Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

R
DENGAN FRAKTUR PATOLOGIS
PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAH BEDAH

DISUSUN OLEH :
Amalia Yuli Maulinisa
G3A021059

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
A. PENGKAJIAN
Nama mahasiswa : Amalia Yuli Maulinisa
Tanggal pengkajian : 28/12/21

1) Identitas Pasien
Nama : Ny. R (Perempuan)
Tempat & Tgl lahir : Tegal, 03/05/1962 Gol Darah : O
Pendidikan Terakhir : SLTA
Agama : I slam
Suku : Jawa
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Ujungrusi, Adiwerna
Diagnosa Medik :
a. Ca. Mammae
b. Fraktur Patologis
2) Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. V
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Hubungan dengan : Anak tunggal
pasien
Pendidikan Terakhir : tamat SMA
Pekerjaan : karyawan swasta
Alamat : Ujungrusi, Adiwerna

STATUS KESEHATAN
3) Status Kesehatan Saat ini.
a. Alasan masuk Rumah Sakit/Keluhan utama : lengan kiri patah tanpa sebab,
pasien mengeluh nyeri pada bagian lengan kirinya, sakit untuk digerakkan,
pasien mengeluhkan tidak bisa duduk ataupun berdiri karna lengan kiri nya
yang patah. Sebelumnya pasien pernah memeriksakan lengan kiri nya pada
tanggal 9 desember di RS PKU Muhammadiyah Tegal rawat inap selama 5
hari dan lengan kiri hanya di gips terlebih dahulu, kemudian dirujuk ke
RSDK untuk pemeriksaan lebih lanjut.
b. Faktor Pencetus : belum diketahui secara pasti penyebab fraktur yang
dialami pasien, namun keluarga pasien mengatakan jika dokter
menyampaikan kemungkinan terjadinya fraktur karna metastasis dari Ca.
mammae yang sebelumnya pernah dialami oleh pasien.
c. Lamanya Keluhan : ± 2 bulan ini
d. Timbulnya keluhan : bertahap
e. Faktor yang memperberat : banyak gerak, duduk dan berdiri/berjalan
4) Status Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami (kaitkan dg penyakit skrg): pada tahun 2020
pasien di diagnosa Ca. mammae. Saat itu pasien sudah mulai memeriksakan
diri nya dan kontrol rutin, pada bulan agustus 2020 dilakukan pengangkatan
kanker pada pasien di RS soesedo slawi. Pasien telah menjalani kemoterapi
sebanyak 6x di RSDK. Setelah 2 bulan pasca kemoterapi terakhir, pasien
merasakan terdapat benjolan di ketiak kirinya dan merasa nyeri lagi di
daerah bahu, punggung dan panggul, kemudian dilakukan operasi wide
eksisi + diseksi axila sinistra di RSDK bulan oktober 2021 untuk
mengambil benjolan tersebut. Setelah selang 1 bulan pasca operasi pasien
masih merasakan nyeri di area bahu, punggung dan panggul, kemudian
pasien memeriksakan diri pada tanggal 9 desember 2021 karna lengan
kirinya yang tiba-tiba patah dan nyeri hebat.
b. Kecelakaan : -
c. Pernah dirawat :
1) Penyakit : Ca mammae
2) Waktu : bulan agustus dan oktober 2021
d. Riwayat Operasi : pasca MRM sinistra (13/08/20) dan Wide eksisi + diseksi
axila sinistra (11/10/2021)

PENGKAJIAN POLA FUNGSI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1) PERSEPSI DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
a. Persepsi pasien tentang kesehatan diri
Pasien mengatakan sempat bingung dengan kondisi kesehatan nya sekarang
karna lengan kirinya tiba-tiba patah, padahal tidak ada cedera ataupun
riwayat jatuh sebelumnya. Dan program pengobatan Ca mammae nya sudah
selesai sebelumnya.
b. Pengetahuan dan persepsi pasien tentang penyakit dan perawatannya
Pasien mengatakan meskipun pasien belum mengetahui secara pasti saat
lengan nya patah, pasien langsung memeriksakan dirinya untuk mengetahui
lebih lanjut penyebab dari fraktur yang dialaminya. Pasien mengatakan
bersedia untuk menerima perawatan yang akan didapatkan, agar segera
pulih kembali.
c. Upaya yang biasa dilakukan dalam mempertahankan
kesehatan
1) Kebiasaan diit yang adekuat, diit yang tidak sehat?
Pasien suka makan sayur, buah tapi tidak bisa makan banyak-banyak.
Tidak ada pantangan makanan
2) Pemeriksaan kesehatan berkala , perawatan kebersihan diri, imunisasi:
Setelah mengetahui jika dirinya terdiagnosa Ca. Mammae, pasien rutin
melakukan pemeriksaan dan mengikuti program kesehatan untuk
kesembuhan dirinya. Pasien mandi sehari 2 kali. Riwayat imunisasi
pasien mengatakan sudah lupa pernah imunisasi apa saja.
3) Kemampuan pasien untuk mengontrol kesehatan :
a). Yang dilakukan bila sakit : Pasien memeriksakan dirinya ke rumah
sakit ataupun puskesmas terdekat.
b). Kemana pasien biasa berobat bila sakit? Ke rumah sakit
c). Kebiasaan hidup
Kebiasaan olahraga, jenis jalan kaki pagi sekitar rumah,
frekwensi : tidak tentu, kadang seminggu bisa 2-3 kali
d. Faktor sosio ekonomi yang berhubungan dengan kesehatan:
1) Penghasilan : Dikirimin anak
2) Asuransi/jaminan kesehatan : BPJS
3) Keadaan lingkungan tempat tinggal : bersih di perumahan

