Dibuat dengan cara membuat sayatan pada bagian …. (bagian ujung tunas) →
dikultur pada media → menjadi tanaman utuh (planlet) → diaklimatisasi
Menggunakan tunas apikal atau tunas aksiler → sama-sama punya meristem apikal
Aplikasi kultur meristem → apel bebas virus → diberi perlakuan termoterapi pada
tunas apikal
Isolasi tunas apikal dan tunas aksiler dari tanaman apel → diambil ujung tunasnya
→ dikultur → jadi planlet → diberi perlakuan panas (untuk bunuh virus yang
mungkin terdapat pada eksplan) → meristem dari planlet diambil → planlet apel
→ diambil sampel jaringan → diuji ELISA dan RT-PCR (lihat virus masih ada
atau tidak) → planlet ditanam di lapangan
Sterilisasi: tunas direndam pada larutan 10% NaOCl → dicuci 3x pakai aquades
steril → ditanam pada media MS + 1 BA + 0.3 IBA + 0.2 GA (mg/L)
Ketika melakukan kultur meristem → kadang tanaman tidak selalu mampu
menghasilkan akar → ada beberapa kasus harus dipindahkan ke media yang
membantu regenerasi akar
Proses regenerasi akar dapat dilakukan dengan:
o media mengandung ZPT auksin
o menurunkan kadar garam-garam/ mineral dalam media
o pengakaran dilakukan secara ex vitro dengan menggunakan pasta pada bagian
pangkal pangkal planlet sebelum ditanam ke media tanah
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan kultur meristem
Ukuran eksplan → meristem ukurannya kecil → kemungkinan rusak sangat tinggi
→ menghambat proses pertumbuhan kultur meristem
Status fisiologi dari tanaman: tunas diambil dari batang yang letaknya lebih tinggi
→ lebih baik dari meristem yang diambil pada batang yang terletak di bagian
bawah
Komposisi media → perbedaan vitamin dan ZPT →berpengaruh terhadap
kemampuan tumbuh dari eksplan
- Kultur embrio
o Embrio terbentuk dari fertilisasi ovum oleh sperma pada bakal biji di dalam ovarium
o Hasil fertilisasi → zigot → terus berkembang jadi embrio (versi mini dari tanaman yang
terletak di dalam biji)
o Embrio pada tanaman terdiri atas kotiledon, shoot apex (ujung tunas), root apex (ujung
akar)
o Dapat dilakukan melalui dua cara: embrio yang sudah dewasa dan embrio yang masih
muda
o Fungsi:
Mengatasi post-zygotic incompability → ketika melakukan penyilangan (beda spesies
maupun spesies sama) → ketika zigot terbentuk akan ada mekanisme, di mana induk
akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi embrio → ovum
yang sudah difertilisasi gagal berkembang jadi embrio
Diatasi dengan kultur embrio yang belum matang → 3-4 hari setelah fertilisasi →
bakal buah diambil (atau jika embrio cukup besar, embrionya yang diambil) →
dikultur pada media → bisa jadi 1 tanaman utuh
Memecah dormansi: beberapa biji memiliki waktu dormansi yang panjang (sampai 1
tahun untuk berkecambah) → KJT bisa mempersingkat waktu → dengan bantuan
ZPT GA untuk mempercepat perkecambahan
Mempersingkat waktu penelitian
o Contoh: proses regenerasi menggunakan embrio yang belum matang, dari jagung
hybrid.
Embrio yang belum matang ditumbuhkan pada media yang mengandung 2.4-D →
berkecambah pada awalnya → tumbuh menjadi tanaman jagung utuh → bagian
tertentu dari embrio yang tumbuh/ berkecambah → menjadi kalus
- Kalus adalah kumpulan sel tumbuhan yang tidak terdiferensiasi → secara alami kalus
terbentuk pada daerah perlukaan → dapat diinduksi secara in vitro dengan bantuan ZPT
o ZPT untuk induksi kalus:
Auksin (NAA, IAA) dan sitokinin (Zeatin, BAA) dengan komposisi sedang →
seimbang
Auksin saja (2.4-D)
Tanaman tertentu bisa diinduksi oleh hormon Brassinosteroids atau asam absisat
o Karakteristik kalus
Friable → banyak tonjolan, ditekan dengan pinset mudah terpisah
Tipe yang bisa diregenerasi
Kalus dapat diregenerasi menjadi 3 macam:
o Beregenerasi jadi tunas → media mengandung sitokinin
o Beregenerasi jadi akar → media mengandung auksin
o Kalus organogenik → hanya muncul tunas/akar saja
o Kalus embriogenik → bersifat bipolar (kalus yang terbentuk akan terdiri dari
tunas dan akar)
Compact → tidak mudah pecah
- Organ yang dapat digunakan untuk diinisiasi pembentukan kalusnya
o Embrio
o Akar → biasanya kalus muncul di bagian perlukaan
o Batang → biasanya kalus muncul di bagian perlukaan
o Daun
- Aplikasi kultur kalus
o Perbanyakan/ propagasi → prinsip totipotensi → setiap sel dari kalus bisa diregenerasi
menjadi satu tanaman utuh
Propagasi dari kalus → rentan mengalami perubahan genetik (variasi somaklonal) →
dimanfaatkan untuk perbaikan sifat tanaman → dikenal dengan seleksi somaklonal
o Pemuliaan tanaman
o Seleksi in vitro → hasilkan tanaman yang punya ketahanan dengan cara menumbuhkan
kalus pada media yang sudah diberi perlakuan (misal: mau tanaman tahan kadar garam
tinggi → kalus ditumbuhkan pada media semisolid yang mengandung kadar garam tinggi
→ kalus yang berhasil bertahan diregenerasi menjadi tanaman utuh)
o Bahan baku untuk suspensi sel dan protoplas
Protoplas digunakan untuk pemuliaan tanaman → misal: pada fusi protoplas → untuk
menghasilkan tanaman dengan sifat baru yang dilakukan dengan mengkombinasikan
2 protoplas dari spesies yang berbeda
o Produksi metabolit sekunder → kalus tumbuh dengan cepat dan sel yang seragam →
metabolit sekunder dalam jumlah besar
- Suspensi sel → kalus friable dipindahkan pada media cair
o Kelebihan: seluruh sel mendapatkan nutrisi yang lebih baik → karena hampir semua sel
berkontak dengan media
o Kultur suspensi sel berjalan dengan baik → perlu agitasi (pengadukan) → pakai shaker
(gerakan mendatar)
Fungsi pengadukan: memecah kalus menjadi kelompok sel kecil, menjaga distribusi
sel tetap seragam dalam medium, aerasi (mendapat oksigen dengan baik →
metabolisme seragam)
- Kultur rambut akar (contoh dari kultur organ)
Disintesis dari metabolit primer atau melalui jalur sintesis metabolit primer pada
tumbuhan
Produksinya dapat direkayasa melalui:
Mengatur komposisi nutrisi
Menambahkan senyawa elisitor → senyawa yang dapat memicu produksi
metabolit sekunder
o Elisitor merupakan molekul yang menstimulasi pertahanan diri atau respon
yang diinduksi stres pada tanaman. Elisitor juga didefinisikan sebagai senyawa
yang diberikan pada kadar kecil pada sistem sel hidup untuk menginisiasi atau
meningkatkan biosintesis senyawa-senyawa tertentu
Pemberian inhibitor → menghambat jalur metabolit tertentu sehingga dapat
meningkatkan produksi salah satu metabolit tertentu
Metabolit sekunder memiliki banyak manfaat bagi manusia
o Tanaman pada KJT mampu memproduksi senyawa yang tidak ditemukan pada tumbuhan
yang di alam → ketika lingkungan berbeda → memicu perubahan metabolisme yang ada
pada tumbuhan
Perubahan lingkungan dapat menghambat salah satu metabolit sekunder →
menyebabkan akumulasi produk intermediet → dapat dideteksi dan di ekstrak
o Produksi metabolit sekunder:
Kultur yang dapat digunakan:
