Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) DALAM


PENGAMBILAN KEPUTUSAN”
Dosen Pengampu : M.T. Ghifary,S.AB,M.PSDM
(Disusun untuk memenuhi tugas SIM)

Disusun oleh :
1. (

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERDEKA PASURUAN
Tahun 2023
Daftar Isi
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Sistem Informasi
Manajemen” yang berjudul “Peran SIM Dalam Pengambilan Keputusan” ini tepat
pada waktunya.

Makalah ini berisikan informasi tentang konsep dan pengambilan keputusan


SIM, peranan SIM, karakteristik SIM. Sehingga dapat membantu menyelesaikan
makalah ini dan khususnya kepada Bapak M.T. Ghifary,S.AB,M.PSDM. selaku
dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen yang telah membimbing dan
mengajar kami.

Dan tak lupa kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan dalam penulisan makalah
perencanaan sumber daya manusia ini. Demikian makalah ini kami buat, jika ada
kekurangan dalam penyusunan. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pasuruan, 13 Maret 2023


Penyusun,

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN

Sekarang,informasi dipandang sebagai hal yang vital dalam semua bidang


kehidupan, seperti pakaian, makanan, dan tempat tinggal. Informasi dalam jumlah
besar. memiliki Dapat mengguncang semua bidang kehidupan masyarakat,
termasuk kawasan ini ekonomi, sosial dan budaya, serta pengetahuan dan
teknologi.

Informasi Data adalah semua jenis korespondensi yang mampu


menambah pengaturan dan informasi yang berguna bagi penerima laporan hal
itu seperti udara yang berhembus melalui suatu organisasi. Fakta ilustratif
berfungsi sebagai motivasi laporan realitas peristiwa tertentu. Data masih dalam
keadaan mentah, tidak dapat memberi tahu kita apa pun. Alhasil, harus diproses
lebih lanjut. Data diolah dengan menggunakan contoh buat membentuk liputan.
Sistem liputan sesungguhnya merupakan Sebuah subsistem bagian kecil dari
gambaran yang lebih besar. Konstruksi dan pengoperasian sistem pelapisan
memerlukan penggunaan sistem atau subsistem lainnya. alat cakupan adalah
sistem kedua setelah subsistem tertentu organisasi. Fungsionalitas yang
konsisten dengan subsistem lain bergantung sepenuhnya pada peran organisasi.
Subsistem biasanya dijelaskan dalam aktivitas dan disinkronkan menurut
organisasi dengan bantuan departemen berpemilik.

Fungsi sistem informasi adalah untuk mengontrol dan mengatur kegiatan


subsistem- subsistem dalam organisasi untuk mendukung organisasi dalam
mencapai tujuannya. Setiap anggota organisasi perlu menetapkan
cakupan demi bagian sesuai dengan pekerjaan mereka, dan sistem cakupan akan
mengoordinasikan kebutuhan sesuai dengan masing-masing individu.
Pendekatan sistem sangat bergantung pada sinkronisasi ini. dalam
kesehariannya, sistem pertanggungan akhir dimaksudkan untuk menyediakan
kebutuhan dasar baik bagi mereka yang memiliki tingkat ekonomi dan
pendidikan rendah maupun individu dengan tingkat ekonomi dan pendidikan
tinggi di semua bidang masyarakat.