2) NUTRISI, CAIRAN DAN METABOLIK


a. Gejala (Subyektif):
1) Diit biasa (tipe): nasi Jumlah makan per hari: 3 x 1 (Namun sekali
makan hanya 2-3 sendok makan)
2) Pola diit : tidak ada Makan terakhir: tadi pagi
3) Nafsu/selera makan: kurang, Mual : Ada, waktu: jika makan
terlalu banyak
4) Muntah : Tidak ada,
5) Nyeri ulu hati : Tidak ada
6) Alergi makanan : Tidak ada
7) Masalah mengunyah/menelan : Tidak ada
8) Keluhan demam : Tidak ada
9) Pola minum / cairan : jumlah minum: 1000 cc / hari, jenis : air putih
10) Penurunan BB dalam 6 bulan terakhir: Ada, jelaskan sebelum
operasi 55 kg, BB sekarang 45 kg
b. Tanda (obyektif):
1) Suhu tubuh : 36 oC Diaforesis: Tidak ada
2) Berat badan : 45 kg Tinggi Badan: 145 Turgor kulit : baik, Tonus
otot: lemah pada lengan sebelah kiri
3) Edema : Ada, lokasi dan karekteristik : lengan kiri atas,
pembengkakan disekitar area fraktur
4) Ascites : Tidak ada
5) Integritas kulit perut : normal
6) Distensi Vena jugularis : Tidak ada
7) Hernia / Masa : Tidak ada
8) Bau mulut / Halitosis: Tidak ada
9) Kondisi mulut gigi/ gusi/mukosa mulut dan lidah : bersih

1. PERNAPASAN, AKTIFITAS DAN LATIHAN PERNAPASAN


a. Gejala (Subyektif):
1) Dispnea: Tidak ada
2) Yang meningkatkan / mengurangi sesak : merasa sesak hanya saat
makan terlalu banyak
3) Pemajanan terhadap udara berbahaya: tidak ada
4) Penggunaan alat bantu: Tidak ada
b. Tanda (Obyektif):
1) Pernafasan :
- Frekwensi : 20 x/ menit, reguler, kuat
- Kedalaman : dalam
- Simetris : simetris
2) Penggunaan otot bantu nafas : tidak ada. Nafas cuping hicung: tidak
ada
3) Batuk : tidak ada
4) Fremitus sama, Auskultasi bunyi nafas: vesikuler
5) Egofoni : tidak ada
6) Perkusi : sonor

2. AKTIFITAS (TERMASUK KEBERSIHAN DIRI) DAN LATIHAN


a. Gejala (Subyektif)
1) Kegiatan dalam pekerjaan sekarang : tidak bekerja
2) Kesulitan / keluhan dalam aktifitas
- Pergerakan tubuh sulit, Kemampuan merubah : Perlu bantuan,
pasien mengalami fraktur di lengan kiri yang menyebabkan
pergerakan berkurang dan kesulitan untuk duduk maupun berdiri
- Perawatan diri (mandi, mengenakan pakaian, bersolek, makan dll)
: Perlu bantuan, karena fraktur lengan kirinya
3) Toileting (BAB/BAK): Perlu bantuan, pasien belum bisa
duduk maupun berdiri sendiri
4) Keluhan sesak napas setelah aktifitas : sesak nafas jika
makan terlalu banyak
5) Mudah merasa kelelahan: Ya, pasien merasa lemas
6) Toleransi terhadap aktifitas: Kurang, pasien masih kesulitan
untuk duduk maupun berdiri
b. Tanda (Obyektif):
1) Respon terhadap aktifitas yang teramati : hanya bisa miring kanan kiri,
pasien kesulitan untuk duduk maupun berdiri karna lengan kiri nya
yang patah. Pasien merasa lengan kirinya berat dan nyeri sehingga
mengganggu aktfifitas geraknya
2) Status mental : kooperatif
3) Penampilan umum:
- Tampak lemah : Ya,
- Kerapian berpakaian : Rapi
4) Masa/ tonus otot : normal, kecuali pada bagian lengan kiri nya
- Kekuatan otot : kuat, kecuali pada bagian lengan kiri nya
- Postur : tidak simetris
- Rentang gerak : minimal
- Deformitas : perubahan bentuk pada lengan kiri (tulang humerus)
5) Kondisi kulit kepala: bersih, Kebersihan kuku: bersih

3. ISTIRAHAT
a. Gejala (Subyektif):
1) Kebisaaan tidur: normal lama tidur : 6 jam
2) Masalah berhubugan dengan tidur:
- Insomnia : ada berhubungan dengan nyeri fraktur lengan kiri
- Kurang puas : karena rasa nyeri yang dialaminya
b. Tanda (obyektif):
1) Tampak mengantuk/ mata sayu : ada, karena kurang
tidur
2) Mata merah : tidak ada
3) Sering menguap : tidak ada
4) Kurang konsentrasi: tidak ada

4. SIRKULASI
a. Gejala (Subyektif):
1) Riwayat Hipertensi atau masalah jantung : tidak ada
2) Riwayat edema kaki : tidak ada
3) Penyembuhan lambat : tidak ada
4) Rasa kesemutan : kesemutan kadang di bagian lengan kiri
5) Palpitasi : tidak ada
6) Nyeri dada : tidak ada
b. Tanda (obyektif):
1) Tekanan Darah (TD) :149/115 mmHg
2) Mean Arteriar Presure /Tekanan nadi : (2(115)+ 149)/3 = 379/3 = 126
mmHg
3) Nadi/Pulsasi : 84 x/menit, kuat
4) Bunyi jantung : 1-2 reguler
5) Friksi Gesek:tidak ada. Murmur: tidak ada
6) Ekstremitas :
- Suhu: 36 oC
- Warna: coklat
- Tanda Homan:. tidak ada
7) Pengisian Kapiler : <2 detik Varises: tidak ada Plebitis: tidak ada
8) Warna : Membran mukosa: merah Bibir: pink normal Konjungtiva:
tidak anemis
9) Bibir : pink coklat
10) Punggung kuku : bersih Sklera: tidak ikterik

5. ELIMINASI
a. Gejala (subyektif):
1) Pola BAB : frekwensi 2 hari sekali konsistensi normal
2) Perubahan dalam kebiasaan BAB : tidak ada
3) Kesulitan BAB:
- Konstipasi : tidak ada
- Diare : tidak
4) Penggunaan laksatif : tidak ada
5) Waktu BAB terakhir : pagi tadi
6) Riwayat perdarahan:
- tidak ada Hemoroid : tidak ada
7) Riwayat inkontinensia alvi : tidak
8) Penggunaan alat-alat: misalnya pemasangan kateter : tidak ada
9) Riwayat penggunaan diuretik : tidak ada
10) Rasa nyeri/rasa terbakar saat BAK: tidak ada
11) Kesulitan BAK : tidak ada
12) Keluhan BAK lain : tidak ada
b. Tanda (obyektif):
1) Abdomen:
- Inspeksi:
a. Abdomen membuncit: tidak
- Auskultasi : Bising usus normal
- Perkusi :
a. Bunyi tympani : ada
b. Bunyi abnormal lain : tidak ada
- Palpasi:
a. Nyeri tekan : tidak ada . Nyeri lepas: tidak ada
b. Distensi kandung kemih : tidak ada
2) Pola eliminasi
- Konsistensi Lunak: normal, Massa : tidak ada
- Pola BAB : Konsistensi normal, warna abnormal: tidak ada
- Pola BAK: normal
- Karakteristik urine: Warna: kuning jernih Jumlah : - Bau: tidak
ada
- Bila terpasang urostomy, colostomy atau ileustomy: keadaan -

6. NEUROSENSORI DAN KOGNITIF


a. Gejala (subyektif)
1) Adanya nyeri :
- P : fraktur lengan kiri, nyeri bertambah jika duduk atau berdiri
- Q : seperti tertusuk-tusuk
- R : lengan kiri
- S : VAS skala 3
- T : terus menerus
2) Rasa ingin pingsan/ pusing : pusing
3) Sakit kepala : ada
4) Kesemutan / kebas/ kelemahan : lengan kiri
5) Kejang : tidak ada
6) Mata : tidak ada
7) Pendengaran : normal
8) Epistakasis : tidak ada

b. Tanda
(Objyektif)
1) Status mental
Kesadaran : compos mentis
2) Skala Koma Glasgow (GCS) :
- Respon membuka mata (E) : 4
- Respon verbal (V) :5
- Respon motorik (M) :6
3) Persepsi sensori : baik
4) Delusi : tidak ada
5) Memori : baik
6) Penggunaan alat bantu penglihatan/ pendengaran : tidak ada
7) Reaksi pupil terhadap cahaya: normal
8) Penampilan umum tampak kesakitan: ada, pasien tampak berhati-hati
pada lengan kirinya karna merasa sakit

7. KEAMANAN
a. Gejala (Subyektif)
1) Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik)
- Obat-obatan : tidak ada
- Makanan : tidak ada
2) Faktor Lingkungan :
- Riwayat penyakit hub seksual : tidak ada
- Riwayat tranfusi darah : belum ada
- Riwayat adanya reaksi transfusi : tidak ada
3) Kerusakan penglihatan, pendengaran : tidak ada
4) Riwayat cidera : tidak ada
5) Riwayat kejang : tidak ada
b. Tanda (Obyektif)
1) Suhu tubuh : 36 oC diaforesis : tidak ada
2) Integritas jaringan:
3) Jaringan parut : tidak ada
4) Kemerahan/pucat : ada disekitar fraktur
5) Adanya luka : tidak ada
6) Ekimosis/ tanda perdarahan lain : tidak ada
7) Faktor resiko : tidak ada
8) Gangguan keseimbangan: tidak ada
9) Kekuatan umum : lemah

8. PERSEPSI DIRI, KONSEP DIRI DAN MEKANISME KOPING


a. Gejala (Subyektif)
1) Faktor stress eksternal : tidak ada
2) Bagaimana pasien dalam mengambil keputusan : dibantu oleh keluarga
(anak)
3) Yang dilakukan jika menghadapi sutu masalah : berdiskusi dengan
keluarga dan mencoba mengatasi masalah tersebut
4) Upaya pasien dalam menghadapi masalahnya sekarang : memeriksakan
diri ke rumah sakit dan mengikuti program kesehatanyang sudah
direncanakan
5) Perasaan cemas/takut : ada, karena pasien merasa dirinya tidak pernah
jatuh atau pun cedera tiba-tiba lengan nya patah
6) Perasaan katidakberdayaan: tidak ada
7) Perasaan keputusasaan: tidak
8) Konsep diri :
- Citra diri : pasien menyukai seluruh tubuh nya, namun merasa
sedih saat mengetahui tangan kirinya patah
- Ideal diri : pasien mengatakan ingin cepat pulih lagi
- Harga diri : pasien tidak merasa harga dirinya rendah selama saki
- Ada/ tidak perasaan akan perubahan identitas : tidak ada
b. Tanda (Obyektif)
1) Status emosional : tenang
2) Respon fisologis yang terobservasi: ekspresi wajah normal

9. INTERAKSI SOSIAL
a. Gejala (Subyektif)
1) Orang yang terdekat dan lebih berpengaruh : keluarga
2) Kepada siapa pasien meminta bantuan bila mempunyai masalah :
keluarga
3) Adakah kesulitan dalam keluarga (hubungan dengan orang tua,
saudara, pasangan : tidak ada
4) Kesulitan berhubungan dengan tenaga kesehatan/ pasien lain: tidak ada
b. Tanda (Obyektif)
1) Kemampuan bicara : jelas
2) Tidak dapat dimengerti: tidak ada
3) Pola bicara tidak biasa/ kerusakan: tidak ada
4) Komunikasi nonverbal. Verbal dengan keluarga/ orang lain : verbal
5) Perilaku menarik diri : tidak ada

10. POLA NILAI KEPERCAYAAN DAN SPIRITUAL


a. Gejala (Subyektif)
1) Sumber kekuatan bagi pasien: Tuhan dan Keluarga
2) Perasaan menyalahkan Tuhan: tidak ada
3) Bagaimana pasien menjalankan kegiatan agama atau kepercayaan:
macam: sholat frekwensi: 5 kali sehari, karena sakit sedikit terganggu
4) Masalahan berkaitan dg aktifitasnya tsb selama dirawat : tidak bisa
solat secara normal, hanya tiduran saja karna patah lengan kirinya
5) Pemecahan oleh pasien.: solat sambil tiduran
6) Adakah keyakinan/kebudayaan yang dianut pasien yang bertentangan
dengan kesehatan : tidak ada
7) Pertentangan nilai/keyakinan/ kebudayaan terhadap pengobatan yang
dijalani: tidak ada
b. Tanda (Obyektif)
1) Perubahan perilaku:
- Menarik diri : tidak ada
- Marah/ sarkasme : tidak ada
- Mudah tersinggung : tidak ada
- Mudah menangis : tidak ada
2) Menolak pengobatan : tidak ada
3) Berhenti menjalankan aktifitas agama: tidak
4) Menunjukkan sikap permusuhan dengan tenaga kesehatan: tidak ada
DATA PENUNJANG
1. Laboratorium
28/12/21
Hematologi
Hemoglobin : 8.2 g/dL
Hematokrit : 26.7%
Eritrosit : 3.83 10^6/uL
MCH : 21.4 pg
MCV : 69.7 fL
MCHC : 30.7 g/dL
Leukosit : 8.0 10^3/uL
Trombosit : 194 10^3/uL
RDW : 18.7 %

Kimia klinik
GDS : 110 mg/dL
Ureum : 30 mg/dL
Kreatinin : 0,9 mg/dL
Elektrolit
Natrium : 136 mmol/L
Kalium : 3.5 mmol/L
Chlorida : 94 mmol/L

Immunoserologi
HBsAg : <0.10 (Negatif)

Koagulasi
PPT
Waktu prothrombin : 16.5 detik
PPT kontrol : 14.6 detik
PTTK
Waktu thromboplastin : 24.5 detik
APTT kontrol : 30.1 detik

2. Radiologi
Foto thoraks
(27/12/2021)
Kesan :
Cor tak membesar
Gambaran pneumonia bertambah
Opasitas noduler pada paracardial kanan yang superposisi dengan hillus kanan -->
DD/nodul metastasis, nodul paru

Foto humerus AP
(27/12/21)
Kesan :
Fiksasi eksterna terpasang pada regio humerus kiri
Fraktur komplit disertai lesi litik di sekitarnya 1/3 tengah os humerus kiri dengan
displacement segmen distal fraktur ke superomedial, aposisi dan alignment tidak
baik
Lesi litik pada proksimal os humerus kiri
Soft tissue swelling disertai emfisema subkutis regio humerus kiri

Foto humerus AP
(30/12/21)
Tampak fiksasi interna berupa 1 buah plat 6 dan 6 buah pada diafisisi 1/3 proksimal
hingga 1/3 distal os humerus kiri, kedudukan baik
Masih tampak celah fraktur komplit yang lebih sempit disertai lesi litik di sekitarnya
sekitarnya pada 1/3 tengah os humerus kiri, aposisi dan alignment lebih baik -->
lebih dari cenderung fraktur patologis
Masih tampak lesi litik pada 1/3 tengah os humerus kiri dan proksimal os humerus
kiri --> lebih dari cenderung bone metastasis
Tak tampak dislokasi pada acromioclavicular, glenohumeral, dan elbow joint kiri
Tampak soft tissue swelling disertai lusensi soft tissue regio humerus kiri

3. Obat-obatan:
R inger laktat 500ml 20 tpm
MS T 10 mg/12 jam
P aracetamol 1000mg/8jam
Metoclopramide 10 mg/12 jam
Ampisilin sulbactam 1,5 gr/8 jam

4. Diit:
Tidak ada diit khusus, makanan sesuai dengan yang diberikan ahli gizi RS
(nasi+lauk(daging/ayam)+sayur)

ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF(S) & MASALAH (P) ETIOLOGI (E)
OBYEKTIF (O)
DS : Nyeri akut Agen cedera fisik
- Pasien mengeluhkan nyeri
P : fraktur lengan kiri, nyeri
bertambah jika duduk atau
berdiri
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : lengan kiri
S : VAS skala 7
T : terus menerus
- Pasien mengeluhkan tidak
bisa tidur karna sakit yang
dialaminya
- Pasien mengatakan gelisah
karena rasa nyeri yang tidak
hilang dan lengan kiri nya
yang tiba-tiba patah
- Pasien mengeluhkan lemas

DO :
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak kesakitan
pada lengan kirinya
- Pasien tampak terbatas
dalam aktivitasnya
- Pasien riwayat Ca. mammae
- Pasien tampak gelisah karena
nyeri yang dialaminya
- TD 149/115 mmHg 84
x/menit, kuat, Suhu 36oC

Foto humerus AP
(27/12/21)
Kesan :
Fiksasi eksterna terpasang pada
regio humerus kiri
Fraktur komplit disertai lesi litik
di sekitarnya 1/3 tengah os
humerus kiri dengan
displacement segmen distal
fraktur ke superomedial, aposisi
dan alignment tidak baik
Lesi litik pada proksimal os
humerus kiri
Soft tissue swelling disertai
emfisema subkutis regio
humerus kiri
DS : Gangguan mobilitas fisik Kerusakan integritas
- Pasien mengatakan tidak struktur tulang
bisa duduk ataupun berdiri
karena lengan kirinya patah
- Pasien mengatakan lemas,
hanya tiduran saja
- Pasien mengatakan sulit
untuk menggerakkan
lengan kirinya secara
mandiri, jika ingin
berpindah posisi harus
dibantu dengan lengan kiri
nya atau dibantu
dipindahkan

DO :
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak kesulitan
untuk bergerak bebas
- Pasien terpasang gips
dilapisi elastic bandage
- Pasien dengan riwayat Ca.
mammae --> curiga
metastasis tulang
- Tonus otot: lemah pada
lengan sebelah kiri
- Pergerakan ekstremitas
pasien minimal

Foto humerus AP
(27/12/21)
Kesan :
Fiksasi eksterna terpasang pada
regio humerus kiri
Fraktur komplit disertai lesi litik
di sekitarnya 1/3 tengah os
humerus kiri dengan
displacement segmen distal
fraktur ke superomedial, aposisi
dan alignment tidak baik
Lesi litik pada proksimal os
humerus kiri
Soft tissue swelling disertai
emfisema subkutis regio
humerus kiri

B. PATHWAYS KEPERAWATAN BERDASARKAN MASALAH KEPERAWATAN


YANG MUNCUL PADA PASIEN
Kondisi
patologis

Tulang rapuh

Tidak mampu
menahan BB

Fraktur

Pergeseran tulang

Merusak jaringan sekitar

Pelepasan Pelepasan mediator


mediator nyeri inflamasi

Ditangkap nyeri Deformitas


reseptor perifer

Gangguan fungsi
Implus ke otak

Persepsi nyeri MK : Gangguan


mobilitas fisik

MK : Nyeri akut

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (D.0077) ditandai dengan P :
fraktur lengan kiri, nyeri bertambah jika duduk atau berdiri , Q : seperti tertusuk-
tusuk, R : lengan kiri, S : VAS skala 7, T: terus menerus
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Kerusakan integritas struktur tulang
(D.0054) Pasien mengatakan tidak bisa duduk ataupun berdiri karena lengan kirinya patah
Pasien mengatakan lemas, hanya tiduran saja.
D. PERENCANAAN

TUJUAN & KRITERIA HASIL


NO RENCANA (SIKI)
SLKI
1. Tujuan : setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
tingkat nyeri menurun Observasi
Kriteria hasil : - lokasi, karakteristik, durasi,
1. Keluhan nyeri menurun (5) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Meringis menurun (5) - Identifikasi skala nyeri
3. Gelisah menurun (5) - Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Kesulitan tidur menurun (5) - Identifikasi faktor yang
5. Frekuensi nadi membaik (5) memperberat dan memperingan
nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
- Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2. Tujuan : setelah dilakukan tindakan DUKUNGAN AMBULASI (1.06171)
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
mobilitas fisik meningkat Observasi
Kriteria hasil : 1. Identifikasi adanya nyeri atau
1. Pergerakan ekstremitas sedang (3) keluhan fisik lainnya
2. Kekuatan otot sedang (3) 2. Identifikasi toleransi fisik
3. Kelemahan fisik sedang (3) melakukan ambulasi
3. Monitor frekuensi jantung dan
tekanan darah
Terapeutik
4. Fasilitasi melakukan mobilisasi
fisik, jika perlu
5. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
6. Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
7. Anjurkan melakukan ambulasi
dini
8. Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan tim fisioterapi, jika
perlu

E. CATATAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)


TINDAKAN
NO
WAKTU KEPERAWATAN EVALUASI (SO) TTD
DX
1 28/12/2021 1. Mengidentisikasi 1. S : pasien mengeluh nyeri di area tulang Amel
22.00 WIB lokasi, yang patah yaitu lengan kiri, nyeri
karakteristik, seperti tertusuk-tusuk, nyeri yang dirasa
durasi, frekuensi, sudah sejak 2 bulan yang lalu, nyeri
kualitas, terus menerus, nyeri sedang
intensitas nyeri O : pasien tampak kesakitan pada lengan
2. Mengidentifikasi kiri, tampak lengan kiri terpasang gips
skala nyeri dan terbalut elastic bandage
3. Mengidentifikasi 2. S : pasien mengatakan skala nyeri yang Amel
respon nyeri non dialami nya pada angka 7 (nyeri berat)
verbal O : skala VAS 7
4. Mengidentifikasi 3. S : - Amel
faktor yang O : pasien tampak mringis,pasien
memperberat dan tampak tidak nyaman, pasien tampak
memperingan gelisah
nyeri 4. S : pasien mengatakan nyerinya akan Amel
5. Memberikan semakin meningkat jika duduk maupun
teknik non berdiri, pasien lebih nyaman tiduran saja
farmakologis O : pergerakan fisik pasien minimal,
untuk tampak lemas, tampak berbaring
mengurangi rasa 5. S : pasien mengatakan akan menerapkan Amel
nyeri (tarik nafas teknik relaksasi nafas dalam untuk
dalam) mengontrol rasa nyerinya
6. Memfasilitasi O : pasien mengikuti apa yang diajarkan
istirahat dan tidur perawat, pasien tampak memahami apa
7. Menjelaskan yang disampaikan perawat
penyebab, 6. S : pasien mengatakan masih sulit untuk Amel
periode, dan tidur karna rasa nyeri yang dialami dan
pemicu nyeri tidak menemukan posisi yang enak
8. Mengkolaborasi untuk tidur, pasien mengeluh jadi sering
pemberian merasa lemas, pasien mengatakan sejak
analgetik, jika kemarin masuk di IGD hingga sekarang
perlu masih sulit untuk tidur
O : pasien tampak lemas karena
mengatakan sulit tidur, TD 149/115,
lab (28/12/21) Hb 8.2 g/dL, Ht
26.7%, Trombosit 194 10^3/uL Amel
7. S : pasien mengatakan nyeri yang
dialami karena patah tulang lengan kiri
yang tiba-tiba, pasien mengatakan sudah
2 bulan ini lengan kiri nya nyeri
O : pasien tampak kesakitan
8. S : pasien mengatakan meminum obat Amel
nyeri yang diresepkan oleh dokter
O : pasien mendapat obat M S T 10
mg/12 jam

2. 28/12/2021 1. Mengidentifikasi 1. S : pasien mengeluhkan nyeri, P : Amel


22.00 adanya nyeri atau fraktur lengan kiri, nyeri bertambah jika
keluhan fisik duduk atau berdiri, Q : seperti tertusuk-
lainnya tusuk, R : lengan kiri, S : VAS skala 7,
2. Mengidentifikasi T : terus menerus
toleransi fisik O : pasien tampak kesakitan pada
melakukan lengan kirinya, tampak lengan kiri
ambulasi terpasang gips dan terbalut elastic
3. Memonitor bandage
frekuensi jantung 2. S : pasien mengatakan saat ini tidak Amel
kuat untuk duduk maupun berdiri,
dan tekanan
masih merasa sakit dan sulit untuk
darah
bergerak
4. Memfasilitasi
O : pergerakan ektremitas fisik pasien
melakukan lemah
mobilisasi fisik, 3. S : pasien mengatakan setelah lengan Amel
jika perlu kiri nya patah tensi nya jadi naik turun
O : TD 149/115, N : 84 x/menit
4. S : pasien mengatakan saat ini masih Amel
belum kuat untuk gerak-gerak, namun
untuk miring kanan kiri pasien
mengatakan masih mampu
O : Mengedukasi pasien untuk miring
kanan kiri

1. 31/12/2021 1. Mengidentisikasi 1. S : pasien mengeluh nyeri di lengan kiri, Amel


08.00 lokasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri terus
karakteristik, menerus, pasien mengatakan habis
durasi, frekuensi, operasi hari kamis (30/12/21)
kualitas, O : pasien tampak kesakitan pada lengan
intensitas nyeri kiri, pasien post operasi orif humerus
2. Mengidentifikasi sinistra (30/12/21), tampak lengan kiri
skala nyeri terbalut elastic bandage
3. Mengidentifikasi 2. S : pasien mengatakan skala nyeri yang Amel
respon nyeri non dialami nya pada angka 6 (nyeri sedang)
verbal O : skala VAS 6
4. Mengidentifikasi 3. S : - Amel
faktor yang O : pasien tampak tenang, tidak tampak
memperberat dan meringis kesakitan
memperingan 4. S : pasien mengatakan nyerinya akan Amel
nyeri semakin meningkat jika duduk maupun
5. Mengevaluasi berdiri, pasien lebih nyaman tiduran saja
teknik non O : pergerakan fisik pasien minimal,
farmakologis tampak lemas, tampak berbaring
untuk 5. S : pasien mengatakan sudah Amel
mengurangi rasa menerapkan teknik relaksasi nafas
nyeri (tarik nafas dalam untuk mengontrol rasa nyerinya,
dalam dan terapi pasien merasa tenang dan nyeri sedikit
murotal AL- berkurang setelah mendengarkan
Quran) murotal Al-Quran
6. Memfasilitasi O : pasien masih mengingat cara
istirahat dan tidur melakukan teknik relaksasi napas dalam,
7. Mengkolaborasi pasien terlihat nyaman saat didengarkan
pemberian murotal Al-Quran
analgetik, jika 6. S : pasien mengatakan semalem bisa Amel
perlu tidur mungkin karena efek bius setelah
operasi, pasien mengatakan
O : pasien tampak lemas tidur, TD
139/96 mmHg, lab (30/12/21) Hb 9.5
g/dL, Ht 30.4 %, Trombosit 128
10^3/uL, pasien post transfusi PRC 1
kolf Amel
7. S : pasien mengatakan meminum obat
nyeri yang diresepkan oleh dokter
O:pasien mendapat obat p a r a c e t a m ol
1000 mg/8 jam, k e t o r ol a c
3 0m g / 8 j a m
2. 31/12/21 1. Mengidentifikasi 1. S : pasien maish mengeluhkan nyeri, P : Amel
09.30 nyeri atau fraktur lengan kiri, nyeri bertambah jika
keluhan fisik duduk atau berdiri, Q : seperti tertusuk-
lainnya tusuk, R : lengan kiri, S : VAS skala 6,
2. Mengidentifikasi T : terus menerus, pasien mengatakan
toleransi fisik habis operasi kemarin kamis (31/12/22)
melakukan O : pasien tampak kesakitan pada
ambulasi lengan kirinya, pasien post operasi orif
3. Memonitor humerus sinistra, tampak lengan kiri
frekuensi jantung terbalut elastic bandage, pasien post
operasi orif humerus sinstra
dan tekanan
darah
Hasil x foto post orif humerus
4. Memfasilitasi
sinistra
melakukan (31/12/21)
mobilisasi fisik, - Tampak terpasang fiksasi interna berupa
jika perlu 1 buah plat dan 6 buah screw pada
diafisis 1/3 proksimal hinggal 1/3 distal
os humerus kiri, kedudukan baik.
- Masih tampak celah fraktur komplit
yang lebih sempit disertai lesi litik di
sekitarnya pada 1/3 tengah os humerus
kiri, aposisi dan alignment lebih baik -->
cenderung fraktur patologis
- Masih tampak lesi litik pada 1/3tengah
os humerus kiri dan proksimal os
humerus kiri --> lebih cenderung bone
metastasis
- Tak tampak dislokasi pada
acromioclavicular, glenohumeral, dan
elbow joint kiri
- Tampak soft tissue swelling disertai
lusensi soft tissue regio humerus kiri

2. S : pasien mengatakan saat ini masih Amel


belum kuat untuk duduk maupun
berdiri, masih lemas
O : pergerakan ektremitas fisik pasien
masih lemah
3. S : pasien mengatakan setelah lengan Amel
kiri nya patah tensi nya jadi naik turun
O : TD 139/96 mmHg , N 84 x/menit
4. S : pasien mengatakan badan sudah Amel
lebih enak untuk miring kanan dan kiri
O : pasien tampak sudah menerapkan
mobilisasi fisik miring kanan

1. 01/01/22 1. Mengidentisikasi 1. S : pasien mengeluh nyeri di lengan kiri, Amel


09.00 lokasi, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri terus
karakteristik, menerus, namun hari ini nyeri nya tidak
durasi, frekuensi, begitu nyeri banget seperti kemarin
kualitas, O : pasien tampak rileks,, post operasi
intensitas nyeri orif humerus sinistra (30/12/21),
2. Mengidentifikasi tampak lengan kiri terbalut elastic
skala nyeri bandage Amel
3. Mengidentifikasi 2. S : pasien mengatakan skala nyeri yang
respon nyeri non dialami nya pada angka 3 (nyeri sedang)
verbal O : skala VAS 3 Amel
4. Mengidentifikasi 3. S : -
faktor yang O : pasien tampak tenang, tidak tampak
memperberat dan meringis kesakitan Amel
memperingan 4. S : pasien mengatakan nyerinya akan
nyeri semakin meningkat jika duduk maupun
5. Mengevaluasi berdiri, pasien lebih nyaman tiduran saja
teknik non O : pergerakan fisik pasien minimal,
farmakologis tampak lemas, tampak berbaring Amel
untuk 5. S : pasien mengatakan sudah
mengurangi rasa menerapkan teknik relaksasi nafas
nyeri (tarik nafas dalam untuk mengontrol rasa nyerinya
dalam) O : pasien masih mengingat cara
6. Memfasilitasi melakukan teknik relaksasi napas dalam Amel
istirahat dan tidur 6. S : pasien mengatakan semalem bisa
7. Mengkolaborasi tidur
pemberian O : pasien tampak lemas tidur, TD
analgetik, jika 148/93 mmHg, lab (30/12/21) Hb 9.5
perlu g/dL, Ht 30.4 %, Trombosit 128 Amel
10^3/uL
7. S : pasien mengatakan meminum obat
nyeri yang diresepkan oleh dokter
O: pasien mendapat obat
p a r a c e t a m ol 1 0 0 0 m g / 8 j a m ,
k e t o r ol a c 3 0m g / 8 j a m

2. 01/01/22 1. Mengidentifikasi 1. S : pasien maish mengeluhkan masih Amel


10.00 nyeri atau mengeluhkan nyeri namun sudah
keluhan fisik mendingan , P : fraktur lengan kiri, nyeri
lainnya bertambah jika duduk atau berdiri, Q :
2. Mengidentifikasi seperti tertusuk-tusuk, R : lengan kiri, S
toleransi fisik : VAS skala 3, T : terus menerus
melakukan O : pasien tampak rileks , tampak
ambulasi lengan kiri terbalut elastic bandage Amel
3. Memonitor 2. S : pasien mengatakan saat ini masih
frekuensi jantung belum kuat untuk duduk maupun
berdiri, masih lemas
dan tekanan
O : pergerakan ektremitas fisik pasien
darah
masih lemah
4. Memfasilitasi
3. S : pasien mengatakan setelah lengan Amel
melakukan
mobilisasi fisik, kiri nya patah tensi nya jadi naik turun
jika perlu O : TD 148/93 mmHg , N 94 x/menit
4. S : pasien mengatakan sudah miring Amel
kanan tadi
O : pasien saat ini tampak sedang
berbaring

F. CATATAN PERKEMBANGAN (EVALUASI)


NO
WAKTU EVALUASI (SOAP) TTD
DX
1 29/12/2021 S: pasien mengeluhkan nyeri, P : fraktur lengan kiri, nyeri Amel
07.00 bertambah jika duduk atau berdiri, Q : seperti tertusuk-tusuk,
R : lengan kiri, S : VAS skala 7, T : terus menerus. Pasien
mengatakan masih merasa lemas, semalem gabisa tidur lagi,
pasien mengatakan sudah menerapkan teknik relaksasi nafas
dalam.

O: Pasien tampak lemas, pasien tampak meringis kesakitan,


pasien tampak meringis dan gelisah, tampak lengan kiri
pasien terpasang gips dan elastik bandage, pasien sudah
menerapkan teknik relaksasi nafas dalam, TD 149/115, lab
(28/12/21) Hb 8.2 g/dL, Ht 26.7%, Trombosit 194 10^3/uL

A: masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,8


2. 29/12/2021 S: pasien mengatakan masih belum kuat untuk duduk Amel
07.00 maupun berdiri karena nyeri lengan kirinya, pasien masih
mencoba untuk miring kanan kiri, P : fraktur lengan kiri,
nyeri bertambah jika duduk atau berdiri, Q : seperti tertusuk-
tusuk, R : lengan kiri, S : VAS skala 7, T : terus menerus

O: Pasien tampak lemas, tampak pergerakan aktivitas fisik


pasien masih minimal, pasien sudah mulai coba miring
kanan atau kiri, pasien dengan fraktur lengan kiri terpasang
gips dan terbalut elastic bandage, TD 149/115, N : 84
x/menit.

Hasil x foto post orif humerus sinistra


(31/12/21)
- Tampak terpasang fiksasi interna berupa 1 buah plat
dan 6 buah screw pada diafisis 1/3 proksimal hinggal
1/3 distal os humerus kiri, kedudukan baik.
- Masih tampak celah fraktur komplit yang lebih
sempit disertai lesi litik di sekitarnya pada 1/3 tengah
os humerus kiri, aposisi dan alignment lebih baik -->
cenderung fraktur patologis
- Masih tampak lesi litik pada 1/3tengah os humerus
kiri dan proksimal os humerus kiri --> lebih
cenderung bone metastasis
- Tak tampak dislokasi pada acromioclavicular,
glenohumeral, dan elbow joint kiri
- Tampak soft tissue swelling disertai lusensi soft tissue
regio humerus kiri
A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4


1. 31/12/21 A Amel
14.00
2. 31/12/21 S: pasien mengatakan masih belum kuat untuk duduk
14.00 maupun berdiri karena nyeri lengan kirinya, pasien
mengatakan sudah enakan untuk miring kanan kiri, rasa
nyeri nya masih ada namun tidak sehebat kemarin,

P : fraktur lengan kiri, nyeri bertambah jika duduk atau berdiri,


Q : seperti tertusuk-tusuk, R : lengan kiri, S : VAS skala 5,
T : terus menerus

O: Pasien tampak lemas, tampak pergerakan aktivitas fisik


pasien masih minimal, pasien mengatakan agak enakan
untuk miring kananatau kiri, pasien tampak terpasang gips
di lengan kiri, TD 139/96 mmHg , N 84 x/menit

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4


1. 01/01/22 S: pasien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah Amel
14.00 mendingan , P : fraktur lengan kiri, nyeri bertambah jika
duduk atau berdiri, Q : seperti tertusuk-tusuk, R : lengan kiri,
S : VAS skala 3, T : terus menerus. Pasien mengatakan masih
merasa lemas, pasien mengatakan semalem bisa tidur,

O: Pasien tampak lemas, pasien tampak meringis kesakitan,


tampak lengan kiri pasien terpasang elastik bandage,
pasien sudah menerapkan teknik relaksasi nafas dalam TD
148/93 mmHg, lab (30/12/21) Hb 9.5 g/dL, Ht 30.4 %,
Trombosit 128 10^3/uL

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7


2. 01/01/22 S: pasien mengatakan masih belum kuat untuk duduk Amel
14.00 maupun berdiri karena nyeri lengan kirinya, pasien
mengatakan sudah miring kanan atau kiri, , P : fraktur
lengan kiri, nyeri bertambah jika duduk atau berdiri, Q :
seperti tertusuk-tusuk, R : lengan kiri, S : VAS skala 3, T :
terus menerus.

O: Pasien tampak lemas, tampak pergerakan aktivitas fisik


pasien masih minimal, pasien mengatakan sudah miring
kanan atau kiri, pasien tampak terpasang elastik bandage di
lengan kiri, TD 148/93 mmHg , N 94 x/menit

A: Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

Anda mungkin juga menyukai