Kultur tumbuhan lengkap
Kultur organ
Kultur sel (suspensi kalus atau kalus) → meskipun tumbuh secara cepat, kalus
punya metabolisme yang berbeda dengan akar → tidak semua kultur bisa
menggunakan kalus/ suspensi sel
Strategi pengoptimalan produksi metabolit sekunder secara in vitro
Manipulasi kondisi kultur → mengatur komposisi media, ZPT, vitamin, sumber
karbon, pencahayaan, temperatur
Seleksi sel line yang tepat → pada proses seleksi → sel yang digunakan
kemampuan produksinya seragam → didapat metabolit yang optimal
Elisitasi → zat yang dapat memicu produksi metabolit sekunder → dari
komponen biotik (enzim/toksin patogen), senyawa cekaman abiotik (misal: logam
berat)
o Cara kerja elisitor biotik: elistor → diterima oleh reseptor yang ada di
permukaan sel → memicu respon stress di dalam tumbuhan → tumbuhan
produksi metabolit tertentu → kultur bisa hasilkan metabolit yang lebih tinggi
o Contoh:
-
-
o
WEEK 13: KENDALA KJT
- Kontaminasi → jamur/bakteri
o Dapat terjadi karena tanaman itu sendiri → kontaminan tumbuh disekitar organ yang
digunakan sebagai eksplan
Sumber penyakit ada di dalam jaringan tumbuhan → misal jamur endofit (hidup di
jaringan pembuluh → solusi: kultur meristem (pada meristem belum ada jaringan
pembuluh)
Jika bukan endofit → menemukan metode sterilisasi yang tepat → dicoba-coba
Mengambil tanaman dari luar → biasanya bakterinya sangat banyak → tanaman
tumbuhkan di greenhouse → ditreatment (anti bakteri, anti jamur) → pretreatment
o Bersumber dari pekerja → kontaminasi ada di luar eksplan (bisa di media)
Keteledoran → tidak teliti → misal: tangan ada di atas media (mengandung spora
jamur yang jatuh ke media), tidak menutup botol dengan benar
- Variasi somaklonal → terutama jaringan yang digunakan adalah jaringan dewasa, dipicu
untuk dediferensiasi
o Variasi somaklonal adalah perbedaan klon hasil perbanyakan tidak sama → umumnya
dan seharusnya KJT atau hasil kloning itu hasilnya sama (seragam)
o Bisa terjadi karena kondisi fisiologi yang berbeda → memicu aktivasi atau inaktivasi gen
yang berbeda
o Dediferensiasi menyebabkan adanya variasi sel hasil regenerasi → bisa bersifat
sementara (epigenetik) maupun permanen
o Contoh (gambar): aslinya merah, gen pengkode warna merah bukan termutasi,
melainkan ekspresinya tertekan → merah muda → epigenetik. Pada KJT dengan induksi
hormon → sel membelah dengan cepat → dapat menyebabkan kerusakan pada
kromosom → non-disjuction atau kromosom patah → mutasi genetik
- Vitrifikasi → kondisi lingkungan in vitro berbeda dengan lingkungan luar → menyebabkan
tumbuhan menjadi hidup dan tumbuh secara upnormal
o Gangguan pertumbuhan pada tanaman
o Ciri-ciri:
tanaman tampak transparan seperti gelas → berkaitan dengan sintesis klorofil yang
rendah
batang dan daun mudah patah → gangguan sintesis lignin (kurang)
batang dan daun membesar → overhidrasi → jaringan berkembang pesat
o Faktor penyebab:
Sitokinin yang tinggi → memicu pembelahan sel yang cepat
Konsentrasi agar rendah
Mineral yang terlalu tinggi di media
o Solusi:
Meningkatkan kadar karbohidrat di media
Meningkatkan konsentrasi agar → supaya air yang tersedia di akar tidak terlalu
banyak
Menurunkan kelembaban → melubangi tutup dan diberi kapas
- Browning → pada proses KJT ada proses perlukaan → memicu terjadinya browning →
terutama pada tanaman berkayu
o Terjadi karena respon alami oleh tanaman ketika mengalami perlukaan
Ketika tanaman mengalami perlukaan → tanaman mengeluarkan senyawa fenol →
terjadi oksidasi fenol → menyebabkan kecokelatan
Oksidasi senyawa fenol → toxic bagi sel → mengganggu pertumbuhan tanaman di
dalam kultur
o Mencegah:
Menambahkan antioksidan (vitamin C)
Dikultur pada sedikit cahaya/gelap
Menyerap senyawa fenol yang dikeluarkan tanaman → menambahkan arang aktif
pada media