Anda di halaman 1dari 37

PRESENTASI KASUS

Demam Tifoid,
Anemia ec susp. Defisiensi Besi dd Penyakit Kronik
Gizi Baik

Oleh:
Gatria Sonia (I11110056)

PEMBIMBING
dr. Melissa Adriani Tjahyadi, Sp.A

K E PA N I T E R A A N K L I N I K I L M U A N A K
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
U N I V E R S I TA S TA N J U N G P U R A
RSUD ABDUL AZIZ
S I N G K AWA N G
2017
Penyajian kasus
Identitas

Nama : An. N
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 10 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jln. Sedau Pasar RT.02/01, Kec.
Singkawang Selatan.
Urutan Anak : Anak ke 3 dari 4 bersaudara
Tanggal MRS : 13 Mei 2017
Anamnesis

Keluhan Utama :
Demam sejak 6 hari SMRS
Demam menggigil terutama malam hari.
Diberikan obat penurun panas, membaik, namun
kemudian naik lagi.

6 hr SMRS 3 hr SMRS

Nyeri ulu hati, mual, muntah 2 kali berisi


makanan dan minuman.
Badan lemah dan nafsu makan berkurang.
Batuk dan pilek disangkal.
BAB dan BAK normal
Pasien tidak pernah dirawat di RS
Riwayat sebelumnya.
Riwayat keluhan serupa disangkal.
penyakit Riwayat Demam Tifoid disangkal.
dahulu Riwayat pucat, alergi dan asma
disangkal.

Riwayat anggota keluarga dengan


Riwayat keluhan serupa disangkal.
penyakit Riwayat alergi, asma, TB paru,
kejang ataupun penyakit jantung
keluarga bawaan dalam keluarga disangkal.
Antenatal care 4x di
puskesmas dan 2x di RS Abdul
Azis.
Riwayat Riwayat keluhan saat hamil (-)
-
Kehamilan Riwayat konsumsi obat dan
jamu disangkal.
Simpulan: Riwayat
kehamilan baik.

Pasien lahir cukup bulan


secara sectio caesaria ec SC
berulang. Berat badan lahir
Riwayat lupa.
kelahiran Bayi lahir langsung menangis,
ketuban putih jernih.
Simpulan: Riwayat
persalinan baik
ASI ekslusif 6 bulan.
MP-ASI bubur saring usia 6-9 bulan
Riwayat MP-ASI bubur lunak usia 9 bulan-1 tahun.
pemberian Makanan keluarga usia 1 tahun-sekarang
makanan Simpulan: Riwayat makan baik

Pasien mendapatkan imunisasi dasar lengkap


di puskesmas.
Riwayat Simpulan: Riwayat imunisasi dasar baik
imunisasi
Riwayat Tumbuh Kembang

Orang tua tidak ingat kapan pasien bisa mengangkat


kepala, tengkurap dan merangkak, namun pada usia
9 bulan pasien sudah bisa berdiri dan pada usia 1
tahun 1 bulan sudah bisa berjalan.
Dapat mengucapkan 2-3 kata pada usia 1 tahun.
Pasien tidak mengalami keterlambatan tumbuh
kembang bila dibandingkan dengan anak seusianya.
Simpulan: Riwayat tumbuh kembang baik
Riwayat Sosioekonomi, Tempat tinggal
dan Lingkungan

Ayah sebagai supir truk sawit.


Tinggal bersama orangtuadan saudara-saudaranya,
rumah terbuat dari semen, ventilasi dan
pencahayaan cukup.
Air untuk minum dan MCK berasal dari PDAM.
Pasien tinggal di lingkungan tidak padat penduduk ,
namun disekitar rumah terdapat sekolah dan banyak
warung makanan.
Simpulan : Riwayat Sosioekonomi dan tempat
tinggal dan lingkungan baik
Genogram

Keterangan : Pasien
Pemeriksaan FIsik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 86 x/menit, irama reguler
Frekuensi Nafas : 20 x/menit, reguler

Suhu : 37,7 0C
Antropometri

Berat Badan : 25 kg
Panjang Badan : 130 cm
Status Gizi :
BB / U : 78 %
PB / U : 94 %
BB/TB : 96 %
Simpulan : Status gizi baik

Simpulan: status gizi baik


Status Generalis

Kulit : Sianosis (-), peteki


(-), ikterik (-), ruam (-). Hidung : rhinorrhea (-),
Mata : Cekung (-), edema napas cuping hidung(-),
(-), konjungtiva Telinga : sekret (-), nyeri
anemis (+/+), sklera tekan tragus (-)
ikterik (-).

Mulut & Tenggorokan :


lidah kotor dengan Leher : Pembesaran
tepi kemerahan (+), kelenjar getah bening (-),
faring hiperemis (+), JVP tidak meningkat
Tonsil T1/T1, eritema (-)
Paru Jantung

Inspeksi: dada simetris, Inspeksi: iktus kordis tidak


retraksi suprasternal (-), terlihat
chest indrawing (-). Palpasi : iktus kordis teraba
Palpasi: frem taktil sama di di SIC IV garis
kedua lapang paru midklavikula sinistra
Perkusi: sonor di kedua Perkusi: sulit dilakukan
lapang paru Auskultasi: S1-S2 regular ,
Auskultasi: SND vesikuler gallop (-), murmur (-)
(+/+),wheezing (-/-),
rhonki (-/-) Simpulan: Jantung
normal
Simpulan: Paru normal
Abdomen
Inspeksi : simetris (+), scar(-)
Auskultasi : bising usus (+) 6x/menit
Palpasi : supel (+), nyeri tekan epigastrium
(+), hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen

Ekstremitas : akral hangat, oedema (-), CRT< 2


detik.
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan (5 tahun)


Hb 8,6 g/dl 10,7-14,7 g/dl
Hct 25,7 % 31-43 %
Leukosit 23.500 /uL 5500-15500 /uL
Trombosit 311.000/uL 217.000-497.000
Eritrosit 4,47 x 106/uL 3.7-5.7 x 106/uL (8 bulan-3 tahun)
Hitung jenis leukosit :
0/0/0/87/10/3 0-1/1-5/3-6/25-60/25-50/1-6
B/E/Bt/Sg/L/M
Widal Titer H :1/400
Titer O :1/400
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hasil
Eritrosit Mikrositik hipokrom, anisopoikilositosis (+), sel
target (+)
Leukosit kesan jumlah meningkat, left shift (+), neutofilia
(+), neutrofil hipersegmentasi (+)
Hitung jenis (Bas/Eos/Batang/Seg/Lim/Mono):
0/0/6/82/6/6
Trombosit Kesan jumlah cukup, morfologi normal
Kesimpulan Anemia mikrositik hipokrom dengan
leukositosis, shift to left, dan neutrofilia
Kesan Gambaran hematologi sesuai dengan sepsis.
Dd Anemia:
- Anemia penyakit kronis
- Anemia defisiensi besi
Saran Pemeriksaan uji fungsi hati
DAFTAR MASALAH:

Demam menggigil Konjungtiva anemis


terutama malam hari Tifoid tounge (+), faring
selama 6 hari hiperemis
Nyeri ulu hati Nyeri tekan epigastrium
Muntah Widal O 1/400, H 1/400,
Badan lemah belum dilakukan
Nafsu makan dan minum pemeriksaan serial
berkurang Anemia mikrositik
Konstipasi dan diare hipokrom
disangkal Leukositosis dengan
neutrofilia
Diagnosis

