Anda di halaman 1dari 7

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN

GANGGUAN PENGLIHATAN
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Komunikasi Terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat dengan pasien yang
bertujuan untuk menyelesaikan masalah pasien. Komunikasi ini juga termasuk komunikasi
interpersonal yaitu komunikasi antara orang – orang secara tatap muka yang membuat setiap
peserta menagkap reasinya secara langsung baik verbal maupun non verbal.

Sedangkan menurut As Hornby (1974) terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan
dengan seni dari penyembuhan. Mampu terapeutik bearti seseorang mampu melakukan atau
mengkomunikasikan perkataa, perbuatan, atau ekspresi yang memfasilitasi proses penyembuhan.

1.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik

1. Membantu pasien untuk mengurangi beban perasaan, pikiran dan mengambil tindakan
untuk mengubah situasi.
2. Mengurangi keraguan, membantu mengambil tindakan yang efektif.
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri sendiri dalam rangka peningkatan
derajat kesehatan.
4. Mempererat hubungan antara perawat dengan pasien.

1.3 Faktor Mendasar Komunikasi Terapeutik

a) Harus memahami sebenar – benarnya tentang siapa dirinya.

b) Harus ada empati.

c) Orang yang dibantu harus merasa bebas untuk mengeluarkan segala sesuatu yang dalam
dirinya tersebut.
1.4 Tehnik Komunikasi Terapeutik

Tiap klien tidak sama oleh karena itu diperlukan tehnik berkomunikasi yang berbeda pula.
Tehnik ini ada banyak cara dengan :

1) Mendengar Aktif

Konsentrasi aktif dan persepsi terhadap pesan orang lain yang menggunakan semua indera.
Contoh : pesan penting & orang penting.

2) Mendengar Pasif

Kegiatan mendengar dengan diikuti kegiatan Non verbal kontak mata, menganggukan kepala,
tambahan verbal. Contoh : uh huuh, mmhumm, yeah.

3) Penerimaan

Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukan ketertarikan dan
tidak menilai.

4) Fokusing

Memberi area diskusi, lebih spesifik dan dimengerti.

5) Observasi

Kegiatan mengamati klien/ orang lain apabila terdapat konflik antara verbal dan non verbal.

6) Menawarkan Informasi

Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan untuk mendapatkan respon lebih lanjut.
Tujuannya memfasilitasi komunikasi/ klien untuk mengambil keputusan.

7) Diam

Untuk mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukan perawat bersedia menunggu


respon.

8) Asertive

Kemampuan dengan cara menyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan perasaan diri
dengan tetap menghargai hak orang lain (klien).

9) Memberi Pengakuan/ Penghargaan


Memberi salam pada klien dengan menyebut namanya. Contoh : Saya melihat anda sudah bisa
menyisir rambut sendiri.

10) Klarifikasi

Menanyakatan klien apa yang tidak mengerti perawat terhadap situasi yang ada.

BAB II

Pembahasan

1. B. Gangguan Indera Penglihatan Sebagai Penerima Pesan

Kemampuan individu untuk melihat dimungkinkan oleh sistem organ yang disebut mata. Sistem
ini terdiri atas organ – organ yang menerima dan memfokuskan cahaya yang masuk kedalam
mata, sel – sel reseptor penglihatan. Gangguan penlihatan dapat terjadi baik karena kerusakan
organ,misal:kornea,lensa mata,kekeruhan humor viterus,maupum kerusakan kornea,serta
kerusakan saraf penghantar impuls menuju otak.Kerusakan ditingkat persepsi antara lain dialami
klien dengan kerusakan otak.Semua ini mengakibatkan penurunan visus hingga dapat
menyebabkan kebutaan,baik persial maupun total.Akibat kerusakan visual,kemampuan
menangkap rangsang ketika berkomunikasi sangat tergantung pada pendengaran dan
sentuhan.Oleh karena itu,komunikasi yang dilakukan harus mengoptimaln fungsi pendengaran
dan sentuhan karena fungsi penglihatan sedapat mungkin harus digantikan oleh informasi yang
dapat ditrasfer melalui indra yang lain.Sebagai contoh,ketika melakukan orientasi ruang perawat
secara lisan misalnya dengan menerangkan letak meja kursi,menerangkan beberapa langkah
posisi tempat tidur dari pintu,letak kamar mandi dan sebagaiannya.

1. C. Tehnik – Tehnik Berkomunikasi Terapeutik Pada Pasien Gangguan


Penglihatan

Berikut adalah teknik-teknik yang perlu diperhatikan selama berkomunikasi dengan klien yang
mengalami gangguan penglihatan :
1. Sedapat mungkin ambil posisi yang dapat dilihat klien bila ia mengalami kebutaan persial
atau sampaikan secara verbal keberadaan / kehadiran perawat ketika anda berada
didekatnya.
2. Indentifikasi diri anda dengan menyebut nama(dan peran)anda.
3. Berbicara menggunakan nada suara normal karena kondisi klien tidak memungkinkan
menerima pesan verbal secara visual.Nada suara anda memagang peranan besar dan
bermakna bagi klien.
4. Terangkan alasan anda menyentuh atau mengucaokan kata-kata sebelum melakukan
sentuhan pada klien.
5. Informasikamn kepada klien ketika anda akan menggilakannya / memutus komunikasi
6. Orientasikan klien dengan suara-suara yang terdengar disekitarnya.
7. Orientasikan klien pada lingkungan bila klien dipindah kelingkungan/ruangan yang baru.

Agar komunikasi dengan orang dengan gangguan sensori penglihatan dapat berjalan

Lancar dan mencapai sasarannya , maka perlu juga diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Dalam berkomunikasi pertimbangan isi dan mata nada suara

2) Periksa lingkungan fisik

3) Perlu adanya ide yang jelas sebelum berkomunikasi

4) Berkomunikasikan pesan secara singkat

5) Komunikasikan hal-hal yang berharga saja

6) Dalam merencanakan komunikas,berkonsultasilah dengan pihak lain agar memperoleh


dukungan.

1. D. Syarat – Syarat Yang Harus Dimiliki Perawat Berkomunikasi Dengan Pasien


Gangguan Penglihatan

Dalam melakukan komunikasin terapeutik dengan pasien dengan gangguan sensori


penglihatan,perawat dituntut untuk menjadi komunikator yang baik sehingga terjalin hubungan
terapeutik yang efektif antara perawat dan klien,untuk itu syarat yang harus dimilki oleh perawat
dalam berkomunikasi dengan pasien dngan gangguan sensori penglihatan adalah :

1) Adanya kesiapan artinya pesan atsun informasi, cara penyampaian dan salurannya harus
dipersiapkan terlebih dahulu secara matang.
2) Kesungguhan artinya apapun wujud dari pesan atau informasi tersebut tetap harus
disampaikan secara sungguh-sungguh atau serius.

3) Ketulusan artinya sebelum individu memberikan informasi atau pesan kepada individu lain
pemberi informasi harus merasa yakin bahwa apa yang disampaikan itu merupakan sesuatu yang
baik dan menang perlu serta berguna untuk pasien

4) Kepercayaan diri artinya jika perawat mempunyai kepercayaan diri maka hal ini akan sangat
berpengaruh pada cara penyampaiannya kepada pasien.

5) Ketenangan artinya sebaik apapun dan sejak apapun yang akan disampaikan,perawat harus
bersifat tenang,tidak emosi maupun memancing emosi pasien,karena dengan adanya ketenangan
maka informasi akan lebih jelas baik dan lancar.

6) Keramahan artinya bahwa keramahan ini merupakan kunci sukses dari kegiatan
komunikasi,karena dengan keramahan ya ng tulus tanpa dibuat-buat akan menimbulkan perasaan
tenang,senang dan aman bagi penerima

7) Kesederhanaan artinya didalam penyampaian informasi,sebaiknya dibuat sederhana baik


bahasa, pengungkapan dan penyampaiannya.Meskipun informasi itu panjang dan rumit akan
tetapi kalau dberikan secara sederhana berurutan dan jelas maka akan memberikan kejelasan
secara sederhana berurutan dan jelas maka akan memberikan kejelasan informasi dengan baik.

BAB III

Penutup
Kesimpulan

Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan kepekaan serta
ketajaman perasaan,karena komunikasi terjadi tidak dalam kemampuan tetapi dalam dimensi
nilai,waktu dan ruang yang turut mempengaruhi keberasilan komunikasi yang terlihat melalui
dampak terapeutik bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat.Komunikasi juga akan
memberikan dampak terapeutik bila dalam penggunannya diperhatikan sikap dan teknik
komunikasi terapeutik.Hal lain yang cukup penting dperhatikan adalah dimensi
hubungan.Dimensi ini merupakan faktor penunjung yang sangat berpengaruh dalam
mengembangkan kemampuan berhubungan terapeutik.Jika kondisi-kondisi seperti di
pembahasan dapat diwujudkan dengan baik dan persyaratan-persyaratan juga dipenuhi,maka
komunikasi dengan orang yang mempunyai gangguan sensori penglihatan akan terjadi dengan
baik.Jika diterapkan dalam dunia kedokteran atau keperawatan maka pasien dengan gangguan
sensri penglihatan akan merasa puas tidak ada keluhan dan memberikan persahabatan serta
penyembuhan lebih cepat,disamping itu tenaga medis dan paramedis akan merasa puas karena
dapat memberikan pelayanan yang baik dan penyembuhan.

Daftar Pustaka

Pearce, Evelyn C. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama

https://muzacil.wordpress.com/2012/01/02/komunikasi-terapeutik-dengan-gangguan-
penglihatan/ 10:40

Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud komunikasi ?
2. Apa yang di maksud komunikasi terapeutik ?
3. Apa tujuan komunikasi terapeutik ?
4. Apa fase – fase dalam komunikasi terapeutik ?
5. Apa factor – factor yang penghambat komunikasi?
6. Apa teknik – teknik komunikasi terapeutik yang dapat di gunakan?
7. Apa sikap komunikasi terapeutik?
8. Apa yang di maksud komunikasi non verbal ?
9. Bagaimana komunikasi pada klien dengan gangguan pendengaran ?
10. Apa hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum berkomunikasi dengan klien gangguan pendengaran?
11. Apa tehnik-tehnik komunikasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi pada klien dengan
gangguan pendengaran ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang di maksud komunikasi.


2. Mahasiswa dapat mengetahui yang di maksud komunikasi terapeutik .
3. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan komunikasi terapeutik.
4. Mahasiswa dapat mengetahui fase – fase dalam komunikasi terapeutik.
5. Mahasiswa dapat mengetahui factor – factor yang penghambat komunikasi.
6. Mahasiswa dapat mengetahui teknik – teknik komunikasi terapeutik yang dapat di gunakan.
7. Mahasiswa dapat mengetahui sikap komunikasi terapeutik.
8. Apa yang di maksud komunikasi non verbal.
9. Bagaimana komunikasi pada klien dengan gangguan pendengaran.
10. Apa hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum berkomunikasi dengan klien gangguan pendengaran.
11. Apa tehnik-tehnik komunikasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi pada klien dengan
gangguan pendengaran.

Anda mungkin juga menyukai