Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Pada bab ini akan membahas tentang hasil dari studi kasus pengelolaan
pemenuhan kebutuhan aktivitas pada pasien Stroke Non Hemoragik (SNH) di Rsud
Dr. R Soetijono Blora di ruang teratai. Pengelolaan pada Ny.R dilakukan pada tanggal
04-06 mei 2021. Pengelolaan ini mencakup lima tahap proses keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, impelementasi
keperawatan dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian
Hasil pengkajian pada Ny.R didapatkan data sebagai berikut:
Asuhan keperawatan pada Ny.R dilakukan pada tanggal 04-06mei 2021 di
ruang teratai RSUD DR.R SOETIJONO BLORA. Data pengkajian didapatkan
identitas pasien yaitu pasien bernama Ny.R, umur 63 tahun, jenis kelamin
perempuan, pekerjaan ibu rumah tangga, agama islam, status kawin, alamat Desa
jetak 01/01 Kunduran Blora, pasien masuk rumah sakit pada tanggal 03 mei 2021
pukul 08.00 WIB, pasien dikaji pada tanggal 04 mei 2021 pukul 10.30 WIB, No
RM 431300 dengan diagnosa medis stroke non hemoragik. Untuk identitas
penanggung jawab yaitu nama Ny.I, beralamat Desa jetak 01/01 Kunduran Blora
dan memiliki hubungan dengan pasien yaitu anak.
Saat dilakukan pengkajian keluhan utama yaitu pasien mengeluh tangan kiri
dan kaki kirinya terasa lemas sejak 3hari yang lalu.Dalam pengkajian riwayat
penyakit sekarang keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh tangan dan kaki
kirinya terasa lemas sejak 3hari yang lalu dan terjadi penurunan bicara (pelo).
Kemudian pasien dibawa oleh keluarganya ke RSUD DR.R SOETIJONO BLORA.
Pasien datang pada tanggal 03 mei 2021 pukul 08.00 WIB. Di IGD RSUD DR.R
SOETIJO BLORA pasien datang dengan keluhan anggota badan bagian kiri lemas
sejak 3 hari yang lalu dan terjadi penurunan bicara (pelo). Dari hasil pemeriksaan
didapatkan, tekanan darah: 197/97mmHg, nadi:100x/menit, SPO2:97%, frekuensi
pernapasan: 20x/menit dan suhu:36,8˚C, pasien diberi terapi injeksi RL 20tpm,
injeksi citicolin 2X500mg iv, injeksi omeprazol 1X1 amp iv, aspilet 1x80mg, asam
folat 3x1 tab, amlodipin 0-0-10mg.
Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu, keluarga pasien mengatakan
pasien sudah mengalami stroke sejak 3 tahun yang lalu dan belum perah masuk
atau dirawat di rumah sakit sebelumnya.
Pada pengkajian riwayat penyakit keluarga, keluarga pasien mengatakan
anggota keluarga nya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien
saat ini atau tidak memiliki penyakit menurun.
Pada pengkajian tinjauan sistem, dalam pengkajian nutrisi terdapat
perbedaan antara sebelum sakit dan selama sakit. Sebelum sakit keluarga pasien
mengatakan pasien makan 3X sehari porsi habis. Pasien makan berupa nasi sayur
dan lauk dan untuk minum 5-6 gelas/hari. Selama sakit pasien mengatakan tidak
nafsu makan pasien hanya makan 3-5sendok dalam setiap kali makan dan pasien
minum 3-4 gelas/hari. Dalam pengkajian eliminasi terdapat perbedaan antara
sebelum sakit dan selama sakit. Sebelum sakit keluarga pasien mengatakan BAB
teratur setiap hari pada pagi hari. Bentuk dan warna feses lunak berwarna kuning
kecoklatan. BAK lancar kurang lebih sebanyak 5-6 kali sehari. Selama sakit pasien
mengatakan sudah 2 hari tidak BAB. Untuk BAK pasien terpasang kateter. Urine
berwarna kuning jernih kurang lebih 500cc perhari. Dalam pengkajian aktivitas
terdapat perbedaan antara sebelum sakit dan selama sakit. Sebelum sakit keluarga
pasien mengatakan pasien dirumah melakukan aktivitas secara mandiri, seperti:
makan, minum, mandi, BAB/BAK, dan berpakaian secara mandiri. Selama sakit
pasien dibantu keluarganya seperti makan/minum, mandi, toileting, berpakaian,
ambulasi/ROM, mobilitas ditempat tidur dan berpindah bergantung total. Dalam
pengkajian istirahat dan tidur terdapat perbedaan antara sebelum sakit dan selama
sakit. Sebelum sakit keluarga pasien mengatakan kebutuhan istirahat dan tidur
pasien tercukupi, pasien biasanya tidur dan istirahat selama 6-8 jam sehari. Selama
sakit pasien mengatakan tidak ada perubahan dalam tidurnya di rumahsakit, selama
sakit pasien banyak beristirahat. Dalam pengkajian kognitif dan persepsi terdapat
perbedaan antara sebelum sakit dan selama sakit. Sebelum sakit keluarga pasien
mengatakan pasien mampu mengatakan pasien mampu menggerakkan badannya
dan tidak terasa lemas dan gangguan penglihatan masih baik. Selama sakit pasien
mengatakan pasien merasa lemas, tangan kiri dan kaki kiri tidak mampu
digerakkan dan penglihatan masih baik. Dalam pengkajian konsep diri terdapat
perbedaanantara sebelum sakit dan selama sakit. Sebelum sakit keluarga pasien
mengatakan pasien jarang menangis. Selama sakit keluarga pasien mengatakan
pasien sering menangis ketika mau meminta bantuan kepada orang lain. Dalam
pengkajian interaksi sosial terdapat perbedaan antara sebelum sakit dan selama
sakit. Sebelum sakit peran pasien sebagai ibu rumah tangga tidak terganggu.
Selama sakit peran pasien sebagai ibu rumah tangga terganggu karena sakit tetapi
peran terhadap keluarga masih baik. Dalam pengkajian hubungan seksual keluarga
pasien mengatakan pasien tidak dapat melakukan hubungan seksual selama sakit.
Dalam pengkajian koping toleransi stress keluarga pasien selalu memberikan
dukungan kepada pasien agar pasien bersemangat dan tidak stress.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum composmentis,
GCS E4V5M6, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi tekanan darah:
197/97mmHg, suhu:36,8˚C, nadi: 100x/menit, pernapasan: 20x/menit.

Pada pemeriksaan fisik secara sistematik terdapat, kulit: tidak ada lesi dan
turgor kulit baik, ekstermitas: ekstermitas atas : tangan kiri mengalami kelemahan
dan tangan kanan bisa digerakkan secara leluasa dan tangan kanan terpasang infus
RL 20tpm. Kuku pasien bersih, ekstermitas bawah: kaki kiri pasien mengalami
kelemhan dan kaki kanan bisa digerakkan secara leluasa, anggota gerak lengkap
tidak terdapat edema dan kuku pada jari kaki pasien terlihat bersih.
Pada pemeriksaan fisik fungsi saraf kranial terdapat ada beberapa
gangguan. Saraf olfaktorius: pasien dapat membedakan bau minyak wangi dan teh,
saraf trigeminus: ada sedikit gangguan dalam mengunya, saraf fasialis: bicara
pasien pelo, saraf glosofaringeus: terdapat gangguan saat menelan, saraf asesorius:
anggota badan sebelah kiri pasien susah digerakkan dan dapat mengangkat bahu
sebelah kanan, saraf hipoglosus: respon lidah tidak baik, pasien tidak bisa
menggerakan lidah dari sisi satu ke yang lain terdapat kesulitan dalam menelan
Pada program terapi terdapat: injeksi RL 20tpm, injeksi citicolin 2X500mg,
injeksi omeprazol 1x1 amp, amlodipin 0-0-10mg, asam folat 3x1tablet dan aspilet
1x80mg.
Pada pemeriksaan diagnostik terdapat pemeriksaan laboratorium darah.
Untuk hasil pemeriksaan darah yang dilakukan pada tanggal 04 mei 2021
didapatkan hasil abnormal pada leukosit: 12,19 10³/dl, granulosit 71,6%, gula
darah 234mg/dl.
2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang diambil pada Ny.R setelah dilakukan


