Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk social. Ia hanya dapat hidup berkembang dan berperan
sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah
satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia adalah
komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi
kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya
dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama
sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia, karena
itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi.
Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang dialaminya.
Orang memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya sendiri atau
lingkungan sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu sangat jelas dan mudah
dipahami orang lain, namun terkadang makna itu buram, tidak dapat dipahami dan
bahkan bertentangan dengan makna sebelumnya. Dengan memahami komunikasi
maka orang dapat menafsirkan peristiwa secara lebih fleksibel dan bermanfaat.
Profesor Wilbur Schramm menyebutnya bahwa komunikasi dan masyarakat
adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa
komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka
manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982).
Dunia kesehatan, terutama dunia kedokteran memang merupakan sebuah
profesi yang menuntut interaksi dan komunikasi yang tinggi di antara sivitasnya.
Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman tentang komunikasi itu sendiri dan
prinsip – prinsip yang terdapat di dalamnya sangatlah diperlukan. Ilmu komunikasi
sendiri adalah ilmu yang harus dipahami esensinya, dan terus menerus dilatih

1
sehingga dapat mencapai hasil yang diinginkan. Dengan memaparkan satu persatu
unsur – unsur yang ada dalam komunikasi, pelaku komunikasi dapat melihat dengan
lebih jelas lagi hal – hal yang perlu diterapkan dan tidak perlu diterapkan saat
berkomunikasi dengan orang lain, oleh karena itu, penulis membuat makalah ini agar
pihak – pihak yang membacanya dapat mendapatkan manfaat.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kemitraan komunikasi kesehatan
2. Untuk mengetahui cakupan komunikasi kesehatan.
3. Untuk mengetahui tujuan komunikasi kesehatan.
4. Untuk mengetahui komunikator kredibilitas.
5. Untuk mengetahui tipe kredibilitas komunikator.
6. Untuk mengetahui komunikator.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI KESEHATAN
Komunikasi kesehatan yaitu proses penyampaian pesan kesehatan oleh
komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan
untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan
yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani),
dan sosial.
Komunikasi kesehatan lebih sempit daripada komunikasi manusia pada
umumnya. Komunikasi kesehatan berkaitan erat dengan bagaimana individu
dalam masyarakat berupaya menjaga kesehatannya, berurusan dengan berbagai
isu yang berhubungan dengan kesehatan. Dalam komunikasi kesehatan, fokusnya
meliputi transaksi hubungan kesehatan secara spesifik, termasuk berbagai faktor
yang ikut berpengaruh terhadap transaksi yang dimaksud.
Dalam tingkat komunikasi, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang –
bidang seperti program – program kesehatan nasional dan dunia, promosi kes
Dalam konteks kelompok kecil, komunikasi kesehatan merujuk pada bidang –
bidang seperti rapat – rapat membahas perencanaan pengobatan, laporan staf, dan
interaksi tim medis.
Dalam konteks interpersonal, komunikasi kesehatan termasuk dalam
komunikasi manusia yang secara langsung mempengaruhi profesional –
profesional dan profesional dengan klien. Komunikalevasi kesehatan dipandang
sebagai bagian dari bidang – bidang ilmu yang relevan, fokusnya lebih spesifik
dalam hal pelayanan kesehatan.

