PENDAHULUAN
1
larutan, volume bentuk larutan lebih besar, ada yang sukar ditutupi rasa dan
baunya dalam sirup (Ansel, 2008).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada 5% anak perempuan dan 1-2% anak
laki-laki. Kejadian infeksi saluran kemih pada bayi baru lahir dengan berat lahir
rendah mencapai 10-100 kali lebih besar disbanding bayi dengan berat lahir
normal (0,1-1%). Sebelum usia 1 tahun, infeksi saluran kemih lebih banyak
terjadi pada anak laki-laki. Sedangkan setelahnya, sebagian besar infeksi saluran
kemih terjadi pada anak perempuan. Misalnya pada anak usia pra sekolah di
mana infeksi saluran kemih pada perempuan mencapai 0,8%, sementara pada
laki-laki hanya 0,2% dan rasio ini terus meningkat sehingga di usia sekolah,
kejadian infeksi saluran kemih pada anak perempuan 30 kali lebih besar
dibanding pada anak laki-laki. Pada anak laki-laki yang disunat, risiko infeksi
saluran kemih menurun hingga menjadi 1/5-1/20 dari anak laki-laki yang tidak
disunat. Pada usia 2 bulan – 2 tahun, 5% anak dengan infeksi saluran kemih
mengalami demam tanpa sumber infeksi dari riwayat dan pemeriksaan fisik.
3
Sebagian besar infeksi saluran kemih dengan gejala tunggal demam ini terjadi
pada anak perempuan.
Bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah jenis bakteri
aerob. Pada kondisi normal, saluran kemih tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba
lain, tetapi uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri
yang jumlahnya makin berkurang pada bagian yang mendekati kandung kemih.
Infeksi saluran kemih sebagian disebabkan oleh bakteri, namun tidak tertutup
kemungkinan infeksi dapat terjadi karena jamur dan virus. Infeksi oleh bakteri
gram positif lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan infeksi gram negatif.
Lemahnya pertahanan tubuh telah menyebabkan bakteri dari vagina,
perineum (daerah sekitar vagina), rektum (dubur) atau dari pasangan (akibat
hubungan seksual), masuk ke dalam saluran kemih. Bakteri itu kemudian
berkembang biak di saluran kemih sampai ke kandung kemih, bahkan bisa
sampai ke ginjal.
Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri di bawah
ini :
A. Kelompok anterobacteriaceae seperti :
1. Escherichia coli
2. Klebsiella pneumoniae
3. Enterobacter aerogenes
4. Proteus
5. Providencia
6. Citrobacter
B. Pseudomonas aeruginosa
C. Acinetobacter
D. Enterokokus faecalis
E. Stafilokokus sarophyticus
Adapun, gejala infeksi saluran kemih pada anak – anak, meliputi:
1. Diarrhea
2. Menangis tanpa henti yang tidak dapat dihentikan dengan usaha tertentu
(misalnya: pemberian makan, dan menggendong)
3. Kehilangan nafsu makan
4. Demam
4
5. Mual dan muntah
Sedangkan, untuk anak – anak yang lebih dewasa, gejala yang ditunjukkan
berupa:
1. rasa sakit pada panggul dan punggung bagian bawah (dengan infeksi pada
ginjal)
2. seringnya berkemih
3. ketidakmampuan memprodukasi urin dalam jumlah yang normal, dengan
kata lain, urin berjumlah sedikit (oliguria)
4. tidak dapat mengontrol pengeluaran kandung kemih dan isi perut
5. rasa sakit pada perut dan daerah pelvis
6. rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)
7. urin berwarna keruh dan memilki bau menyengat
5
Potensi tidak kurang dari 900 g pe mg C16H17N3O4S, dihitung terhadap
zat anhidrat. (Farmakope Indonesia IV p.179)
2. Efektif
Dengan dosis yang diberikan (dalam jumlah kecil sekalipun) dapat
memberikan hasil terapi sesuai dengan yang diinginkan, yaitu dapat mencapai
efek farmakologi yang optimum dengan efek samping yang sekecil mungkin.
Jumlah atau dosis pemakaian sekali pakai selama pengobatan (1 cure)
harus diartikan sebagai jumlah partikel aktif yang mampu mencapai tempat
kerja (site of action) dan mampu melakukan “aksi” sebesar dan selama waktu
yang diperhitungkan dan juga dikehendaki.