pengkajian pada 04 mei 2021 pada pukul 10.30 WIB yaitu gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuscular yang ditandai dengan pasien
mengalami kelemahan pada anggota gerak kiri. Diagnosa diambil berdasarkan data
subyektif yang didapatkan yaitu keluarga pasien mengatakan tangan dan kaki
kirinya terasa lemas sejak 3 hari yang lalu. Selain data subjektif terdapat pula data
obyektif meliputi pasien terlihat lemah, gelisah dan sendi kaku, kekuatan otot pada
ekstermitas kiri bernilai 3 (gerakan yang normal melawan gravitasi) dan
ekstermitas kiri bernilai 5 (kekuatan normal, gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan tahan penuh. Terdapat diagnosa keperawatan yang kedua yang
dilakukan pengkajian pada 04 Mei 2021 pada pukul 12.00 WIB yaitu hambatan
komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan fungsi otot facial atau oral yang
ditandai dengan pasien mengalami kesulitan dalan bicara. Berdasarkan data
subyektif yang didapatkan yaitu pasien mengatakan sulit bicara sejak 3 hari yang
lalu. Selain data subyektif terdapat pula data obyektif meliputi pasien tampak pelo
dan pasien tampak kesusahan saat berbicara.

3. Rencana keperawatan

Rencana keperawatan dengan tujuan setelah dilakukan asuhan keperawatan


selama 3x24 jam diharapkan mobilitas fisik pada pasien dapat teratasi dengan
kriteria hasil, skala kekuatan otot pasien bertambah, meningkatnya pergerakan
pasien dalam mobilitas fisik, mampu melakukan aktivitas secara mandiri,
memperagakan penggunaan alat bantu jalan.
Rencana keperawatan yang penulis lakukan pada Ny.R yaitu melakukan
tindakan monitor KU dan TTV, kaji kekuatan otot, latih pasien dalam program
ROM, dampingi dan bantu pasien dalam menggunakan alat bantu jalan, ajarkan
pasien cara mengubah posisi dan kolaborasi dalam pemberian obatinjeksi RL
20tpm, injeksi citicolin 2X500mg, injeksi omeprazol 1x1 amp, amlodipin 0-0-
10mg, asam folat 3x1tablet dan aspilet 1x80mg.
4. Implementasi keperawatan
Berdasarkan pada diagnosa gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan neuromuscular dan perencanaan yang telah dilakukan, tindak lanjut
dari proses keperawatan tersebut adalah tindakan keperawatan yang dilakukan
selama 3 hari pada pasien Ny.R adalah sebagai berikut :
Pada diagnosa gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kekuatan otot yang penulis lakukan pada Ny. R yaitu:

a. Tindakan Keperawatan Pada Hari Ke-1 Tanggal 04 Mei 2021


Tindakan keperawatan yang penulis lakukan pada hari ke-1 yaitu pada
pukul 07.15 WIB monitor keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, respon
subyektif pasien mengatakan badannya lemas, dan respon obyektif pasien
tampak lemas, tekanan darah: 197/97mmHg nadi: 100x/menit suhu: 36,8˚C dan
pernapasan: 20x/menit. Tindakan keperawatan yang kedua pada pukul 07.45
WIB mengkaji kekuatan otot, respon subyektif pasien mengatakan tangan dan
kaki kirinya digerakkan terasa lemas dan sakit, dan respon obyektif didapatkan
hasil pada ekstermitas tubuh kiri pasien bernilai 3 dan ekstermitas tubuh kanan
pasien bernilai 5. Tindakan keperawatan yang ketiga pada pukul 08.10 WIB
latih dalam program ROM aktif, respon subyektif pasien mengatakan tangan
dan kaki kirinya lemas, dan respon obyektif pasien tampak meringis dan pasien
mengikuti program ROM. Tindakan keperawatan keempat pada pukul 09.00
WIB dampingi dan bantu pasien dalam menggunakan alat bantu, respon
subyektif pasien mengatakan bisa pakai alat tetapi anggota gerak kiri masih
lemas, dan respon obyektif pasien tampak kesulitan menyeimbangkan tubuhnya
dan dibantu keluarga.Tindakan keperawatan kelima pada pukul 10.00 WIB
ajarkan pasien cara mengubah posisi, respon subyektif pasien mengatakan
bersedia mengikuti, dan respon obyektif pasien kooperatif dengan bantuan
keluarga. Tindakan keperawatan keenam pada pukul 12.00 WIB kolaborasi
dalam pemberian obat, respon subyektif pasien mengatakan bersedia diberikan
obat, dan respon obyektifinjeksi omeprazol 1x1 amp, aspilet 1x80mg, asam folat
3x1 tablet dan injeksi RL 20 tpm.

b. Tindakan Keperawatan Pada Hari Ke-2 Tanggal 05 Mei 2021


Tindakan keperawatan yang penulis lakukan pada hari ke-2 yaitu pada
pukul 07.15 WIB monitor keadaan umum dan tanda-tanda vital, respon
subyektif pasien mengatakan badannya masih lemas, respon obyektif pasien
tampak lemas tekanan darah:180/90mmHg, nadi:90x/menit,
pernapasan:20x/menit dan suhu:36,5˚C. Tindakan keperawatan yang kedua pada
pukul 07.45 WIB mengkaji kekuatan otot pasien, respon subyektif pasien
mengatakan bersedia, dan respon obyektif didapatkan ekstermitas kiri pasien
bernilai 3 dan ekstermitas kanan pasien bernilai 5. Tindakan keperawatan yang
ketiga pada pukul 09.00 WIB latih dalam pergerakan ROM, respon subyektif
pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya sedikit bisa digerakkan, dan respon
obyektif pasien mengikuti program ROM. Tindakan keperawatan keempat pada
pukul 10.15 WIB dampingi dan bantu pasien dalam menggunakan alat bantu,
respon subyektif pasien mengatakan bersedia, dan respon obyektif pasien
tampak masih kesulitan dalam menyeimbangkan tubuhnya dan masih dibantu
keluarga. Tindakan keperawatan kelima pada pukul 11.00 WIB ajarkan pasien
cara mengubah posisi, respon subyektif pasien mengatakan bersedia mengikuti,
dan respon obyektif pasien kooperatif dengan bantuan keluarga. Tindakan
keperawatan keenam pada pukul 12.00 WIB kolaborasi dalam pemberian obat,
respon subyektif pasien mengatakan bersedia, dan respon obyektif injeksi
omeprazol 1x1 amp, aspilet 1x80mg, asam folat 3x1 tablet dan injeksi RL 20
tpm.
c. Tindakan Keperawatan Pada Hari Ke-3 Tanggal 06 Mei 2021
Tindakan keperawatan yang penulis lakukan pada hari ke-3 yaitu pada
pukul 08.00 WIB monitor keadaan umum dan tanda-tanda vital, respon
subyektif pasien mengatakan lemas dibadannya sudah sedikit berkurang, dan
respon obyektif pasien tampak sedikit segar tekanan darah: 160/80mmHg,
nadi:84x/menit, pernapasan:24x/menit dan suhu 36,1˚C. Tindakan keperawatan
kedua pada pukul 09.00 WIB mengkaji kekuatan otot, respon subyektif pasien
mengatakan bersedia, dan respon obyektif ektermitas kiri pasien bernilai 3 dan
ekstermitas kanan pasien bernilai 5. Tindakan keperawatan ketiga pada pukul
10.15 WIB latih dalam program ROM, respon subyektif pasien mengatakan
tangan dan kaki kirinya sedikit bisa digerakkan, dan respon obyektif pasien
mengikuti program ROM dan pasien tampak bersemangat. Tindakan
keperawatan keempat pada pukul 11.30 WIB dampingi dan bantu pasien dalam
menggunakan alat bantu, respon subyektif pasien mengatakan bersedia, dan
respon obyektif pasien tampak sedikit bisa menyeimbangkan tubuhnya dan
dibantu keluarga. Tindakan keperawatan kelima pada pukul 10.00 WIB ajarkan
pasien cara mengubah posisi, respon subyektif pasien mengatakan bersedia
mengikuti, dan respon obyektif pasien kooperatif dengan bantuan keluarga.
Tindakan keperawatan keenam pada pukul 12.00 WIB kolaborasi dalam
pemberian obat, respon subyektif pasien mengatakan bersedia, dan respon
obyektif injeksi omeprazol 1x1 amp, aspilet 1x80mg, asam folat 3x1 tablet dan
injeksi RL 20 tpm.
5. Catatan Perkembangan
a. Catatan perkembangan pada Ny.R pada hari ke-1 tanggal 04 mei 2021 pukul
07.45 WIB
Pada hari pertama didapatkan catatan perkembangan pasien dengan S:
pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya saat digerakkan terasa lemas dan
sakit. O: tampak tidak bisa menggerakkan kaki dan tangan kirinya, kekuatan
otot pasien dalam ekstermitas kiri atas dan bawah bernilai 3 dan kekuatan otot
pasien dalam ekstermitas kanan atas dan bawah pasien bernilai 5, sendi-sendi
pasien tampak kaku saat digerakkan. A: masalah belum teratasi. P: melanjutkan
intervensi monitor keadaan umum dan tanda-tanda vital, kaji kekuatan otot
pasien, latih pasien dalam pergerakan ROM, dampingi dan bantu pasien dalam
menggunakan alat bantu, ajarkan pasien cara mengubah posisi dan kolaborasi
dalam pemberian obat injeksi omeprazol 1x1 amp, aspilet 1x80mg, asam folat
3x1 tablet dan injeksi RL 20 tpm.