3
B. CAKUPAN KOMUNIKASI KESEHATAN
Banyak sekali teori, model dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan.
Namun, semua model teoretik maupun praksis itu meliputi:
1. Komunikasi persuasif atau komunikasi yang berdampak pada perubahan
perilaku kesehatan.
2. Faktor-faktor psikologis individual yang mempengaruhi persepsi terhadap
kesehatan:
a) Stimulus (objekpersepsi) > sense organ dan pemaknaan stimulasi
(respons);
b) Bagaimana mengorganisir stimulus > berdasarkan aturan,
schemata dan label;
c) Interpretasi dan evaluasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman,
dll;
d) Memory; dan
e) Recall.
3. Pendidikan kesehatan (health education), yang bertujuan memperkenalkan
perilaku hidup sehat melalui informasi dan pendidikan kepada individu
dengan menggunakan aktivitas material maupun terstruktur.
Cakupan pendidikan kesehatan meliputi;
a. Jenis pendidikan profesional di bidang kesehatan (kurikulum dll).
b. Penjenjangan pendidikan profesi.
c. Pelatihan profesional (jenis ,jenjang dan kurikulum).
d. Pendidikan masyarakat (informasi)
e. SDM pendidik.
4. Pemasaran sosial yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah
perilaku positif melalui penerapan prinsip-prinsip pemasaran dengan
mengintervensi informasi kesehatan yang bermanfaat bagi komunitas.
5. Penyebarluasan informasi kesehatan; melalui media (sosialisasi informasi,
pendidikan,hiburan,opini,pemberitaaan,dll)

4
6. Advokasi, pendampingan melalui komunitas, kelompok, atau media massa
yang bertujuan untuk memperkenalkan:
a) kebijaksaan.
b) peraturan.
c) program-program untuk memperbaharui kesehatan.
7. Resiko komunikasi, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang
benar mengenai resiko yang dihadapi oleh masyarakat terhadap informasi
mengenai kesehatan, dan mengusulkan cara-cara untuk mengatasi
kesalahan informasi.
8. Komunikasi dengan pasien-meliputi informasi untuk seorang individu,
misalnya informasi yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu,
bagaimana memaksimalkan perawatan, pemberian terapi, atau
penyampian pendekatan alternative, termasuk dalam tema ini adalah
bagaimana melayani pasien secara komunikatif.
9. Informasi kesehatan untuk para konsumen – satu aktivitas komunikasi
yang ditunjukan kepada para individu-konsumen demi membantu individu
untuk memahami kesehatan individu, bagaimana individu membuat
keputusan yang berkaitan dengan kesehatan individu, kesehatan keluarga,
misalnya berhubungan dengan penyedia jasa kesehatan asuransi
kesehatan, atau aspek pemeliharaan kesehatan jangka panjang.
10. Merancang health entertain atau hiburan yang didalamnya mengandung
informasi kesehatan, yang meliputi pilihan jenis hiburan yang dijadikan
sebagai event untuk mengomunikasikan tema-tema mengenai kesehatan
individu maupun kesehatan masyarakat.
11. Komunikasi kesehatan yang interaktif yakni komunikasi kesehatan yang
dilakukan melalui media interaktif sehingga terjadinya dialog dan diskusi
antara sumber dengan penerima melalui media massa.

5
12. Strategi komunikasi, yang meliputi desain pilihan:
a) Komunikator kesehatan
b) Pesan-pesan kesehatan
c) Media kesehatan
d) Komunikan kesehatan (audiens-sasaran komunikasi)
e) Mereduksi hambatan komunikasi
f) Menentukan atau memilih konteks komunikasi kesehatan dll.

C. TUJUAN KOMUNIKASI KESEHATAN


1. Tujuan Strategis
Pada umumnya, program-program yang berkaitan dengan komunikasi
kesehatan yang dirancang dalam bentuk paket acara atau paket modul itu
dapat berfungsi untuk:
1) Relay information – meneruskan informasi kesehatan dari suatu
sumber kepada pihak lain secara berangkai (hunting).
2) Enable informed decision making – memberikan informasi akurat
untuk memungkinkan pengambilan keputusan.
3) Promote healthy behavior – informasi untuk memperkenalkan perilaku
hidup sehat.
4) Promote peer information exchange and emotional support –
mendukung pertukaran informasi pertama dan mendukung secara
emosional pertukaran informasi kesehatan.
5) Promote self-care – memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri
sendiri.
6) Manage demand for health servics – memenuhi permintaan layanan
kesehatan.
2. Tujuan Praktis
Menurut Taibi Kahler (Kahler Communications), Washington, D. C.
Courses Process Communication Model, 2003), sebenarnya secara praktis

6
tujuan khusus komunikasi kesehatan itu meningkatkan kualitas sumbr daya
manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat :
1. Meningkatkan pengetahuan – yang mencakup :
a) Prinsip-prinsip dan proses komunikasi manusia.
b) Menjadi komunikator – yang memiliki etos, patos, logos,
kredibilitas dan lain-lain.
c) Menyusun pesan verbal dan non-verbal dalam komunikasi
kesehatan.
d) Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan.
e) Menentukan segmen komunikan yang sesuai dengan konteks
komunikasi kesehatan.
f) Mengelola umpan-baik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai
dengan kehendak komunikator dan komunikan.
g) Mengelola hambatan-hambatan dalam komunikasi kesehatan.
h) Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan.
i) Prinsip-prinsip riset.
3. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan berkomunikasi efektif.
Praktis berbicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi, negosiasi,
menyelesaikan konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab
pertanyaan, argumentasi dan lain-lain.
4. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi.
a) Berkomunikasi yang menyenangkan, empati.
b) Berkomunikasi dengan kepercayaan diri
c) Menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik.
d) Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan.
e) Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang baik.

7
D. KREDIBILITAS KUMUNIKATOR
Menurut Jalaluddin Rakhmat kredibilitas adalah seperangkat persepsi
komunikate tentang sifat-sifat komunikator. Dalam definisi ini terkandung 2 hal
yaitu (1) Kredibilitas adalah persepsi komunikate, jadi tidak inheren dalam diri
komunikator ; (2) kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang
selanjutnya akan kita sebut sebagai komponen-komponen kredibilitas. (Rakhmat,
1994:257)
Kredibilitas secara sederhana dipahami sebagai sebuah rasa percaya, mengutip
wikipedia kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk
menimbulkan kepercayaan. Aplikasi umum yang sah dari istilah kredibilitas
berkaitan dengan kesaksian dari seseorang atau suatu lembaga selama
persidangan. Kesaksian haruslah kompeten dan kredibel apabila ingin diterima
sebagai bukti dari sebuah isu yang diperdebatkan.
“Kredibilitas menurut aristoteles, bisa diperoleh jika seorang komunikator
memiliki ethos, pathos, dan logos. Ethos ialah kekuatan yang dimiliki pembicara
dari karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapanya dapat dipercaya. Pathos ialah
kekuatan yang dimiliki seorang pembicara dalam mengendalikan emosi
pendengarnya, sedangkan logos ialah kekuatan yang dimiliki komunikator
melalui argumentasinya.”
Kredibilitas Komunikator : Seseorang mau menerima pesan-pesan
komunikasi dari komunikator adalah karena faktor kredibilitas
komunikatornya. Menurut Onong Uchjana Effendy kredibilitas adalah sifat yang
harus dimiliki oleh seorang komunikator, yakni apa yang dinyatakannya, baik
secara lisan maupun tulisan oleh komunikan dianggap benar dan memang benar
adanya. (Effendy, 1989:79)
Komponen kredibilitas yang paling penting adalah keahlian dan kepercayaan.
Keahlian adalah penilaian komunikan mengenai kemampuan, keceradasan,
pengalaman seorang komunikator. Komunikator yang dianggap mempunyai
keahlian yang tinggi biasanya akan lebih di hargai.

8
Seseorang disebut komunikator jika ia menyampaikan sesuatu kepada rang
lain. Komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan
pikirannya atau perasannya kepada orang lain. (Effendy, 1993 :14)
Prinsip umum kredibilitas komunikator.
Beberapa prinsip yakni : daya tarik, motif, kesamaan, dapat dipercayai,
kepakaran dan keaslian pesan.
1. Daya tarik.misalnya tertarik karena sama suku, sama agama, hjobi yang sama
atau komunikator tampil dengan pakaian dan asesoris yang menawan.
Daya tarik sosiologis antropologis.
Audiens tertarik pd komunikator karena mereka mempunyai status
sosial yg sama contoh ibu hamil istri prajurid akan lebih suka jika istri
komandan menjadi komunikator ketika menerangkan 4 sehat 5
sempurna.para ulama dalam menyampaikan program jumat
bersih.mahasiswa fkm asal konawe akan lebih mudah menjelaskan
tujuan kegiatan bakti sosial dokonawe dari pada mahasiswa fkm asal
buton.karena ada persamaan kultur ( daya tarik antropologis ).
Daya tarik psikologis.antara lain:
1. Daya tarik fisik.
Misalnya orang yg bertubuh tinggi, tegap dan besar lebih
disukai dari yg bertubuh pendek apalagi kurus. Wanita mungkin
lebih senang dgn komunikator pria dan sebaliknya.
2. Kesamaan.
Kesamaan.kesamaan atau similarity merupakan salah satu faktor
yg memudahkan penerimaan pesan oleh audiens. orang lebih
tertarik pada komunikator yg mempunyai banyak kesamaan dgn
dia missal nya minat, hobi, pilihan politik, asal sekolah, asal suku
bangsa, dan lain lain.
3. Keyakinan dan kepercayaan.
4. Sikap.

9
5. Kemampuan utk dibandingkan misalnya dalam sikap, kepribadian
dan lain2.
6. Derajad perbedaan.
7. Kedekatan lokasi geografis.
8. Kedekatan personal.

E. TIPE KEDIBILITAS KOMUNIKATOR


De vito mengemukakan bahwa ada tiga tipe kredibilitas komunikator yaitu :
1. Initial credibility, yakni inisial yg menunjukan status atau posisi
seseorang, misalnya jabatan, pangkat, gelar2 akademik atau
kebangsawanan dll.
2. Derived credibility, yakni sesuatu yg mengesankan bagi komunikan
tatkala komunikasi sedang berlangsung misalnya ttg kemampuan
intelektual, moral komunikator, ttg kompotensi hingga ke kemampuan utk
mengekspresikan kata2 melalui bahasa isyarat (non verbal )
3. Terminal credibility, yakni hasil yg diperoleh akibat dua tipe kredibilitas
terdahulu ( initial and derived) tingkat keterpengaruhan
Dimensi dan type kredibilitas komunikator.
Dimensi kredibilitas.
1. Compotence. Kemampuan komunikator yg diperlihatkan melalui kewenangan
( pangkat, jabatan, kepakaran ) dia tas suatu obyek yg sedang dipercakapkan.
2. Character, yg diperlihatkan oleh moral komunikator.
3. Intention, motif atau maksud yg mendorong komunikator mengatakan
sesuatu.
4. Personality, yakni pesan kedekatan (proximity) antara komunikan dan
komunikator.kesamaan psikologis, sosiologis, antropologis sering
mempengaruhi rasa kedekatan antara komunikan dgn komunikator.
5. Dynamics, yakni dinamika yg diperlihatkan oleh seorang komunikator.

10
6. Charisma, kualitas individu yg ditunjukan powerful language, social
sensitivity dan attractivennes.
7. Authority, komunikator yg memegang kekuasaan atau wewenang ttt lebih
dipercayai komunikan dari pada yg tidak mempunyai kekuasaan atau
wewenang.
8. Compliance, komunikan lebih mudah mengadopsi perilaku komunikator krn
hubungan diantara dua pihak diiming imingi oleh hukuman atau ganjaran.
9. Internalization, komunikan lebih mudah menerima suatu pesan yg
direkomendasikan komunikator krn informasi itu searah dgn nilai atau sikap
komunikan.
10. Identification, komunikan juga lebih mudah menerima suatu pesan yg
direkomendasikan komunikator krn informasi itu merupakan identifikasi
diri/pribadi komunikator.
11. Expertise, kepakaran yg melekat pada seorang komunikator, krn kepakaran
dalam subyek yg dipercakapkan atau yg dinformasikan akan memudahkan
komunikan percaya kpd komunikator.
12. Trustworthiness, hal yg dpt dipercayai merupakan penilaian komunikan
terhadap komunikator.artinya audiens lebih mudah menerima pesan dari
komunikator yg dipercayai.
13. Good will, audiens lebih mudah menerima pesan dari komunikasi yg menurut
dia mempunyai kebaikan ttt.
14. Emotional intelligence, kecerdasan emosional, yakni tampilan emosi sesuai
dgn konteks ttt, komunikator sangat mempengaruhi penerimaan pesan oleh
audiens.

11
Daniel goleman ( pakar kecerdasan emosional ) mengemukaan 5 karakteristik
kecerdasan emosional sbb :

1. Self awareness, suatu kesadaran seseorang atas emosi yg dia miliki, dan
kesadaran itu dpt membuat seseorang bisa mengartikulasikan emosinya
setepat tindakannya.
2. Managing emotions, bgm menggambarkan emosi secara tepat sesuai dgn
lingkungan (level) komunikasi atau konteks komunikasi.
3. Motivating your self, bgm mengelola emosi dan menjadikan emosi sebagai
faktor pendorong utk mencapai sesuatu yg dicita citakan.
4. Recognizing emotions in others, bgm seseorang mengakui emosi orang lain,
ini merupakan sikap empati atau memasuki perasaan orang lain.
5. Handling relationships, bgm seseorang menangani emosinya dalam relasi dgn
orang lain.

Tipe kredibilitas.
De vito mengemukakan bahwa ada tiga tipe kredibilitas komunikator yaitu :

1. Initial credibility, yakni inisial yg menunjukan status atau posisi seseorang,


misalnya jabatan, pangkat, gelar2 akademik atau kebangsawanan dll.
2. Derived credibility, yakni sesuatu yg mengesankan bagi komunikan tatkala
komunikasi sedang berlangsung misalnya ttg kemampuan intelektual, moral
komunikator, ttg kompotensi hingga ke kemampuan utk mengekspresikan
kata2 melalui bahasa isyarat (non verbal )
3. Terminal credibility, yakni hasil yg diperoleh akibat dua tipe kredibilitas
terdahulu ( initial and derived) tingkat keterpengaruhan.

F. KOMUNIKATOR
Komunikator adalah pihak yang mengirim pesan kepada khalayak. Dalam
khazanah ilmu komunikasi, komunikator (communicator) bisa juga bertukar peran

12
sebagai komunikan atau penerima pesan sehingga komunikator yang baik juga
harus berusaha menjadi komunikan yang baik. Seorang sumber bisa menjadi
komunikator/pembicara. Sebaliknya komunikator/pembicara tidak selalu sebagai
sumber. Bisa jadi ia menjadi pelaksana (eksekutor) dari seorang sumber untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak. Pengirim adalah orang yg menyuruh
untuk menyampaikan.
Komunikator dibagi dalam dua tipe utama:
1. Komunikator dengan Cintra Diri Sendiri (The Communicator’s Self Image)
Komunikator tipe ini lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri.
Proses pengiriman pesan didasarkan atas keinginan sang komunikator.
Mereka mengukur kesuksesan komunikasi dari segi kesuksesan mencapai
target sasaran secara kuantitatif.
Contoh :
Dalam sebuah seminar sekelompok panitia merasa berhasil dan bangga
ketika seminar itu dihadiri oleh banyak audience, tapi mereka tidak
memperdulikan apakah audience memahami apa yang disampaikan
komunikator atau apakah ada feedback atau respon dari audience.

2. Komunikator Dengan Citra Khalayak (The communicators image of


theaudience)

Komunikator dengan citra atau kepentingan khalayak adalah komunikator


yang mencoba memahami kebutuhan audiens. Mereka sedapat mungkin
memperoleh empati dengan hal-hal yang diinginkan oleh khalayak.

Komunikator tipe ini terbagi atas:

1. Paternalisme (paternalism). Hubungan antara komuikator dengan audiens


seperti hubungan ayah dan anak. Komunikator menganggap fungsi mereka
adalah untuk mendidik dan menginformasikan audiens, semenatara kebutuhan

13
subjektif, kepentingan dan kesukaan diri mereka tidak terlalu menjadi
perhatian.Contoh:Iklan layanan masyarakat, misalkan wajib belajar 9 tahun,
program KB dll
2. Spesialisasi (specialization) ini merupakan proses yang menjadikan
komunikator sebagai bagian dari khalayak yang kepentingan dan
kebutuhannya diketahui.
3. Profesionalisasi (profesionalization). Efek ini menyebabkan komunikator
berpikir bahwa mereka kompeten untuk memutuskan isi media dan
mengetahui lebih baik apa yang seharusnya dilakukan untuk khalayak.
4. Profesionalisasi (profesionalization). Efek ini menyebabkan komunikator
berpikir bahwa mereka kompeten untuk memutuskan isi media dan
mengetahui lebih baik apa yang seharusnya dilakukan untuk
khalayak.Contoh: Editor, Redaktur pelaksana sebuah majalah/Koran, Dosen
dll
5. Ritualisme (ritualism). Komunikator tidak melakukan apa pun yang melebihi
usaha mereka menciptakan keadaan menyenangkan audiens. Mereka
menjadikan kumunikasi sebagai alat untuk membangun atau memperkuat
kebersamaan diantara target khalayak. Contoh: Informasi Pelaksanaan kerja
bakti diLingkungan, ceramah dalam mimbar-mimbar keagamaan.

Syarat-Syarat Komunikator

Untuk menjadi seorang komunikator yang baik, terdapat beberapa hal yang perlu
dipahamiyakni:
1. seorang komunikator yang baik perlu menyusun dengan baik isi pesan yang
akan disampaikan, sehingga pesan tersebut mudah dimengerti oleh pihak
penerima.

14
2. Komunikator yang baik juga harus mengetahui mana media yang paling tepat
untuk mengirimkan pesan kepada penerima dan harus tahu bagaimana cara
mengantisipasi gangguan yang akan muncul pada proses pengiriman pesan.
3. komunikator yang baik akan bertanggung jawab memberikan tanggapan
terhadap umpan balik (feedback) yang disampaikan oleh pihak penerima
(receiver).

15
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN
Studi keilmuan komunikasi kesehatan terinspirasi oleh empat bentuk
gerakan yang dikemukakan oleh Armstrong (1983). Perhatian dunia terhadap
masalah kesehatan telah disepakati dalam berbagai perjanjian, kesepakatan
konferensi dan deklarasi. Ada banyak definisi dari komunikasi kesehatan. Salah
satu cakupan dalam komunikasi kesehatan ialah komunikasi persuasive yang
merupakan komunikasinyang berdampak pada perubahan perilaku kesehatan.
Strategis dan praktis merupakan bagian dari tujuan komunikasi kesehatan. Secara
garis besar, manfaat dalam mempelajari komunikasi kesehatan ialah memahami
interaksi antara perilaku kesehatan dengan individu. Dengan adanya kemajuan
teknologi, maka berbagai informasi kesehatan mudah diakses, seperti lewat sarana
internet.

B. SARAN
Tentunya dalam makalah ini, masih terdapat berbagai kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat memohon kritik dan saran dari pembaca agar pembuatan
makalah di waktu selanjutnya bisa dibuat menjadi lebih baik lagi. Semoga
makalah yang dibuat ini, bisa berguna dan bermanfaat.

16
DAFTAR ISI

Armstrong, D. 1933. Political Anatomy of the body: Medical Knowledge in


Britain in the Twentieth Century. Cambridge: Cambridge University Press.
Atkin, C and Wallack, L. 1990. Mass Communication and Public Health.
Newbury Park, CA: Sage Publications.
Finnegan, Jr., J. R and Wiswanath, K. 1990. Health and Communication: Medical
and Public Health Influences on the Research Agenda. Hillsdale, NJ:
Lawrence Erlbaum Associates
Liliweri, Alo. 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Markum, A.H.dkk. 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Fakultas
Kedokteran UI.

17

Anda mungkin juga menyukai