Anda di halaman 1dari 27

Nama : Novi Yuliyanti

Nim : 43217110161

Sistem Informasi Manajemen


Latar Belakang
Sistem Informasi Manajemen (SIM. Dalam bayangan mungkin berhubungan dengan
perusahaan-perusahaan. besar. Pendapat ini memang tak salah, namun SIM juga tak hanya
sering digunakan oleh perusahaan, lembaga pendidikan seperti universitas juga menggunakan
SIM. Sebenarnya apakah SIM itu?

SIM adalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang
secara rasional mampu menstransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan berbagai
cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer dasar kriteria
mutu yang telah ditetapkan . Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis
komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama.
Dalam teori SIM, komputer bukan prasyarat mutlak bagi sebuah SIM, namun dalam praktek SIM
yang baik tidak akan ada tanpa bantuan kemampuan pemrosesan computer. Bagaimanapun untuk
melakukan koordinasi dalam SIM akan lebih terbantu jika melibatkan computer.

Berbagai perusahaan kini memerlukan SIM. Dengan pengelolaan SIM yang tepat, tentunya
perusahaan berikut akan berkembang. Namun meskipun telah mengeluarkan biaya yang besar,
pengembangan SIM pada suatu perusahaan tidak berhasil. Oleh karena itu diperlukan evaluasi
apa sajakah yang dapat menyebabkan kegagalan pada pengembangan SIM tersebut.

Identifikasi Masalah
1) Seperti apakah konsep dari sebuah Sistem Informasi Manajemen?
2) Bagaimanakah tingkat evolusi dari Sistem Informasi Manajemen?
3) Mengapa banyak organisasi/perusahaan yang gagal mengembangkan sistem informasinya?
4) Bagaimanakah perkembangan Sistem Informasi Manajemen di Indonesia saat ini?

Karena pembahasan dari Sistem Informasi Manajemen amat luas, maka penulis membatasi
permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu:
1) Konsep dari sebuah Sistem Informasi Manajemen.
2) Alasan yang menjadi penyebab gagalnya organisasi/perusahaan mengelola Sistem Informasi
Manajemennya sendiri

1) Definisi serta konsep dari Sistem Informasi Manajemen.


2) Faktor-faktor penyebab gagalnya perusahaan/organisasi mengembangkan Sistem Informasi
Manajemennya sendiri.

A. Konsep Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi Manajemen (SIM) adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh
dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga
menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan
gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. Menurut beberapa ahli
SIM adalah:

Robert G. Murdick & Joel E Ross


Proses komunikasi dimana input dan output yang direkam, disimpan dan diproses untuk
pengambialn keputusan, mengenai perancangan, pengoperasian dan pengendalian.

Gordon B Davis
Sistem manusia dan mesin yang terpadu untuk menghasilkan informasi guna mendukung operasi
manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
Dari definisi diatas dapat diuraikan lebih lanjut bahwa:
Sistem Informasi Manajemen memiliki sub-sitem informasi. Sistem Informasi Manajemen
adalah serangkaian sub-sistem, dimana sub-sistem tersebut mendukung tercapainya sasaran
Informasi memegang peranan yang penting dalam setiap kehidupan manusia, begitu pula dalam
setiap organisasi senantiasa memerlukan organisasi. Karena hampir semua bidang kegiatan
dalam suatu orgnisasi tidak akan terlepas dari informasi sebagai sarana penunjang kelancaran
kegiatan kinerja pegawai yang telah ditetapkan sebelumnya didalam tubuh organisasi.
Sistem Informasi Manajemen terdiri dari tiga kata yang berlainan arti yang masing-masing kata
tersebut mempunyai pengertian. Untuk mengetahui pengertian dari ketiga kata tersebut peneliti
akan sajikan secara terperinci sebagai berikut:

1. Sistem
Menurut pendapat Oemar Hamalik dalam buku Pengelolaan Sistem Informasi (1993:19),
mendefinisikan sebuah sistem sebagai berikut:

Sistem adalah suatu keseluruhan atau totalitas yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub
sistem atau komponen yang saling berintelerasi dan berinteraksi satu sama lain dan dengan
keseluruhan itu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Gordon B. Davis dalam buku Management Information System yang diterjemahkan oleh
Andreas Adiwardana dalam buku Kerangka Dasar Sistem Manajemen Jilid I (1999:67)
mengemukakan pengertian sistem sebagai berikut: Sistem adalah abstrak maupun fisik, abstrak
adalah suatu susunan teratur gagasan atau konsepsi yang saling tergantung.

Menurut pendapat Onong Uchjana Effendy dalam buku Sistem Informasi Manajemen (1989:53)
mengemukakan pengertian sistem sebagai berikut:

Sistem adalah suatu totalitas himpunan bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan
bersama-sama beroperasi mencapai suatu tujuan tertentu didalam suatu lingkungan. Bagian-
bagian atau sub-sub sistem tersebut merupakan suatu kompleksitas tersendiri, tetapi dalam
kebersamaan mencapai suatu tujuan tersebut berlangsung secara harmonis dalam ketentuan yang
pasti.

Menurut pendapat Onong Uchjana Effendy dalam buku Sistem Informasi Manajemen (1989:54)
mengemukakan, bahwa model sebuah sistem adalah input, proses, dan output, hal ini sudah tentu
merupakan sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan dan keluaran.

Input merupakan suatu komponen dimana sistem tersebut dioperasikan, sedangkan output
merupakan hasil dari operasi. Dalam pengertian sederhana output berarti yang menjadi sebuah
tujuan, sasaran, atau target pengoperasian dari suatu sistem. Sementara proses merupakan
aktivitas yang dapat mentransfer masukan input menjadi sebuah output. Dengan demikian
jelaslah bahwa suatu sistem atau sub sistem dapat terdiri dari beberapa proses yang merubah
input menjadi output dan proses tersebut disebut parameter sistem yang merupakan unsur-unsur
pembentuk sistem. Dari pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa suatu sistem merupakan
kumpulan dari unsur-unsur, bagian-bagian, sub sistem atau komponen yang saling berkaitan satu
dengan yang lain dalam menunjang pencapaian suatu tujuan.

Sistem Informasi Manajemen dan organisasi sebagian dari sub-sistem berperan hanya dalam satu
kegiatan atau lapisan manajemen, sementara yang lainya berperan ganda.
Sistem Informasi Manajemen di koordinasikan secara terpusat untuk menjamamin bahwa data
yang di proses dapat di operasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk
menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin
bahwa sistem informasi bekerja secara efisien.

Sistem Informasi Manajemen mentransformasikan data kedalam informasi. Apabila data diolah
dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi.
Sistem Informasi Manajemen sesuai dengan gaya manajer Sistem Informasi Manajemen
dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan
menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem Informasi
Manajemen hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak
demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif.
Untuk lebih memahami definisi dari SIM, perhatkan model definisi SIM dibawah ini:

Pemroses informasi berada pada sebelah kiri. Ia mencakup komputer dengan database yang
berisi data dan infomasi yang berasal data dan informasi yang berasal dari internal dan
lingkungan dan juga perpustakaan software. Unsur penting lain yang walaupun tidak nampak
pada model tersebut adalah staf spesialis infomasi.
Pemroses informasi memberikan informasi dalam tiga bentuk dasar kepada pemakai SIM.
Pemakai, yang ditampilkan di tengah dengan diagram organisasi ditempatkan pada tingkat
organisasional dan dalam semua area fungsi.

Sisi sebelah kanan dari model menunjukkan bagaimana informasi digunakan dalam pemecahan
masalah. Tanda panah besar yang menghubungkan ketiga bentuk informasi dengan langkah
pemecahan masalah menunjukkan bagaimana pemakai menerapkan output SIM. Informasi
tersebut memberi keterangan kepada masalah, bukan kepada keputusan tertentu, dan ia
diperuntukkan bagi manajer untuk menentukan bagaimana informasi tersebut akan digunakan.

Kegiatan dari manajemen yang merupakan salah satu bagian dari SIM, yaitu:
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:

Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas
manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan
tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat,
rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor
pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas
manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai
kebutuhan, disebut kebutuhan.

Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses
pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan
pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan
tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat
dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
Berikut ini merupakan karakteristik dari SIM :
Merupakan salah satu dari 5 sub sistem dalam CBIS (Computer Based Information
System/Sistem Informasi Berbasis Komputer).
Merupakan tujuan untukmempertemukan seluruh informasi yang diperlukan oleh manajer pada
semua tingkat organisasi.
Merupakan seluruh fungsi sistem informasi didalam suatu sub sistem input, database dan sub
sistem output.
Memberikan gambaran terhadap atitude eksekutif dengan penyediaan komputer untuk membantu
pemecahan masalah organisasi.
Kemampuan sebuah Sistem Informasi Manajemen, meliputi :

Pengetahuan tentang potensi kemampuan sistem informasi yang dikomputerisasi akan


memungkinkan seorang manajer secara sistematis menganalisis masing-masing tugas organisasi
dan menyesuaikannya dengan kemampuan komputer.

SIM secara khusus memiliki beberapa kemampuan teknis sesuai yang direncanakan baginya.
Secara kolektif kemampuan ini menyangkal pernyataan bahwa komputer hanyalah mesin
penjumlah atau kalkulator yang berkapasitas tinggi, sebenarnya komputer tidak dapat
mengerjakan sesuatu ia hanya mengerjakan lebih cepat. Sistem informasi komputer dapat
memiliki sejumlah kemampuan jauh diatas sistem non komputer. Dan kemampuan ini telah
merevolusikan proses manajemen yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem
yang telah ada.

Beberapa kemampuan teknis terpenting dalam sistem komputer :


Pemrosesan data batch
Pemrosesan data tunggal
Pemrosesan on-line, real time
Komunikasi data dan switching pesan
Pemasukan data jarak jauh dan up date file
Pencarian records dan analisis
Pencarian file
Algoritme dan model keputusan
Otomatisasi kantor.
Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan
informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Sebenarnya secara teori,
komputer bukanlah persyarat mutlak bagi sebuah Sistem Informasi Manajemen (SIM), namun
dalam praktek agaknya menjadi suatu kepercayaan bahwa Sistem Informasi Manajemen yang
baik tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan kemampuan sebuah komputer, sehingga timbulah
sistem informasi berbasis komputer (CBIS). Berikut ini merupakan bagan yang menjelaskan SIM
sebagai sub unit suatu sistem

Bagan diatas menunjukkan SIM sebagai subsistem Sistem Informasi Berbasis Komputer

Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit
dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa
yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang
akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan
ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer
dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

Faktor-faktor serta Indikator yang Menunjukkan Gagalnya SIM dalam Organisasi/Perusahaan


1. Faktor-faktor yang menyebabkan SIM kurang berkembang dalam organisasi/perusahaan
Dengan adanya SIM ini, sebuah perusahaan mengharapkan suatu sistem yang dapat bekerja
secara cepat dan akurat sehingga produktivitas kerja di perusahaan lebih meningkat. Namun
karena beberapa faktor tertentu, terkadang malah perusahaan mengalami kegagalan.

Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang yang


berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari para manajer
organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena :

Pengorganisasian perusahaan yang kurang wajar

Kurangnya perencanaan yang memadai

Kurang personil yang handal

Kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang
sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang
terlibat.

Untuk meraih keberhasilan dalam pengembangan SIM, perlu diperbaikinya system lama,
terutama jika disebabkan beberapa hal berikut ini,

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem


yang lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa :
Ketidakberesan sistem yang lama
Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang
lama tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Pertumbuhan organisasi
Kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data
semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru, karena sistem yang
lama tidak efektif lagi dan tidak dapat memenuhi lagi semua kebutuhan
informasi yang dibutuhkan manajemen.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan


Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau
efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi dan
rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatankesempatan
dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi perlu digunakan untuk meningkatkan
penyediaan informasi agar dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen.

3. Adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan pemerintah


Penyusunan sistem yang baru dapat juga terjadi karena adanya instruksi instruksi dari atas
pimpinan ataupun dari luar organisasi, seperti misalnya peraturan pemerintah
2. Indikator Diperlukannya Pengembangan SIM
1. Keluhan pelanggan
2. Pengiriman barang yang sering tertunda
3. Pembayaran gaji yang terlambat
4. Laporan yang tidak tepat waktu
5. Isi laporan yang sering salah
6. Tanggung jawab yang tidak jelas
7. Waktu kerja yang berlebihan
8. Ketidakberesan kas
9. Produktivitas tenaga kerja yang rendah
10. Banyaknya pekerja yang menganggur
11. Kegiatan yang tumpang tindih
12. Tanggapan yang lambat terhadap pelanggan
13. Kehilangan kesempatan kompetisi pasar
14. Persediaan barang yang terlalu tinggi
15. Pemesanan kembali barang yang tidak efisien
16. Biaya operasi yang tinggi
17. File-file yang kurang teratur
18. Keluhan dari supplier karena tertundanya pembayaran
19. Tertundanya pengiriman karena kurang persediaan
20. Investasi yang tidak efisien
21. Peramalan penjualan dan produksi tidak tepat
22. Kapasitas produksi yang menganggur
23. Pekerjaan manajer yang terlalu teknis
24. DLL.

SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang akan
diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur yang
muncul dari informasi yang sangat bermanfaat.

Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan mereka, cermat
dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta wajar dalam menentukan
batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka SIM yang dihasilkan akan memberikan
keuntungan dan uang.

Suatu informasi dapat mempunyai beberapa fungsi yang dikemukakan oleh Edhy Susanta dalam
buku Sistem Informasi Manajemen (2003:27), antara lain :
1. Menambah pengetahuan
Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerimanya yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.

2. Mengurangi ketidakpastian
Adanya informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui
sebelumnya, sehingga menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan.

3. Mengurangi resiko kegagalan


Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan
baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan
keputusan yang tepat.

4. Mengurangi keanekaragaman atau variasi yang tidak diperlukan


Adanya informasi akan mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan, karena keputusan
yang diambil lebih terarah
5. Memberi standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan-keputusan yang menentukan
pencapaian sasaran dan tujuan

Adanya informasi akan memberikan standar, aturan, ukuran, dan keputusan yang lebih terarah
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi
yang diperoleh.

Manfaat dari kegunaan suatu informasi ditentukan oleh kualitas dari informasi itu sendiri.
Menurut Mc Leod yang kutip oleh Azhar Susanto dalam buku Sistem Informasi Manajemen
Konsep dan Pengembangannya (2002:40-41), mengatakan suatu informasi yang berkualitas
harus memiliki ciri-ciri, sebagai berikut :

1. Akurat, artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pengujian


terhadap hal ini biasanya dilakukan melalui pengujian yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih yang berbeda dan apabila hasil pengujian tersebut menghasilkan hasil yang
sama maka dianggap data tersebut akurat.
2. Tepat waktu, artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi tersebut
diperlukan, tidak besok atau tidak beberapa jam lagi.
3. Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau
kebutuhan informasi ini untuk suatu organiasi maka organisasi maka informasi
diberbagai tingkatan dan bagian yang ada dalam organiasi tersebut.
4. Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Misalkan informasi tentang
penjualan tidak ada bulannya atau tidak ada data fakturnya.
Peneliti menyimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk
yang lebih berguna dan bermanfaat bagi yang menerimanya. Jadi informasi ini merupakan data
yang telah diolah, perbedaan ini penting untuk diketahui karena data tidak memiliki nilai dalam
pengambilan keputusan dan hanya informasi yang memiliki nilai dan bermanfaat bagi para
penggunanya.

3. Manajemen
Banyak definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli yang dapat dikaji dari beberapa literatur.
Untuk memperjelas pengertian manajemen, dibawah ini penulis mencoba mengutip beberapa
pendapat para ahli dibidang administrasi dan manajemen mengenai definisi manajemen. Menurut
Koont dan O’donnel yang pendapatnya di kutip oleh Soewarno Hadayaningrat dalam buku
Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen (1996:19), mendefinisikan manajemen yaitu
sebagai berikut: Management is getting things done through and with people (Manajemen
berhubungan dengan pencapaian tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang lain).

Pengertian lain mengenai manajemen dikemukakan oleh Miftah Toha dalam Ulbert Silalahi
dengan buku Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori dan Dimensi (2003:136),
menyatakan :

Manajeman sebagai aktivitas menggerakan segenap orang dan mengarahkan semua fasilitas yang
dipunyai oleh sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Pengertian manajemen menurut pendapat G.R Terry dalam Onong Uchjana Effendy dalam
bukunya Sistem Informasi Manajemen (1989:7), sebagai berikut:

Manajemen merupakan sebuah proses yang luas, yang terdiri dari tindakan-tindakan:
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

Edhy Susanta dalam buku Sistem Informasi Manajemen (2003:17), mengemukakan pengertian
lain mengenai manajemen, yaitu : Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan
berbagai sumberdaya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian manajemen menurut Soewarno Hadayaningrat dalam buku Pengantar Studi Ilmu
Administrasi dan Manajemen (1996:20), mengemukakan bahwa:
Management is distinct process consisting of planning organizing, actuating, and controlling.
Utiliting in each both science and art, and followed in order to accomplish predetermined
objectives (Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas: perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan dengan memanfaatkan baik itu limu maupun
seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya).

Pendapat Azhar Susanto dalam buku Sistem Informasi Manajemen Konsep dan
Pengembangannya (2002:68), mengenai manajemen, yaitu: Manajemen dipandang sebagai
upaya atau proses pencapaian tujuan dengan menggunakan orang lain.

Pengertian manajemen pada dasarnya merupakan suatu usaha pengendalian kelompok orang agar
mau bekerja sama dengan efektif dan efisien, dimana tugas seseorang manajer atau pimpinan
adalah menyelesaikan suatu pekerjaan melalui usaha-usaha orang lain agar tujuannya dapat
tercapai. Pada instansi pemerintah pada administratorlah yang akan meminta orang lain agar
mereka mau melakukan kerjasama yang dikerjakan agar tujuannya tercapai.

Manajemen menurut Malayu S.P Hasibuan dalam buku Manajemen Dasar, Pengertian, dan
Masalah (1996:5), memberikan definisi sebagai berikut:

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Guna mencapai tujuan yang menjadi cita-cita manajemen secara terinci, manajemen seperti yang
dikemukakan oleh para ahli ternyata bermacam-macam sesuai dengan fokus pengamatannya.

Sondang P. Siagian dalam buku Filsafat Manajemen (1994:5), mendefinisikan manajemen


sebagai berikut:

Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain;
Penjelasan mengenai fungsi manajemen yang meliputi aspek perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan, menurut pendapat Sondang P. Siagian dalam buku Filsafat
Manajemen (1994:108-135), yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning) adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara


matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan
2. Pengorganisasian (Organizing) adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta
suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai satu kesatuan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan
3. Penggerakan (Actuating) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para
bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis
4. Pengawasan (Controling) adalah proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya
Menurut Fayol yang dikutip oleh Ulbert Silalahi dalam bukunya Studi Tentang Ilmu
Administrasi (2003:159), terdapat empat belas prinsip-prinsip manajemen adalah sebagai
berikut:
1. Pembagian kerja (Devision of work)
Pembagian kerja (Devision of work) berdasarkan spesialisasi menjadikan kegiatan-kegiatan
pegawai dapat diarahkan pada efisiensi. Bahwa pengkhususan orang dalam bidang tertentu lebih
efisien dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Kekuasaan dan tanggung jawab(Authority and responsibility)


Kekuasaan dan tanggung jawab (Authority and responsibility) merupakan alat untuk melakukan
perintah dan kekuatan untuk dituruti secara tepat. Tetapi tiap anggota dan pimpinan telah
ditentukan wewenang dan tanggungjawabnya, sehingga dalam menjalankan tugasnya tidak
sewenang-wenang dan tidak melampaui wewenang dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.

3. Disiplin (Discipline)
Disiplin (Discipline) benar-benar penting untuk menjalankan usahanya dan tanpa disiplin
organisasi tersebut tidak akan berhasil. Setiap anggota karenanya harus menaati ketentuan-
ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku.

4. Kesatuan komando (Unity of command)


Kesatuan komando (Unity of command) atau perintah menjadikan setiap pekerja atau pegawai
menerima perintah dari satu orang yaitu dari atasan langsung.

5. Kesatuan arah (Unity of direction)


Kesatuan arah (Unity of command) menunjukan satu instruksi dan satu rencana dari suatu
kelompok kegiatan yang mempunyai tujuan yang sama. Tujuan yang akan dicapai dan cara
bagaimana mencapainya langsung berasal dari manajer puncak.

6. Kepentingan individu harus ditempatkan dibawah kepentingan organisasi secara umum


(Subordination of individual to general interst)

Kepentingan seorang pekerja atau kelompok tidak diatas kepentingan organisasi. Dengan
demikian kepentingan organisasi secara keseluruhan yang diutamakan atau diperhatikan, bukan
kepentingan pribadi.

7. Pemberian imbalan (Remuneration)


Pemberian imbalan atau kompensasi bagi pegawai atau pimpinan memerlukan keadilan sesuai
dengan kompensasi pekerjaan yang dilakukan sehingga pegawai maupun organisasi sama-sama
puas.

8. Sentralisasi (Centralization)
Sentralisasi adalah sangat penting bagi organisasi dan merupakan konsekuensi dari suatu
organisasi. Sentralisasi dapat berarti mengurangi wewenang bawahan dan untuk menambah
wewenang bawahan perlu pendelegasian wewenang. Fayol mengakui tetap diperlukan
pendelegasian wewenang, akan tetapi tanggung jawab tetap disentralisasi atau dipegang oleh
pimpinan.

9. Mata rantai (Scalar chain atau hierarchy)


Mata rantai (Scalar chain) adalah hubungan dari tingkat kekuasaan paling atas hingga paling
bawah secara hirarki atau berjenjang.

10. Keteraturan (Order)


Keteraturan (Order) adalah menempatkan individu-individu pada tempat atau posisi yang sesuai
akan lebih akrab dengan pekerjaannya. Dalam hal ini tempat untuk setiap orang dan setiap orang
sesuai dengan tempatnya.

11. Persamaan (Equity)


Persamaan (Equity) menunjukan rasa keadilan dalam organisasi. Dan juga pimpinan harus
bertindak seimbang terhadap bawahannya.

12. Stabilitas jabatan atau pekerjaan (Stability of tenure)


Stabilitas jabatan atau pekerjan (Stability of tenure) merupakan stabilitas seseorang melakukan
pekerjaan atau tugasnya. Diperlukan waktu bagi pekerja untuk menyesuaikan pada pekerjaan
mereka dan mengerjakan pekerjaannya secara efektif. Dilain pihak, pimpinan tidak boleh
memperlakukan bawahan dengan semena-mena, seperti pemecatan atau pemutusan hubungan
kerja tanpa alasan yang kuat.

13. Inisiatif (Initiative)


Inisiatif (Initiative) artinya bahwahan diberi kebebasan memikirkan dan memberi pendapat
tentang pekerjaannya, bahkan juga dalam menilai hasil kerjanya. Pada setiap jenjang atau tingkat
didalam organisasi, semangat dan energi diperbesar dengan inisiatif.

14. Prinsip espirit de corps


Prinsip Espirit de corps menekankan perlunya ”team work” dan hubungan antar individu serta
semangat persatuan yang mendorong rasa bersatu dalam organisasi.

Tidak ada batas terhadap jumlah prinsip-prinsip manajemen tersebut dan karena itu prinsip-
prinsip yang baru yang kegunaannya atau nilainya ditentukan oleh pengalaman, akan menambah
prinsip-prinsip yang sudah ada.

Berdasarkan definisi tersebut diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa manajemen merupakan
proses kegiatan dari seorang pimpinan atau manajer yang harus dilakukan dengan menggunakan
pemikiran baik secara ilmiah maupun secara praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
melalui adanya suatu jalinan hubungan kerja sama dengan orang lain sebagai sumber tenaga
kerja serta dapat memanfaatkan sumber-sumber yang lainnya dan waktu yang tersedia dengan
cara yang setepat-tepatnya.

B. Pengertian Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi didalam organisasi untuk
mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Definisi
sistem informasi manajemen menurut pendapat Robert W. Holmes dalam Onong Uchjana
Effendy dengan buku Sistem Informasi Manajemen (1989:112), bahwa:

Sistem informasi Manajemen adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyajikan informasi
pilihan yang berorientasi kepada keputusan yang diperlukan oleh manajemen guna
merencanakan, mengawasi, dan menilai aktivitas organisasi. Dirancangnya itu didalam kerangka
kerja yang menitikberatkan pada perencanaan keuntungan, perencanaan penampilan, dan
pengawasan pada semua tahap.

Peneliti mengemukakan pendapat Azhar Susanto dalam buku Sistem Informasi Manajemen
Konsep dan Pengembangannya (2002:68), yang mengemukakan pengertian Sistem Informasi
Manajemen, yaitu :

Sistem Informasi Manajemen merupakan kumpulan dari sub-sub sistem yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu
mengolah data menjadi informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam proses pengambilan
keputusan saat melaksanakan fungsinya.

Pendapat lain tentang Sistem Informasi Manajemen yang ditulis oleh Jogianto Hartono dalam
bukunya Pengenalan Komputer (2000:700), sebagai berikut :
Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang
bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang
berguna untuk semua tingkat manajemen didalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

Sesuai dengan makna istilahnya, Sistem Informasi Manajemen harus ditinjau dengan pendekatan
sistem. Ini berarti bahwa manajemen itu sendiri dimana proses informasi berlangsung harus
dilihatnya sebagai sistem, dalam hal ini sebagai total system. Dengan mengatakan manajemen
sebagai total system, maka Sistem Informasi Manajemen merupakan salah satu sub sistem dari
sekian banyak sub sistem yang tercakup oleh total system tersebut.

Pada dasarnya sistem informasi mempunyai tiga kegiatan utama yaitu: menerima data sebagai
masukan, kemudian memprosesnya dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsur-unsur
data dan akhirnya dapat diperoleh informasi yang diperlukan sebagai keluaran. Prinsip tersebut
berlaku baik bagi sistem informasi manual maupun sistem informasi modern dengan penggunaan
perangkat komputer. Sebuah sistem sederhana dapat digambarkan pada gambar 2.1 :

DATA INFORMASI
Jadi pada dasarnya sebuah Sistem Informasi Manajemen adalah menerima dan memproses data
untuk kemudian mengubahnya menjadi informasi yang berguna bagi para pengguna informasi
dalam tingkatan manajemen.

Sistem informasi manajemen yang efektif menurut Raymond Coleman dalam Moekijat dengan
buku Pengantar Sistem Informasi Manajemen (1991:40), yaitu sebagai berikut:

Sistem informasi manajemen yang efektif adalah bahwa sistem tersebut dapat memberikan data
yang cermat, tepat waktu, dan yang penting artinya bagi perencanaan, analisis, dan pengendalian
manajemen untuk mengoptimalkan pertumbuhan organisasi.

George M. Scott yang diterjemahkan oleh Achmad Nashir Budiman dalam buku Prinsip-Prinsip
Sistem Informasi Manajemen (2001:100), mengemukakan sebagai berikut:

Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi
informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan
sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.

Masih dalam bukunya yang sama George M. Scoot (2001:69) memberikan pendapat yang lain
mengenai sistem informasi manajemen sebagai berikut:

Sistem Informasi Manajemen adalah sekumpulan sistem informasi yang saling berinteraksi, yang
memberikan informasi baik untuk kepentingan operasi atau kegiatan manajerial.

Definisi lain mengenai Sistem Informasi Manajemen dikemukakan oleh Edhy Susanta dalam
buku Sistem Informasi Manajemen (2003:19), yaitu :
Sistem Informasi Manajemen dapat didefinisikan sebagai sekumpulan sub sistem yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi dan
bekerjasama antara bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk melakukan
fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian mengolahnya
(processing), dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi sebagai dasar bagi
pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan
akibatnya baik pada saat itu juga maupun dimasa mendatang, mendukung kegiatan operasioanal,
manajerial, dan strategis organisasi, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada
tersedia bagi fungsi tersebut guna mencapai tujuan.

Memperjelas pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen peneliti akan mengemukakan indikator-


indikator yaitu sifat-sifat sistem informasi manajemen menurut George M. Scott yang dikutip
oleh Achmad Nashir Budiman dalam buku Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen
(2001:100), maka sifat Sistem Informasi Manajemen dapat digarisbawahi sebagai berikut:
1. Sistem Informasi Manajemen (SIM) Adalah Menyeluruh
Kata “manajemen” dalam SIM adalah serba melingkupi. Di dalam SIM termasuk sistem
pemroses transaksi dan sistem-sistem yang utama dirancang bagi para manajer dibeberapa
tingkatan. Sebuah SIM melingkupi sistem informasi formal maupun informal, baik yang manual
maupun yang berkomputer; termasuk juga Sistem Informasi Proyek, Sistem Informasi
Perkantoran, Sistem Informasi Intelejen, Sistem Informasi Peramalan, Sistem Penopang
Keputusan, dan berbagai model komputer yang memproses data bisnis, serta berbagai Sistem
Informasi Khusus atau yang terstruktur. Sebagai penyeimbang, mungkin komponen yang
terpenting dalam Sistem Informasi Manajemen adalah manajer, yang pikirannya akan
memproses dan menyebarluaskan informasi serta berinteraksi dengan elemen-elemen lain dari
Sistem Informasi Manajemen

2. Sistem Informasi Manajemen (SIM) Adalah Terkoordinasi


Komponen sebuah SIM biasanya tidak dikelola dari satu titik pusat organisasi; ada berbagai
departemen pengguna, departemen pemroses data, dan mungkin fungsi pengelola data yang
terpisah, bahkan yang lain-lainnya mungkin memiliki hak atas bagian tertentu dari sistem
informasi manajemen. Bagaimanapun juga, sebuah sistem informasi manajemen dikoordinasi
secara terpusat untuk menjamin bahwa data yang diproses, otomatisasi perkantoran, maupun data
intelejen, dan juga komponen-komponen yang lainnya, dikembangkan dan dioperasikan dengan
cara terencana dan terkoordinasi; semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan
menuju sub sistem yang diperlukan; serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara
efisien. Fungsi koordinasi ini biasanya dilakukan oleh komisi pengarah yang terpisah atau oleh
bagian pengolah data atau oleh manajer pengelola data.

3. Sistem Informasi Manajemen (SIM) Memiliki Sub-sistem Informasi


Sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub sistem, atau sistem komponen setengah
terpisah yang merupakan bagian dari keseluruhan dan merupakan sistem yang terpadu. Masing-
masing dari sub-sistem menyumbang tercapainya sasaran sistem informasi manajemen dan
organisasi. Sebagian dari sistem berperan hanya dalam satu kegiatan atau satu lapis organisasi
saja, sementara yang lainnya berperan serba-lapis (mulit-level) atau melaksanakan kegiatan
berganda (multiple activities). Struktur keseluruhan dari sistem berganda harus disusun secara
cermat dan ditetapkan sebagai bagian dari rencana sistem jangka panjang.

4. Sistem Informasi Manajemen (SIM) Terintegrasi Secara Rasional


Sub-sistem (kumpulan dari sistem yang semi-terpisah) adalah terpadu sehingga kegiatan dari
masing-masing saling berkaitan satu dengan yang lainnya; integrasi ini dilakukan terutama
dengan melewatkan data diantara sistem-sistem tersebut. Program komputer dan file dapat
dirancang untuk menangani arus data diantara sistem, dan prosedur manual dapat digunakan
untuk melaksanakan integrasi tersebut.

Sementara integrasi membuat pemrosesan informasi menjadi efisien dengan cara mengurangi
pemrosesan antara (intermediate processing) dan peristiwa pemrosesan data yang sama oleh
berbagai departemen, dan keuntungan yang menonjol adalah memberikan informasi lebih
singkat, lengkap, dan relevan. Manajer senior, khususnya, akan dapat mengambil manfaat dari
sistem integrasi karena mereka memerlukan informasi saling-fungsional. Walau integrasi total
dari sub-sistem tidak akan tercapai namun demikian sampai derajat tertentu integrasi diperlukan
untuk suatu sistem informasi manajemen yang efektif.

5. Sistem Informasi Manajemen (SIM) Mentransformasikan Data kedalam Informasi dengan


Berbagai Cara
Apabila data diolah dan berguna bagi manajer tertentu untuk tujuan tertentu, maka ia menjadi
informasi. Ada berbagai cara dimana data harus ditransformasikan kedalam sebuah sistem
informasi. Misalnya, data biaya untuk organisasi tertentu mungkin dapat diringkaskan dalam
biaya keseluruhan, biaya variable, dan biaya standar untuk masing-masing organisasi, baik untuk
masing-masing jenis biaya, jenis konsumen, dan jalur produk (product-line).

Berbagai cara dimana sistem informasi manajemen harus mentransformasikan data kedalam
sistem informasi ditentukan oleh sifat personil organisasi, sifat tugas kemana informasi
ditujukan, dan pengharapan dari penerima eksternal atas informasi.

6. Sistem Informasi Manajemen (SIM) Meningkatkan Produktivitas


Sistem Informasi Manajemen (SIM) dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas.
SIM mampu melaksanakan tugas rutin seperti penyimpanan dokumen dengan efisien, ia mampu
memberikan layanan terbaik bagi organisasi eksternal dan individu, dan ia juga mampu
memberikan peringatan dini tentang masalah internal dan ancaman eksternal. Disamping juga
mampu mengingatkan adanya berbagai kesempatan, membantu proses manajemen yang normal,
serta mampu meningkatkan kemampuan manajer untuk mengatasi masalah-masalah tak terduga.

7. Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sesuai dengan Sifat dan Gaya Manajer
Suatu Sistem Informasi Manajemen (SIM) dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya
manajerial dari personil yang akan menggunakannya, termasuk juga sumbangan yang diberikan
oleh para manajer. Pada tingkat senior dalam organisasi, secara cermat sistem informasi
manajemen dijalin dengan cita rasa pribadi para manajer, dan akan dijalin-kembali (retailored)
dengan cita rasa masing-masing manajer baru apabila yang lama berhenti. Pada lapis organisasi
terendah, sistem informasi manajemen dijalin dengan cita rasa biasa dimana para tenaga
administratif dan personil operasi akan menggunakan informasi dan berinteraksi dengan sistem
informasi.

Untuk manajer madya, sistem informasi dijalin untuk sifat umum manajer seperti yang dibahas
pada bab sebelumnya. Untuk profesional dan personil teknis, sistem informasi dijain agar sesuai
dengan sifat tugas khusus, tetapi juga dengan tetap memperimbangkan cara pikir para spesialis
memproses informasi.

Para perancang apabila akan mengembangkan sistem informasi manajemen hendaknya mampu
mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian, maka sistem yang
dihasilkan tidak efektif atau akan disisihkan oleh penggunanya.

8. Sistem Informasi Manajemen (SIM) Menggunakan Kriteria Mutu yang Telah Ditetapkan
Sebuah sistem informasi manajemen harus dirancang agar sesuai dengan toleransi terhadap
kecepatan, relevansi, dan ketepatan informasi. Toleransi ini bervariasi dari satu tugas ketugas
lainnya, dan dari satu lapis kelapis lainnya didalam organisasi. Terhadap kecepatan, untuk
beberapa tugas tertentu data yang diperlukan harus dicari selama waktu yang panjang dan
kemudian ditransformasikan sehingga menjadi informasi yang diperlukan manajer baik secara
periodis ataupun pada selang waktu tak-teratur, sedangkan untuk tugas lain mungkin diperlukan
dengan selang waktu teratur, tetapi karena panjangnya periode tunda (grace periode)
memungkinkan untuk dilaporkan setelah selesainya akhir suatu periode. Untuk tugas yang lain
lagi, mungkin informasi diperlukan secepat mungkin segera selesai berakhirnya periode, dan
untuk kebanyakan tugas informasi harus diperoleh selama periode berlangsungnya transaksi.

Pada dasarnya sebuah sistem informasi manajemen menerima dan memproses data untuk
kemudian mengubahnya menjadi informasi yang berguna bagi para pengguna informasi dalam
tingkatan manajemen.

Untuk memperjelas pelaksanaan dari sistem informasi manajemen diperlukan beberapa indikator
dari sistem informasi manajemen. Adapun indikator-indikator dari sistem informasi manajemen
yang dikemukakan oleh Gordon B. Davis dalam buku yang berjudul Kerangka Dasar Sistem
Informasi Manajemen Bagian I (1995:57), yaitu:
1. Informasi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data akan tetapi tidak semua hasil dari pengolahan
tersebut bisa menjadi informasi, hasil pengolahan data yang tidak memberikan arti serta tidak
bermanfaat bagi seseorang bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut.

2. Manusia sebagai pengolah informasi


Peranan manusia disini sangat besar yaitu untuk menciptakan informasi yang akurat, tepat waktu,
relevan, dan lengkap. Baik buruknya informasi yang dihasilkan tergantung dari profesionalitas
dari manusia itu sendiri.

3. Konsep sistem
Sistem adalah suatu bentuk kerjasama yang harmonis antara bagian/komponen/sub sistem yang
saling berhubungan satu dengan bagian/komponen/sub sistem lainnya untuk mencapai suatu
tujuan. Selain itu sistem tidaklah berdiri sendiri tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu
lingkungan intern maupun lingkungan ekstern.

4. Konsep organisasi dan manajemen


Organisasi tidak bisa lepas dari kegiatan manajemen dan begitu pula sebaliknya karena keduanya
mempunyai hubungan yang begitu erat dan kuat.

5. Konsep pengambilan keputusan


Pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara
alternatif-alternatif yang dimungkinkan.

6. Nilai informasi
Informasi dapat mengubah sebuah keputusan. Perubahan dalam nilai hasil akan menentukan
informasi. Bahwa suatu informasi itu harus dapat menjadi ukuran yang tepat, yang nantinya
dapat memberikan masukan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan.

C. Pengertian Kinerja Pegawai


Usaha untuk mendapatkan kinerja pegawai yang optimal, seorang pimpinan tidak cukup hanya
dengan meyakinkan bahwa pegawai bersangkutan mempunyai pengetahuan dan keterampilan,
tetapi disamping itu seorang pimpinan juga harus dapat memahami motivasi kerja pegawai,
mendorong dan mengarahkan potensi-potensi yang ada serta memahami hal-hal yang dapat
melahirkan kepuasan kerja. Untuk itu diperlukan pendekatan yang relevan dan pembinaan-
pembinaan secara lebih manusiawi.

Temuan dari beberapa literatur selain istilah job performance, ada pula istilah yang mempunyai
arti yang sama, seperti performance, penampilan kerja, kinerja, pencapaian kerja, prestasi kerja.
Karena adanya beberapa istilah yang digunakan, maka definisi kinerjapun beragam, tetapi secara
garis besarnya pengertian kinerja dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu pendekatan proses, dan
pendekatan hasil. Pendekatan proses beranggapan bahwa kinerja dapat dilihat dari dua
pendekatan, yaitu pendekatan proses dan pendekatan hasil.

Berkaitan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kinerja pegawai maka peneliti akan
mengemukakan terlebih dahulu tentang pengertian kinerja menurut Roger Dawson yang dikutip
oleh Haris Munandar dalam buku 13 Rahasia Kinerja Kekuatan (1997:69), adalah sebagai
berukut: Kinerja adalah suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan tentang kemampuan kerja
pegawai sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal.

Menurut pendapat August W. Smith yang dikutip oleh Sedarmayanti dalam buku Sumber Daya
Manusia dan Produktivitas Kerja (2001:50), menyatakan : “output drive from processes, human
or otherwise” (kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses).
Menurut Moch. As’ad dalam buku Psikologi Industri (1989:48), menyatakan bahwa: Kinerja
adalah kesuksesan seseorang (pegawai) didalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Hasil kerja yang hendak dicapai oleh suatu organisasi tidak terlepas dari seberapa ukuran hasil
kerja (kinerja) itu sendiri dapat dilaksanakan secara optimal. Didalam hal ini ada beberapa
pendapat ahli yang mengemukakan kriteria kinerja atau faktor-faktor yang dijadikan ukuran
suatu kinerja.

Peneliti selanjutnya akan mengemukakan definisi kinerja pegawai yang dikemukakan oleh
Anwar Prabu Mangku Negara dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan
(2002:67), adalah :

Kinerja Pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

Henry Simamorang dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (1995:325), menyatakan
bahwa Kinerja adalah tingkat dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan
pekerjaan.

Kinerja pegawai menurut Sjahrudin Rasul dalam buku Pengukuran Kinerja Suatu Tinjauan Pada
Instansi Pemerintah (2000:9), adalah :

Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau pencapaian


pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran tujuan,
misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis.

Menurut Bernandin & Russell yang dikutip oleh Faustino C Gomes dalam buku Manajemen
Sumber Daya Manusia (1997:135), sebagai berikut:

Performansi sebagai “…the record of outcomes produced on a specified job function or activity
during a specified time periode” (catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan
tertentu atau kegiatan selama suatu periode tertentu).

Berikut pendapat Whittaker dan Simons yang dikutip LAN RI dalam buku Pengukuran Kinerja
Instansi Pemerintah (2000:5), menjelaskan bahwa definisi kinerja pegawai mengandung
pengertian:

Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai
dibandingkan dengan tujuan yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan untuk berperan sebagai mekanisme untuk
memberikan penghargaan/hukum (reward/punisment), akan tetapi pengukuran kinerja berperan
sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.
Terlepas dari jenis sektor atau spesialisasinya, setiap organisasi biasanya cenderung untuk
tertarik pada aspek-aspek pengukuran kinerja, seperti yang dikemukakan Lembaga Administrasi
Negara (LAN) dalam buku Pengukuran Kinerja Pegawai Pemerintah (2000:7), sebagai berikut :

1. Aspek finansial
2. Kepuasan pelanggan
3. Operasi bisnis internal
4. Kepuasan pegawai
5. Kepuasan komunitas dan stakeholders
6. Waktu.
Menurut pendapat pendapat Husein Umar dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam Organisasi (2003:266), mengemukakan ukuran kinerja pegawai, sebagai berikut :

1. Mutu kerja
2. Kejujuran pegawai
3. Inisiatif
4. Kehadiran
5. Sikap
6. Keandalan
7. Kerjasama
8. Pengetahuan tentang pekerjaan
9. Tanggung jawab
10. Ketepatan waktu
Alat ukur tersebut diatas, dapat peneliti jelaskan, sebagai berikut :
1. Mutu kerja
Mutu yang harus dihasilkan baik atau tidaknya melibatkan perhitungan dari keluaran dan proses
atau pelaksanaan kegiatan dari pegawai terutama dalam kaitannya dengan keluaran (output).
2. Kejujuran pegawai
Merupakan ketulusan hati dari seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya dan mampu
untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan.
3. Inisiatif
Kemampuan untuk bertindak tidak bergantung kepada orang lain dan mampu mengembangkan
serangkaian kegiatan serta dapat menemukan cara-cara yang baru atau mampu berinovasi.
4. Kehadiran
Kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pegawai dalam setiap pekerjaan dimana kehadiran
merupakan hal utama yang harus dilaksanakan oleh setiap pegawai.
5. Sikap
Suatu kesediaan untuk bereaksi didalam menghadapi suatu situasi atau keadaan tertentu secara
normal.
6. Keandalan
Total dari semua keahlian yang diperlukan untuk mencapai hasil yang bisa
dipertanggungjawabkan.
7. Kerjasama
Kemampuan seorang pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam
menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang
sebesar-besarnya. Kesediaan pegawai dalam berpartisipasi dan bekerjasama dengan pegawai lain
secara vertikal dan horizontal didalam maupun diluar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan akan
meningkat.

8. Pengetahuan tentang pekerjaan


Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan sehingga
dapat berjalan secara efiktif dan efisien.

9. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesanggupan dari seorang pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan
yang dibebankan kepadanya dengan sebaik-baiknya.

10. Ketepatan waktu


Pengukuran ketepatan waktu ialah jenis khusus dari pengukuran kuantitatif untuk menentukan
ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.

Istilah lain untuk penilaian kinerja yaitu pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja merupakan
suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
akuntabilitas. Pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan
sasaran.

Ciri-ciri utama organisasi berkinerja tinggi menurut pendapat Sondang P. Siagian dalam buku
Manajemen Stratejik (2002:27), antara lain :

Pertama : organisasi berkinerja tinggi mempunyai arah yang jelas untuk ditempuhnya. Arah
terebut tercermin pada visi yang dimiliki oleh para manajer dalam organisasi tentang mau
kemana organisasi mau dibawa dimasa depan.

Kedua : manajemen yang berhasil menjadikan organisasi berkinerja tinggi selalu berupaya agar
dalam organisasi tersedia tenaga-tenaga berpengetahuan dan ketrampilan tinggi disertai oleh
semangat kewirausahaan.

Ketiga : pada organisasi berkinerja tinggi, para manajernya membuat komitmen kuat pada suatu
rencana aksi stratejik, yaitu rencana aksi yang diharapkan membuahkan keuntungan finansial
yang memuaskan dan yang menempatkan organisasi pada posisi bersaing yang dapat diandalkan.

Keempat : orientasi organisasi berkinerja adalah “hasil” dan memiliki kesadaran yang tinggi
tentang pentingnya efektifitas yang meningkat.

Kelima : adanya komitmen yang mendalam pada strategi yang telah ditentukan dan berupaya
agar strategi tersebut membuahkan hasil yang diharapkan.
Mengamati pendapat beberapa para ahli diatas, bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan
hasil pekerjaan seseorang didalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut
kualitas, kuantitas dan hasil produksi. Namun yang menjadi masalah pada saat ini yaitu apa yang
menjadi alat ukur dari suatu kinerja pegawai itu sendiri. Berikut ini dimensi-dimensi kinerja
pegawai yang dikemukakan oleh Faoustino C Gomes dalam buku Manajemen Sumber Daya
Manusia (2003:142), adalah sebagai berikut:

1. Kuantitas kerja (quantity of work); jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode
waktu yang ditentukan
2. Kualitas kerja (quality of work); kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat
kesesuaian dan kesiapannya
3. Pengetahuan tentang pekerjaan (job knowledge); luasnya pengetahuan mengenai
keterampilan dan pekerjaannya
4. Kreativitas (creativeness); keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-
tindakan untuk menyelesiakan persoalan-persoalan yang timbul
5. Kerjasama (cooperation); kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain (sesama
anggota organisasi)
6. Bisa diandalkan (dependability); kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
penyelesian kerja
7. Inisiatif (initiative); semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggungjawabnya
8. Kualitas pegawai (personal qualities); menyangkut kepribadian, kepemimpinan,
keramahtamahan, dan integritas pribadi
D. Hubungan Sistem Informasi Manajemen dengan Kinerja Pegawai
Penerapan Sistem Informasi Manajemen sebagai upaya mengelola salah satu sumber daya yang
dimiliki organisasi yaitu informasi diharapkan dapat memberikan nilai tambah dalam
menjalankan tugas organisasi. Nilai tambah ini diharapkan dapat berguna membantu organisasi
dengan dicirikan tercapainya tujuan secara efektif.

Dikatakan diatas kinerja merupakan suatu catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu
pekerjaan tertentu atau kegiatan selama satu periode waktu tertentu. Untuk mewujudkannya
memerlukan dukungan dari berbagai faktor baik itu faktor internal maupun faktor eksternal.

Keterkaitan sistem informasi manajemen dengan kinerja pegawai menyangkut berbagai aspek,
keberadaan tiap level manajemen serta anggota organisasi dengan alat-alat yang telah tersedia
menjadi suatu efektivitas pelaksanaan kegiatan yang menyentuh tugas dan fungsi organisasi.

Dasar teoritis kerangka sistem informasi manajemen adalah sekumpulan sistem informasi baik
untuk kepentingan operasi atau kegiatan manajerial.

Kinerja Pegawai berarti hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan oleh
pimpinan. Kinerja merupakan hasil yang diperoleh Pegawai berdasarkan kualitas atau mutu
pekerjaan : sebaik apa yang harus dikerjakan, kriteria ini mengukur baik tidaknya pelaksanaan
kegiatan, terutama dalam kaitannya dengan keluaran.

Agus Dahrma dalam bukunya Manajemen Supervisi (2001:149), memberikan penjelasan


mengenai penilaian kinerja, sebagai berikut :

Untuk dapat menilai kinerja karyawan secara objektif dan akurat adalah dengan mengukur
tingkat kinerja karyawan. Pengukuran kinerja dapat juga berfungsi sebagai upaya
mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk mengarahkan upaya karyawan melalui
serangkaian prioritas tertentu.

Hubungan sistem informasi manajemen dengan kinerja lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar
pendekatan sistem informasi manajemen disajikan pada gambar 2.2.

MODEL SISTEMATIK PENDEKATAN SIM DENGAN KINERJA PEGAWAI


A merupakan teori yang menjadi perekat

Sumber:
- Gordon B. Davis, dalam buku Kerangka Dasar SIM Bag I (1995,57)
- Faustino Cardoso Gomes, dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia (2003,142)
- Hasil modifikasi peneliti

Penjelasan:
INPUT
a. Sumber Daya Manusia
Pengertian Sumber Daya Manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja dalam waktu
tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Batasan dari sumber daya manusia adalah aspek
kuantitas dalam arti jumlah pegawai yang bekerja dan aspek kualitas dalam arti jasa bekerja yang
tersedia diberikan untuk produksi.

b. Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja merupakan faktor yang sangat menunjang terhadap kelancaran proses pencapaian
tujuan organisasi yang telah ditetapkan kelancaran proses pencapaian tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Suatu organisasi tidak dijalankan tanpa ditunjang dengan fasilitas
kerja dan peralatan yang mendukung terhadap proses pencapaian tujuan.

c. Biaya
Biaya merupakan faktor yang sangat penting pula, karena tanpa adanya biaya tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya tidak akan tercapai.

d. Metode
Metode merupakan cara-cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam metode
ini mencakup cara kerja yang dilakukan.
e. Pembinaan Teknis SIM
Pembinaan ini diorientasikan kepada pegawai dimana mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kemampuan perawai tersebut.

PROSES
Dalam proses ini semua sumber-sumber dalam input diupayakan untuk dimanfaatkan dalam
melaksanakan SIM berdasarkan pada konsep-konsep SIM, sehingga dapat meningkatkan kinerja
pegawai.

OUTPUT
Apabila indicator-indikator kinerja telah dilaksanakan dengan memanfaatkan input yang ada
maka kinerja pegawai akan menyangkut. Hal ini sangat ditentukan untuk pemanfaatkan input
tersebut dalam pelaksanaan SIM.

FEED BACK
Sistem Informasi Manajemen meningkat, kinerja meningkat, Sumber daya meningkat
diperhatikan, sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan akan dapat
memberikan umpan balik, sehingga proses dari kegiatan organisasi tersebut berlangsung secara
berkesinambungan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Sistem Informasi Manajemen adalah adalah serangkaian sub sistem informasi berbasis komputer
yang menyeluruh dan terkoordinasi, sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna
meningkatkan produktivitas, yang kegiatannya meliputi perencanaan, kemudian
diimplementasikan, melakukan pengendalian, dan tentunya juga dilakukan pengambilan
keputusan.
SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa
pemakai dengan kebutuhan yang sama. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan
periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh
manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk
memecahkan masalah.
Banyak perusahaan/ organisasi yang gagal karena disebabkan oleh berbagai faktor seperti
kurangnya perencanaan, kurangnya personil handal serta perlunya perbaikan pada sistem lama.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator pengembangan SIM, seperti keluhan pelanggan,
pembayaran gaji yang terlambat, dll.
Daftar Pustaka
E.S, Margianti dan D. Suryadi H.S. Seri Diktat Kuliah Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Gunadarma.
wsilfi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9882/Pengembangan%2BSistem%2B1%2B2.pdf+
gagalnya+perusahaan+mengembangkan+sistem+informasi&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGE
EShtanExhxOF-1Ke-k4BCUz8l6UXxgcpxGr3PRSr-
W_xN3bpjSHy8atTvwTBG6LTqO88S4MmfKSgVdbk2FxhmX4Nxb1oypL_vhZYi3oDdlDXZv
XIWvf41RGmqNBH2lMtxKNap9o4&sig=AHIEtbQmEwWK3dLGcnLvposbpBALzSWrHQ
oktadymalik.multiply.com/journal/item/43
library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-mutia.pdf
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Pengantar Sistem
Informasi Manajemen. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)

Anda mungkin juga menyukai