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem informasi manajemen ( SIM ) adalah salah satu dari lima subsistem
utama CBIS. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua
manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan.
Subunit dapat didasarkan pada area fungsional atau tingkatan manjemen. SIM
menyediakan informasi bagai pemakai dalam bentuk laporan dan output dari
berbagai simulasi model matematika. Laporan dan output model dapat
disediakan dalam bentuk tabel atau grafik. Pengaruh perilaku selalu penting
bagi kinerja sistem informasi, tetapi terutama penting bagi sistem informasi
organisasi seperti SIM. Para manajer dan spesialis informasi dapat membuat
program yang dirancang untuk mengubah dampak negatif dari pengaruh
perilaku menjadi hasil yang positif. SIM mencerminkan suatu sikap para
eksekutif yang menginginkan agar komputer tersedia untuk semua pemecah
masalah perusahaan. Ketika SIM berada pada tempatnya dan berfungsi seperti
yang diinginkan, SIM dapat membantu manajer dan pemakai lain di dalam
dan di luar perusahaan mengidentifikasi dan memahami masalah.
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Sistem informasi merupakan aplikasi komputer untuk
mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer,
perangkat lunak, dan data. Sistem Informasi Manajemen adalah kunci dari bidang yang
menekankan finansial dan personal manajemen. Sistem Informasi Penjualan adalah
suatu sistem informasi yang mengorganisasikan serangkaian prosedur dan metode yang
dirancang untuk menghasilkan, menganalisa, menyebarkan dan memperoleh informasi
guna mendukung pengambilan keputusan mengenai penjualan.
Secara teknis sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan komponen
yang saling berhubungan, mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan
dalam suatu organisasi. Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi 2, sistem informasi
manual dan sistem informasi berbasis komputer (CBIS). CBIS atau selanjutnya disebut
sistem informasi (SI) adalah jenis sistem informasi yang menggunakan computer.
Pengertian system informasi menurut para ahli : “Definisi Sistem Informasi -
Menurut Mc leod Sistem Informasi merupakan sistem yang mempunyai kemampuan
untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan menggunakan berbagai media
untuk menampilkan informasi”. “Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang
mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan –
laporan yang diperlukan. (Tata Sutabri, S.Kom., MM, 2005:36)”.

2.1.1 Konsep Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Informasi Manajemen


Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam pemecahan
masalah untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan. Dalam manajemen,
pengambilan keputusan (decision making) memegang peranan penting karena
keputusan yang diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus
dilaksanakan oleh bawahannya atau organisasi yang ia pimpin. Kelalaian dalam
mengambil keputusan bisa merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada
kerugian uang. Ada masalah yang mudah diselesaikan ada pula masalah yang sulit,
tergantung besarnya masalah dan luasnya dengan beberapa faktor. Model yang
bermanfaat dan terkenal sebagai kerangka dasar proses pengambilan keputusan yang
dikemukakan oleh Herbert A. Simon terdiri atas tiga tahap, yaitu:
1.Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang
diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat memecahkan
masalahnya
2.Perancangan
Menemukan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat
digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan
cara pemecahan dan mengetahui apakah data pemecahan tersebut dapat dilaksanakan
3.Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan
dan dilaksanakan
Berdasarkan kerangka dasar tersebut, maka dalam mengambil keputusan
secara efektif maka diperlukan beberapa tahap agar keputusan yang diambil dapat
membantu pencapaian tujuan organisasi. Berikut tahapan proses pengambilan keputusan
:
Tahap 1 :
Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manajer sering menghadapi kenyataan
bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukakan atau bahkan sering hanya
mengidentifikasi masalah, bukan penyebab dasar. Para manajer dapat mengidentifikasi
masalah dengan beberapa cara. Pertama, manajer secara sistematis menguji hubungan
sebab-akibat. Kedua, manajer mencari penyimpangan atau perubahan dari yang
“normal”
Tahap 2 :
Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan
merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah Manajer harus menentukan data-data
apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan kemudian mengolah
data tersebut hingga menjadi informasi yang relevan.
Tahap 3 :
Pengembangan alternatif-alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif
keputusan pertama yang “feasible” sering menghindarkan manajer dari pencapaian
penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer. Pengembangan sejumlah alternatif
memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu
cepat dan membuat keputusan yang efektif.
Tahap 4:
Evaluasi alternatif-alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif
manajer harus mengevaluasi sekumpulan alternatif, manajer harus mengevaluasi untuk
menilai efektifitas setiap alternatif
Tahap 5 :
Pemilihan alternatif terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai
alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manajer dan
faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan manajer
Tahap 6 :
Implementasi Keputusan. Setelah alternative terbaik terpilih, para manajer harus
membuat rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dan masalah yang mungkin
dijumpai dalam penerapan keputusan. Dalam hal ini, manajer perlu memperhatikan
berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan..
Disamping itu, pada tahap implementasi keputusan manajer juga perlu menetapkan
prosedur laporan kemajuan periodik dan mempersiapkan tindakan korektif bila masalah
baru muncul dalam pembuatan keputusan, serta merancang peringatan dini untuk
menghadapi berbagai kemungkinan.
Tahap 7 :
Evaluasi hasil-hasil Keputusan. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor.
Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan
keputusan memberikan hasil yang diinginkan.
Diharapkan dengan melakukan proses pengambilan keputusan secara tepat dapat
mampu mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan sehingga usaha
pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif.
2.1.3 Peran Sim Pada Pengambilan Keputusan di dalam Organisasi
Dukungan sistem informasi manajemen pada pembuatan keputusan dalam suatu
organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan proses pembuatan keputusan, yaitu
pemahaman, perancangan (design), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan
pengolahan, file komputer maupun non komputer. Pada tahap pemahaman hubungannya
dengan SIM adalah pada proses penyelidikan yang meliputi pemeriksaan data baik
dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan
kedua cara tersebut. Sistem Informasi sendiri harus meneliti semua data dan
mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi-situasi yang jelas menuntut
perhatian.
Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk
masalah-masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi
tingkat atas sehingga masalahmasalah tersebut dapat ditangani. Pada tahap ini juga perlu
ditetapkan kemungkinankemungkinannya. Dukungan SIM memerlukan suatu data base
dengan data masyarakat, saingan dan intern ditambah metode untuk penelusuran dan
penemuan masalah-masalah. Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM
adalah membuat model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta
memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus
membantu menganalisis alternatif-altematif.
Dukungan SIM terdiri dari perangkat lunak statistika serta perangkat lunak
pembuatan model lainnya. Hal ini melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model,
dan sistem pencarian kembali data base. Pada tahap pemilihan, SIM menjadi paling
efektif apabila hasil-hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong
pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, maka peranan SIM berubah
menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian. Dukungan SIM
pada tahap pemilihan adalah memilih berbagai model keputusan melakukan analisis
kepekaan (analisis sensitivitas) serta menentukan prosedur pemilihan.
Dukungan SIM untuk pembuatan keputusan terdiri dari suatu database yang
lengkap, kemampuan pencarian kembali database, perangkat lunak statistika dan
analitik liainnya, serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model-
model keputusan. Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman yang
menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan.
Istilah pemahaman di sini mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian
pada proses perancangan serta pada proses pemilihan. Sering orang menyatakan bahwa
komputer akan mengambil keputusan, ini merupakan suatu pemyataan yang salah
kaprah dan tidak mengetahui letak peranan komputer serta bagaimana suatu proses
pengambilan keputusan dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya dapat diambil atau
dilakukan oleh manusia.
Dukungan SIM pada tahapan penelusuran dapat dilakukan menggunakan perangkat
lunak untuk penelusuran masalah. Pada tahapan ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan
adalah mencari atau menyaring keadaan lingkungan organisasi baik internal maupun
eksternal untuk menunjukkan adanya peluang dan masalah. Jenis-jenis peluang atau
masalah yang ditemukan pada tahapan penelusuran dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
A. Peluang, meliputi:
1) Peluang untuk laba
2) Peluang untuk pengurangan resiko masyarakat
3) Peluang untuk pelayanan
B. Masalah, meliputi:
1) Masalah yang mempengaruhi permintaan akan barang/jasa
2) Masalah yang mempengaruhi prestasi
3) Masalah resiko
Sistem informasi untuk mengidentifikasi peluang atau masalah memerlukan
unsur
sebagai berikut:
A. Basis data, meliputi:
1) Basis data masyarakat
2) Basis data lingkungan
3) Basis data lingkungan persaingan
4) Basis data intern organisasi
B. Pengolahan dan penelusuran
1) Penelusuran terstruktur yang kontinyu
2) Penelusuran terstruktur yang khusus (adhoc)
3) Penelusuran tidak terstruktur yang khusus
4) Penelusuran tidak terstruktur yang khusus memerlukan kemampuan SIM untuk
menyediakan
Sarana pencarian kembali data-data secara langsung (on line)
C. Laporan, meliputi:
1) Keluaran yang langsung untuk perangkat lunak tahapan desain
2) Keluaran yang menyatakan desain keputusan
3) Keluaran yang menyatakan langkah pilihan keputusan yang harus diikuti
4) Keluaran yang menyatakan suatu pemecahan atau peluang yang mungkin tetapi
tanpa indikator-indikator tindakan mendatang

2.1.4 Karakteristik SIM:


a. SIM sangat bergantung pada ketersediaan data seluruh perusahaan dan arus
informasi yang dimiliki perusahaan.
b. SIM biasanya tidak dapat menganalisis masalahnya.
c. SIM Mempertimbangkan perkembangan organisasi di masa depan, hal ini
membutuhkan perencanaan yang sangat cermat dan panjang.
d. SIM biasanya berfokus pada data yang telah atau akan terjadi, bukan data yang
akan terjadi.
e. SIM juga berfokus pada data di dalam organisasi dan data di luar organisasi.
f. SIM Karena banyak laporan yang sudah dikemas sebelumnya, seringkali tidak
cukup fleksibel. Membantu manajer terstruktur dalam hal tingkat operasional,
tingkat kontrol dan rencana manajemen senior.
g. SIM bertujuan untuk memberikan laporan operasi harian untuk memberikan
informasi untuk pengendalian operasi yang lebih baik.

2.1.5 Peluang Baru Dengan Teknologi Informasi


Perusahaan-perusahaan saat ini memiliki peluang untuk menciptakan website
yang reliabel dan strategi-strategi yang dapat mendukung e-commerce dan e-
business. Lebih mendalam, pendapatan, liabilitas, reputasi, kesan merek dan bahkan
kemampuan perusahaan untuk bertahan. Pengembangan sistem informasi yang baru
membutuhkan suatu perencanaan sistem teknologi informasi. Pembuatan
perencanaan strategis sistem teknologi informasi adalah sebagai langkah awal dalam
membuat perencanaan sistem teknologi informasi. Pada tahap awal penelitian
dilakukan studi literatur tentang sistem informasi dan perencanaan strategis sistem
teknologi informasi. Tahap selanjutnya dilakukan pengumpulan data dan informasi
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Tahap berikutnya dilakukan analisis bisnis dan
analisis sistem teknologi informasi. Analisis bisnis yang dilakukan adalah analisis 5
competitive forces model Porter, analisis Strength Weaknesses Opportunity Threaths
(SWOT), analisis value chain. Analisis sistem teknologi informasi yang dilakukan
adalah analisis Information System Strategic Grid model McFarlan dan analisis
kesenjangan. Bagian akhir analisis dilengkapi dengan rekomendasi strategi untuk
pengembangan sistem teknologi informasi. Perbandingan antara kondisi sistem
teknologi informasi XYZ dan kedua kompetitornya, yaitu THF dan MAF, dari segi
teknis dan spesifikasinya adalah tidak jauh berbeda.

2.1.6 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan di dalam SIM (Sistem


Informasi Manajemen)

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)


Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah
sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil
keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan
masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu
pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-
model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang
akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang memiliki
kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan
yang semi atau tidak terstruktur. DSS menggabungkan sumber daya
intelektual seorang individu dengan kemampuan komputer dalam rangka
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS diartikan sebagai
tambahan bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas
kapabilitas,namun tidak untuk menggantikan pertimbangan manajemen
dalam pengambilan keputusannya.
Dalam suatu penelitiannya Steven S. Alter mengembangkan satu
taksonomi dari enam jenis DSS yang didasarkan pada tingkat dukungan
pemecahan masalah.
Jenis DSS yang memberikan dukungan yang sedikit lebih tinggi memungkinkan
baginya menganalisis seluruh isi file mengenai tingkat penyerapan anggaran pada
unit-unit lain yang terkait. Contohnya adalah laporan gaji bulanan pegawai yang
disiapkan dari file gaji. DSS juga memungkinkan para manajer untuk melihat
dampak-dampak yang mungkin timbul dari berbagai keputusan yang diambil yang
disebut model yang dapat memperkirakan dampak sebuah keputusan.
DSS dimaksudkan untuk melengkapi sistem informasi manajemen dalam
meningkatkan pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen terutama
menyajikan informasi mengenai kinerja aktivitas untuk membantu manajemen
memonitor dan mengendalikan kegiatan.
Decision Support Systems meliputi berbagai komponen yang termuat di
dalam sistem pendukung ini, yaitu:
*DSS database:
Kumpulan data berjalan atau historis dari sejumlah aplikasi yang digunakan
untuk menanyakan dan menganalisis data. Database ini dapat berupa PC
database atau massive database.
* DSS software system:
Kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data,
seperti: On-Line Analytical Processing (OLAP) tools, datamining tools.
Model ini dapat berupa model fisik (model rancangan ruang kerja, taman,
dan model pesawat terbang), model perhitungan matematika (seperti:
persamaan, alogaritma, anuitas, cicilan bunga kredit), atau model verbal
(seperti: deskripsi suatu prosedur untuk penulisan suatu perintah
kerja/order).
Group Decision Support System (GDSS)
Group Decision Support System (GDSS) Sebuah interaktif, sistem
berbasis komputer yang memfasilitasi penyelesaian masalah yang tidak
terstruktur dengan serangkaian pembuat keputusan bekerja bersama sebagai
sebuah kelompok. Terutama kelompok manajer, dalam menganalisa situasi
masalah dan dalam pengambilan keputusan kelompok melakukan tugas.
Sistem Pendukung Keputusan kelompok yang berusaha memperbaiki
komunikasi di antara para anggota kelompok dengan menyediakan
lingkungan yang mendukung dan mendukung para pengambil keputusan
dengan perangkat lunak GDSS yang disebut groupware.
Group Dukung Systems telah datang ke komputer berarti perangkat lunak
dan perangkat keras yang digunakan untuk mendukung fungsi dan proses
kelompok
konsep DDS.
Pengaturan Lingkungan GDSS Ruang Keputusan, merupakan
pengaturan untuk rapat kelompok kecil secara tatap muka. Ruangan
tersebut medukung komunikasi melalui kombinasi perabot, peralatan dan
tata letak. Jaringan Keputusan Setempat (LAN), jika kelompok kecil tidak
mungkin bertemu secara tatap muka, maka para anggota dapat berinteraksi
melalui jaringan.
Pertemuan Legislatif, jika kelompok terlalu besar untuk ruang keputusan,
maka pertemuan legislative diperlukan. Konferensi Bermedia Komputer,
beberapa aplikasi kantor virtual memungkinkan komunikasi antara
kelompok-kelompok besar dengan anggota yang tersebar secara geografis.
Kemiripan Antara GDSS dan DSS
a. Keduanya menggunakan model, data dan perangkat lunak yang user-
friendly
b. Keduanya interaktif dengan “bagaimana-jika” kemampuan
c. Keduanya menggunakan data internal dan eksternal
d. Keduanya memungkinkan pembuat keputusan untuk mengambil peran aktif
e. Keduanya memiliki sistem fleksibel
f. Keduanya memiliki output grafis
Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive Support
Systems (ESS)
Dalam sistem pendukung pengambilan keputusan eksekutif istilah
executive support system (ESS) sering dipertukarkan dengan executive
information system (EIS). Namun, ada juga yang membedakan keduanya.
Jika dibedakan, EIS sering didefinisikan sebagai sistem informasi berbasis
komputer yang menyajikan kebutuhan informasi eksekutif puncak. Sistem
ini memberikan akses cepat atas informasi dan laporan manajamen. Di sisi
lain, ESS adalah sistem pendukung komprehensif yang mempunyai
kemampuan lebih dari EIS. ESS menyangkut juga sistem komunikasi,
otomatisasi kantor, dukungan analisis, dan intelejensia.
ESS dibangun terutama untuk menyajikan gambaran operasional
suatu organisasi:
 melayani kebutuhan informasi eksekutif puncak
 menyajikan tampilan yang akrab di pengguna, sesuai dengan tipe keputusan
individu, menyajikan penelusuran dan pengendalian yang tepat waktu dan efektif.
 menyajikan akses cepat atas informasi rinci dengan teks, angka, atau grafik.
 mengindentifikasikan masalah.
 serta menyaring, mengkompres, dan melacak data dan informasi kritikal.

Karakteristik utama yang dimiliki ESS adalah kemampuan melihat rincian,


menginformasikan faktor keberhasilan kritikal (critical success factors), akses
status, analisis, pelaporan eksepsi (exception reporting), penggunaan warna,
navigasi informasi, dan komunikasi.

Sistem Pakar – Expert Systems (ES)


Para ahli atau pakar biasanya memiliki pengetahuan (knowledge)
dan pengalaman khusus untuk masalah tertentu. Mereka paham betul
alternatif pemecahan, kemungkinan keberhasilannya, serta keuntungan dan
kerugian yang mungkin timbul. Mereka biasanya digunakan oleh instansi
untuk memberi nasehat atas masalah tertentu, seperti pada Departemen
Pertahanan masalah pembelian peralatan militer yang teknologinya
canggih, penyelesaian tuntutan pembubaran Bisnis TNI,
perampingan/reorganisasi departemen, dan strategikomunikasi dengan
media massa. Makin tidak terstruktur masalahnya, makin spesialis nasehat
yang dibutuhkan dari mereka.
Expert systems (ES) mencoba untuk meniru pengetahuan pakar
tersebut. Sistem ini biasanya digunakan jika organisasi harus memberikan
keputusan atas suatu masalah yang kompleks. Secara khusus, ES adalah
paket komputer untuk memecahkan atau mengambil keputusan atas suatu
masalah spesifik atau terbatas, yang kemampuan pemecahannya dapat sama
atau melebihi suatu tingkat kemampuan seorang pakar.
ES bisa dibagi dalam dua bagian: lingkungan pengembangan
(development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation
environment). Lingkungan pengembangan digunakan oleh pengembang ES
untuk membangun komponen komponen ES dan menempatkan
pengetahuan (knowledge) pada basis pengetahuan (knowledge base).
Lingkungan konsultansi digunakan oleh non-pakar untuk memperoleh
pengetahuan dan nasehat para pakar yang disimpan di sistem.
Tiga komponen utama yang biasanya ada dalam ES adalah basis pengetahuan,
mesin inferensi (inference engine), dan tampilan pengguna (user interface).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknologi informasi merupakan peluang bagi sistem akuntansi manajemen
kontemporer. Pertama, teknologi informasi digunakan untuk mekanisasi tugas
akuntan manajamen, seperti pelaporan, pengumpulan data. Teknologi informasi
dalam bentuk yang berbeda diintegrasikan ke dalam peralatan produksi, dimana
data yang dihasilkan akan disimpan secara otomatis. Hal ini tentu saja akan
mempercepat laporan yang berkaitan dengan produksi. Kedua, teknologi
informasi saat ini memungkinkan untuk menyediakan database yang lebih
kompleks sehingga sistem akuntansi manajemen dapat menyajikan informasi
nonkeuangan, misalnya informasi yang berkaitan dengan produk, konsumen,
proses produksi. Informasi ini memudahkan para manajer dalam memonitor dan
menganalisis operasi mereka. Ketiga, teknologi informasi memungkinkan
dibuatnya rencana yang disesuaikan dengan situasi. Simulasi dan skenario
bagaimana jika (what if) yang dapat disajikan oleh teknologi informasi dapat
menyediakan berbagai alternatif dari konsekuensi suatu keputusan, sehingga
memungkinkan sistem akuntansi manajemen kontemporer menyajikan informasi
yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Keempat, teknologi informasi
memungkinkan sistem akuntansi manajemen kontemporer untuk berperan dalam
menyajikan informasi biaya stratejik. Peluang tersebut mengindikasikan bahwa
teknologi informasi memberikan tantangan yang menarik bagi para akuntan
manajemen. Teknologi informasi yang berkembang demikian cepat sudah
seharusnya memotivasi akuntan manajemen untuk terus menerus mengikuti
perkembangan teknologi informasi yang baru agar dapat secara cepat beradaptasi
dan memanfaatkan teknologi tersebut secara maksimal bagi kepentingan
organisasi tempat mereka bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

https://graduate.binus.ac.id/2021/02/04/peran-manajemen-sistem-informasi-bagi-
perusahaan/
https://www.jtanzilco.com/blog/detail/232/slug/konsep-pengambilan-keputusan-
dalam-sistem-informasi-manajemen
http://saifulrahman.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/Materi-3.pdf
https://nasrultugas.wordpress.com/2016/12/06/sistem-pendukung-pengambilan-
keputusan-di-dalam-sim-sistem-informasi-manajemen/#:~:text=Sistem
%20pendukung%20ini%20membantu%20pengambilan,keputusan%20yang
%20semi%20atau%20tidak

Anda mungkin juga menyukai