Faringitis Akut
DD/ Demam Tifoid

Anemia ec susp. defisiensi


besi

Gizi Baik
Tatalaksana

Non-medikamentosa Medikamentosa

IVFD RL 22 tpm makro


Rawat inap di RS
Inj. Kloramfenikol
Cek TTV/4 jam (100mg/kg.bb/hari)625
mg/6 jam
Kompres hangat bila Inj. Ranitidine
demam (T:38,5 c) (1mg/kg.bb/hari)25 mg / 12
jam IV
Diet makanan tinggi Inj. Paracetamol
(10mg/kg.bb/hari)250 mg/
kalori 8 jam IV
Edukasi Rencana transfusi PRC 150 cc
Multivitamin syr 1x1c
Prognosis

Prognosis pada pasien ini adalah


ad vitam : ad bonam,
ad function : ad bonam,
ad sanationam : ad bonam
Follow up
14/05/17 Demam (-), KU : tampak Demam IVFD RL 22 tpm
badan anak lemah tifoid makro
(HP-2)
masih lemah Kesadaran : Anemia Inj.
(+), nafsu Compos Mentis Kloramfenikol
Gizi
makan 625 mg/6 jam
TTV : HR :72 Baik
sudah ada, Inj. Ranitidine
x/menit,
batuk (-), 25 mg / 12 jam
pilek (-), RR: 20 x/menit IV
reguler
nyeri perut Inj. Paracetamol
<< T : 36,4oC 250 mg/ 8 jam
IV
Multivitamin syr
1x1cth
transfusi PRC
150 cc
Follow up
15/05/17 Demam (- KU : Tampak Demam IVFD RL 22
), badan sakit ringan tifoid tpm makro
(HP-3)
lemah (-), Kesadaran : Anemia Inj.
nafsu Compos Mentis Kloramfenikol
Gizi Baik
makan 625 mg/6 jam
TTV : HR :76
baik, Inj. Ranitidine
x/menit,
batuk (-), 25 mg / 12
pilek (-), RR: 20 x/menit jam IV
reguler
nyeri Inj.
perut (-). T: 36,5oC Paracetamol
Saturasi 98% 250 mg/ 8 jam
IV
Multivitamin
syr 1x1cth
Cek Darah
Lengkap
Follow up
16/05/17 Dema KU : Tampak sakit Demam IVFD RL 22 tpm
m (-), ringan tifoid makro
(HP-4)
nafsu Kesadaran : Compos Anemia Inj. Kloramfenikol
makan Mentis 625 mg/6 jam
Gizi
baik,
TTV : HR :76 x/menit, Baik Inj. Ranitidine 25
batuk mg / 12 jam IV
(-), RR: 20 x/menit reguler
Inj. Paracetamol
pilek (- T: 36,5oC 250 mg/ 8 jam IV
), nyeri Saturasi 98% (prn)
perut Multivitamin syr
Hasil DR
(-). 1x1cth
Laboratorium:
Acc BLPL
Hb : 10,8 g/dl
Cefixime tab
Hct : 32,4 % 2x100mg/10 hari
Leukosit : 9.700 /uL Multivitamin syr
Trombosit : 530.000/uL 1x1cth
Eritrosit : 4,47 juta/ L Paracetamol tab
Analisis kasus
Pendekatan Diagnosis Demam Tifoid

Demam naik secara Pem. Penunjang : Widal


bertahap tiap hari. Anak O (+) 1/400 dan H (+)
sering mengigau 1/400.
(delirium), malaise,
letargi , anoreksia, nyeri
kepala, nyeri perut, diare Kenaikan titer S.typhi titer O
ataukonstipasi, muntah, 1:200 atau kenaikan 4x titer
perut kembung. Sebagian fase akut ke fase konvalesens.
besar anak mempunyai Kriteria tunggal aglutinin O
lidah tifoid (PPM jilid I IDAI, lebih bernilai diagnostik dari
2009). pada aglutinin H. (PPM jilid I
IDAI, 2009; Bhutta, 2006).
Parameter 13/05/2017
Pada anak-anak yang lebih muda

WBC 23.500 /ul


` leukositosis sering terjadi
mencapai 20.000-25.000/ ul (Bhutta,
dan

2006). Leukositosis dapat juga


ditemukan paling sering pada anak-
HGB 8,6 g/dl anak dan pada 10 hari pertama dari
sakit (Louisiana Office of Public Health, 2007).
HCT 25,7%
Anemia pada demam tifoid
PLT 311.000/ul umumnya terjadi karena supresi
sumsum tulang, defisiensi besi atau
perdarahan usus.

Rerata subyek memperlihatkan hasil


laboratorium darah perifer normal.
Pada demam tifoid tidak selalu
ditemukan leukopenia. Sering hitung
leukosit dalam batas normal dan
dapat pula leukositosis, terutama
apabila disertai komplikasi lain
(Rampengan, 2013).
Terapi Medikamentosa Demam
Tifoid
Kloramfenikol (drug of choice) 50-100
mg/kgBB/hari,oral, atau IV dibagi dalam 4 dosis
selama 10-14 hari.
Amoksisilin 100 mg/kgBB.hari, oral atau IV selama
10hari.
Kotrimoksasol 6 mg/kgBB/hari, oral selama 10 hari.
Seftriakson 80 mg/kgBB/hari, IV atau IM, sekali
sehari selama 5 hari.
Sefiksim 10 mg/kgBB/hari, oral dibagi dalam 2 dosis
selama 10 hari.
Prognosis

2-4% dari anak-anak yang terinfeksi akan relapse


setelah respon klinis awal terhadap terapi. <2% dari
semua anak-anak yang terinfeksi berisiko untuk
menjadi karier (Bhuta, 2006).
Rentang relaps kloramfenikol 5-7% (Bhuta, 2006 dan WHO,
2003)
Pendekatan diagnosis Anemia

Pucat atau anemia penurunan kadar Hb di bawah


normal : anak 6 bulan-6 tahun Hb normal > 11g%,
anak di atas 6 tahun > 12g% sehingga terjadi
penurunan kemampuan darah untuk menyalurkan
oksigen ke jaringan.
Gejala Klinis Anemia Defisiensi Besi

Lemas, pucat dan cepat lelah


Sering berdebar-debar
Sakit kepala dan iritabel
Pucat pada mukosa bibir dan faring, telapak tangan
dan dasar kuku
Konjungtiva okuler berwarna kebiruan atau putih mutiara
(pearly white)
Adanya koilinikia, glositis dan stomatitis angularis
Papil lidah atrofi : lidah tampak pucat, licin, mengkilat,
merah, meradang dan sakit.
Jantung dapat takikardi
Jika karena infeksi parasit cacing akan tampak pot belly
Limpa dapat membesar tapi umumnya tidak teraba
Tatalaksana

Pemberian zat besi


Preparat besi diberikan sampai kadar Hb normal,

Dapat diberikan secara oral atau parentral dengan dosis 3-


5mg/kgBB di bagi dalam dua dosis,
Sulfas ferosus : 3 x 10mg/kgBB

Vitamin C : 3x100mg/hari untuk meningkatkan absorpsi besi

Transfusi darah
Di berikan bila kadar Hb < 6g/dl atau kadar Hb > 6g/dl
disertai lemah, gagal jantung, infeksi berat atau menjalani
operasi
Dalam bentuk suspensi sel darah merah (PRC)
Tatalaksana

Diet
Sumber hewani : hati, daging, ikan

Sumber nabati : bayam,gandum, kacang kedelai, beras

Kadar besi pada sumber hewani lebih tinggi di bandingkan


dengan nabati karena penyerapan besi nabati dihambat oleh
tannin, kalsium dan serat dan di percepat oleh vitamin C, HCl,
asam amino dan fruktosa
Makanan tinggi vitamin C : jeruk

Edukasi
Prognosis

Prognosa baik bila penyebab anemianya hanya


kekurangan besi saja dan diketahui penyebabnya
serta kemudian dilakukan penanganan yang
adekuat.
Gejala anemia dan manifestasi klinisnya akan
membaik dengan pemberian preparat besi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai