Anda di halaman 1dari 21

Nama : Novi Yuliyanti

Nim : 43217110161

Implementasi sistem informasi pada perusahaan

Sebagai seorang manajer, anda perlu tahu mengenai hubungan antar organisasi, sistem
informasi, dan strategi bisnis. Anda perlu memahami bagaimana memanfaatkan sistem informasi
secara strategis dan bagaimana sistem bisa membantu anda membuat keputusan secara lebih
baik. Bab ini memperkenalkan ciri-ciri dari organisasi yang perlu anda pahami saat anda
mendesain, membangun, dan menjalankan sistem informasi manajemen. Selanjutnya, kita
mengulas masalah-masalah yang dihadapi perusahaan dari kompetensi dan berbagai macam cara
sistem informasi memberikan keuntungan yang kompetitif.
Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi
Organisasi dan Sistem Informasi
Sistem informasi dan organisasi memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain. Sistem
informasi harus selalu disesuaikan dengan organisasi. Organisasi harus mampu mengoptimalkan
sistem informasi sehingga mendapatkan keuntungan dari teknologi-teknologi yang ada. Interaksi
antara teknologi informasi dan organisasi sanat dipengaruhi oleh faktor mediasi, yaitu
lingkungan, kultur, struktur, prosedur baku, proses bisnis, politik, keputusan manajemen, dan
peluang. Manajer harus mampu memahami sistem informasi, karena sangat akan mempengaruhi
kehidupan organisasi. Manajer perlu memilih sistem apa dan bagaimana yang akan dibangun
didalam organisasi.

Organisasi (definisi teknis) adalah struktur sosial formal yang stabil yang memiliki sumber-
sumber berasal dari lingkungan untuk diproses sehingga menghasilkan output. Organisasi
(definisi bhavioral) adalah sekumpulan hak, hak khusus, kewajiban, dan tanggung jawab yang
harus diseimbangkan selama periode tertentu melalui konflik dan resolusi konflik. Organisasi
(perusahaan) menransformasi input-input ini menjadi produk dan jasa didalam fungsi produksi.
Produk dan jasa kemudian dikonsumsi oleh lingkungan dan dikembalikan lagi sebagai input.
Sebuah organisasi kelangsungan kegiatannya akan lebih stabil dibandingkan sebuah kelompok.
Ciri-ciri Organisasi :
Rutinitas dan Proses Produksi
Semua organisasi tersusun dari rutinitas dan perilaku individu, kumpulan yang membentuk
proses bisnis. Sekumpulan proses bisnis membentuk perusahaan untuk memproduksi barang dan
untuk merubah guna mencapai tingkat kinerja organisasi yang tinggi.
Politik Organisasi
Orang-orang yang memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai sumber daya, penghargaan,
dan hukuman yang diberikan kepada baik karyawan maupun manajer di dalam setiap organisasi.
Budaya Organisasi
Adalah seperangkat asumsi proses bisnis dalam menciptakan nilai dengan kekuatan pengikat
yang kuat yang menghambat konflik politik dan mendorong yang sama, perjanjian pada
prosedur, dan praktik yang umum.
Lingkungan Organisasi
Organisasi dan lingkungan memiliki hubungan memberi dan menerima. Lingkungan membentuk
apa yang dapat dilakukan organisasi, tetapi organisasi dapat mempengaruhi lingkungannya dan
sekaligus memutuskan untuk mengubah lingkungan.
Struktur Organisasi
Misal birokrasi professional, yaitu organisasi berbasis pengetahuan dimana barang dan jasa
bergantung pada keahlian dan pengetahuan professional. Contohnya seperti firma hukum, sistem
sekolah, rumah sakit.
Definisi teknis dan behavioral dari organisasi tidaklah saling kontradiksi. Sebaliknya, masing-
masing saling melengkapi. Definisi teknis menjelaskan kepada kita bagaimana beribu-ribu
perusahaan dalam pasar yang kompetitif mengkombinasikan modal, tenaga kerja, dan teknologi
informasi, sementara model behavioral membawa kita masuk kedalam masing-masing
perusahaan untuk melihat bagaimana teknologi itu mempengaruhi kerja internal organisasi.
Stuktur Organisasi
Semua organisasi memiliki bentuk atau stuktur. Klasifikasi Mintzbegt(1979) menunjukkan lima
jenis struktur organisasi: struktur wirausaha, birokrasi mesin, birokrasi dengan divisi, birokrasi
professional, adhocracy. Pada perusahaan wirausaha kecil anda akan sering menemukan sistem
yang dirancang dengan buruk yang dikembangkan terburu-buru yang sering melebihi
kegunaannya dengan cepat. Pada rerusahaan multidivisi yang besar yang beroperasi pada rarusan
lokasi anda akan sering menemukan bahwa tidak terdapat satu sistem informasi tunggal yang
terintegrasi, tatapi justru setiap divisi memilik perangkat sistem informasinya sendiri.
Ciri-ciri lain Organisasi
Organisasi memiliki tujuan yang menggunakan sarana yang berbeda untuk mencapainya.
Beberapa organisasi memiliki tujuan yang koersif (misalnya sebagai penjara) lainnya memiliki
tujuan manfaat (missal untuk bisnis). Yang lainnya lagi memiliki tujuannormatif (universal,
kelompok religious). Organisasi juga melayani kelompok yang berbeda atau memiliki anggota
yang berbeda,beberapa menguntungkan anggotanya, yang lainnya menguntungkan klien,
pemegang saham atau masyarakat.
Fitur-Fitur Umum Organisasi
Organisasi mengatur tenaga ahli dalam sebuah struktur hierarki otoritas dimana setiap orang
bertanggung jawab terhadap seseorang dan otoritas terbatas pada tindakan-tindakan tertentu.
Otoritas dan tindakan masih dibatasi lagi oleh aturan-aturan atau prosedur-prosedur abstrak yang
diinterpretasikan dan diterapkan untuk kasus-kasus tertentu. Aturan-aturan ini menciptakan
sistem pengambilan keputusan bersifat netral dan universal, setiap orang diperlakukan sama.
Organisasi berusaha menyewa dan mempromosikan karyawan berdasarkan kualifikasi teknis dan
profesionalisme. Organisme menerapkan prinsip efesiensi, menghasilkan keuntungan sebesar-
besarnya dengan menggunakan usaha seminim mungkin.