b. Catatan perkembangan pada Ny.R pada hari ke-2 tanggal 05 mei 2021 pukul
07.45 WIB
Pada hari kedua didapatkan catatan perkembangan pasien dengan S:
pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya saat digerakkan terasa lemas. O:
tampak tidak bisa menggerakkan kaki dan tangan kirinya, kekuatan otot pasien
dalam ekstermitas kiri atas dan bawah bernilai 3 dan kekuatan otot pasien dalam
ekstermitas kanan atas dan bawah pasien bernilai 5, sendi-sendi pasien tampak
kaku saat digerakkan. A: masalah belum teratasi. P: melanjutkan intervensi
monitor keadaan umum dan tanda-tanda vital, kaji kekuatan otot pasien, latih
pasien dalam pergerakan ROM, dampingi dan bantu pasien dalam menggunakan
alat bantu, ajarkan pasien cara mengubah posisi dan kolaborasi dalam
pemberian obat injeksi omeprazol 1x1 amp, aspilet 1x80mg, asam folat 3x1
tablet dan injeksi RL 20 tpm..

c. Catatan Perkembangan pada Ny.R pada hari ke-3 tanggal 06 mei 2021 pukul
09.00 WIB
Pada hari kedua didapatkan catatan perkembangan pasien dengan S:
pasien mengatakan sudah bisa mengangkat tangannya dan dapat melawan
tahanan dengan minimal. O: tampak tidak bisa menggerakkan kaki dan tangan
kirinya, kekuatan otot pasien dalam ekstermitas kiri atas dan bawah bernilai 4
dan kekuatan otot pasien dalam ekstermitas kanan atas dan bawah pasien
bernilai 5, sendi-sendi pasien tampak kaku saat digerakkan. A: masalah teratasi
sebagian. P: melanjutkan intervensimonitor keadaan umum dan tanda-tanda
vital, kaji kekuatan otot pasien, latih pasien dalam pergerakan ROM, dampingi
dan bantu pasien dalam menggunakan alat bantu, ajarkan pasien cara mengubah
posisi dan kolaborasi dalam pemberian obat injeksi omeprazol 1x1 amp, aspilet
1x80mg, asam folat 3x1 tablet dan injeksi RL 20 tpm..

6. Evaluasi keperawatan
Evaluasi hasil keperawatan pada Ny.R adalah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam pada tanggal 06 mei 2021 pukul 09.00 WIB
didapatkan data subyektif pasien mengatakan sudah bisa mengangkat tangan
dan kaki kirinya dan dapat melawan tahanan dengan minimal. Data obyektif
kekuatan otot dan sendi sedikit tidak kaku, kekuatan otot pasien pada ektermitas
atas dan bawah kiri bernilai 4 dan kekuatan otot pasien pada ekstermitas atas
dan bawah kanan bernilai 5. Analisa perkembangan pasien masalah teratasi
sebagian. Perencenaan lanjutan yaitu melanjutkan intervensi monitor keadaan
umum dan tanda-tanda vital, kaji kekuatan otot pasien, latih pasien dalam
pergerakan ROM, dampingi dan bantu pasien dalam menggunakan alat bantu,
ajarkan pasien cara mengubah posisi dan kolaborasi dalam pemberian
obatinjeksi omeprazol 1x1 amp, aspilet 1x80mg, asam folat 3x1 tablet dan
injeksi RL 20 tpm.
B. PEMBAHASAN

Pada sub bab ini penulis membahas dan menganalisis hasil dari laporan karya
tulis ilmiah gangguan mobilitas fisik pada Ny.R dengan Stroke Non Hemoragik
dimulai pada tanggal 04-06 Mei 2021 di Ruang Teratai Rsud Dr.R Soetijono Blora.
Pengelolaan ini mencakup lima tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, tindakan keperawatan,evaluasi
keperawatan.
1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang penulis lakukan pada Ny.R didapatkan data yaitu
pada pengkajian keluhan utama pasien. Keluarga pasien mengatakan tangan dan
kaki kirinya terasa lemas sejak 3hari yang lalu. Hal ini didukung teori menurut
Muttaqin (2014) yang menyatakan bahwa keluhan lemas anggota gerak kiri
terjadi akibat adanya kerusakan pada area motorik korteks bagian frontal,
kerusakan ini bersifat kontralateral artinya jika terjadi kerusakan pada hemisfer
kanan maka kelumpuhan otot pada sebelah kiri. Pasien juga akan kehilangan
kontrol otot volunter dan sensorik sehingga pasien tidak dapat melakukan
ekstensi maupun fleksi.
Pada pengkajian aktivitas / istirahat didapatkan data Ny. R memerlukan
bantuan dari orang lain pada semua aktivitasnya seperti makan, minum,
berpakaian, mandi, dan ambulasi dengan nilai ketergantungan 2 menurut
klasifikasi dari Dongoes (2015).

2. Diagnosa keperawatan
Dalam hal ini penulis membahas mengenai kesesuaian dan kesenjangan
antara teori dengan kasus serta alasan penulis dalam
menegakkan diagnosa keperawatan. Masalah yang muncul pada Ny.R sama
sesuai dengan teori menurut SDKI (2016) yaitu gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan kerusakan neuromusculer yang ditandai dengan tanda
mayor subjektifnya mengeluh sakit saat menggerakkan ekstremitas dan
objektifnya yaitu kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM) menurun.
Sedangkan tanda minor subjektifnya yaitu nyeri saat bergerak, enggan
melakukan pergerakan, merasa cemas saat bergerak dan objektifnya yaitu
sendi kaku, gerakan tidak terkoordinasi, gerakan terbatas, fisik lemah.
3. Intervensi keperawatan

Rencana keperawatan yang disusun oleh penulis pada kedua kasus


yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
gangguan mobilitas fisik teratasi dengan kriteria hasil pasien mampu
mempertahankan keutuhan tubuh secara optimal seperti pasien mampu
mempertahankan kekuatan otot, pasien mampu melakukan aktivitas secara
mandiri, pasien mampu meningkatkan pergerakan dalam mobilitas fisik, pasien
mampu menggunakan alat bantu jalan, namun dalam kriteria waktu tersebut
masalah gangguan mobilitas fisik belum teratasi. Hal ini belum sesuai dengan
prinsip SMART yaitu S (Spesific) dimana tujuan harus spesifik dan tidak
menimbulkan arti ganda. M (Measurable) dimana tujuan keperawatan dapat
diukur khususnya tentang perilaku pasien : dapat dilihat, didengar, diraba,
dirasakan, dan dibau. A (Achievable) dimana tujuan harus dapat dicapai. R
(Rasionable) dimana dapat dipertanggungjawabkan sec ara ilmiah. Dan T
(Time) mempunyai batasan waktu yang jelas. (Nursalam, 2014).
Perencanaan waktu selama 3x24 jam ini dilakukan dengan tujuan agar
dapat dicapai kriteria hasil dalam waktu kurang dari satu minggu dengan
didasarkan pada unsur etiologi atau tanda dan gejala gangguan mobilisasi
(Nursalam, 2014). Namun penentuan waktu ini kurang efektif dikarenakan
pada penderita stroke non hemoragik membutuhkan waktu perawatan lebih
lama dan berkelanjutan untuk mencapai kekuatan otot secara optimal.
Rencana keperawatan yang telah dirumuskan pada Ny.R untuk
mengatasi gangguan mobilitas fisik sama sesuai dengan teori menurut Tarwoto
(2015) dengan rasional yaitu mengkaji kemampuan motorik untuk
mengidentifikasi kekuatan otot dan kelemahan motorik. Rencana keperawatan
yang telah dilakukan pada Ny.R diharapkan gangguan mobilitas fisik teratasi,
namun dengan kriteria waktu tersebut masalah gangguan mobilitas fisik belum
teratasi. Hal ini disebabkan kriteria hasil tidak bisa diukur karena untuk masalah
penurunan kekuatan otot perkembangannya sangat kecil. Sebaiknya kriteria hasil
untuk gangguan mobilitas fisik salah satunya yaitu pasien dapat ikut serta dalam
program latihan dengan dipantau perawat atau didampingi keluarga.
4. Implementasi keperawatan
Permasalahan pertama dalam melakukan tindakan keperawatan adalah
keadaan psikis pasien dan juga perhatian kepada pasien menjadikan salah satu
indikator keberhasilan dalam merawat. Dengan adanya keluarga yang selalu
menemani dan memberi motivasi kepada pasien menjadi lebih tenang dan
juga tidak mengalami banyak stressor. Adanya keluarga juga bisa melihat
dan mempraktikan cara-cara melakukan ambulasi dini dan latihan Range Of
Motion (ROM).
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang
sesuai dengan perencanaan dapat dilakukan dengan baik namun masih ada
yang perlu dikuatkan yaitu dalam pendokumentasian tindakan asuhan
keperawatan. Pada kasus Ny. R penulis tidak mendokumentasikan lengkap 24
jam melainkan hanya satu kali siklus shift saja setiap harinya. Tetapi pada
kasus ini penulis telah melakukan pendelegasian kepada perawat dan teman
sejawat agar asuhan keperawatan yang diberikan tetap berkesimbungan.
Sehingga dalam hal ini penulis melakukan pembenaran seharusnya tindakan
keperawatan dilakukan 24 jam penuh dan secara berkelanjutan.
5. Catatan perkembangan
Hasil dari catatan perkembangan tindakan keperawatan pada diagnosa
keperawatan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
neuromuscular yang ditandai dengan pasien mengalami kelemahan fisik pada
ekstermitas kiri atas dan bawah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x7 jam pada Ny. R di ruang Teratai RSUD DR R SOETIJONO BLORA pada
tanggal 04 mei 2021 didapatkan data Ny. R dengan S: pasien mengatakan
tangan dan kaki kirinya saat digerakkan terasa lemas dan sakit. O: tampak tidak
bisa menggerakkan kaki dan tangan kirinya, kekuatan otot pasien dalam
ekstermitas kiri atas dan bawah bernilai 3 dan kekuatan otot pasien dalam
ekstermitas kanan atas dan bawah pasien bernilai 5, sendi-sendi pasien tampak
kaku saat digerakkan. A: masalah belum teratasi. P: melanjutkan intervensi
monitor keadaan umum dan tanda-tanda vital, kaji kekuatan otot pasien, latih
pasien dalam pergerakan ROM, dampingi dan bantu pasien dalam menggunakan
alat bantu, ajarkan pasien cara mengubah posisi dan kolaborasi dalam
pemberian obat injeksi omeprazol 1x1 amp, aspilet 1x80mg, asam folat 3x1
tablet dan injeksi RL 20 tpm. Catatan perkembangan pada tanggal 05 Mei 2021
didapatkan data Ny.R denganS: pasien mengatakan tangan dan kaki kirinya saat
digerakkan terasa lemas. O: tampak tidak bisa menggerakkan kaki dan tangan
kirinya, kekuatan otot pasien dalam ekstermitas kiri atas dan bawah bernilai 3
dan kekuatan otot pasien dalam ekstermitas kanan atas dan bawah pasien
bernilai 5, sendi-sendi pasien tampak kaku saat digerakkan. A: masalah belum
teratasi. P: melanjutkan intervensi monitor keadaan umum dan tanda-tanda vital,
kaji kekuatan otot pasien, latih pasien dalam pergerakan ROM, dampingi dan
bantu pasien dalam menggunakan alat bantu, ajarkan pasien cara mengubah
posisi dan kolaborasi dalam pemberian obat injeksi omeprazol 1x1 amp, aspilet
1x80mg, asam folat 3x1 tablet dan injeksi RL 20 tpm.Catatan perkembangan
pada tanggal 06 Mei 2021 didapatkan data Ny.Rdengan S: pasien mengatakan
sudah bisa mengangkat tangannya dan dapat melawan tahanan dengan minimal.
O: tampak tidak bisa menggerakkan kaki dan tangan kirinya, kekuatan otot
pasien dalam ekstermitas kiri atas dan bawah bernilai 4 dan kekuatan otot pasien
dalam ekstermitas kanan atas dan bawah pasien bernilai 5, sendi-sendi pasien
tampak kaku saat digerakkan. A: masalah teratasi sebagian. P: melanjutkan
intervensimonitor keadaan umum dan tanda-tanda vital, kaji kekuatan otot
pasien, latih pasien dalam pergerakan ROM, dampingi dan bantu pasien dalam
menggunakan alat bantu, ajarkan pasien cara mengubah posisi dan kolaborasi
dalam pemberian obat injeksi omeprazol 1x1 amp, aspilet 1x80mg, asam folat
3x1 tablet dan injeksi RL 20 tpm..

6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang dilakukan penulis menggunakan metode SOAP
(Subjective, Objective, Assesment, Planning). Kriteria hasil dalam evaluasi
penulis belum sepenuhnya tercapai dengan kriteria hasil yang diharapkan pada
teori. Pada kasus Ny.R pasien mengatakan sudah bisa mengangkat tangan dan
kaki kirinya dan dapat melawan tahanan dengan minimal, pasien mengikuti
program ROM, kekuatan
otot pasien pada ekstremitas kiri atas bawah bernilai empat,ekstermitas kanan
kanan atas bawah bernilai lima, sendi-sendi pasien tampak sedikit tidak kaku
saat digerakkan, pasien tampak sudah tidak kesakitan saat digerakkan. Jadi
masalah gangguan mobilitas fisik pada Ny. R teratasi sebagian.
Kesenjangan pada evaluasi ini diakibatkan perencanaan pada kasus
yang disusun oleh penulis selama 3x24 jam kurang efektif dalam mencapai
tujuan gangguan mobilisasi. Sehingga kriteria hasil yang diharapkan tidak dapat
tercapai seluruhnya. Oleh karena itu penulis melakukan pembenaran pada
penderita stroke non hemoragik membutuhkan perawatan lebih lama dan
berkelanjutan untuk mencapai kekuatan otot secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai