Oleh:
Kelompok VII
VC
1. Ni Made Dian Prabayanti
2. Anak Agung Sri Yoni
(1313031057)
(1313031076)
(1313031079)
Persamaan Nerst
Jika EMF sel diukur pada suatu reaksi dalam keadaan setimbang, energy mekanik
yang diperoleh dari arus sel adalah energy maksimum yang besarnya sama dengan
perubahan energy bebas. Energi mekanik ( Uelek) yang dihasilkan jika n mol elektron
digerakkan/dijalankan melalui sel dengan EMF sel=E dapat dinyatakan sebagai berikut.
U
elek = -nFE
Energi mekanik ini dalam keadaan setimbang sama dengan penurunan energi bebas
reaksi dalam suatu sel.
Perubahan energy bebas permol diberikan oleh turunan
( v 1 1 )
dimana vi adalah koefisien reaksi dalam persamaan reaksi dan i adalah energy bebas molar
atau potensiual kimia reaktan. Potensial kimia (i) tergantung pada potensial kimia standard
dan aktivitas (i).
i=0i + RT lna i
Dengan demikian
( v 1 1 ) + RT ( v i lna i)
. Jika
ditulis sebagai
yang menyatakan perubahan energy bebas per mol pada konversi reaktan menjadi produk
dalam reaksi, maka :
G= G + RT [ ( ai )
0
vi
Pada proses reversibel penurunan energy bebas sama dengan energy listrik yang dihasilkan
dari reaksi, sehingga :
G= U elek =nFE atau G0=nF E0
Dengan demikian, untuk reaksi : aA + bB
berikut.
G= G0 + RT [ ( ai ) vi ]
aCc a dD
nFE=nF E + RT ln a b
aA aB
0
RT aC a D
E=E
ln
nF aaA abB
0
Persamaan terakhir ini dikenal sebagai persamaan Nerst. Persamaan ini menunjukkan bahwa
EMF sel dapat dihitung dari EMF semua reagen dalam keadaan standard an aktivitas reagen
tersebut. Apabila aktivitas reagen sama dengan satu, maka E = Eo?
Untuk larutan encer aktivitas zat terlarut dapat dianggap sama dengan konsentrasi
molarnya. Oleh karena itu persamaan Nerst dapat dinyatakan :
c
RT [ C ] [ D ]
E=E
ln
nF [ A ] a [ B ] b
0
log
a
b
a
b
rF
nF
[ A ] [ B]
[ A ] [ B]
Contoh soal
Tuliskan persamaan Nerst untuk sel Pt H2(g) HBr(aq) AgBr(s) Ag dan tentuikan EMF
selnya jika [HBr] = 0,01 M dan PH2 = 1 atm.
Penyelesaian
Katoda : AgBr(s) + e Ag(s) + Br-(aq)
Anoda
: H2(g)
H+(aq) + eSel
: AgBr(s) + H2(g)
E0 = 0.0711 Volt
E0 = 0
Ag + H+ + Br(s)
(aq)
(aq)
E0 = 0.0711 Volt
Br
0.01 x 0.01
=0,3077 volt
1
H +
a
Cl
a
RT
0
E=E
ln
nF
Pada tekanan 1 atmosfer, gas hidrogen berperilaku sebagai gas ideal sehingga tekanan
H2 1 atm = aH2 =1. Aktivitas larutan HCl dinyatakan sebagai :
H
a
Cl
a
+
H
Cl
+
H
Cl
[ ) =2
+ [ )
Cl
2
0
E=E 0.02569 ln
+
H
Cl
2
2
c c =
0
2
E=E 0.02569 ln [ ] =0.02569 ln
2
E+0.05138 ln c =E 0.02569 ln
Penentuan Eo
Hukum pembatas Debye-Huckle pada suhu 25 oC ssecara umum dinyatakan dengan
persamaan berikut.
ln =1.173
Z-
Z+ dan Z- masing-masing adalah muatan ion positif dan negative. UNtuk elektrolit 1:1
(AB A+ + B-) persamaan menjadi :
1 2
ln =1.173 = Z
2 iC
Berdasarkan
persamaan
ini
ln
sebanding
dengan
c i . Untuk
menentukan nilai Eo dapat diperoleh dari pengukuran E dan C. Plot (E+ 0,05138 In c)
terhadap
CHCl.mol M-1
0,003215
0.005619
0,009138
0,013407
0,025630
0,123500
E.Volt
0,52053
0,49257
0,46860
0,44974
0,41824
0,34199
d2
0,942
0,926
0,909
0,895
0,899
0,788
Dengan cara yang sama, koefisien aktivitas elektrolit ain yang terlibat dalam reaksi elektrokimia
dapat ditentukan.
Kekuatan Ion dan Koefisien Aktivitas Ion
G.N. Lewis dan M. Randall menyatakan bahwa koefisien aktivitas rata-rata ion-ion suatu
elektrolit tergantung pada konsentrasi semua ion yang ada dalam larutan elektrolit tersebut. G.N.
Lewis dan M. Randall juga memperkenalkan intilah kekuatan ion untuk menyatakan ukuran
ketidak-idelan larutan yang mengandung ion-ion yang mengganggu ion-ion tertentu di dalamnya.
Kekuatan ion dirumuskan sebagai berikut:
= c 1 Z 21
C1 dan Z1 masing masing adalah konsentrasi dan muatan ion ke-1
Contoh:
Tentukan kekuatan ion dalam larutan yang terdiri atas campuran 50 mL KNO 3 0,2 M, 20 mL
K2SO4 0,1 M, dan 50 mL Cu(NO3)2
Penyelesaian:
Volume total campuran = 50 mL + 20 mL + 30 mL = 100mL
+ NO2
0,1 M 0,1 M 0,1 M
0,2 M x 50 mL
[ KNO3 ]= 100 mL =0,1 M = KNO3 K
2
+ SO 4
0,04 M 0,02 M
0,02 M
0,1 M x 20 mL
K
SO
=
=0,2
M
=
K
SO
2K
[ 2 4]
2
4
100 mL
NO3 2 Cu+2 NO 3
0.05 m x 30 mL
Cu ( NO 3 )2=
=0.015 M Cu
100 mL
0.015 M
0.015 M 0.02M
K
Z
NO3
NO3
Z
SO 4
NO2
2
Z
2
Cu
Cu 2
Z
( 2 ]
1
=
2
=1/ 2 [ 0.14 x 12+0.13 x (1 )2 +0.02 x (2 )2+ 0.015 x 22 ]
=0.205
Adanya interaksi antar ion menyebabkan perubahan sifat-sifat ion dari perilaku ideal (.).
Debye dan Huekel telah merumuskan hubungan antara koefisien aktivitas dengan krkuatan ion.
Untuk larutan encer (<0.01M) pada temperatur T dan tetapan dielekrik pelarut maka koefisien
aktivitas ion dinyatakan dengan persamaan berikut :
ln 1=4.202 .106
Z 21
T
3
2
( )
0
Untuk larutan dengan pelarut air, pada 250C nilai ..= 78,54. Dengan demikian persamaan di
atas dapat disederhanakan sebagai berikut :
ln 1=1.173 Z 21
Atau:
2
2 dan1.173 Z
+=1.173 Z
ln
Contoh :
Penggunaan hokum perbatas.Debye-Huckel untuk menghitung koefisien aktivitas ion I - dalam
larutan yang dibuat dengan menambahkan sedikit Nal ke dalam larutan Na 2SO4 0.002 M pada
temperature 250C.
Penyelesaian:
Na2SO4 2Na+ + S)42=
1
1
c1 Z 21= {0,004 x2 +0,002(2)2 }=0,006
2
2
=0,91
A
a
B
a
A
+ c
B
c
+
B
A c
B
A c
c
2
c =
=
+
+
+=
adalah koefisien aktivias rata-rata, dimana
Hukum pembatas Debye-Huckel untuk elektrolit (1:1) dalam air pada 25 0C dapat dinyatakan
sebagai berikut.
=1:173
0
Elektrolit (1:2) : AB2 A+ + 2BAktivitas larutan AB2 dapat dinyatakan sebagai berikut.
aA
aA
aB
y
( x ( a ) ) =
B
1/ 3
2+
Koefisien aktivitas rata-rata dinyatakan
z =
Elektrolit (x:y) AxBy xA2- + yB2Aktivitas larutan AxBy dapat dinyatakan sebagai berikut
aA
C2 A
+
C B
y
x
+
X
C A Cb y
X
C A Cb y
y
( x ( a B ) ) =
2+
2+
x+
y=x + y
z =
Hukum pembatas Debye-Huckel untuk elektrolit (x:y) dalam air pada 25 0C dapat dinyatakan
sebagai berikut.
=1:173 zz
0
Contoh :
Tentukan nilai aktivitas ion rata-rata dan koefisien aktivitas larutan Na 2SO3 0,005M dalam air
pada 250C.
Penyelesaian :
2
++ SO 4
Na 2 SO 4 3 Na
0,01(1)
1
=
2
y =1,173 ( 1 )( 2 ) 0,015=0,287 =0,75
Na
3
( ) =(0,75)3=0,42
( 2 SO 3)=
( G)
berikut.
0
negative
Contoh :
Untuk sel Pt| H2| HCl(aq)|AgCl(s)| Ag. E0sel =0,2223 volt dan elektroda Ag-AgCl sebagai katoda.
Tentukan nilai G
Penyelesaian :
Katoda : AgCl(s) + e Ag(s) + Cl-(aq)
Anoda : H2(g)
H+(aq) + e-
E0= 0
E0= 0,2223 volt
d
c ( D)
( C)
G= G0 +RT
Pada keadaan seimbang, G=0 , sehingga :
a
a
a
a
( A )a ( B)b
d
c ( D)
( C )
G0=RT K K=
0
G =RT K=nF E
E 0=
RT
K
nF
Contoh :
Hitung konstanta kesetimbangan untuk reaksi reduksi besi (III) menjadi besi (II) oleh logam Zn
dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
Zn2+ + e-
E=
RT
K
nF
1,534=
8,314 x 298
K
1 x 96485
K=8,5 x 1025
Data EMF sel tidak hanya memberikan informasi nilai energy bebas dan koefisien aktivitas,
tetapi juga memberikan banyak informasi tentang sifat-sifat termodinamika yang lain dari ionion dalam larutan.
Perubahan entropi ( S ) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut.
G
p= S
T
( )
-nF
atau
( )
G
p= S 0
0
T
( ET ) p= S nF ( ET ) p= S
( TE )
Dengan demikian penentuan EMF sel pada sederetan suhu dimungkinkan untuk menentukan
G , S , dan H untuk reaksi sel. Ketelitian yang tinggi dalam penentuan besaran
termodinamika secara elektrokimia menyebabkan cara ini lebih eksak dalam penentuan tetapan
kesetimbangan daripada secara langsung atau penentuan calorimeter dari entalpi reaksi.
Contoh :
Suatu sel : Cd| CdCl2| AgCl| Ag. Esel = 0,67533 V pada 250C dan koefisien suhu
-6,5x10-2 VK-1. Hitung nilai G , S , dan H
Anoda : Cd
130,318 kJmol
S=nF
( ET ) p
H=nFE+ nFT
( TE ) p
( ET )
DAFTAR PUSTAKA
Suardana, I Nyoman dan Nyoman Retug. 2003. Buku Ajar Kimia Fisika III. Jurusan
Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja.
Singaraja : UNDIKSHA PRESS