Menurut Weber, birokrasi bersifat umum karena merupakan bentuk yang paling efisien dari
organisasi. Para ahli lainnya memberi tambahan atas pendapat Weber, mengidentifikasi fitur-
fitur tambahan dari organisasi. Semua organisasi mengembangkan prosedur standar
pengoperasian, politik, dan kultur.
Prosedur Standar Pengoperasian
Organisasi yang bertahan selama satu periode waktu tertentu menjadi sangat efisien,
menghasilkan jumlah produk dan jasa terbatas dengan mengikuti aturan-aturan standar. Aturan-
aturan rutinitas standar ini dikumpulkan menjadi aturan-aturan, prosedur, dan praktik-praktik
yang seksama dan rasional yang disebut prosedur standar pengoperasian (PSP) yang akan
dikembangkan untuk dapat mencakup semua situasi yang mungkin dihadapi. Prosedur standar
pengoperasian sangat membantu mempertahankan efisiensi organisasi modern. Perubahan
apapun dalam PSP memerlukan usaha organisasi yang besar.
Politik Organisasi
Para anggota organisasi menduduki beragam posisi dengan beragam spesialisasi, perhatian, dan
prespektif. Akibatnya, mereka memiliki sudut pandang berbeda mengenai bagaimana sumber-
sumber, penghargaan, dan hukuman dilaksanakan. Perbedaan-perbedaan ini menjadi persoalan
bagi manajer dan karyawan, dan hasilnya adalah pergolakan politik, persaingan, dan konflik
didalam organisasi. Hambatan politik adalah salah satu dari sekian banyak kesulitan terbesar
untuk membawa perubahan organisasi khususnya perkembangan sistem informasi yang baru.
Hampir semua sistem informasi yang mebawa perubahan-perubahan signifikan mengenai tujuan
yang hendak dicapai perusahaan, prosedur, produktifitas, dan personil berpotensi menghaus
oposisi politis yang serius
Kultur Organisasi
Kultur organisasi merupakan kumpulan asumsi fundamental seperti mengenai produk apa yang
harus dihasilkan organisasi, bagaimana prosesnya, dimana, dan untuk siapa. Umumnya asumsi-
asumsi kultural ini seluruhnya diyakini begitu saja dan arang diutarakan secara publik
(Schein,1985). Kultur organisasi merupakan kekuatan besar yang mempersatukan yang
menghambat konflik politik dan membawa pemahaman, persetujuan prosedur, dan praktik-
praktik lainnya. Jika kita semua berbagi asumsi kultural mendasar, maka persetujuan dalam hal-
hal lainnya dapat dimungkinkan. Namun, selain itu kultur organisasi juga menjadi penghalang
besar bagi perubahan khususnya perubahan teknologi. Sebagian besar organisasi akan
melakukan apapun untuk mencegah perubahan asumsi dasar. Setiap perubahan teknologi apapun
akan mengancam asumsi kultural yang sudah umum diterima pada organisasi. Namun demikian,
ada kalanya satu-satunya cara yang bijaksana bagi bagi perusahaan agar selangkah lebih maju
adalah dengan menerapkan teknologi baru yang secara langsung melawan kultur organisasi. Jika
ini terjadi, maka teknologi sering bertahan sementara kultur perlahan-lahan menyesuaikan.
Fitur-Fitur Khusus Organisasi
Walaupun semua organisasi memiliki karakteristik yang umum, namun tidak ada dua organisasi
yang sama persis. Semua organisasi memiliki struktur, sasaran, konstituensi, gaya
kepemimpinan, tugas-tugas, dan lingkungan sekitar yang berbeda.
Tipe-tipe Organisasi
Satu hal penting yang membedakan tiap organisasi adalah struktur atau bentuknya. Karakteristik
perbedaan struktur itu ada beragam cara. Mintzberg menggolongkan,lima bentuk dasar
organisasi.
Tipe Organisasi Keterangan Contoh :
Perusahaan kecil, baru mulai, dalam
lingkungan yang cepat berubah. Ia memiliki Bisnis kecil yang baru
Struktur Usahawan
struktur sedehana dan dikelola usahawan yang mulai
bertindak sebagai direktur pelaksana tunggal.
Birokrasi besar yang ada dilingkungan yang
lambat berubah, menghasilkan barang-barang Perusahaan pabrikan
Birokrasi Mesin
produksi standar. Didominasi oleh tim dan berskala menengah
pengambilan keputusan tersentralisasi.
Kombinasi dari beragam birokrasi mesin,
General motor yang
masing-masing menghasilkan produk dan
Birokrasi Divisional memiliki anak
layanan yang berbeda, semua dikendalikan
perusahaan sejumlah 500
dari kantor pusat.
Organisasi berbasis pengetahuan dimana
bentuk barang-barang produksi dan jasa
tergantng pada keahlian dan pengetahuan para Perusahaan Hukum,
Birokrasi Profesional
profesional. Didominasi oleh kepala Sistem sekolah
departemen dengan otoritas sentralisasi yang
lemah.
Organisasi “satan tugas” yang harus
merespons lingkungan yang berubah dengan
Perusahaan konsultan
pesat. Terdiri dari sejumlah besar kelompok
Adhokrasi seperti Rand
spesialis yang terorganisasi kedalam tim
Coorporation
multidispliner jangka pendek dan memiliki
kelemahan manajemen pusat.

Organisasi dan Lingkungan


Organisasi terletak didalam lingkungan. Disana organisasi mengambil sumber-sumber dan
menyediakan barang-barang dan jasake lingkungan. Organisasi dan lingkungan memiliki
hubungan timbal balik. Pada satu sisi, organisasi terbuka dan tergantung pada lingkungan sosial
dan fisik disekitarnya. Tanpa sumber daya keuangan dan manusia, tidak mungkin ada organisasi.
Organisasi harus merespons legislatif dan aturan-aturan main yang dikeuarkan oleh
pemerintahan, termasuk segala aksi yang dilakukan pelanggan dan pesaing.
Disisi lain, organisasi yang berasal dari aliansi bisa mempengaruhi proses politik dan dan
penerimaan konsumen terhadap produk-produk mereka. Lingkungan biasanya berubah secara
lebih cepat dari pada organisasi. Alasan utama atas kegagalan organisasi adalah ketidakmampuan
untuk mengadaptasi perubahan lingkungan yang cepat dan kurangnya sumber daya .
Jadi secara garis besar .
Fitur umum organisasi terdiri dari :
Struktur Formal
Prosedur Standar Pengoperasian (PSP)
Politik
Kultur
Konstituensi
Fungsi
Kepemimpinan
Tugas-tugas
Teknologi
Proses bisnis
Fitur khusus organisasi terdiri dari :
Tipe organisasi
Lingkungan
Tujuan
Kekuasaan
Perubahan Ssitem Informasi dalam Organisasi
Sistem informasi mejadi alat integral, online, interaktif yang erat kaitannya dengan tiap menit
operasi dan pengambilan keputusan pada organisasi besar.
Infrastruktur Teknologi Informasi dan Layanan Teknologi Informasi
Satu cara agar organisasi bisa mempengaruhi bagaimana teknologi informasi digunakan
adalah melalui keputusan-keputusan mengenai konfigurasi teknis dan organisasional dari sistem.
Cara lain organisasi mempengaruhi teknologi informasi adalah melalui keputusan-keputusan
mengenai siap yang akan mendesain, membangun, dan memelihara infrastruktur TI organisasi.
Keputusan-keputusan ini menentukan bagaimana layanan teknologi informasi di kirim. Unit atau
fungsi organisasi formal yang bertanggung jawab untuk layanan tenologi disebut departemen
sistem informasi. Departemen sistem informasi bertanggung jawab untuk memelihara perangkat
lunak, perangkat keras, penyimpanan data, dan jaringan yang menyusun infrastruktuk
perusahaan.
Departemen sistem informasi terdiri dari para ahli, seperti programer, analisis sistem, pemimpin
proyek, dan manajer sistem informasi. Programer adalah ahli teknis terlatih yang membuat kode-
kode instruksi perangkat lunak untuk komputer. Analis sistem bertugas menyusun link-link
utama antar kelompok sistem informasi dan kelompok-kelompok lainnya dari organisasi.
Merupakan tugas analis sistem untuk menerjemahkan masalah-masalah bisnis dan
persyaratannya untuk meenjadi prasyarat informasi dan sistem.
Manajer sistem informasi adalah pemimpin tim yang terdiri dari programer dan analis, manajer
proyek, manajer fasilitas fisik, manajer telekomunikasi, dan kepala kelompok sistem kantor. Ia
juga bertindak sebagai manajer untuk pengoperasian komputer dan staf pengetri data. Juga para
ahli luar, seperti penjual perangkat lunak dan konsultan sering berpartisipasi dalam operasi
harian dan perencanaan jangka panjang sistem informasi.
Dibanyak perusahaan, departemen sistem informasi dikepalai oleh seorang chief information
officer (CIO). Ia tergolong manajemen senior yang bertugas memperluas pemanfaatan teknologi
informas didalam perusahaan. End user adalah perwakilan diluar kelompok sistem informasi
sebagai objek sasaran pengembangan aplikasi. End user atau pengguna akhir memainkan peran
yang semakin besar dalam perancangan dan pengembangan sistem informasi.
Bagaimana Sistem Informasi mempengaruhi Organisasi
Dampak Ekonomi
Ukuran perusahaan biasanya berkembang untuk mengurangi biaya transaksi. Teknologi
informasi secara potensial mengurangi biaya pada ukuran tertentu, membuka kemungkinan
pertumbuhan pendapatan tanpa menambah ukuran, atau bahkan pertumbuhan pendapatan yang
disertai ukuran yang menyusut.
Dampak Organisasi dan Perilaku
a) Teknologi Informasi atau TI meratakan organisasi, yaitu perataan hierarki dengan
memperluas distribusi informasi untuk memberikan kekuatan kepada karyawan tingkat rendah
dan meningkatkan efisiensi manajemen
b) Organisasi pascaindustri, yaitu wewenang semakin bergantung kepada pengetahuan dan
kompetensi, dan tidak hanya pada posisi formal.
c) Memahami penolakan organisasi terhadap perubahan. Terdapat beberapa cara untuk
memvisualisasikan penolakan organisasi yang saling berhubungan untuk membawa perubahan
dengan mengubah teknologi, tugas, struktur, dan orang-orang secara bersamaan.
Internet dan Organisasi
Internet meningkatkan aksesibiltas, penyimpanan, dan distribusi informasi dan pengetahuan
untuk organisasi, dan untuk mengurangi biaya transaksi dan keagenan yang dihadapi kebanyakan
organisasi.
Implikasi Rancangan dan Pemahaman Sistem Informasi
Faktor organisasi utama yang harus dipertimbangkan saat merencanakan sistem baru adalah
sebagai berikut :
Lingkungan dimana organisasi berfungsi
Struktur organisasi : hierarki, spesialisasi, rutinitas, proses bisnis
Budaya dan politik organisasi
Jenis organisasi dan gaya kepemimpinan
Kelompok kepentingan utama yang dipengaruhi oleh sistem dan sikap dari karyawan yang akan
menggunakan sistem
Jenis tugas, keputusan dan proses bisnis dimana sistem info dirancang untuk membantunya.
Internet dan Organisasi
Internet, secara khusus World Wide Web, memiliki dampak yang penting bagi relasi antara
perusahaan dan entitas-entitas eksternalnya, bahkan antara perusahaan dengan proses bisnis
internalnya. Internet meningkatkan aksesibilitas, penyimpanan, dan distribusi informasi dan
pengetahuan untuk organisasi. Intinya, Internet mampu secara dramatis menekan biaya transaksi
dan agensi. Misalnya, perusahaan perantara dan bank di New York sekarang mampu “mengirim”
manual prsedur internalnya kepada karyawannya pada jarak yang jauh dengan mempostingnya di
website perusahaan, sehinggu menghemat biaya distribusi. Para tenaga penjua bisa mengetaui
informasi harga produk dengan cepat melalui web atau menerima instruksi dari manajemen via
e-mail.
Bisnis secara cepat membangun kembali sebagian proses bisnis intinya melalui teknologi
Internet dan menjadikan teknologi ini sebagai komponen pokok bagi infrastruktur teknologi
informasi (TI). Jika jaringan lebih dimanfaatkan secara efisien, hasilnya adalah proses bisnis
lebih mudah dilakukan, karyawan yang dibutuhan lebih sedikit, dan organisasi menjadi lebih
ramping daripada dimasa lalu.
Manajer, Pengambilan Keputusan, dan Sistem Informasi
Peran Manajer Dalam Organisasi
Manajer memainkan pran didalam organisasi.Tanggung jawabnya meliputi pengambilan
keputusan, membuat laporan, menghadiri pertemuan, mengatur perayaan-perayaan. Menuru
Henri Fayol fungsi klasik dari manajer yaitu perencanaan, pengorganisasian, koordinasi,
pengambilan keputusan, dan kontrol. Penjelasan aktivitas manajemen ini mendominasi
pemikiran mengenai manajemen dalam jangka waktu yang lama, dan sampai sekarang pun masih
tetap populer. Model behavioral menyatakan bahwa perilaku aktual manajer kurang sistematis,
lebih informal, kurang reflektif, lebih reaktif, lain dengan yang diindikasikan oleh model klasik.
Para peneliti mengetaui bahwa perilaku manajerial nyatanya memiliki 5 atribut yang sangat
berbeda dari deskripsi klasik: pertama, manajer menjalankan 600 aktivitas yang berbeda tiap hari
tanpa ada jeda. Kedua, aktivitas manajerial terfragmentasi, sebagian besar aktivtas berlangsung
selama kurang dari 9 menit, dan hanya 10 persen aktivitas berlangsung selama 1 jam. Ketiga,
manajer lebih suka menerima infomasi dari spekulasi, anggapan orang lain, gosip yang beredar,
dan tak terencana sebelumnya. (informasi yang tercetak didalam kertas sering dianggap
ketinggalan zaman). Keempat, mereka lebih suka bentuk komunikaso secara oral ketimbang
tertulis karena lebih fleksibel, hanya memerlukan sedikit usaha. Dan lebih cepat direspon.
Kelima, manajer memberi prioritas utama untuk memelihara sekumpulan daftar kontak personal
yang beragam serta kompleks yang bertindak sebagai sistem informasi informal dan membantu
mereka untuk menjalankan agenda-agendanya dan sasaran jangka pendek dan jangka panjang.
Dengan menganalisis perilaku manajer dari hari ke hari, Mintzberg menemukan bahwa ada 10
peran manajerial. Peran manajeria adalah akivitas yang harus dijalankan manajer didalam sebuah
organisasi. Mintzberg mengatakan peran-peran manajerial ini terbagi ke dalam 3 kategori yaitu
interpersonal, informational, dan decisional.
Peran interpersonal. Manajer bertindak sebagai figur kepala untuk organisasi sewaktu
merepresentasi perusahaannya kedunia luar dan menjalankan tugas-tugas simbolis seperti
memberi penghargaan kepada karyawan. Manajer bertindak sebagai pemimpin yang memotivasi,
memberi saran, dan mendukung bawahannya. Manajer juga bertindak sebagai penghubung
antara beragam level organisasi, didalam tiap level ini, mereka menjadi penghubung antara para
anggota tim manajemen.
Peran informational. Manajer bertindak sebagai pusat nadi organisasi, menerima informasi yang
paling up to date, konkrit dan mendistribusikannya kepada pihak-pihak terkait. Manajer menjadi
penyebar informasi dan pembicara untuk organisasinya.
Peran decisional. Manajer membuat keputusan. Mereka bertindak sebagai pengusaha dengan
menginisiasi tiap bentuk aktivitas baru, mereka menangani kesulitan-kesulitan yang muncul
diorganisasi, mereka mengalokasikan sumber-sumber kepada staf yang membutuhkan,
menegosiasikan konlik dan menjadi mediator antara kelompok-kelompok yang berkonflik
didalam organisasi.
Peran Perilaku Sistem Pendukung
Peran Interpersonal
Figur kepala——————————- Tidak ada
Pemimpin—————interpersonal– Tidak ada
Perantara———————————– Sistem komunikasi elektronik
Peran Informational
Sistem informasi manajemen,
Pusat nadi———————————-
SPP
Penyebar—————–Pemrosesan– Sistem kantor, surat
Pembicara—————–imformasi— Kantor dan sistem profesional,
work station
Peran decisional
Pemilik usaha————Pengambilan- Tidak ada
Pengendali kesulitan—-Keputusan— Tidak ada
Alokator sumber————————– Sistem SPK
Negosiator——————————— Tidak ada

Manajer dan Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan sering menjadi peran manajer yang sangat menantang. Sistem informasi
telah membantu manajer untuk mengkomunikasikan dan mendistribusikan informasi, namun
hanya memberi bantuan terbatas untuk pengambilan keputusan manajemen. Karena pengambilan
keputusan merupakan wilayah yang terutama dirancang untuk memperngaruhi keseluruhan
proses bisnis.
Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan strategis menentukan sasaran-sasaran jangka panjang, smber-sumber,
dan kebijakan organisasi. Pengambilan keputusan untuk kontrol manajemen secara prinsip
memberi perhatian pada bagaimana sumber-sumber digunakan secara efektif dan efisien, dan
bagaimana unit-unit operasional menjalankan tugasnya. Pengambilan keputusan kontrol
operasional menentukan bagaimana melaksanakan tugas-tugas khusus yang berasal dari
manajemen madya. Pengambilan keputusan level-pengetahuan berhubungan dengan
pengevaluasian gagasan-gagasan baru untuk menciptakan produk dan layanan, cara-cara untuk
mengkomunikasikan pengetahuan baru, dan cara-cara untuk mendistribusikan informasi
keseluruh organisasi.
Didalam tiap level pengambilan keputusan ini, para peneliti menggolongkan keputusan menjadi
keputusan terstruktur dan keputusan tidak testruktur. Keputusan tidak terstruktur adalah
keputusan-keputusan yang memerlukan evaluasi, pengertian, dan pertimbangan terhadap definisi
masalah. Tiap keputusan yang dihasilkan selalu baru, penting, dan besifat non-rutin, dan tidak
perlu kesepakatan prosedural dalam membuat (Corry dan Scott-Morton, 1971). Keputusan
terstruktur, kebalikannya, adalah keputusan-keputusan yang bersifat rutin dan berulang-ulang,
dan memerlukan prosedur baku untuk menanganinya supaya lebih praktis. Ada juga keputusan
yang bersifat semi terstruktur, yaitu hanya bagian tertentu dari masalah yang memiliki jawaban
yang jelas sesuai dengan prosedur tertentu, sedangkan bagian lainnya masih belum jelas
penyelesaiannya.

Tingkatan Pengambilan Keputusan


Proses pengambilan keputusan mengandung beberapa aktivitas yang saling berbeda. Simon
(1960) menggambarkan 4 tingkat dalam pengambilan keputusan yaitu kecerdasan, perancangan
atau desain, pilihan, dan penerapan. Kecerdasan terdiri dari pengidentifikasian dan pemahaman
masalah-masalah yang muncul didalam organisasi mengenai mengapa masalah itu muncul,
dimana, dan apa saja akibatnya. Sistem tradisional SIM yang menawarkan variasi rincian
informasi dapat membantu mengidentifikasikan masalah, khususnya jika sistem yang
bersangkutan memberi beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai outputnya.
Selama melakukan perancangan atau desain solusi atas masalah individu merancang
kemungkinan solusi atas masalah. Sistem SPK yang sederhana ideal untuk tingkat pengambilan
keputusan ini karena mampu menjalankan model-model sederhana, bisa dikembangkan dengan
cepat, dan bisa dioperasikan dengan data yang terbatas.
Pilihan terdiri penentuan dari beraganm solusi alternatif. Di sisi para pengambil keputusan
memerlukan sistem SPK yang lebih kompleks untuk mengembangkan data ekstensif yang lebi
banyak pada beragam alternatif dan model-model kompleks atau atau alat bantu analisis data
untuk mengkakulasi semua eban, konsekuensi, dan peluang.
Selama melakukan implementasi, ketika keputusan dijalankan, manajer dapat menggunakan
sistem pelaporan yang bisa mengerjakan laporan-laporan rutin untuk kemajuan solusi tertentu.

Model-Model Pengambilan Keputusan


Ada beberapa model yang berusaha menggambarkan bagaimana orang-orang membuat
keputusan. Sebagian model ini fokus kepada pengambilan keputusan individual, sebagian lagi
fokus kepada pengambilan keputusan dalam kelompok.
Model-model pengambilan keputusan individual mengasumsikan bahwa manusia adalah
rasional. Model rasional dari perilaku manusia terbentuk berdasarkan gagasan bahwa orang-
orang menjalankan semacam kalkulasi pemaksimalan nilai, kalkulasi rasio, kalkulasi konsisten.
Menurut model ini, seorang individu mengidentifikasi sasaran, tujuan dan semua prioritas
tindakan alternatif berdasarkan kontribusinya terhadap sasaran tersebut, kemudian memilih satu
yang paling memberi kontribusi atas sasaran tujuan itu.
Kritik untuk model ini menunjukan bahwa nyatanya orang tidak bisa mengkhususkan semua
alternatif, dan sebagian besar individu tidak memiliki satu sasaran sehingga tidak mampu
menyusun semua prioritas alternatif dan konsekuensi. Sebagian besar keputusan bersifat
kompleks sehingga mengkalkulasi pilihan. (bahkan jika dilakukan dengan komputer) hampir
tidak dimungkinkan. Daripada mencari di semua alternatif, orang cenderung memilih alternatif
pertama yang tersedia yang membawanya kepada sasaran tersebut. Dalam mengambil kebijakan,
orang memili kebijakan yang hampir serupa dengan kebijakan yang diambil sebelumnya
(Lindbom, 1959). Akhirnya, sebagian ahli menganggap bahwa pengambilan keputusan
merupakan proses berkesinambungan dimana keputusan final selalu dimodifikasi.
Penelitia lain menyimpulkan bahwa manusia berbeda dalam hal bagaimana mereka
memaksimalkan nilai dan dalam hal rujukan yang digunakan untuk menginterpretasikan
informasi dan membuat pilihan. Tversky dan kahneman menunjukan bahwa manusia memiliki
prasangka-prasangka yang bisa mendistorsi pengambilan keputusan. Orang-orang bisa
termanipulasi utnuk memilih salah satu alternatif hanya dengan mengubah kerangka rujukannya.
Model kognitif menggambarkan disposisi kepribadian yang mendasar terhadap perlakuan atas
informasi, alternatif pilihan, dan evaluasi konsekuensi. Pembuat keputusan sistematis mendekati
permasalahan dengan cara menstrukturisasi masalah berdasarkan beberapa metode formal.
Mereka mengevaluasi dan mengumpulkan informasi berdasarkan metode terstrukturnya. Para
pembuat keputusan intuitif mendekati permasalahan dengan beragam metode, menggunaka cara
trial and error untuk mencari solusi. Tidak ada satupun metode yang lebih superior daripada yang
lainnya dan masing-masing metode bisa menguntungkan untuk situasi tertentu. Sementara
masalah terstruktur dengan pokok-pokok yang sudah jelas bisa ditangani dengan “berfikir
dahulu” berdasarkan langkah-langkah logis, masalah lainnya memerlukan solusi kreatif yang
baru melalui intuisi atau mencoba beberapa bentuk tindakan tersebut sesuai sebagai solusi
(Mintzberg dan Westley, 2001).
Acapkali pengambilan keputusan dilakukan oleh satu individu, tetapi oleh kelompok atau
organisasi keseluruhan. Pengambilan keputusan model organisasional memperhitungkan
karakteristik politik dan struktural dari organisasi. Model-model birokratik, politis, dan bahkan
model-model “keranjang sampah” telah diajukan untuk menggambarkan bagaimana
pengambilan keputusan terjadi didalam organisasi.
Menurut pengambilan keputusan model birokratis tujuan terpenting organisasi adalanh
memelihara organisasi itu sendiri. Tujuan utama lainnya adalah merduksihal-hal lain yang
kurang diperlukan. Kebijakan cenderung meningkat dan hanya sedikit berbeda dari masa lalu.
Hal ini karena masuknya kebijakan radikal melibatkan sekian banyak hal yang kurang
diperlukan. Model ini menunjukan organisasi secara umum bukan sebagai “pemilihan” atau
“keputusan” dalam arti rasional; tetapi menurut model-model birokratis, lebih kepada apapun
yang dilakukan organisasi merupakan hasil dari prosedur standar pengoperasian yang dijalankan
secara aktif.
Organisasi jagang mengubah prosedur standar karena memerlukan pula perubahan personil dan
menimbulkan risiko. Walaupun manajemen senior dan pemimpin diberi tugas untuk memimpin
organisasi, namun mereka secara eektif terperangkap oleh solusi standar organisasi. Tentu saja
sebagian organisasi melakukan perubahan, mereka menemukan cara-cara baru dalam
berperilaku, dan bisa dipimpin.Namun, semua perubahan itu membutuhkan waktu yang lama.
Dalam pengambilan keputusan model politis, yang dikerjakan oleh organisasi merupakan hasil
tawar-menawar politik antara para pemimpin dan kelompok-kelompok yang terlibat. Organisasi
tidak memiliki keputusan yang berasal dari “pilihan” untuk memecahkan “permasalahan”.
Keputusan berasal dari kesepakatan atau kompromi yang menghasilkan konflik, munculnya
pengendali-pengendali utama, perbedaan minat, kekuatan yang berbeda, dan kebingungan
politik.
Teori pengambilan keputusan yang disebut model “keranjang sampah”, menyatakan bahwa
organisasi tidaklah rasional. Pengambilan keputusan bersifat insidental dan merupakan produk
dari aliran solusi, masalah, dan situasi yang digabungkan secara acak. Model ini bisa
menjelaskan mengapa organisasi kadang kala menerapkan solusi yang tidak sesuai untuk
masalah yang dihadapi.
Implikasi untuk Perancangan dan Pemahaman Sistem Informasi
Agar mampu memberikan manfaat, sistem informasi harus dibangun dengan suatu pemahaman
yang jelas atas organisasi tempat sistem itu diterapkan dan bagaimana sistem informasi secara
tepat memberi konstribusi untuk pengambilan keputusan manajerial.
Dalam pengalaman kami, faktor-faktor sentral pada organisasi yang perlu dipertimbangkan
dalam merencanakan sistem adalah :
Lingkungan dimana organisasi harus berfungsi
Struktur organisasi : hierarki, spesialisasi, dan prosedur standar pengoperasian
Kultur dan politik organisasi
Tipe organisasi dan gaya kepemimpinannya
Kelompok-kelompok utama terkait yang mempengaruhi sistem dan perilaku para pekerja yang
akan menggunakan sistem itu
Jenis tugas, keputusan, dan proses bisnis yang akan dibantu oleh sistem informasi
Sistem harus dibangun untuk mendukung pengambilan keputusan kelompok dan organisasi. Para
perancang sistem informasi harus mendesain sistem yang memiliki karakteristik berikut :
Fleksibel dan memberi banyak pilihan untuk menangani data dan mengevaluasi sistem
Mampu mendukung beragam gaya, keterampilan, dan pengetahuan juga mampu melacak banyak
alternatif dan konsekuensi
Sensitif atau birokrasi organisasi dan ketentuan-ketentuan politik
Sistem Informasi dan Strategi Bisnis
Tipe sistem informasi tertentu sangat penting bagi kesejahteraan dan kelangsungan hidup jangka
panjang suatu perusahaan. Sistem tersebut, yang merupaka alat ampuh untuk tetap terdepan
dalam persaingan, disebut sistem informasi srategis.
Apa yang Dimaksudkan dengan Sistem Informasi Strategi?
Sistem informasi stategis mengubah sasaran, pengoperasian, produk, jasa atau relasi lingkungan
organisasi untuk memperkuat posisi dalam persaingan dagang. Sistem yang mampu memberi
efek seperti ini mampu mengubah bisnis organisasi.
Sistem informasi strategis harus dibedakan dengan sistem level-strategis untuk manajr senior
yang fokus pada permasalahan pengambilan keputusan jangka panjang. Sistem informasi
strategis bisa digunakan disemua level pada satu organisasi, dengan jangkauan yang lebih luas
dan lebih dalam ketimbang sistem lainnya sebagaimana sudah dijelaskan. Sistem informasi
strategis secara intens mengubah cara suatu perusahaan menjalankan bisnisnya. Organisasi perlu
mengubah proses pengoperasian internal dan relasinya dengan pelanggan serta pemasok
sehingga memperoleh keuntungan dari teknologi sistem informasi yang baru.
Model-model tradisional sedang dimodifikasi untuk mengakomondasi dampak dari perusahaan
digital dan alur informasi yang baru. Sebelum lahirnya perusahaan digital, strategi bisnis
menekankan persaingan head to head terhadap perusahaan lainnya pada pasar yang sama. Saat
ini, penekanan tersebut semakin meningkat dalam hal eksplorasi, identifikasi, dan penguasaan
wilayah pasar; juga dalam hal pemahaman rantai nilai pelanggan secara lebih baik; dan belajar
lebih cepat dan mendalam ketimbang pesaing lain.
Umumnya tidak ada sistem strategis tunggal, namun ada sejumlah sistem yang beroperasi pada
beragam level dari strategi bisnis, perusahaan, dan industri. Untuk tiap level pada strategi bisnis,
terdapat pemanfaatan strategis dari sistem. Dan untuk tiap level strategi bisnis, terdapat model
yang sesuai yang digunakan untuk analisis.
Strategi Level-Bisnis dan Model Rantai Nilai
Pada level bisnis dari strategi, pertanyaan pokoknya adalah, “Bagaimana kita berkompetisi
dalam pasar tertentu ini?” Yang menjadi obyek untuk pasar mungkin saja bolam lampu, televisi
kabel, atau perkakas bangunan. Strategi yang paling umum untuk level ini adalah : (1) menjadi
penghasil produk dengan biaya yang rendah, (2) mendiferensiasikan produk dan jasa, dan atau
(3) mengubah lingkup persaingan baik dengan cara memperluas pasar sampai ke pasar global
maupun dengan mempersempit pasar-yaitu fokus hanya pada wilayah yang tidak terjangkau
dengan baik oleh pesaing lain. Perusahaan digital memberi kemampuan baru untuk mendukung
level strategi dengan cara mengelola rantai persediaan, membangun sistem “nikmati dan beri
tanggapan” bagi pelanggan., dan memanfaatkan fungsi web dalam melakukan distribusi produk-
produk baru dan jasa ke pasar.
Mendongkrak Teknologi dalam Rantai Nilai
Pada level bisnis, alat bantu analisis yang paling umum adalah analisis rantai nilai. Model rantai
nilai memberi pehatian pada aktivitas khusus dimanastrategi kompetitif bisa diterapkan dengan
paling baik (Porter, 1985) dan dimana sistem informasi paling memiliki dampak strategis. Model
rantai nilai mengidentifikasi poin-poin pengaruh yang khusus dan penting dimaa perusahaan
dapat memanfaatkan teknoligi informasi secara paling efektif untuk memperluas posisi
kompetitifnya. Tepatnya, dimanakah keuntungan terbesa dari sistem informasi strategis bisa
diperoleh –aktivitas khusus apa yang bisa digunakan untuk menciptakan produk dan jasa baru,
memperluas penetrasi pasar, mengikat pelanggan dan pemasok, dan menekan biaya oprasional?
Model ini memandang perusahaan sebagai rangkaian atau “rantai” dari aktivitas dasar yang
menambah nilai bagi produk dan jasa perusahaan. Aktivitas ini bisa dikategorikan baik sebagai
aktivitas primer maupun aktivitas pendukung.
Aktivitas primer adalah aktivitas yang paling berhubungan secara langsng dengan produksi dan
distribusi produk dan jasa perusahaan, yang menciptakan nilai untuk pelanggan. Aktivitas primer
mencakup logistik inboud, pengoperasian, logistik outbound, penjualan dan pemasaran, dan jasa.
Logistik inbound meliputi penerimaan dan penyimpanan bahan-bahan material untk produksi.
Pengoperasian bertugas mentransformasi input-input menjadi produk jadi. Logistik outbound
meliputi penyimpanan dan pendistribusian produk jadi. Penjualan dan pemasaran meliputi
promosi dan penjualan produk-produk perusahaan. Aktivitas jasa meliputi pemeliharaan dan
perbaikan atas produk dan jasa perusahaan. Aktivitas pendukung memungkinkan proses
pengiriman barang pada aktivitas primer dapat dijalankan. Aktivitas pendukung terdiri dari
infrastruktur organissi (administrasi dan manajemen), sumber daya manusia (rekrutmen
karyawan, kontrak karyawan, dan pelatihan), teknologi (perbaikan dan proses produksi), dan
pengadaan (pembelian barang-barang sebagai input produksi).
Organisasi memiliki keunggulan kompetitif jika mampu menyediakan lebih banyak nilai kepada
pelanggannya, atau jika memberi nilai yang sama dengan harga yang lebih rendah. Sistem
informasi dapat memiliki dampak strategis jika ia mampu membantu perusahaan untuk
menyediakan produk dan jasa dengan harga lebih murah daripada pesaingnya tetapi memiliki
nilai yang lebih baik. Aktivitas yang memberi nilai kepada produk dan jasa tergantung pada fitur
dari setiap perusahaan tertentu.
Rantai nilai perusahaan bisa dihubungkan ke rantai nilai mitraya yang lain, termasuk pemasok,
distributor dan pelanggan. Perusahaan bisa mencapai keuntungan strategis dengan memberi nilai,
tidak hanya melalui proses rantai nilai internal, tetapi juga melalui hubungan erat yang efisien
dengan mitra nilai indurstrinya.
Jaringan yang beroperasi secara digitaldibanyak perusahaan independen bisa dimanfaatkan tidak
hanya untuk membeli barang-barang persediaan, tetapi juga untuk berkoordinasi dengan erat
mengenai produk. Teknologi internet memungkinkan perluasan rantai nilai sehingga bisa
mengikat semua pemasok, mitra bisnis da pelanggan dalam satu value web. Value web
merupakan kumpulan perusahaan independen yang menggunakan teknologi internet untuk
mengkoordinasi rantai nilai untuk secara kolektif menghasilkan produk atau jasa bagi pasar.
Value web lebih bersifat dikendalikan oleh konsumen dan berjalan secara kurang linier daripada
rantai nilai tradisional. Value web berfungsi seperti ekosistem bisnis yang dinamis,
mensinkronisasi proses bisnis dari pelanggan, pemasok, mitra dagang diantaara beragam
perusahaan didalam suatu industri atau bisnis terkait. Value web bersifat fleksibel dan adaptif
terhadap perubahan persediaan dan permintaan. Relasi bisa dibangun atau diputuskan sebagai
respons atau perubahan kondisi pasar. Perusahaan bisa memanfaatkan value web untuk
mempertahankan relasi dengan banyak pelanggan yang telah lama terjalin, atau untuk merespon
cepat transaksi pelanggan secara individual. Perusahaan bisa mempercepat waktu peluncuran
produk ke pasar dan ke pelanggan dengan mengoptimasi relasi value web dalam hal
pengambilan keputusan mengenai siapa yang bisa mengantarkan produk atau jasa yang
diperlukan dengan harga dan lokasi yang tepat.
Bisnis harus mengusahakan perkembangan sistem informasi strategis baik untuk aktivitas rantai
nilai inteernal maupun eksternalyang paling memberi nilai lebih. Rantai nilai dan value web
tidaklah statis. Dari waktu ke waktu keduanya selalu didesain kembali agar selalu mengikui
perubahan dalam lapangan persaingan (Fine dkk, 2002). Perusahaan perlu mengorganisasi dan
membentuk kembali sistemnya untuk membuka jalan bagi sumber-sumber nilai yang baru.
Produk dan Jasa Sistem Informasi
Perusahaan bisa memanfaatkan sistem informasi untuk umenciptakan produk dan jasa baru yang
unik yang bisa dengan mudah dibedakan dari produk pesaingnya. Sistem informasi strategis
untuk diferensiasi produk dapat mencegah salah repons, yaitu seakan-akan perusahaan yang
memiliki produk dan jasa yang berbeda tidak perlu lagi dalam hal basis biaya.
Sebagian besar prouk dan jasa berbasis teknologi informasi ini diciptakan oleh institusi finansial.
City bank mengembangkan anjungan tunai mandiri (ATM) dan kartu debit di tahun 1977. City
Bank pada satu waktu menjadi bank terbesar di Amerika Serikat. ATM City bank sangat berhasil
sehingga para pesainnya ikut-ikutan membuat juga sistem ATM mereka. City Bank, Wells Pargo
Bank dan yang lainnya terus berinovasi dalam memberi layanan online elektronic banking
sehingga pelanggan bisa melakukan sebagian besar transaksi perbankan melalui komputernya
dirumah yang terhubung jaringa internet.
Bank-bank tersebut, akhir-akhir ini telah meluncurkan kumpulan jasa rekening yang
memungkinkan pelanggan mengetahui semua rekeningnya, termasuk kartu kredit, deposito,
online travel reward,dan bahkan mengetahui semua rekening miliknya dibank lainnya, dari satu
sumber online. Sebagian perusahaan seperti Net Bank memanfaatkan web untuk menciptakan
virtual bank yang menawarkan layanan perbankan kompleks tanpa perlu ada cabang-cabang
bank secara fisik.
Sistem reservasi terkomputerisasi seperti perusahaan penerbangan Amerika SABRE pada
mulanya merupakan sistem tradisional yang melakukan diferensiasi produk untuk urusan jasa
penerbangan dan perjalanan. Kemudian, sistem tradisionalnya dikembangkan sehingga
pelanggan bisa memesan secara langsung trayek penerbangan, hotel, sewa mobil melalui web-
tidak perlu melalui agen-agen perjalananatau intermediari yang lain.
Sistem yang Fokus pada Ceruk Pasar
Bisnis dapat menciptakan ceruk pasar baru dengan cara mengidentifikasi target tertentu atas
produk atau jasa yang mampu menanggapi secara paling baik selera pelanggan. Melalui
diferensiasi terfokus, perusahaan dapat menciptakan produk dan jasa khusus bagi target pasar
ceruk ini secara lebih baik ketimbang pesaingnya.
Sistem informasi dapat memberi perusahaan keuntungan kompetitif dengan menyediakan data
untuk menyusun teknik pemasaran dan penjualan yang tepat. Sistem seperti ini memperlakukan
informasi yang ada sebagai sumber yang bisa “ditambang” oleh perusahaan untuk meningkatkan
perusahaan untuk menganalisis dengan baik pola pembelian konsumen, seleranya, dan
pilihannya sehingga periklanan dan promosi pemasaran secara efisien mencapai puncak pada
target pasar yang lebih kecil.
Data berasal dari suatu sumber tertentu, misalnya transaksi kartu kredit, data demografis, data
pembelian dari menindaian barcode pada kounter di supermarket atau toko-toko retail, dan data
yang terkumpul sewaktu orang berinteraksi pada website. Perangkat lunak yang canggih bisa
menemukan pola dalam kumpulan besar data sepeti ini, kemudian menarik kesimpulan
berdasarkan pola-pola itu yang bisa membantu serta menuntun pengambilan keputusan. Analis
data seperti ini menampilkan model pemasaran one to one dimana pesan-pesan personal tercipta
berdasarkan pilihan-pilihan individual.
Biaya yang diperlukan untuk mendapatkan pelanggan baru diperkirakan lima kali dari biaya
untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Melalui pengujian secara teliti terhadap
transaksi pembelian dan aktivitas pelanggan, perusahaan dapat mengidentifikasi pelanggan mana
yang paling menguntungkan dan semakin banyak memenangkan bisnis mereka. Sejalan dengan
itu, perusahaan bisa menggunakan data-data tersebut untuk mengidentifikasi pelanggan yang
kurang menguntungkan. Perusahaan yang terampil memanfaatkan data pelanggan akan fokus
kepada identifikasi pelanggan mana yang paling berharga dan akan mengguaan data dari beagam
sumber untuk memahami kebutuan mereka (Reinartz dan Kumar, 2002; Davenport, Harris, dan
Kohli, 2001; Clemons dan Weber, 1994).
Manajemen Rantai Persediaan dan Sistem Respons Pelanggan Efisien
Perusahaan digital memiliki kemampuan mencakup wilayah sampai diluar sistem strategi
tradisional untuk memperoleh keuntungan dari link secara digital ke organisasi lainnya. Strategi
level bisnis yang ampuh yang tersedia pada perusahaan digital terdiri dari link-link rantai ilai
vendor dan pemasok ke rantai nilai perusahaan. Integrasi rantai nilai bisa dijalankan lebih jauh
lagi dengan menghubungkan rantai nilai pelanggan ke rantai nilai perusahaan melalui sebuah
“sistem respons pelanggan efisien.” Perusahaan yang memanfaatkan sistem untuk berhubungan
dengan pelanggan dan pemasoknya bisa mereduksi biaya inventorinya sementara merepons
dengan cepat permintaan pelanggan.
Dengan menjaga agar tetap rendah dan rak-rak persediaan tetap terisi dengan menggunakan
sistem pengisian kembali inventori, Sistem manajemen rantai persediaan tidak hana
menekanbiaya inventori, namun juga dapat mengantarkan barang atau jasa dengan cepat kepada
pelanggan. Manajemen rantai persediaan dengan demikian bisa digunakan untuk menciptakan
sistem respons pelanggan yang efisien yang mampu menanggapi permintaan pelanggan secara
lebih efisien.Sistem respons pelanggan yang efisien secara langsung menghubungkan kembali
perilaku konsumen ke distribusi, produksi, dan rantai persediaan.
Kenyamanan dan kemudahan menggunakan sistem informasi telah meningkatkan biaya
penggantian (beban biaya yang dikeluarkan untuk beralih dari satu produk ke produk bersaing),
yang menyebabkan pelanggan enggan beralih ke pesaing. Membandingkan metode stockless
inventory dengan metode persediaan tepat waktu dan metode pengiriman tradisional. Pada
metode persediaan tepat waktu, pelanggan dimungkinkan untuk menekan inventorinya dengan
memesan hanya barang-barang yang diperlukan untuk beberapa hari, sedangkan metode
stockless inventory memungkinkan mereka untuk mengeliminir inventori secara keseluruhan.
Semua kewajiban inventori diserahkan kepada distributor, yang mengelola alur persediaan.
Metode stockless inventory merupakan alat yang ampuh untuk “mengunci” paara pelanggan,
dengan demikian memberi keuntungan kompetitif kepada pemasok. Sistem informasi juga bisa
meningkatkan biaya penggantian dengan membuat layanan dukungan produk dan interaksi
lainnya dengan pelanggan secara lebih nyaman dan terpercaya (Vandenbosh dan Dawar, 2002;
Chen dan Hitt, 2002).
Manajemen rantai persediaan dan sistem respons pelanggan efisien merupakan dua contoh
bagaimana perusahaan digital bisa menjalankan strategi bisnis yang tidak terdapat di perusahaan
tradisional. Kedua model sistem itu memerlukan investasi infrastruktur teknologi informasi
berbasis jaringan dan perangkat lunak yang sesuai agar data konsumen dan persediaan mengalir
lancar antar beragam organisasi. Kedua model strategi itu memperluas efisiensi dari perusahaan
perseorangan dan ekonomi secara keseluruhan dengan cara mengarahkan visi ke depan, yaitu ke
sistem produksi berdasarkan permintaan, dan semakin melepaskan sistem ekonomi tradisional
berdasarkan informasi cepat pembelian pelanggan.
Strategi Level-Perusahaan dan Teknologi Informasi
Suatu perusahaan bisnis biasanya merupakan kumpulan bisnis. Perusahaan terorganisasi secara
finansial sebagai suat kumpulan unit bisnis strategis, dan keuntungan perusahaan secara langsung
terkait erat dengan kinerja unit bisnis strategis. Sistem informasi bisa menjalankan kinerja
keseluruhan dari unti bisnis ini berdasarkan sinergi dan kompetensi intinya. Gagasan mengenai
kendali sinergis adalah jika beberapa unti bisa digunakan sebagai input bagi unit lainnya, atau
dua organisasi meraup pasar dan keahlian, maka relasi ini dapat menekan biaya dan
menghasilkan keuntungan.
Memperluas Kompetensi Inti
Konsep kedua untuk strategi level-perusahaan adalah gagasan mengenai “kompetensi inti”,
alasannya adalah bahwa kinerja semua unit bisnis dapat meningkat sejauh unit bisnis tersebut
mengembangkan, atau menciptakan inti pusat kompetensi Kompetensi inti adalah aktivitas yang
menyebabkan perusahaan menjadi pemimpin kelas dunia. Kompetensi menyebabkan perusahaan
menjadi perancang komponen miniatur di dunia, atau layanan pengiriman barang terbaik, atau
pabrik membuat film terbaik. Singkatnya, kompetemsi inti bersandar pada; pengetahuan yang
dikembangkan bertahun-tahun, dan organisasi penelitian terpercaya atau orang-orang yang
mengikuti literatur dan pengetahuan baru lainnya.
Sistem informasi apapun yang melakukan sharing pengetahuan lintas unit bisnis bisa
memperluas kompetensi. Sistem seperti ini memperluas kompetensi dan membantu karyawan
untuk sadar akan munculnya pengetahuan-pengetahuan baru, juga membantu bisnis untuk
mempengaruhi kompetensi yang sudah ada kepada pasar terkait,
Strategi Level-Industri dan Sistem Informasi: Kekuatan-Kekuatan Kompetitif dan Perekonomian
Jaringan
Perusahaan terdiri dari industri, misalnya industi otomotif, telepon, pemancar televisi,
dan industri produk perhutanan, dan seterusnya. Pertanyaan strategis yang utama untuk level
analis ini adalah, “Bagaimana dan bilamana kita harus berkompetisi dengan yang lainnya dalam
industri?” Oleh karena sebagian besar analis strategis menekankan persaingan, maka keuntungan
besar bila diperoleh dengan cara bekerja sama dengan perusahaan lain pada industri terkait.
Misalnya perusahaan bisa bekerja sama untuk mengembangkan standar baku industri di sejumlah
wilayah, mereka bisa bekerja sama membangun costumer awareness, dan secara kolektif dengan
pemasok untuk menekan biaya-biaya (Shapiro dan Varian, 1999). Tiga konsep utama analisis
strategi pada level industri adalah kemitraan informasi, model kekuatan kompetitif, dan
perekonomian jaringan.
Kemitraan Informasi
Perusahaan dapat membentuk kemintraan informasi dan bahkan menghubungkan satu sama lain
sistem informasinya utuk mencapai sinergi yang unik. Didalam kemitraan informasi, kedua
perusahaan yang saling bermitra bisa menggabungkan kekuatan dengan saling berbagi informasi
tanpa secara nyata/fisik bergabung (Konsynski dan MzFarlan, 1990).
Kemitraan seperti ini membantu perusahaan memperoleh akses untuk mendapatkan pelanggan
baru, menciptakan peluang-peluang baru untuk penjualan dan penargetan produk. Perusahaan
yang telah menjadi pesaing tradisional akan menemukan bahwa aliasi seperti itu sangat
menguntungkan kedua belah pihak.

Model Kekuatan Kompetitif


Menurut model kekuatan kompetitif yang dikemukakan oleh Porter, Seperti digambarkan diatas,
Perusahaaan menghadapi sejumlah ancaman dan peluang eksternal : ancaman dari pemain-
pemain baru dipasar, tekanan dari produk atau jasa subtitusi, kekuatan penalaran dari para
pelanggan, kekuatan penawaran dari para pemasok, dan posisi pesaing industri tradisional (Poter,
1985).
Keuntungan kompetitif bisa diperoleh dengan memperluaskemampuan perusahaan untuk
berhadapan dengan pelanggan, pemasok, produk atau jasa subtitusi, dan pemain-pemain baru
dipasar, yang berpotensi mengubah keseimbangan kekuatan antara perusahaan dan pesaing
lainnya dalam industri terkait.
Suatu contoh kerja sama level-industri bisa ditemukan pada Covisint yang menciptakan pasar
elektronik dimana pabrik-pabrik besar pembuat komponen-komponen kendaraan ikut ambil
bagian didalamnya. Walaupun General Motor, Vord, dan DaimelerChrysler secara agresif
bersaing dalam hal desain , layanan, kualitas, dan harga, mereka bisa meningkatan produktivitas
industri dengan cara bekerja bersama menciptakan rantai persediaan terpadu. Hadirnya sistem
Covisint memungkinkan semua pemanufaktur dan pemasok untuk berdagang melalui satu situs
internet, pemanufaktur tidak perlu membangun sendiri pasar berbasis-web milik mereka.
Dalam era perusahaan digital, model kekuatan kompetitif perlu dimodifikasi. Model tradisional
Porter mengasumsikan lingkungan industri yang relatif statis, batasan-batasan industri relatif
terlihat secara jelas, dan kumpulan pemasok, pesaing dan pelanggan relatif stabil. Namun dewasa
ini perusahaan tidak lagi berpartisipasi dalam satu jenis industri. Sekarang mereka lebih ambil
bagian pada suatu “Set Industry” atau kumpulan industri beragam yang saling berhubungan
sehingga dihadapkan pada beragam pilihan produk dan jasa (lihat gambar dibawah ini).

Namun demikian, model kekuatan kompetitif tetap merupakan model yang sah untuk
penganalisisan strategi, bahkan jika memperhitungkan dampak teknologi internet. Teknologi
internet telah mempengaruhi struktur industri dengan memberikan teknologi yang
mempermudah para pesaing untuk berkompetisi dalam hal harga dan para pemain baru pada
pasar. Keuntungan juga makin berkurang karena internet secara dramatis meningkatan informasi
yang tersedia bagi para pelanggan dalam hal perbandingan harga, dengan demikian
meningkatkan kekuatan penawaran mereka. Walaupun internet bisa memberikan keuntungan,
misalnya pengadaan saluran-sauran baru bagi pelanggan konsumen dan efisiensi pengoperasian
baru, namun perusahaan tidak bisa mendapatkan keuntungan kompetitif kecuali mereka
mengintegrasikan fungsi-fungsi internet ke dalam strategi dan operasional mereka secara
keseluruhan.Dalam era internet, kekuatan-kekuatan kompetitif tradisional masih tetap bekerja,
namun persaingan menjadi lebih intens (Porter, 2001).
Perekonomian Jaringan
Konsep strategis ketiga yang juga bermanfaat pada level-industri adalah perekonomian jaringan.
Dalam ekonomi tradisional-perekonomian pabrik dan pertanian-produksi mengalami penurunan
laba. Semakin banyak sumber yang digunakan untuk produksi, semakin rendah perolehan
keuntungannya, sampai tercapai satu titik dimana input-input tambahan tidak lagi menghasilkan
output tambahan. Ini adalah hukum penurunan laba, dan menjadi dasar bagi sebagian besar
perekonomian modern.
Dalam beberapa keadaan, hukum laba tidak berlaku . Misalnya, didalam suatu jaringan, biaya
yang dikeluarkan untuk menambah partisipan lainnya adalah nol, sebaliknya keuntungan yang
diperoleh bisa semakin besar. Semakin banyak jumlah pelanggan pada sistem telepon, atau
internet, semakin besar nilai bagi semua partisipan. Mengoperasikan stasiun pemancar televisi
dengan 1000 pelanggan ketimbang dengan 10 juta pelanggan, bukan lagi hal yang mahal untuk
dilakukan. Dan jumlah komunitas orang-orang yang tergabung semakin bertambah, sebaliknya
biaya penambahan anggota baru tidak diperlukan.
Dari perspektif perekonomian jaringan ini, teknologi informasi bisa berguna secara strategis.
Situs-situs internet dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk membangun pelanggan berpola
“komunitas pengguna” yang ingin berbagi pengalaman. Hal ini bisa menciptakan loyalitas
pelanggan dan kesenangan, da membangun ikatan unik dengan pelanggan. Ebay, situs lelang
online raksasa dan iVillage, komunitas online untuk wanita adalah contoh hal tersebut. Kedua
bisnis itu didasarkan pada jaringan dari jutaan pengguna dan kedua perusahaan memanfaatkan
web dan alat komunikasi internet untuk membangun komunitas.
Memanfaatkan Sistem Demi Keuntungan Kompetitif: Pokok-Pokok Manajemen
Sistem informasi strategis sering mengubah organisasi termasuk produk-produk, jasa, prosedur
pengoperasiannya, mengendalikan organisasi menuju ke pola-pola perilaku yang baru.
Pemanfaatan teknologi untuk mendapatkan keuntungan strategis memerlukan perencanaan dan
pengelolaan yang cermat. Manajer yang berminat dalam hal pemanfaatan sistem informasi untuk
mendapatkan keuntungan kompetitif perlu menjalankan analisis sistem strategis. Bagian Alat
Bantu Manajer diuraikan sejumlah pokok analisis tersebut.
Mengelola Peralihan Strategis
Pengadaptasian dari beragam sistem strategis yang diuraikan pada bab ini umumnya memerlukan
perubahan sasaran bisnis, relasi dengan pelanggan dan pemasok, operasi internal, dan arsitektur
informasi. Perubahan-perubahan sosio-teknis ini, yang mempengaruhi unsur-unsur sosial dan
teknis dari organisasi, bisa dianggap sebagai peralihan strategis-suatu perpindahan antar level
sistem sosio-teknis.
Perubahan-perubahan seperti ini sering mengaburkan batasan-batasan organisasi, baik eksternal
maupun internal. Pemasok dan pelanggan harus terhubung erat dan bisa berbagi masing-masing
kewajiban. Misalnya, dalam sistem inventori stockless dari Baxter diasumsikan bahwa Baxter
memiliki kewajiban untuk mengelola inventori pelanggan (Jonhston dan Vitale, 1988). Manajer
perlu merencanakan proses bisnis baru untuk mengkoordinasi aktivitas perusahaannya dengan
pelanggan, pemasok, dan organisasi lainnya.
Teknologi informasi menyediakan alat bantu bagi para manajer untuk menyelesaikan baik peran
baru maupun peran tradisionalnya, memampukan manajer untuk memonitor, merencanakan, dan
memprediksi dengan lebih tepat dan cepat untuk merespons dengan cepat perubahan lingkungan
bisnis. Menemukan cara dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk mencapai keuntungan
kompetitif pada bisnis, perusahaan, dan level-industri merupakan tanggung jawab kunci bagi
manajemen. Sebagai tambahan untuk identifikasi proses bisnis, kompetensi inti, dan hubungan
dengan yang lain didalam industri yang dapat ditingkatkan dengan teknologi informasi, para
manajer harus mengawasi perubahan sosio –teknis yang dibutuhkan untuk menerapkan sistem
strategis.
Masing-masing organisasi mempunyai konstelasi untuk sistem informasi yang berasla dari
interaksinya dengan teknologi informasi. Teknologi informasi zaman ini dapat mendorong ke
arah efisiensi dan perubahan utama organisasi dengan mengurangi iaya-biaya agensi dan biaya
transaksi dan bisa juga menjadi sumber keuntungan kompetitif. Pengembangan sistem strategis
biasanya memerlukan perubahan luas di dalam struktur organisasi, kultur, dan proses bisnis.
Perubahan-perubahan tersebut sering menghadapi perlawanan.
Teknologi informasi menawarkan cara-cara baru untuk mengorganisasi kerja dan menggunakan
informasi yang dapat meningkatkan kekayaan serta mempertahankan kelangsungan organisasi.
Teknologi dapat digunakan untuk membedakan produk yang ada, menciptakan produk dan jasa
yang baru, memelihara kompetensi inti, dan mengurangi biaya operasional. Pemilihan teknologi
yang sesuai untuk strategi kompetitif perusahaan merupakan keputusan kunci.
Bisnis bisa menggunakan sistem informasi strategis untuk memperkuat posisi di antara para
pesaing. Sistem seperti ini mengubah sasaran oranisasi , proses bisnis, produk, jasa, atau relasi
dengan lingkungan, sehingga membawa kepada bentuk-bentuk perilaku baru. Sistem informasi
bisa digunakan untuk mendukung strategi pada level bisnis, perusahaan, dan industri. Pada
strategi level bisnis, sistem informasi bisa digunakan untuk membantu perusahaan menjadi
produser barang berharga murah, membedakan produk dan jasa, atau melayani. Sistem infomasi
juga bisa digunakan utntuk “mengunci” pelanggan dan pemasok menggunakan aplikasi
manajemen rantai persediaan. Analisis rantai nilai berguna pada level bisnis untuk
menggarisbawahi aktivitas tertentu dalam bisnis dimana sistem informasi memperoleh dampak
strategis.
Pada level perusahaan, sistem informasi bisa digunakan untuk memperoleh efisiensi dengan cara
mengikat semua pengoperasian unit bisnis sehingga bisa berfungsi secara keseluruhan atau
dengan cara menyediakan wadah untuk berbagi informasi pengeahuan lintas bisnis. Pada level
industri, sistem bisa memberi keuntungan kompetitif dengan cara memfasilitasi kerja sama
dengan perusahaan lainnya didalam indusri, menciptakan konsorsium atau komunitas untuk
berbagi informasi, tukar-menukar transaksi, atau mengkoordinasi aktivitas. Moel kekuatan
kompetitif, kemitraan informasi, dan perekonomian jaringan adalah konsep-konsep yang berguna
untuk mengidentifikasi peluang-peluan strategis bagi sistem pada level-industri.
Daftar Pustaka :
Laudon, Kenneth C; Jane P. Laudon.2005.Sistem Informasi Manajemen :
Mengelola Perusahaan Digital.Penerbit Andi : Yogyakarta
(http://dhanialfitra.wordpress.com/2009/06/17/sistem-informasi-organisasi-dan-strategi/
(http://agusfirnanda.blogspot.com/2011/10/bab-3-sistem-informasi-organisasi-dan.html
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi Sistem
Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)

PENUTUP

Sistem informasi dan organisasi sebagai tempat penerapannya saling berinteraksi dan
berpengaruh satu sama lain. Ssistem informasi mempengaruhi struktur organisasi, sasaran,
rancangan kerja, nilai-nilai, persaingan antara kelompok-kelompok terkait, pengambilan
keputusan, dan perilaku organisasi. Pada saat bersamaan, sistem informasi harus dirancang untuk
dapat melayani kebutuhan-kebutuhan kelompok-kelompok penting dalam organisasi dan aka
dibentuk oleh struktur, tugas, sasaran, kultur, politik, dan manajemen organisasi. Teknologi
informasi bisa menekan biaya transaksi dan agensi, dan perubahan-perubahan seperti ini telah
diperluas di dalam organisasi dengan menggunakan internet. Departemen sistem informasi
merupakan unit formal dalam organisasi yang bertanggung jawab atas fungsi sistem informasi
organisasi. Karakteristik organisasional dan keputusan manajerial menentukan peran
sesugguhnya dari kelompok tersebut.

Anda mungkin juga menyukai