Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM TEKNIK ANALISA MIKROORGANISME

KP A

Modul VII : ANALISIS MIKROBIOLOGI MINUMAN RINGAN

Kamis, 30 April 2020

Nama Praktikan:

1. Giveny Grace Wibisono 170118029


2. Clarita Devina 170218030

Asisten Dosen:

1. Johanna Melisa R. 170117028


2. Meliana Setiawan 170117067

Dosen:

1. Ernest Suryadjaja,S.Si.,M.App.Sc.
2. Dr.rer.nat.Theresia Desy Askitosari,S.Si.,M.Biotech.

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS TEKNOBIOLOGI

UNIVERSITAS SURABAYA

2020

1
I. JUDUL
Analisis Mikrobiologi Minuman Ringan

II. TUJUAN
Menganalisa beberapa indikator mikrobiologi dalam sampel minuman
ringan untuk mengetahui keamanan produk itu.

III. DASAR TEORI


Minuman merupakan zat cair yang dikemas dalam kemasan. Minuman
ringan umumnya mengandung air, pemanis, zat pewangi, pewarna dan CO 2
untuk minuman ringan berkarbonat. Minuman dapat disajikan dalam bentuk
panas, hangat, dan dingin. Minuman dapat disajikan dalam berbagai rasa
seperti pahit, kecut, manis. Minuman dapat terbuat dari bahan baku tanaman
dan hewan. Contohnya untuk minuman dari tanaman adalah teh dan dari hewan
adalah susu. Kemungkinan adanya mikroba pada minuman dapat disebabkan
dari bahan baku tersebut dan dari sistem pengolahan yang kurang tepat atau
human error. Mikroorganisme yang merugikan tentunya harus dideteksi untuk
kelayakan dikonsumsi oleh manusia.
Biasanya bakteri, kapang, khamir, dan terkadang virus bisa ditemukan
pada bahan pangan. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif
yang dapat menyebabkan infeksi, keracunan, nekrosis tulang, pnemunonia dan
sebagainya. Koliform merupakan bakteri gram negative yang mempunyai 4
genus yaitu Escherichia, Enterobacter, Klebsiella, dan Citrobacter.
Escherichia coli dapat memproduksi toxin yang dapat menyebabkan timbulnya
gastro-enteritis. Bakteri ini hidup pada saluran usus manusia dan hewan
berdarah panas namun tidak pada ikan, serta pada pencemaran bahan makanan
dari tinja manusia. Bakteri aerob mesofil dapat ditentukan menggunakan
metode ALT (Angka Lempeng Total) dengan media PCA (Plate Count Agar)
yang mengandung ekstrak khamir, kasein, glukosa, agar, dan air suling
sehingga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Selain itu
dapat digunakan media petrifilm aerobic count plate untuk menghitung total
populasi bakteri.

2
Kapang memiliki sifat parasit obligat yaitu hanya dapat hidup pada
inangnya, parasit fakultatif merupakan jamur yang bersifat parasit jika
mendapat inang yang sesuai namun bersifat saprofit jika mendapat inang yang
cocok. Jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan
untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi sederhana. Kapang
merupakan mikroba dalam kelompok Fungi yang terbentuk filament.
Contohnya seperti miselium pada tempe. Kapang dapat menghasilkan toksin
atau racun. Khamir adalah kelompok fungi yang digunakan dalam fermentasi
dan jika tumbuh pada bahan pangan dapat menyebabkan kerusakan (Waluyo,
2007).
Untuk menguji Staphylococcus aureus digunakan media Baird Parker
Agar yang diperkaya larutan potassium telurit dan emulsi kuning telur steril.
Warna media ini agalah coklat kekuningan. Glisin dan sodium piruvat
merangsang pertumbuhan Staphylococcus aureus sedangkan lithium chloride
dan potassium telurit menekan pertumbuhan organism selain Staphylococcus
aureus. Hasil positif ada Staphylococcus aureus jika terbentuk warna hitam,
mengkilat, terbentuk gelembung saat ditetesi H 2O2 3%. Uji Kapang-Khamir
digunaka media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dengan antibiotik yaitu
chloramphenicol. Media ini khusus digunakan untuk isolasi, diferensiasi dan
fungi. Penambahan chloramphenicol untuk menghambat bakteri kontaminan.
Jenis kapang yang menghasilkan toksin adalah mikotoksin. Uji koliform
digunakan metode MPN (Most Probable Number) dimana ukuran populasi
mikroba dihitung dengan teknik pengenceran dan inkubasi dari kultur-kultur
yang direplikasi melalui beberapa seri tahap pengenceran. MPN adalah suatu
metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan data dari hasil
pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung
yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah
sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga dihasilkan
kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/ satuan volume
atau massa sampel (Aryanta, 2001). Tahap perkiraan digunakan Lactose Broth
dan tahap penegasan digunakan BGLB (Brilliant Green Bile Lactose Broth).
Hasil positif ditandai adanya gelembung pada tabung durham.

3
Uji bakteri aerob mesofil merupakan uji menghitung koloni yang dapat
hidup pada petrifilm. Petrifilm aerobic count plate mengandung nutrient
metode standard dimana senyawa yang berfungsi sebagai gel dan larut dalam
air dingin. Koloni bakteri yang dihitung adalah koloni bakteri yang berwara
merah. Petrifilm aerobic count plate sangat mudah dan cepat serta aman dari
kontaminasi meskipun tidak disterilkan ketika akan digunakan dalam
pengujian.

IV. ALAT dan BAHAN

V. SKEMA KERJA

VI. HASIL PENGAMATAN


6.1 Data mesofil aerob

Sampe Jumlah koloni


l 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6
TBUD 123 12 3 0 0
C
TBUD 142 4 0 0 0
TBUD = Terlalu Banyak untuk Dihitung

123+142
x 102 = 132,5 x 102 cfu/ mL
2

6.2 Data SA

Jumlah koloni Hasil uji


Sampe
katalas
l 10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6 e
C TBUD 161 21 5 0 0 +

4
TBUD 115 18 9 0 0 +
TBUD = Terlalu Banyak untuk Dihitung

161+115
x 102 = 138 x 102 cfu/ mL
2

6.3 Data coliform (MPN dan BGLB)


 Data uji presumtif (Presumtive test)

Sampel Hasil Keterangan

C Kuning, ada gas

 Data uji penguat (Confirmed test)

Sampel Hasil Keterangan


C Ada gas

 Data uji pelengkap (Completed test)

Sampel Hasil

5
6.4 Data kapang dan khamir

Sampel Hasil

VII. PEMBAHASAN
Minuman ringan yang digunakan adalah sampel syrup C. Pada uji mesofil
aerob digunakan ALT atau Angka Lempeng Total dengan media PCA. Sampel
sirup diambil 1 mL kemudian dilakukan dilusi dengan pengenceran ke 6 tabung
yang berbeda. Pengenceran dilakukan sebanyak 6 kali: 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, 10-5,
10-6. Angka Lempeng Total yang didapat sebesar 132,5 x 102 cfu/ mL. Berdasarkan
SNI 7388:2009, batas maksimum ALT untuk syrup adalah 5 x 102 cfu/ mL. Hal
ini berarti sirup C tidak bagus kualitasnya karena melebihi SNI. Uji Staphylococcus
aureus digunakan media Baird Parker Agar dan dengan metode ALT. Didapatkan ALT
sebesar 138 x 102 cfu/ mL. Berdasarkan SNI 7388:2009 untuk kandungan koliform
pada sirup, batas maksimumnya adalah negatif/mL yang artinya hasil yang
didapat melebihi batas maksimum jika dibandingkan dengan SNI sehingga sirup
tidak layak untuk diminum. Hal-hal yang menyebabkan ketidaklayakan sirup
untuk dikonsumsi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti penyimpanan
yang kurang baik, waktu kadaluarsa yang sudah lewat, kebersihan packaging.
Penampilan koloni yang tumbuh pada media Baird Parker Agar berupa koloni
hitam mengkilat dan ada zona bening di sekelilingnya serta ketika dilakukan uji
katalase akan muncul gelembung yan menandakan positif. Uji katalase yaitu uji
untuk bakteri berbentuk kokus adalah untuk membedakan antara staphylococcus
dan streptococcus, dimana kelompok staphylococcus bersifat katalase positif
(Waluyo, 2007). Oleh karena itu, dengan uji katalase ini lebih memastikan bahwa
bakteri pada media adalah bakteri Staphylococcus aureus.

6
VIII. KESIMPULAN

IX. DAFTAR PUSTAKA


Aryanta, N. 2001. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Bandung : Institut
Teknologi Bandung.
Waluyo. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai