Anda di halaman 1dari 6

PERHITUNGAN BAKTERI DENGAN METODE HITUNGAN CAWAN Oleh : Gia Marta Novia C14070034 TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mikroba merupakan organisme yang sangat kecil. Untuk mengetahui banyaknya mikroba misalnya bakteri pada suatu sample sangat tidak mungkin bila kita tidak menggunakan metode penghitungan. Dalam dunia mikrobiologi, mikroba seperti bakteri dapat diperkirakan jumlahnya dengan suatu metode penghitungan. Terdapat dua metode penghitungan bakteri yaitu metode hitungan mikroskopis langsung (direct microscopis count) dan metode hitungan tak langsung (indirect count) dengan hitungan cawan, baik dengan metode penyebaran maupun metode penuangan. Dalam aplikasinya pengetahuan mengenai jumlah bakteri penting untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuan lain berdasarkan jumlah mikroba yang ada dalam sampel tersebut. Penghitungan bakteri secara langsung memiliki banyak kelemahan yaitu tidak dapat membedakan sel mati dan sel hidup, selain itu penghitungannya rumit karena sel bakteri sangat kecil dan berjumlah banyak. Oleh karena itu dalam raktikum ini dikaji cara penghiungan bakteri dengan metode penghitungan tak langsung. 1.2. Tujuan Tujuan dari praktikum yang berjudul penghitungan bakteri dengan metode hitungan cawan ini adalah agar praktikan dapat mempelajari cara melakukan pengenceran serial dan menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel dengan metode hitungan cawan. II. METODE KERJA 2.1. Waktu dan Tempat Praktikum yang berjudul Penghitungan Bakteri dengan Metode Hitungan Cawan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 6 Mei 2009 pada pukul 07.00-10.00 WIB di Laboratorium Kesehatan Ikan dan pengamatan hasil praktikum dilakukan pada hari Kamis, 7 Mei 2009 di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

2.2. Alat Dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah tabung reaksi, jarum ose, batang penyebar, korek api, pembakar Bunsen, tissue, dan cawan Petri. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah biakan bakteri Pseudoalteromonas sp dalam bentuk suspensi, akuades steril, alkohol 90% dan 70%, media SWC padat, dan larutan fisiologis (0,85% NaCl), media SWC cair. 2.3. Prosedur Kerja Tabung-tabung yang berisi larutan fisiologis disiapkan dan disusun berderet. Kemudian, diberi label untuk pengenceran dari 10-3sampai 10-5 pada setiap tabung. Sampel suspensi bakteri dikocok sampai kekeruhannya merata. Kemudian, secara aseptik sampel bakteri dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke tabung pengenceran 10-3 serta dikocok homogen. Pipet yang sudah digunakan diletakkan dalam wadah yang disediakan. Lalu, sama seperti perlakuan di atas untuk tabung pengenceran 10-4 dan 10-5. Cawan petri steril dan cawan petri berisi media SWC disiapkan masingmasing sebanyak 3 buah. Setiap cawan diberi label sesuai dengan label tabung yang akan dituang/disebar. Sebanyak 0,1 ml sampel dari tabung pengencer 10-3, 10-4, dan 10-5 dipipet lalu masing-masing disebar pada media SWC dengan batang penyebar. Kemudian sebanyak 0,1 ml sampel dari tabung pengencer 10-3, 10-4, dan 10-5 dipipet sekali lagi lalu dituang ke dalam cawan petri steril. Media SWC cair ditambahkan lalu cawan digoyang-goyangkan membentuk angka 8. Setelah cawan memadat diletakkan dalam posisi terbalik untuk diinkubasi pada suhu kamar selam 24 jam. Jumlah koloni yang tumbuh pada sampel dihitung dan dikalikan dengan faktor pengencerannya. Rumus perhitungan jumlah bakteri Jumlah bakteri= jumlah koloni x faktor pengenceran x volume sampel III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Tabel 1. Hasil Perhitungan dengan Metode Hitungan Cawan skala 30-300

Kelompok

Metode Tuang

103 (CFU/ml) 215104 TBUD TBUD Kontaminan dan tidak tumbuh

104 (CFU/ml) 30105 Kontaminan TBUD

105 (CFU/ml) 219106 TBUD TBUD

Rata-rata (CFU/ml) 7,472107 -

1.

Sebar Tuang

2.

Sebar

297105

123106

5,09107

bakteri Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Tidak tumbuh bakteri Tidak tumbuh bakteri Tidak tumbuh bakteri 137104 Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Tidak tumbuh bakteri Tidak tumbuh bakteri Tidak tumbuh bakteri TBUD Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri 35105 103105 Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Tidak tumbuh bakteri Tidak tumbuh bakteri Tidak tumbuh bakteri TBUD

Tuang

3.

Sebar

Tuang

4.

Sebar Tuang

4,56105

5.

Sebar Tuang

TBUD TBUD TBUD Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri

195X106 TBUD TBUD

6,5107 1,167106 3,43106

6.

Sebar

Tuang

TBUD Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri

TBUD Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri

7.

Sebar

Tuang

245104 Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri

TBUD 103105dan terdapat kontaminan

8,16105

8.

Sebar

TBUD

3,43106

Tuang

Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri

Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri

Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri

9.

Sebar

160104

5,33105

Tuang

TBUD

10.

Sebar

TBUD

TBUD 66X105 dan terdapat kontaminan TBUD Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri

Tuang 11. Sebar

TBUD TBUD Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri

TBUD 24106 Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri

2,2106 8106

Tuang

12.
Keterangan :

Sebar

TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung Contoh Perhitungan : Dikt : jumlah koloni = 215 Pengenceran = 103 Dit : jumlah bakteri ?

Jwb. Jumlah bakteri= jumlah koloni x faktor pengenceran x volume sampel = 215 x 103 x10 = 215x 104 cfu/ml 3.2. Pembahasan Pada praktikum kali ini, bakteri yang digunakan yaitu bakteriPseudoalteromonas Sp. yang dibiakkan dalam bentuk suspensi. Bakteri ini hidup di laut sebagai organisme aerobik. Bersifat motil, non-fermentatif, dan merupakan bakteri gram-negatif (Holmstrom dan Kjelleberg, 1999). Berikut adalah klasifikasi dari bakteriPseudoalteromonas berdasarkan (Answer, 2007): Kingdom Phylum Class Ordo Famili Genus Spesies : Bakteria : Proteobakteria : Gamma Proteobakteria : Alteromonadales : Alteromonadaceae : Pseudoalteromonas : Pseudoalteromonas sp.

Menurut Hadioetomo (1993), jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam sampel. Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk perhitungan koloni adalah yang mengadung antara 30-300 koloni. Karena jumlah mikroorganisme dalam sempel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah yang memenuhi syarat tersebut harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada cawan sebar dan cawan tuang ditemukan adanya bakteri yang tumbuh. Tetapi banyak juga diperoleh hasil yang kontaminan dan tidak tumbuh bakteri. Banyaknya kontaminan dan tidak tumbuhnya bakteri, dimungkinkan terjadi karena batang penyebar yang kurang steril, kemudian saat penuangan atau saat mengambil sampel yang kurang steril sehingga kontaminan dapat tumbuh (Megamii, 2009). Tidak tumbuhnya bakteri pada metode cawan tebar pengenceran 10-5 dapat dikarenakan terlalu banyaknya pengenceran. Menurut Fardiaz (1992), jika pada semua pengenceran dihasilkan koloni bakteri < 30 koloni pada cawan petri, maka pengenceran yang dilakukan terlalu tinggi. sedangkan

jika pada semua pengenceran dihasilkan koloni bakteri > 300 koloni pada cawan petri, maka pengenceran yang dilakukan terlalu rendah. Pengenceran digunakan karena untuk menumbuhkan bakteri pada media yang terbatas tidak mungkin dilakukan penghitungan bakteri yang berjumlah puluhan ribu. Pengenceran ini dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan bakteri pada sampel (Pelchzar, 2006). IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Prinsip penghitungan bakteri menggunakan metode tak langsung adalah pada tahap pengenceran. Bakteri yang ditumbuhkan pada cawan, baik sebar maupun tuang adalah bakteri dari jenisPseudoalteromonas. Pada cawan sebar dan tuang, kedua-duanya terdapat kontaminan dan tidak tumbuhnya bakteri. 4.2. Saran Pada kegiatan praktikum selanjutnya disarankan agar jenis bakteri yang diuji banyak dan lebih bervariasi. Dalam hal ini dapat digunakan jenis bakteri yang berbeda untuk setiap kelompok.

DAFTAR PUSTAKA
Answer. 2007. Pseudoalteromonas.http://answer.com/topic/pseudoalteromonas. 14/05/07. 16.30. Fardiaz S. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: Gramedia Pusaka Utama. Hadioetomo RS. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Teknik dan Prosedur dasar dalam Praktikum. Jakarta: Gramedia Pusaka Utama Holmstrom, C. and S. Kjelleberg (1999). Marine Pseudoalteromonasspecies are associated with higher organisms and produce biologically active extracellular agents. FEMS Microbiol Ecol 30 (4): 285-293. Pleczar, M.J.2006. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai