuh yg normal, melawan gravitasi dan melawan tahanan
penuh.
1 : Nyeri Ringan
2 : Nyeri Sedang
3 : Nyeri Berat
- Timing
1 tahun yang lalu kedua ekstremitas klien terasa lemah, 2 bulan yg lalu kedua ekstremitas klien
tidak bisa digerakan.
1 tahun yang lalu sebelum masuk rumah sakit, awalnya klien merasa sakit bahu kanan dan kiri,
kemudian sakit di pinggang, lalu kaki kanan dan kiri klien jadi lemah dan tidak bisa digerakkan
sebelum sakit ± 1-2 tahun sebelumnya klien bekerja sebagai buruh pengangkut kayu dan rotan
yang beratnya ratusan Kilogram selama 5 tahun . selama bekerja klien pernah tertimpa kayu
dibagian paha dan pernah jatuh karena beban yang terlalu berat.
Klien mengurangi rasa sakit dengan meminumobat asam mefenamat, dan ramuan jamu, bahkan
bensin dan merica dioleskan kepunggung
Secara umum usaha untuk mengurangi rasa sakit tidak begitu berarti akhirnya pada tanggal 02
januari 2009 klien dibawa ke RSUD Ulin Banjarmasin untuk mendapatkan pengobatan dan
perawatan yang lebih intensif.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut keluarga klien didalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
diderita dan tidak ada yang mempunyai penyakit menular namun ada mempunyai penyakit
hipertensi yaitu ibu klien
Genogram:
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Tinggal serumah
Dirumah : klien makan 3x sehari berupa nasi, ikan dan sayur. Klien mempunyai
pantangan yaitu makanan yang asin-asin, sayur mayur, dan telur. Dirumah klien biasanya minum
± 8 gelas air putih biasanya klien juga minum teh
Dirumah sakit : klien makan makanan yang disediakan rumah sakit diit BBRG (bubur
biasa rendah garam). Nafsu makan klien baik. Klien dapat menghabiskan porsi makanan yang
disediakan RS. Klien minum sekitar 4-5 gelas tiap hari.
Dirumah : klien BAB 2 hari sekali dengan konsistensi padat lunak, warna kuning, bau
khas. Dirumah klien BAK 4-5 kali perhari, warna kuning, bau pesing
Di RS : klien tidak BAB, kilen BAK 3-4 kali/ hari ( klien tidak menggunakan kateter )
..
Dirumah : klien biasanya tidur siang hari ± 2 jam dan malam hari ± 2-3 jam
Di RS : klien biasanya tidur siang sekitar ± 1 jam dan malam hari ±1-2 jam.
d) Aktivitas
DiRS : klien istirahat ditempat tidur dengan kondisi lemah, bila klien melakukan
aktivitas klien dibantu oleh keluarganya.
e) Kebersihan diri
Dirumah : klien mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, cuci rambut 2x seminggu, potong
kuku 1x seminggu.
f) Rekreasi
diRS : klien pernah nonton TV dan selalu dihibur keluarganya dengan diajak
berbincang-bincang.
V. PSIKOSOSIAL
a) Psikologis
Penyakit yang diderita klien merupakan cobaan dari Allah SWT, jadi klien terlihat tabah dan
sabar dalam menghadapi kondisi peyakit dan klien berusaha untuk mengobati penyakitnya.
b) Sosial
Hubungan klien terhadap keluarga maupun tetangga baik, ini terlihat dari banyaknya keluarga
dan tetangga yang datang menjenguk klien selama dirawat di RS.
c) Spiritual
Klien beragama Islam, selama dirawat di RS klien tidak pernah sholat tapi klien kadang terlihat
memegang tasbih dan berzikir.
1. PEMERIKSAAN FISIK
Penampilan : Rapi
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,5 oC
b) Head To Toe
1. Kepala
Bentuk simetris, kebersihan cukup, kulit kepala cukup bersih, tidak ada benjolan/peradangan,
tidak ada ketombe
1. Rambut
1. Mata (penglihatan)
Struktur mata simetris, sklera tidak ikterik, konjunctiva tidak anemis, kebersihan cukup, tidak
ada kotoran mata.tidak ada gangguan dalam penglihatan.
1. Hidung (penciuman)
Bentuk simetris, tidak ada benda asing atau sekret, fungsi penciuman baik (dapat membedakan
bau-bauan seperti minyak kayu putih), tidak terdapat polip,epistaksis, dan peradangan.
1. Telinga (pendengaran)
Bentuk simetris, tidak ada cairan dan serumen pada liang telinga, tidak ada perdarahan, fungsi
pendengaran baik (menoleh saat dipanggil namanya, klien tidak mengunakna alat bantu dengar).
Bentuk bibir simetris, tidak ada perdarahan dan peradangan, klien tidak menggunakan gig palsu,
fungsi pengecapan baik ( dapat merasakan manis,asin, dll ), terlihat bersih.
1. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid, tidak ada penegangan vena
jugularis, tidak terdapat kaku kuduk.
1. Thorax
Inspeksi :
Bentuk dada simetris, tidak lesi, tidak oedem. R : 20 x/menit
Palpasi :
Tidak teraba benjolan
Perkusi :
Sonor
Auskultasi :
Tidak terdapat bunyi napas tambahan ( wheezing dan ronchi )/
vesikuler
1. Abdomen
1. Ekstremitas
5 : Kekuatan normal, gerakan penuh yang normal, melawan gravitasi dan melawan tahanan
penuh
1. Integumen
Warna kulit sawo matang, tidak terdapat adanya lesi, suhu tubuh 36,5oC, turgor kulit baik
( kembali < 2 detik ).
1. PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM ( 03 JANUARI 2009 )
MCV,MCH,MCHC
MCV 94,7 80,0-97,0 Fl
MCH 33,0 27,0-32,0 Pg
MCHC 34,9 32,0-38,0 %
Hitung jenis
Neutrofil % 52,9 50,0-70,0 %
Limfosit % 42,9 25,0-40,0 %
MID % 4,2 4,0-11,0 %
Neutrofil # 3,30 2,50-7,00 Ribu/ul
Limfosit # 2,60 1,25-4,00 Ribu/ul
MID # 0,30 - Ribu/ul
Kimia
Hati
SGOT 27 16-40 u/l
SGPT 36 8-45 u/l
Ginjal
Ureum 30 10-45 mg/dl
Kreatinin 1,2 0,5-1,7 mg/dl
1. PENGOBATAN
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj. Alinamin F 1 x 1 amp
Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
Inj. Dexamethason 3 x 1 amp
Antrain 1 amp ( K/P )
p/o
DO :
- TTV ;
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20 x /menit
Th : 36,5 o C
2 DS : klien mengatakan kedua kakinya Paraparese inferior Gangguan mobilitas
lemah dan tidak bisa digerakkan fisik
DO :
- Paraparese inferior
- Kekuatan otot :
5 5 - Aktifitas klien
0 0 tergantung keluarga dan
perawat
- Skala aktifitas 2
3 DS : klien mengatakan sudah Immobilisasi,intake Gangguan Eliminasi
seminggu ini tidak bisa BAB. cairan yang tidak Alvi
adekuat
DO :
- Distensi abdomen
DO :
X. DAFTAR MASALAH
DS :
TTV ;
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
R : 20 x /menit
Th : 36,5 o C
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan 05 Januari 2009 -
dengan paraparese inferior ditandai dengan :
DO :
- Paraparese inferior
- Kekuatan otot :
- Skala aktifitas 2
3. Gangguan eliminasi alvi berhubungan 05 Januari 2009 -
dengan immobilisasi,intake cairan yang
tidak adekuat, ditandai dengan :
DO :
- Distensi abdomen
DO :
TD : 110 / 80 mmHg P : - K
N : 76 x /menit
R : 20 x /menit - Sk
S : 36,5 °C
1. Memberikan posisi yang nyaman - TT
( semi fowler )
2. Mengajarkan teknik relaksasi ( tarik TD
nafas dalam dan hembuskan N
perlahan ) dan distraksi ( ajak klien R
bicara ) S
3. Berkolaborasi dengan dokter dalam Masala
pemberian pengobatan :
Lanjut
IVFD RL 20 tetes/menit
Interve
3 Senin, III 1. Mengauskultasi bising usus S : Klien
Lanjut
4. Senin, IV 1. Mengkaji masalah gangguan tidur S : Klien
klien :
05 Januari 2009 O : -
Klien tidak bisa tidur nyeyak karena nyeri
Jam: 11.30 wita yang dilaminya dan lingkungan yang kurang A : -
tenang karena ada juga pasien yang lain.
P : -
1. Memberikan tempat tidur klien
nyaman dan beberapa milik pribadi Masala
misalnya bantal, dll
2. Memberikan lingkungan yang Lanjut
tenang dengan cara membatasi
pengunjung
Antrain 1
amp ( K/P )
2. Selasa, II 1. Monitor keterbatasan S : Klien mengatakan kedua
mobilisasi : kakinya masih lemah dan tidak
06 Januari O : bisa digerakkan.
2009 2. Membantu kemapuan gerak
yang mampu dilakukan klien, A :- Klien tampak lemah
Jam : klien belum mampu
09.00 wita mengangkat kedua kakinya P :- Paraparese inferior
3. Mencatat tanda tanda vital :
5 5 - Kekuatan
4. Melakukan latihan aktif dan 0 0 otot :
pasif ( menggerakkan dan
meatih anggota tubuh klien ) - Aktifitas klien dibantu
keluarga
5. Mempertahankan nutrisi
dengan adekuat dengan ahli - skala aktifitas 2
diet : nasi biasa
Masalah belum teratasi
Antrain 1
amp ( K/P )
6. Rabu II 1. Monitor keterbatasan S : Klien mengatakan kedua
mobilisasi : kakinya masih lemah dan tidak
07 Januari O : bisa digerakkan.
2009 2. Membantu kemapuan gerak
yang mampu dilakukan klien, A :- Klien tampak lemah
Jam : klien belum mampu
09.00 wita mengangkat kedua kakinya P :- Paraparese inferior
3. Mencatat tanda tanda vital :
5 5 - Kekuatan otot
4. Melakukan latihan aktif dan 0 0 :
pasif ( menggerakkan dan
meatih anggota tubuh klien ) - Aktifitas klien dibantu
keluarga
5. Mempertahankan nutrisi
dengan adekuat dengan ahli - Skala aktifitas 2
diet : nasi biasa
Masalah belum teratasi
Share this :
Post a comment
Name (required)
Website
Follow us on twitter
Category
o ASKEP ICU (2)
o EBOOK (12)
o KUMPULAN ASKEP GRATIS (3)
o PLUGIN (9)
o SCRIPT (11)
o SOFTWARE (5)
o Uncategorized (2)
o WELCOME (9)
recent posts
o DIABETES MELITUS
o TONSILITIS
o HIPOGLIKEMIA
o DISPEPSIA
Archives
o February 2010
o July 2009
Partner Links
o Development Blog
o Documentation
o Plugins
o Suggest Ideas
o Support Forum
o Themes
o WordPress Planet