Dosis Cefalexin :
o 200mg setiap 6 jam atau 500 mg setiap 8-12jam dan Anak-anak 25
mg/kgBB sehari dalam dosis terbagi (BNF 62, p.349)
o 200mg setiap 6 jam atau 500 mg setiap 8-12jam (Martindale 37thed,
p.237)
o 25-100 mg/kgBB Sehari dalam dosis terbagi (Martindale28thed,
p1123 )
4. Stabilitas fisika
Sediaan tidak boleh mengalami perubahan sifat fisika, penampilan, dan
homogenitas dari proses pembuatan sampai ke tangan pasien. terjadi
6
perubahan viskositas, berat jenis, dan sifat alir selama proses pembuatan,
penyimpanan, dan pemakaiannya.
Cephalexin : sukar larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol, dalam
eter dan dalam chloroform. Terdegradasi dalam larutan. Dibuat bentuk
antara yaitu sirup kering (MD 28ed p1123)
Berat jenis (BJ) sediaan > berat jenis (BJ) air
Viskositas sediaan = 150 cps
Sifat alir sediaan = pseudoplastis
Ukuran partikel bahan aktif = < 50 m
Tidak terjadi perubahan warna
5. Stabilitas kimia
Diartikan sebagai sediaan disebut stabil secara kimia apabila
integritas/keutuhan kimiawi dan potensi kimia tetap, serta tidak mengalami
perubahan pH. (USP XXII, p. 1703). Selain itu, secara kimia tidak mengalami
interaksi antar komponennnya yang dapat mempercepat reaksi degradasi,
mengubah bentuk sediaan dan warna.
pH sediaan Cephalexin : 3 – 6 ( Martindale 28ed, p.1123)
Karena sediaan harus dipertahankan pada pH 5,0 maka perlu ditambahkan
dapar agar tetap menjaga kestabilan pH tersebut. Dapar yang digunakan
adalah dapar sitrat-fosfat.
6. Stabilitas mikrobiologi
Diartikan sebagai sediaan tidak ditumbuhi mikroba sesuai dengan
persyaratan tertentu dan jika sediaan tersebut mengandung antimikroba maka
harus tetap efektif selama waktu yang ditentukan atau dari awal pembuatan
sampai ke tangan pasien. (USP XXII, p.1703). Untuk menghambat
petumbuhan mikroba maka sediaan perlu ditambah dengan pengawet. Pada
sediaan tersebut tidak boleh terdapat Salmonella sp., Escherichia coli,
Enterobacter sp., Pseudomonas sp., Clostridium sp., dan Candida albicans.
Karena sediaan berupa suspensi yang pelarutnya adalah air, maka rentan
terhadap pertumbuhan mikroba, sehingga perlu ditambahkan zat
antimikroba/pengawet. Kali ini yang dipilih adalah natrium benzoat.
7
7. Stabilitas toksikologi
Diartikan bahwa sediaan tidak boleh mengandung bahan-bahan yang
dapat meracuni jaringan lokal dan tidak menunjukkan peningkatan toksisitas
selama batas waktu tertentu, baik dalam proses pembuatan, penyimpanan,
distribusi, hingga pada proses pemakaian. (USP XXII, p. 1703)
8. Stabilitas farmakologi
Efek terapi harus tetap dan tidak mengalami perubahan, baik dalam
proses pembuatan, penyimpanan, distribusi, hingga sampai kepada konsumen.
(USP XXII, p. 1703)
9. Acceptability :
Penampilan : penampilan harus baik dari estetika dan artistic
Praktis, siap pakai, mudah penggunaannya, dan juga harga terjangkau
Tekstur (kondisi sediaan) tidak lengket dan berbau
8
2.3PERBANDINGAN BAHAN AKTIF
10
5. Ampicilin Ampisilin Kulit Pengobatan Penderita Famakokinetik:
adalah kemerahan berbagai mempunyai Absorbsi atau :
antibiotic beta merupakan macam infeksi riwayat reaksi 40%,
laktam.dan efek samping yaitu alergi, pasien ikatan protein :
bersifat yang umum, Infeksi saluran mononukleosis, 17-20%,
bakterisidal, terjadi empedu, pasien dengan metabolisme :
Ampisilin urticarial bronchitis, leukemia 10%,
dapat maculopapul endocardisitis limpatik. t1/2 : 1 jam.
berpenetrasi ar. Efek Gastroenterits, ( Martindale ed Vd : 0,17-0,31
melalui samping pada meningitis, 36 p 204 ) L/kg
membran luar GIT, antara pneumonia, ( Farmakologi
dari beberapa lain diare, septicaemia, dan Terapi ed 5
bakteri gram mual, dan typhoid dan p 669)
negatif dan muntah serta paratyphoid . Sebanyak 20-
mempunyai terjadi demam, dan 40% dosis atau
aktivitas Pseudomemb infeksi saluran dieksresikan
spectrum yang ranous urin dalam bentuk
luas. colitis. ( Martindale yang tidak
( Martindale ( Martindale ed 36 p 204 ) berubah ke
ed 36 p 204 ) ed 36 p 204 ) dalam urin
selama 6 jam
Mekanisme rentang
keja : konsentrasi pada
Menghambat urin yakni 0.25 -
pembentukan 1 mg/mL setelah
mukopeptida dosis of 500 mg
yang ( Martindale ed
digunakan 36 p 203)
untuk sintesis
dinding sel
mikroba .
(Farmakologi
dan Terapi ed
5 p 667)
12
2.4 PEMILIHAN BAHAN AKTIF
Cephalexin
Karakteristik
Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia
Organoleptis : serbuk hablur, putih terdegradasi dalam aqueous solution
sampai hampir putih Dalam horse serum stabil selama 30
Kelarutan : sukar larut dalam air,praktis hari disimpan dalam 10°C. setelah 30
tidak larut dalam etanol, dalam eter dan hari pada suhu 4°C aktivitasnya sisa
dalam chloroform. 56%
BM : 365,4 Dalam 0.5% larutan suspensi
Penyimpanan dalam wadah tertutup Cephalexin memiliki pH 3,5-5,5
rapat pH sediaan : 3-6
Bentuk sediaan yang dipilih : Suspensi tapi karena tidak stabil maka dibuat sediaan
sirup bentuk antara ( dry syrup atau pro oral suspension )
Alasan :
- Bahan aktif tidak stabil dalam bentuk larutan, sehingga perlu dibuat bentuk
antara (padatan) yang nantinya direkonstitusi dengan air saat akan
digunakan. Dari stabilitasnya, diketahui bahwa setelah direkonstitusi,
sediaan suspensinya hanya bertahan sealama 14 hari dengan penyimpanan
di dalam lemari pendingin.
- Setelah direkonstitusi, sediaan menjadi bentuk suspensi karena bahan
aktifnya mempunyai kelarutan yang kecil dalam air, sehingga untuk
13
meningkatkan stabilitas sediaan, perlu di tambahkan suspending agent dan
wetting agent untuk mendispersikan bahan aktif dengan pembawa,
memudahkan pendispersian kembali ketika dikocok dan mencegah laju
sedimentasi yang terlalu cepat.
14
2. Natrium Benzoat (Handbook Pharmaceutical Excipient 6th edition,
p.627)
15
4. Sukrosa (Farmakope Indonesia IV, p.762; Handbook Pharmaceutical
Excipient 6th edition, p.703)
5. Dapar Sitrat-fosfat
a. Dapar sitrat-sitrat berfungsi sebagai komponen dapar yang dapat
mempertahankan pH sediaan.
b. Komponen dapar tersebut terdiri dari :
16
o Fungsi : acidifying agent, antioksidan, buffering agent,
flavour enhancer, chelating agent.
o Penggunaan : sebagai buffering agent pada pH 5.4 ;
larutan buffer 0,1 – 2,0 %
o Konstanta disosiasi :
pKa1 : 3.128 pada 250C
pKa2 : 4.761 pada 250C
pKa3 : 6.396 pada 250C
o ADI (Acceptable Daily Intake) : -
Natrium fosfat (Handbook Pharmaceutical Excipient 3th
edition p. 493)
o Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur
putih, tidak berbau, rasa asam dan asin.
o Kelarutan :
o Sangat larut dalam air, terlebih lagi dalam air panas atau
mendidih
o Praktis tidak larut dalam etanol ( 95 % )
o Fungsi : buffering agent, sequestering agent
o Penggunaan : sebagai buffering agent pada pH 5.4
bersama asam sitrat
o ADI (Acceptable Daily Intake) : -
o Alasan penggunaan : karena bersifat inert dan tidak
tercampur dengan bahan obat dan range pH cukup besar.
6. Strawberry Red
o Sebagai pewarna yang memberikan warna merah.
o Kadar 0.0005-0.001%
o Untuk meningkatkan acceptabilitas dalam hal warna sediaan dan
menarik perhatian konsumen yakni anak-anak.
17
o Memberikan bau yang enak pada sediaan sehingga dapat
meningkatkan acceptability dan disukai anak-anak.
8. Aqua purificata
o Sebagai pelarut untuk merekonstitusi menjadi sediaan suspensi.
18
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Penyebab Gejala
Trimethoprim Amoxicillin
Cefalexin
19
Cephalexin
R/ Cephalexin 100mg
CMC-Na 0.5%
Tween 80 1%
Asam sitrat 0,774%
Na-fosfat 2,248%
Sukrosa 60%
Na Benzoat 0,2%
Strawberry Red 0,001%
Strawberry captarome q.s
Aqua ad 5ml
Mfla for oral suspension/for dry syrup
ad 150 ml
20
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 ALAT DAN BAHAN
Alat :
pH meter (merk : Schott type Pengaduk kaca
C6842) Pipet tetes
piknometer (200C volume 10 Ayakan no 40
ml ) Ayakan no 20
Viskometer VT-04F for Low Oven
Viscosity Fluids Ohaus MB 45
Timbangan gram dan miligram Botol coklat
Mortir + stamper Magnetic stirrer + magnetic bar
Gelas ukur Mikrometer + mikroskop
Beker glass
Bahan :
Cephaleksin
Sukrosa
Natrium benzoat
Tween 80
Alkohol 70%
Alkohol 96%
CMC Na
Asam sitrat.1H2O
Na fosfat.2H2O
Strawberry red
Strawberry captarome
Aqua purificata
21
4.2 KERANGKA OPERASIONAL
Na-
Sukrosa Benzoat300 CMC Na 750 mg Dapar asam sitrat 1,52775g,Na
mg fosfat 2,75g
Diayak dgn Strawberry
mesh 40
Red 1,5 mg
Sukrosa halus
Bobot teoritis
Timbang 90 g = 95,32935 g
sukrosa
Campuran
Tambahkan etanol 70% sedikit demi sedikit ad Tambahkan cephalexin 10% ( 0,32 g )
terbentuk massa yang menyatu seperti pil yang sudah dibasahi dengan tween 80
sebanyak 10% ( 0,15 ml 2 tetes )
Ayak dengan ayakan mesh 40
Granul I
Tambahkan aqua purificata ad ± 7 ml
Keringkan dalam oven 50-60°C 15’ ( 15 ml )
Granul II
Lakukan pengukuran pH
Ayak dgn ayakan mesh 20 dan Adjust :
Apabila pH < 5 : + na fosfat 20%
+ Strawberry Tambahkan cephalexin 2,819 g Apabila pH > 5 : + as sitrat 20 %
captarome yang sudah dibasahi dengan
tween 1,35 ml ( ± 13 tetes ), dan
ditambahkan alkohol 96% q.s
Hasil penambahan as sitrat/na fosfat
dikonversi untuk 90% campuran dengan
Granul III ( dry sirup )
cara volume diubah jadi massa kemudian
dikalikan 9
Masukkan wadah primer ( Sisa granul QC : Penetapan kadar air, waktu rekonstitusi
60/150 x 99,97 = 39,99 g )
Dilarutkan dalam aqua purificata
22
3. Martindale28thed, p1123
25-100/kgBB Sehari dalam dosis terbagi
Aturan pakai:
1-3 tahun : sehari 4 x ½ cth
4-7 tahun : sehari 4 x 1 cth
8-11 tahun : sehari 4 x 1½ cth
12-13 tahun : sehari 4 x 2 cth
23
14-15 tahun : sehari 4 x 2½ cth
≥ 16 tahun : sehari 4 x 3 cth
5. Rancangan Formula
R/ Cephalexin 100mg
CMC-Na 0.5%
Tween 80 1%
Asam sitrat 0,774%
Na-fosfat 2,248%
Sukrosa 60%
Na-Benzoat 0,2%
Strawberry Red 0,001%
Strawberry captarome q.s
Aqua ad 5ml
Mfla for oral suspension/for dry syrup ad 150 ml
24
6. Perhitungan dapar
Untuk membuat buffer Asam Sitrat.1H2O – Na Fosfat.2H2O sebanyak 150 ml,
dengan pH = 5,0 diperlukan :
Asam sitrat :
Diketahui = 0,1 M asam sitrat = 21 g asam sitrat /L
Jadi, asam sitrat yang dipakai =48,5 mL/100mL x 150 mL = 72,75 mL
= 21 g/ 1000mL x 72,75mL
= 1.52775 g ~ 1,0185 %
Na Fosfat :
Diketahui = 0,2 M Na fosfat = 35,6 g Na fosfat /L
Jadi, Na fosfat yang dipakai =48,5 mL/100mL x 150 mL = 72,75 mL
= 21 g/ 1000mL x 72,75mL
= 1.52775 g ~ 1,0185 %
7. Perhitungan ADI
a. ADI untuk natrium benzoat = 5 mg/kgBB (Handbook of
Pharmaceutical Excipient 6th edition, p. 627 )
UMUR BB LAKI - BB RATA- DOSIS TAKARAN
( thn ) LAKI PEREMPUAN RATA (mg)
( kg ) ( kg )
1 8,1 7,6 7,85 39,25
½ takaran = 40
2 9,6 9,3 9,45 47,25
mg
3 11,4 11,0 11,2 56
4 13,0 12,6 12,8 64
5 14,4 14,2 14,3 71,5 1 takaran = 80
6 15,8 16,2 16 80 mg
7 18,9 17,5 18,2 91
8 20,9 20 20,45 102,25
9 22 21,9 21,95 109,75 1 ½ takaran =
10 23,9 24,7 24,3 121,5 120 mg
11 26,9 28,4 27,65 138,25
12 29,1 32,6 30,85 154,25 2 takaran = 160
25
13 33 37 35 175 mg
14 40 40,8 40,4 202 2 ½ takaran =
15 43,3 42,5 42,9 214,5 200 mg
16 DEWASA 3 takaran = 240
mg
Aturan pakai :
26
14 40 40,8 40,4 1010 2 ½ takaran
15 43,3 42,5 42,9 1072,5 = 1000 mg
16 DEWASA 3 takaran =
1200 mg
Aturan pakai :
8. Tabel Penimbangan
Strawberry 0.6g
0.001% 0.00005g 0.0006g 0.0015g
red
Strawberry qs
qs qs qs qs
captarome
Aquadem 5 ml 60 ml 150 ml 60000 ml
27
9. Spesifikasi Sediaan
No Spesifikasi Dry sirup Oral suspension
1 Organoleptis
- Bentuk Granul Suspensi
- Warna Merah Muda Merah mudah
- Rasa Manis Manis
- Bau Strawberry Strawberry
12 Porositas
13 Tap Density
Tidak dilakukan Tidak dilakukan evaluasi
14. Bulk Density evaluasi
15. Redispersibility
28
BAB V
EVALUASI SEDIAAN
2. pH sediaan
Alat yang digunakan : pH meter
Spesifikasi pH sediaan = 5,00 ± 0,05
Metode kerja :
a. Kalibrasi pH meter
Siapkan larutan buffer pH 4.0 dan 7.0 di dalam wadah
Memasang elektrode kombinasi
Tombol ditekan untuk menyalakan alat
Elektrode dimasukkan dalam larutan buffer pH 4.0 kemudian atur
tombol sebelah kanan sampai layar digital menunjukkan angka 4.0
Elektrode dikeluarkan dari buffer pH 4.0, dicuci dengan aquadem dan
keringkan
Elektrode dimasukkan dalam larutan buffer pH 7.0kemudian atur
tombol sebelah kiri sampai layar digital menunjukkan angka 7.0
4. Viskositas sediaan
Alat yang digunakan : Viskometer-Viscotetser VT 04
Spesifikasi : 150 ± 5 cps
Metode kerja :
1. Pasang alat ( pilih rotor nomer 3 ) dan hubungkan dengan listrik
2. Posisikan viscometer tegak di atas meja
Makalah Praktikum Teknologi Sediaan Semisolida dan Liquida | 30
3. Seimbangkan waterpass tepat ditengah.
4. Tuang sediaan ke dalam cup sampai batas tanda tercelup.
5. Nyalakan viskometer.
6. Amati pergerakan jarum pada skala dPa.s yang paling atas. ( skala
terkecil = 0,3 dPa.s )
7. Catat viskositas sediaan, konversikan dalam satuan cps dengan cara
dikalikan 100.
1 mPa.s = 1 cps
1 dPa.s = 1 poise = 100 cps
Cp Ru
0,25 x
V Rs
12 Porositas Tidak
Tidak
13 Tap Density Tidak dilakukan Tidak dilakukan dilakukan
dilakukan
14. Bulk Density evaluasi evaluasi evaluasi
evaluasi
15. Redispersibility
pH awal: 5,17
*Adjust dengan Asam sitrat.H2O 20% sebanyak 2 tetes ad pH 4,79
* Adjust dengan Na2HPO4.2H2O 20% sebanyak 1 ml ad pH 5,00 ± 0,05
pH akhir sediaan: 4,95
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 98 196 215,6 333,2 98 156,8 196 137,2 78,4 176,4
2 137,2 156,8 117,6 39,2 137,2 294 294 196 98 39,2
3 137,2 313,6 98 196 117,6 58,8 98 137,2 98 294
4 176,4 156,8 392 333,2 333,2 98 39,2 98 686 117,6
5 294 156,8 372,4 156,8 196 176,4 176,4 176,4 137,2 117,6
6 98 156,8 117,6 58,8 98 78,4 39,2 137,2 98 392
7 98 156,8 196 98 196 137,2 78,4 58,8 58,8 98
8 156,8 98 196 39,2 39,2 98 98 98 117,6 39,2
9 98 58,8 352,8 137,2 98 176,4 137,2 58,8 98 39,2
10 78,4 98 58,8 294 196 39,2 98 39,2 58,8 38,8
11 98 117,6 76,4 98 196 98 98 156,8 137,2 196
12 137,2 78,4 39,2 137,2 98 98 39,2 196 98 196
13 156,8 137,2 58,8 39,2 39,2 117,6 117,6 254,8 196 196
14 98 117,6 117,6 98 58,8 39,2 137,2 98 176,4 137,2
15 137,2 156,8 156,8 156,8 274,4 313,6 176,4 196 196 313,6
16 313,6 333,2 98 58,8 39,2 78,4 98 98 78,4 137,2
17 137,2 176,4 215,6 196 117,6 156,8 215,6 215,6 254,8 78,4
18 58,8 39,2 58,8 39,2 39,2 58,8 78,4 39,2 196 98
19 137,2 98 58,8 117,6 274,4 39,2 98 156,8 137,2 98
20 58,8 98 117,6 116,8 313,6 39,2 98 96 117,6 196
21 58,8 333,3 58,8 117,6 117,6 274,4 78,4 39,2 137,2 196
22 98 117,6 294 215,6 98 39,2 127,4 39,2 313,6 294
23 49 98 19,6 117,6 294 156,8 98 215,6 98 49
24 196 49 137,2 137,2 166,6 176,4 98 127,4 39,2 39,2
25 294 66,6 127,4 392 313,6 49 156,8 79,2 313,6 127,4
Jumlah
Nilai partikel
Rentang Tengah ada
(nd) (nd2) (nd3) (nd4)
Diameter (μm) Rentang setiap
(μm) rentang
(n)
19,6 – 86,24 52,92 64 3386,88 179233,6896 9485046,854 501948679
86,25 – 152,89 119,57 97 11598,29 1386807,535 165820577 19827166391
152,9 – 219,54 186,22 56 10428,32 1941961,75 361632117,2 67343132857
219,55 – 286,19 252,87 5 1264,35 319716,1845 80846631,57 20443687726
286,2 – 352,84 319,52 23 7348,96 2348139,699 750277596,7 239728697694
60
40
20
0
52.92 119.57186.22252.87319.52386.17452.82519.47586.12652.77
Nilai Tengah Ukuran Partikel (m)
Berdasarkan hasil evaluasi sediaan menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat ada
yang tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
1. Organoleptis
Pengujian organoleptis dapat memberikan indikasi perubahan,
kemunduran mutu dan kerusakan lainnya yang dapat dirasakan dengan
indera manusia, seperti bentuk, warna, rasa dan bau. Tujuan dilakukannya
uji organoleptis adalah agar didapatkan sediaan yang sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan, dari sisi bentuk, warna, bau dan rasa.
2. Uji penetapan pH
Penentuan pH berfungsi untuk melihat kestabilan sediaan. Biasanya
terdapat rentang ph yang masih dapat ditoleransi, apabila ph sediaan yang
didapat diluar dari rentang itu berarti sediaan tidak stabil, sehingga
kemungkinan sediaan rusak lebih besar
pH sediaan yang kami inginkan adalah 5,00 + 0,05 dan pada sediaan
yang kami buat hasil evaluasi setelah diadjust dengan asam sitart 20%
sebanyak 2 tetes yaitu 4,79 kemudian diadjust lagi dengan na fosfat 20%
sebanyak 1 ml yaitu 4,95 dan masuk dalam rentang pH spesifikasi hal ini
dapat disebabkan karena kapasitas dapar yang kami buat sudah cukup .
7.1 Kesimpulan