METODE PENELITIAN
2. Definisi Topik
Langkah kedua setelah menentukan topik, peneliti mendefinisikan topik
“Stunting Pada Balita”. Balita adalah Stunting adalah masalah kurang gizi
kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang
cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak
yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar
usianya.(Izwardy, 2020)
Penulis:Wiliyanarti, 2020 Design : Analitik Untuk mengetahui Ada hubungan peran Ada hubungan peran
Judul :Peran Keluarga dengan pendekatan hubungan peran keluarga terhadap pola keluarga terhadap
dan Pola Makan Balita Cross Sectional keluarga terhadap pola makan balita yang pola makan balita
Stunting Sampel : 86 orang makan balita yang mengalami Stunting. yang mengalami
balita stunting di mengalami Stunting Peran keluarga, tokoh Stunting. Peran
Puskesmas Mulyorejo di Wilayah masyakat dan keluarga, tokoh
143 Surabaya Kecamatan Mulyorejo kebijakan pemerintah masyakat dan
Variabel : Peran Surabaya. terkait penanganan kebijakan
Keluarga,pola makan , dan pencegahan balita pemerintah terkait
stunting stunting sangat penanganan dan
Analisis : uji statistik menunjang pencegahan balita
Correlation Spearman keberhasilan program stunting sangat
Rank (Rho) dalam penurunan menunjang
kejadian balita keberhasilan
stunting. program dalam
penurunan kejadian
balita stunting.
Penulis :Qianling Tian, Design : cohort study This study was aimed to The generalized In conclusion,
Xiao Gao, Tingting Sha, Sampel : 976 children examine the effect of estimation equation different feeding
Cheng Chen, Ling Li, Variabel : feeding patterns on results showed that patterns affect
Qiong He, Gang Cheng, feeding patterns and growth and nutritional Weight-for-age Z-score growth and
Xialing Wu, Fan Yang, nutritional status (pola status of children aged (WAZ), Length-for-age nutritional status in
Yan Yan. makan dan status gizi) 0-24 months Z-score (LAZ), and children, so proper
Judul : Effect of feeding Analisis : One sample (Penelitian ini bertujuan Weight-for-length Z- guidelines should be
patterns on growth and t-test, One-way untuk mengetahui score (WLZ) in implemented to
nutritional status of ANOVA, generalized pengaruh pola makan different feeding improve nutritional
children aged 0-24 estimating equation, terhadap pertumbuhan patterns had statistical status and promote
months: A Chinese and chi-square test dan status gizi anak significance. The WAZ the growth of
cohort study were used to compare usia 0 - 24 bulan) in EBF for 6 months children.
(Pengaruh pola makan the general group was higher in (Kesimpulannya,
pada pertumbuhan dan characteristics, the first 8 months, in pola pemberian
status gizi anak usia 0-24 children’s growth never EBF group was makan yang berbeda
bulan: Sebuah studi status and nutritional higher after 12 months mempengaruhi
kohort Cina) status in different old; the LAZ in EBF for pertumbuhan dan
feeding groups (Uji T 6 month group was status gizi pada
satu sampel, ANOVA lower than other anak, sehingga
satu arah, persamaan groups; the WLZ in pedoman yang tepat
estimasi umum, dan uji EBF for 6 months harus diterapkan
chi-square digunakan group was higher than untuk meningkatkan
untuk membandingkan EBF for 3 -6 months status gizi dan
karakteristik umum, group. The EBF 3 mendorong
status pertumbuhan months group had pertumbuhan anak)
anak dan status gizi higher underweight,
pada kelompok makan stunting, and wasting
yang berbeda) rates. The EBF for 6
months had a higher
stunting rate; the never
EBF and EBF for 6
months groups had
higher overweight and
obesity rates.
Fiyanita Nesa Design : Untuk mengetahui besar Hasil analisis bivariat Pola asuh, asupan
Ramadhani, BJ. Istiti observasional dengan risiko pola asuh dan menunjukkan ada energi dan asupan
Kandarina, I Made Alit rancangan Case pola makan terhadap perbedaan asupan protein merupakan
Gunawan Control kejadian stunting balita energi dan protein faktor risiko kejadian
Pola asuh dan pola Sampel : 160 balita usia 6-24 bulan suku balita stunting Papua stunting pada suku
makan sebagai faktor yang terbagi 40 kasus Papua dan non-Papua dan Non Papua. Pada Papua maupun Non
risiko stun? ng balita usia dan 40 kontrol masing- di wilayah kerja suku Papua terdapat Papua. Asupan
6-24 bulan suku Papua masing suku Puskesmas Arso III hubungan antara pola energi merupakan
dan non- Papua Variabel : pola Kabupaten Keerom. asuh (OR=5,57), faktor yang paling
asuh,pola makan, asupan energi dominan
balita 6-24 bulan, suku (OR=16,71), asupan memengaruhi
Papua dan non-Papua, protein (OR=13,77), stunting pada suku
stunting jenis makanan Papua, sedangkan
(OR=4,63), dan pada suku non-
Analisis : uji kejadian diare Papua adalah
Independent T-Test, (OR=3,14) dengan asupan protein.
Mann-Whitney, Chi- kejadian stunting. Diharapkan
Square dan Regresi Pada suku Non Papua pemerintah setempat
Logistik Berganda. terdapat hubungan dapat membuat
antara pola asuh program atau
(OR=8,03), asupan kegiatan
energi (OR=11,76) dan pendampingan
asupan protein keluarga khusus
(OR=26,71) dengan untuk mengatasi
kejadian stunting. Hasil stunting dan
analisis multivariat memanfaatkan lahan
menunjukkan faktor yang dapat
yang berkontribusi mencegah maupun
terhadap kejadian mengatasi kejadian
stunting pada suku stunting.
Papua adalah pola
asuh, asupan energi,
asupan protein dan
diare, sedangkan pada
suku Non Papua
adalah pola asuh,
asupan energi dan
asupan protein.
Maria Goreti Pantaleon, Design : Untuk mengetahui Anak stunting lebih Terdapat hubungan
Hamam Hadi, Indria observasional dengan hubungan antara banyak memiliki yang signifi kan
Laksmi Gamayanti,2015 rancangan cross kejadian stunting perkembangan antara stunting
Stunting berhubungan sectional dengan perkembangan motorik, kognitif, dengan
dengan perkembangan Sampel : 100 anak anak usia 6-23 bulan di sosioemosional, dan perkembangan
motorik anak di yang berusia 6-23 Kecamatan Sedayu, adaptif di bawah rata- motorik anak baduta.
Kecamatan Sedayu, bulan, terdiri dari 50 Bantul, Yogyakarta. rata jika dibandingkan
Bantul, Yogyakarta baduta stunting dan 50 dengan anak yang
baduta tidak stunting tidak mengalami
stunting.
Variabel : Stunting,
perkembangan
motorik,kognitif,
bahasa,
sosioemosional, dan
perkembangan adaptif.
Analisis : Analisis
data menggunakan uji
chi-square dan regresi
logistik dengan 95%
confident interval.
Annisa Rahmidini, S.ST., Design : Literature Anak yang stunting Anak toddler yang
M.Keb. LITERATUR review dari hasil memiliki peluang 11,98 mengalami kategori
REVIEW : HUBUNGAN penelitian di beberapa Untuk mengetahui kali lebih besar untuk severe stunting
STUNTING DENGAN daerah di Indonesia hubungan antara status mempunyai dengan
PERKEMBANGAN terkait dengan stunting gizi stunting dengan perkembangan motorik perkembangan
MOTORIK DAN dan perkembangan perkembangan motorik di bawah rata-rata. kognitif suspect ada
KOGNITIF ANAK anak Sumber dan kognitif anak Serta kategori mild keterlambatan
pencarian jurnal stunting dengan ditandai dengan
melalui google scholar perkembangan kognitif lambatnya
dalam kurun waktu suspect ada kematangan sel
2015 sampai 2019 keterlambatan pada syaraf, lambatnya
Sampel : 4 artikel hasil anak toddler yaitu tidak gerakan motorik,
penelitian tentang mampu menyebutkan kurangnya
stunting dan jenis warna, kecerdasan dan
perkembangan anak membedakan ukuran lambatnya respon
dari 4 jurnal yang objek, menyebutkan sosial.
berbeda jenis kelamin,
memasangkan gambar
Variabel : stunting, yang dikenal.
perkembangan motorik Sedangkan kategori
dan kognitif anak moderate stunting
dengan perkembangan
kognitif suspect atau
mengalami
keterlambatan dapat
mengakibatkan sel
otak berkurang 15-20
pesen, sehingga kelak
di kemudian hari akan
menjadi manusia
dengan kualitas otak
sekitar 80-85 persen.
Dari hasil rangkuman, kelima artikel umumnya membahas tentang
faktor risiko kejadian stunting dimana faktor yang paling dominan adalah pola
makan, pola asuh, peran keluarga,perkembangan motorik dan kognitif.
2. Database Pencarian
Pencarian literatur dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan
September 2020. Mesin pencarian Literatur yang digunakan adalah PubMed,
DOAJ, Portal Garuda, dan Google Scholar. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil peneliti
terdahulu. Sumber data diperoleh dari jurnal bereputasi baik nasional
maupun internasional yang yang dipublikasi dari 2015 hingga 2020
3. Kata Kunci
Kata kunci yang digunakan mengikuti topik penelitian. Untuk artikel
bahasa Indonesia menggunakan kata kunci:
a. "pola makan" DAN “stunting balita”
b. “perkembangan motorik” DAN anak bawah lima tahun “stunting”
c. pola makan DAN stunting balita
d. perkembangan motorik DAN stunting balita
a. Google scholar :
Kata kunci :
1)"pola makan" DAN “stunting balita” = 148 artikel
2)“perkembangan motorik” DAN anak bawah lima tahun "stunting" = 483 artikel
b. DOAJ
Kata kunci :
1) pola makan DAN stunting balita = 8 artikel
2) perkembangan motorik DAN stunting balita = 8 artikel
c. Portal GARUDA (SINTA)
Kata kunci:
1) pola makan DAN stunting balita = 7 artikel
2) perkembangan motorik DAN stunting balita = 3 artikel
d. PubMed
Kata kunci:
1) "motor development" AND stunting= 38 artikel
2) "feeding patterns" AND "stunting"= 3 artikel
698 artikel
E. Analisis Data
Analisa data dilakukan secara kualitatif, dimana dari 13 artikel terpilih akan
dikaji sesuai karakteristik studi, karakteristik responden dan karakteristik
temuan kemudian dilakukan pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Peneliti
Nama Lengkap : Novita Sari Perangin Angin
Nomer Induk Mahasiswa : P01031217032
Program Studi : Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
Nomer Hp : 0823-6237-3483
Alamat Email : novitasarinangin10@gmail.com
Judul : Analisis Pola Makan Dan Perkembangan
MotorikTerhadap Kejadian Stunting Pada Balita
(Literature Riview)