Anda di halaman 1dari 10

INTERVENSI

KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
.
1. Ketidakseimbangan Nutrisi : Setelah dilakukan pembinaan Pencegahan Primer :
Kurang dari Kebutuhan selama 1 bulan diharapkan Pengajaran: Individu
Tubuh Pada Balita di RW 09 masalah Ketidakseimbangan (5606)
Kelurahan X Jakarta Timur Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan 1. Bina hubungan
dengan masalah kurangnya Tubuh Pada Balita dapat teratasi, percaya terhadap
pemberian nutrisi yang dengan kriteria hasil: orang tua balita
cukup dimanifestasikan Pencegahan Primer : 2. Lakukan pendidikan
dengan 43% balita memiliki Pengetahuan: Diet Sehat (1854) kesehatan kepada
BB kurang serta pemberian • 90% Ibu mengetahui kisaran orang tua terkait
pola makanan yang tidak BB yang optimal (Skala 1 ke 4) dengan masalah
sehat seperti 71% ibu • 90% Ibu mengetahui kesehatan pada anak
memberikan ASI saja, mie pentingnya sarapan (Skala 1 dan pemenuhan gizi
instan, 1 jenis lauk saja ke 5) seimbang pada anak,
tanpa sayur, dan susu • 90% Ibu mengetahui makanan yang meliputi BB
kental manis agar tidak sesuai dengan pedoman gizi balita normal,
kurus. yang direkomendasikan (porsi pentingnya sarapan,
makanan pokok, sayur, buah, serta pola makanan 4
lauk pauk, susu untuk balita) sehat 5 sempurna
(Skala 1 ke 5) (Kolaborasi dengan
Ahli Gizi)
No Diagnosa Tujuan Intervensi
. Keperawatan
1. Pencegahan Sekunder : 4. Motivasi orang tua untuk
Status Nutrisi Bayi (1020) merubah gaya hidup (pola
• 50% Perbandingan makan balita) untuk mencegah
berat/tinggi atau IMT meningkatnya risiko stunting
balita normal (Skala 1 ke 5. Sediakan leaflet, buku, dan
3) bahan atau alat lainnya untuk
• 90% Pertumbuhan balita mengembangkan keterampilan
normal sesuai dengan peran orang tua.
usianya (Skala 1 ke 3) Pencegahan Sekunder :
• 90% Balita mendapatkan 6. Buat kunjungan rumah sesuai
intake asupan nutrisi dan dengan tingkat risiko
gizi seimbang (Skala 1 ke 7. Monitor status kesehatan anak
3) dan pemeriksaan anak (BB, TB,
• Meningkatkan nafsu dan pemeriksaan fisik lainnya
makan anak (Skala 1 ke yang diperlukan)
4) 8. Kolaborasi dengan posyandu
Berat Badan: Massa Tubuh untuk pemberian makanan
(1006) tambahan
• Berat badan balita 9. Kolaborasi dengan Ahli Gizi
meningkat (Skala 1 ke 3) untuk pilihan makanan yang
dapat memenuhi gizi seimbang
balita
No Diagnosa Tujuan Intervensi
. Keperawatan
1. Pencegahan Tersier : 5. Pemberian suplemen diet
Perilaku Patuh: Diet Sehat sesuai kebutuhan
(1621) 6. Pelatihan kepada ibu tentang
• Memilih makanan sesuai pembuatan makanan yang
dengan 4 sehat 5 unik
sempurna (setiap hari) Pencegahan Tersier :
(Skala 1 ke 5) 7. Motivasi orang tua agar dapat
• Memilih porsi makanan memberikan makanan sesuai
balita yang sesuai dengan dengan porsi dan gizi yang
panduan nutrisi yang seimbang untuk balita
direkomendasikan (2x/hari 8. Membentuk kelompok kader
setiap hari) (Skala 1 ke 3) sebagai pendukung gizi
seimbang balita dan
melatihnya untuk skrining gizi
balita.
9. Koordinasi dengan lembaga
masyarakat untuk membantu
dalam memotivasi orang tua
untuk melakukan pemberian
makanan dengan gizi yang
seimbang pada balita.
No Diagnosa Tujuan Intervensi
. Keperawatan
2. Gangguan Tumbuh Setelah dilakukan pembinaan Peningkatan Perkembangan :
Kembang Pada Balita di selama 1 bulan diharapkan Anak (8274)
RW 09 Kelurahan X masalah Gangguan Tumbuh Pencegahan Primer :
dengan masalah Nutrisi Kembang dapat teratasi 1. Ajarkan orang tua cara
tidak adekuat dengan kriteria hasil : menstimulasi tingkat
dimanifestasikan Pencegahan Primer : perkembangan sesuai dengan
dengan sejumlah anak • 90% Orang tua tahu dan usia anak
yang berperut buncit, mampu mensimulasi 2. Ajarkan kepada orang tua
bermata cekung, serta tumbuh kembang anak tentang standar pertumbuhan
berambut kasar dan (Skala 1 ke 4) fisik dan tugas-tugas
merah, pertumbuhan • 90% Orang tua memahami perkembangan sesuai usia
melambat, wajah standar pertumbuhan fisik anak
tampak lebih muda dari anak menurut usianya Pencegahan Sekunder :
anak seusianya, (Skala 1 ke 4) 3. Koordinasi dengan ahli gizi
pertumbuhan gigi Pencegahan Sekunder : untuk menyediakan
terlambat dan • 50% Pertumbuhan dan pemahaman tentang menu gizi
beberapa stunting. perkembangan anak sesuai seimbang, modifikasi
usia (Skala 1 ke 3) makanan, dan pola asuh nutrisi
• 50% Kematangan fungsi keluarga.
mencapai optimal sesuai 4. Bekerja sama dengan
usia anak (Skala 1 ke 3) pengusaha cathering makanan
untuk pembagian salah satu
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
2. Pencegahan Tersier Pencegahan Tersier :
: 1. Membentuk kelompok
Kinerja pengasuhan: kader sebagai pendukung
toddler (2907) gizi seimbang balita.
• 90% Orang tua 2. Melatih kelompok kader
mendapatkan tentang teknik skrining
bantuan dari profesi status gizi balita.
kesehatan untuk 3. Fasilitasi orang tua untuk
masalah-masalah menghubungi bantuan
kesehatan dari komunitas bila diperlukan
tidak pernah 4. Rujuk orang tua pada grup
menunjukkan pendukung bila diperlukan
menjadi sering
menunjukkan
(Skala 1 ke 4)
No Diagnosa Tujuan Intervensi
. Keperawatan
3. Ketidakbersihan Jalan Setelah dilakukan pembinaan Pencegahan Primer :
Nafas Pada Balita di RW selama 1 bulan diharapkan Pengajaran: Proses Penyakit
09 Kelurahan X dengan masalah Ketidakefektifan Jalan (5602)
masalah ISPA Nafas dapat teratasi dengan 1. Jelaskan pada orang tua
dimanifestasikan kriteria hasil : tanda dan gejala yang umum
dengan 83% balita Pencegahan Primer : dari ISPA
batuk pilek karena • Pengetahuan: Manajemen 2. Beri informasi kepada orang
perubahan cuaca, Penyakit Paru Obstruktif tua yang menyebabkan
minum es serta tertular • 90% Orang tua tahu penyakit ISPA di wilayah RW
oleh balita lainnya dan mengenai faktor-faktor 09 Kelurahan X
71,2% ibu membiarkan penyebab dan faktor yang 3. Motivasi orang tua untuk
saja jika anak batuk berkontribusi pada ISPA balita merubah gaya hidup (minum
pilek serta tidak tau (Skala 1 ke 4) es, dll) untuk mencegah
cara perawatan • 90% Orang tua tahu meningkatnya risiko penyakit
sederhana di rumah mengenai faktor risiko dan ISPA di wilayah RW 09
untuk mengatasi ISPA perkembangan penyakit ISPA Kelurahan X
pada balita (Skala 1 ke 4) 4. Sediakan leaflet, buku, dan
• 90% Orang tua tahu bahan atau alat lainnya
mengenai tanda dan gejala untuk mengembangkan
penyakit ditingkatkan keterampilan peran orang
menjadi pengetahuan banyak tua.
(Skala 1 ke 4)
No Diagnosa Tujuan Intervensi
. Keperawatan
3. Pencegahan Sekunder : Pencegahan Sekunder :
• Status Pernafasan: Kepatenan 1. Buat kunjungan rumah sesuai
Jalan Nafas (0410) dengan tingkat risiko
• 90% Batuk dan pilek pada 2. Monitor kecepatan, irama,
balita berkurang (Skala 1 ke 4) kedalaman dan kesulitan
• 90% Frekuensi dan irama bernapas pada balita)
pernafasan balita normal (Skala 3. Kolaborasi dengan dokter untuk
1 ke 5) pemberian antibiotik
• 80% Orang tua tahu dan dapat 4. Pengajaran serta demonstrasi
mempraktekkan cara fisioterapi fisioterapi dada dan hal yang
dada (Skala 1 ke 4) dapat dilakukan di rumah untuk
Pencegahan Tersier : mengurangi batuk
• Kontrol Gejala (1608) Pencegahan Tersier :
• 90% Orang tua melakukan 5. Motivasi orang tua agar dapat
tindakan pencegahan mengubah gaya hidup (minum
terjadinya batuk dan pilek es, dll) dirinya dan anaknya.
• 90% Orang tua mendapatkan 6. Anjurkan orang tua untuk
bantuan dari profesi kesehatan selalu datang ke pos pelayanan
untuk masalah-masalah kesehatan balita secara rutin
kesehatan dari tidak pernah 7. Koordanasi dengan lembaga
menunjukkan menjadi sering masyarakat untuk membantu
menunjukkan (Skala 1 ke 4) dalam memotivasi orang tua
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
.
4. Defisiensi Kesehatan Setelah dilakukan pembinaan Pencegahan Primer :
Komunitas Pada Warga selama 1 bulan diharapkan 1. Melakukan konseling terkait
atau Masyarakat di RW 09 masalah Defisiensi defisiensi kesehatan balita di
Kelurahan X dengan Kesehatan Komunitas Pada RW 09 rutin seminggu sekali
masalah kurangnya Warga RW 09 dapat teratasi 2. Menghimbau warga di RW 09
pengetahuan dan tentang dengan kriteria hasil : untuk selalu menjaga
kesehatan Pencegahan Primer : kebersihan lingkungan
dimanifestasikan 67% ibu • 90% Pemahaman dengan spanduk atau poster
berpengetahuan kurang masyarakat tentang Pencegahan Sekunder :
baik tentang gizi kurang kesehatan komunitas 3. Penyuluhan tentang
dan menganggap anak meningkat (Skala 1 ke 5) kesehatan komunitas pada
kurus karena keturunan • 90% Pemahaman balita di RW 09
dari orang tua serta masyarakat tentang 4. Penyuluhan tentang perilaku
52,9% ibu membuang pentingnya menjaga sehat di RW 09
ingus balita yang pilek kebersihan lingkungan
sembarangan dan tidak Pencegahan Sekunder :
tau cara perawatan Status kesehatan balita
sederhana di rumah dapat meningkat dan
untuk mengatasi ISPA tercapai derajat optimal
No. Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
4. Pencegahan 3. Sediakan leaflet, buku, dan
Tersier : bahan atau alat lainnya untuk
Masyarakat mampu mengembangkan keterampilan
berperilaku sehat peran orang tua.
4. Kolaborasi dengan posyandu
dalam melakukan skrining
tumbuh kembang balita,
kebutuhan nutrisi, dan
penyakit ISPA pada balita
Pencegahan Tersier :
Memotivasi warga di RW 09 untuk
selalu berperilaku sehat dengan
gaya hidup yang sehat dan
menjaga lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai