MAKALAH MIKROBIOLOGI
Oleh :
Kenny Nurmalia Brilliani
(110114366)
(110114369)
(110114371)
(110114380)
F-4
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................ 1
Daftar Isi .......................................................................................................... 2
Pendahuluan ..................................................................................................... 3
Metode Kerja ................................................................................................... 4
Pembahasan ..................................................................................................... 5
Kesimpulan ...................................................................................................... 14
Daftar Pustaka .................................................................................................. 15
PENDAHULUAN
Eschericia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang, tebal 0,5
m, panjang antara 1,0-3,0 m, tidak membentuk spora dan merupakan flora
normal di usus. Beberapa sifat E. coli antara lain pertumbuhan optimum pada
suhu 37oC, dapat tumbuh pada suhu 15oC-45oC, tumbuh baik pada pH 7,0 tapi
tumbuh juga pada pH yang lebih tinggi. E. coli berfungsi untuk menekan
pertumbuhan bakteri jahat, dia juga membantu dalam proses pencernaan termasuk
pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Fungsi lain dari E. coli adalah
membantu proses pembentukan vitamin K yang berfungsi untuk pembekuan
darah.
Beberapa jenis E. coli dapat bersifat patogen, yaitu serotipe-serotipe yang
masuk dalam golongan E. coli Enteropatogenik, E. coli Enteroinfasif, E. coli
Enterotoksigenik dan E. coli Enterohemoragik. E. coli 0157 adalah jenis yang
bisa membahayakan tubuh, seperti mengakibatkan diare bercampur darah, kram
perut, dan muntah-muntah dan apabila bakteri ini menjalar ke siste/organ tubuh
yang lain dapat menginfeksi. Seperti pada saluran kencing, jika bakteri E. coli
sampai masuk saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih (ISK),
umunya terjadi pada perilaku sex yang salah (anal sex) juga resiko tinggi bagi
wanita karena posisi anus dan saluran kencingnya berdekatan sehingga
kemungkinan bakteri menyebrang cukup besar tepatnya ketika membersihkan
anus setelah buang air besar.
Berbagai cara pengujian E. coli telah dikembangkan, tetapi analisis
konvensional yang masih banyak dipraktekkan adalah dengan 4 tahap analisis
yang memerlukan waktu 5-7 hari. Empat analisis tersebut adalah uji pendugaan
dengan metode MPN (Most Probable Number), uji penguat pada media selektif,
uji lengkap dengan media lactose broth, serta uji identifikasi dengan melakukan
reaksi IMViC (indol, methyl red, Vogues-Praskauer, dan citrat). E. coli
menghasilkan asam dan gas dari glukosa, laktosa, fruktosa, maltosa, arabinosa,
dan manitol. E. coli menghasilkan katalase, tidak mencairkan gelatin, membentuk
indol, mereduksi nitrat, tidak menghasilkan gas H2S.
METODE KERJA
25 g sampel dicampur di
Homogenkan selam
Tab
Tabung EC
Diinkubasi 24 jam 2 jam
5
PEMBAHASAN
Berbagai cara pengujian E. coli telah dikembangkan, tetapi analisis
konvensional yang masih banyak dipraktekkan adalah dengan 4 tahap analisis
yaitu uji Pendugaan dengan metode MPN ( most probable number ), Uji penguat
pada medium selektif, Uji lengkap dengan medium lactose broth, serta Uji
Identifikasi dengan melakukan reaksi IMViC (indol, methyl red, VoguesPraskauer, dan citrate). Jadi untuk dapat menyimpulkan E. coli berada pada air
atau makanan diperlukan seluruh tahapan pengujian di atas. Apabila dikehendaki
untuk mengetahui serotipe dari E. coli yang diperoleh untuk memastikan apakah
E.coli tersebut patogen atau bukan maka dapat dilakukan uji serologi. Meskipun
demikian, beberapa serotipe patogen tertentu seperti O157:H7 yang ganas tidak
dapat diuji langsung dengan pengujian 4 tahap ini dan memerlukan pendekatan
analisis khusus sejak awal.
1. Tahap pembuatan sampel
Ditimbang sampel, jika berupa padatan sebanyak 25 g atau sampel
berupa cairan sebanyak 25 ml dari sampel yang akan diuji, kemudian
dimasukkan dalam wadah atau plastik steril dan tambahkan 225 ml larutan
BFP. Homogenkan selama 2 menit. Homogenat ini merupakan larutan dengan
pengenceran 10-1. Larutan Butterfields phosphate buffered (BFP)/Larutan
KH2PO4 adalah larutan yang digunakan untuk mengencerkan. Pengenceran dilakukan
untuk memperoleh sampel dengan jumlah mikroba terbaik untuk dapat dihitung yaitu
antara 30 sampai 300 sel mikroba per ml. Pengenceran biasanya dilakukan 1:10,
1:100, 1:1000, dan seterusnya. Tujuan pengenceran yaitu untuk mengurangi kepadatan
bakteri yang ditanam. Seperti halnya media, larutan yang digunakan untuk
mengencerkan sampel biasanya mengandung buffer untuk menjaga keseimbangan ion
dari mikroba. Buffer yang digunakan untuk pembuatan media dan larutan pengencer
adalah fosfat. Pengunaan fosfat dikarenakan satu-satunya komponen anorganik yang
mengandung sifat buffer pada kisaran pH normal, yaitu merupakan pH yang dapat
mempertahankan keseimbangan fisiologi dari mikroba. Garam fosfat yang sering
digunakan sebagai buffer adalah kalium monohidrogen fosfat atau kalium hidrogen
fosfat. Larutan pengencer ditempatkan dalam tabung reaksi adalah 9 ml setiap tabung
nya.
amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast mensuplai
vitamin B kompleks. Inkubasi selama 24 jam 2 jam pada suhu 35 oC+ 1oC.
jika koloni yang khas (typical ) tidak ada, pindahkan 1 atau lebih koloni yang
tidak khas (typical) E. coli ke media PCA miring. Selanjutnya tentukan nilai
angka paling memungkinkan (APM) berdasarkan jumlah tabung-tabung BGLB
yang positif dengan menggunakan Angka Paling Memungkinkan (APM).
Nyatakan nilainya sebagai APM/g coliform
6. Uji morfologi
Lakukan uji morfologi dengan melakukan pewarnaan gram dari setiap
koloni E. coli terduga. Biakan diambil dari PCA yang telah diinkubasi selama
24 jam. Dengan menggunakan mikroskop, bakteri E. coli termasuk bakteri
gram negatif, berbentuk batang pendek. Dengan adanya pengaturan
peptidoglikan, sel bakteri dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme
pewarnaan. Mekanisme ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel bakteri
garm negatif dan gram positif serta bagaimana reaksinya terhadap beragam
reagen. Kristal violet, pewarna utama, mewarnai ungu baik bakteri gram
positif dan gram negative dikarenakan pewarna ini memasuki sitoplasma kedua
tipe sel ini. Ketika Iodin (Mordant) di aplikasikan, menyebabkan kristal
violet-iodin sulit melewati dinding sel. Aplikasi alcohol dapat mendehidrasi
peptidoglikan sel gram positif sehingga menyebabkan impermeable terhadap
kristal violet-iodin. Sedangkan pengaruh bagi sel gram negative berbeda,
dimana alcohol melarutkan membrane luar sel gram negative dan
menghasilkan lubang kecil pada lapisan tipis peptidoglikan sehingga kristal
violet-iodin menyebar/ keluar. Karena bakteri gram negative kehilangan warna
setelah pencucuian dengan alcohol, penambahan safranin menjadikan sel
merah muda. Safranin memberikan warna kontras terhadap pewarna utama
(kristal violet). Walaupun sel gram positif dan gram negative dapat menyerap
safranin, warnah merah muda safranin tertutupi oleh ungu gelap yang diserap
sebelumnya oleh bakteri gram positif.
7. Uji biokimia
Produksi indol ( I )
Inokulasikan 1 ose dari PCA miring ke dalam tryptone Broth lalu
diinkubasi selama 24 jam 2 jam pada suhu 35oC 1oC. Uji Indol dilakukan
dengan menambahkan 0,2 ml 0,3 ml pereaksi Kovacs. Reaksi positif jika
terbentuk cincin merah pada lapisan bagian atas media dan negatif bila
terbentuk cincin warna kuning. Tryptophan merupakan asam amino esensial
yang dapat mengalami oksidasi dengan cara kegiatan enzimatik beberapa
bakteri. Konversi triptofan menjadi produk metabolik di mediasi oleh enzim
Tryptophanase. Media ini biasanya digunakan dalam indetifikasi yang cepat.
Perbenihan indol digunakan untuk melihat kemampuan bakteri mendegradasi
asam amino triptofan secara enzimatik. Hasil uji indol yang diperoleh negatif
karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada permukaan
biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari tryptopan sebagai
sumber karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan kovaks.
Asam amino triptofan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat
pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh
mikroorganisme akibat penguraian protein.
negatif.
Tes
ini
tergantung
pada
pencernaan
glukosa
menjadi
10
naftol (VP reagen 1) dan kalium hidroksida (VP reagen 2) untuk membentuk
warna merah. Alpha-naftol dan kalium hidroksida adalah bahan kimia yang
mendeteksi acetoin. Asetil-metil carbinol (acetoin) adalah perantara dalam
produksi butilen glikol. Dalam tes ini dua reagen, 40% KOH dan alpha-naftol
ditambahkan setelah inkubasi dan terkena oksigen. Jika terdapat acetoin, acetoin
akan teroksidasi dengan adanya udara dan KOH menjadi diacetyl. Diacetyl
kemudian bereaksi dengan komponen guanidin dari pepton, adanya alpha-naftol
menghasilkan warna merah. Peran alpha-naftol adalah untuk katalis dan penguat
warna.
11
ose dari PCA miring ke permukaan simmon citrat agar yang mengandung
natrium sitrat dan indikator pH Bromthymol biru selanutnya dinkubasi selama
96 jam + 2 jam pada suhu 35oC +1oC. Media juga mengandung garam amonium
anorganik, yang digunakan sebagai satu-satunya sumber nitrogen. Pemanfaatan
sitrat melibatkan enzim citrat permease, yang memecah sitrat menjadi oksaloasetat
dan asetat. Oksaloasetat lebih lanjut dipecah menjadi piruvat dan CO 2. Produksi
Na2CO3 serta NH3 dari pemanfaatan natrium sitrat dan garam amonium masingmasing menghasilkan pH basa. Hal ini menyebabkan perubahan warna medium
dari hijau menjadi biru., reaksi negatif jika tidak ada pertumbuhan dan media
tetap hijau.
Biotipe 1
Biotipe 2
Indol
MR
12
VP
Citrat
Uji Morfologi
Pelaporan
Berdasarkan interpretasi hasil di atas, nyatakan coliform dan Escherichia coli
dalam APM/g dengan menggunakan Angka Paling Memungkinkan (APM).
Tabel 2. Indeks APM dengan tingkat kepercayaan 95% untuk berbagai
kombinasi hasil positif dari 3 seri tabung pada pengenceran 101, 102 dan 103
Tingkat
kepercayaan
Tabung positif
Tingkat
kepercayaan
APM/g
101 102
103
Bawah
Atas
101
102
103
Bawah
Atas
<3,0
9,5
21
4,5
42
3,0
0,15
9,6
28
8,7
94
3,0
0,15
11
35
8,7
94
6,1
1,2
18
29
8,7
94
6,2
1,2
18
36
8,7
94
9,4
3,6
38
23
4,6
94
3,6
0,17
18
38
8,7
110
7,2
1,3
18
64
17
180
11
3,6
38
43
180
7,4
1,3
20
74
17
200
11
3,6
38
120
37
420
11
3,6
42
160
40
420
13
15
4,5
42
93
18
420
16
4,5
42
150
37
420
9,2
1,4
38
210
40
430
14
3,6
42
290
90
1000
20
4,5
42
240
42
1000
15
3,7
42
460
90
2000
20
4,5
42
1100
180
4100
27
8,7
94
>1100
420
--
SUMBER : Food and Drug Administration Bacteriological Analytical Manual. 8th edition,
1998
14
KESIMPULAN
Eschericia coli merupakan bakteri gram negatif dan merupakan flora
normal di usus. E. coli berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dan
membantu dalam proses pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan
dalam usus besar. Fungsi lain dari E. coli adalah membantu proses pembentukan
vitamin K yang berfungsi untuk pembekuan darah.
Berbagai cara pengujian E. coli telah dikembangkan, tetapi analisis
konvensional yang masih banyak dipraktekkan adalah dengan 4 tahap analisis
yaitu uji Pendugaan dengan metode MPN ( most probable number ), Uji penguat
pada medium selektif, Uji lengkap dengan medium lactose broth, serta Uji
Identifikasi dengan melakukan reaksi IMViC (indol, methyl red, VoguesPraskauer, dan citrate). Keempat tahap uji tersebut termasuk dalam analisa secara
kualitatif. Dimana dalam pengujiannya didapatkan hasil uji yang
15
DAFTAR PUSTAKA
16