Anda di halaman 1dari 45

KIMIA FISIKA

1. Gas Ideal
2. Termodinamika Hukum Pertama, Termodinamika Hukum Kedua dan Ketiga
3. Transformasi Fisika Zat Murni, Campuran Sederhana
4. Kesetimbangan Kimia
5. Teori Kuantum
6. Struktur Atom dan Spektra
7. Struktur Molekul
8. Gerakan Molekul
9. Kinetika Kimia
10. Dinamika Reaksi

KIMIA ORGANIK
1. Sifat Fisika Kimia Organik
2. Persamaan Hammett
Stereokimia
Substitusi
Oksidasi dan Reduksi
Latihan
Diels Alder
Retrosintesis
Elusidasi Struktur
Reaksi Organik dalam Biokimia
A. GAS IDEAL

A1. Berapakah 131 g gas xenon dalam labu 1 L menghasilkan tekanan 20 atm pada kondisi 25°C jika
berperilaku sebagai gas ideal? Jika tidak, berapa tekanan yang dihasilkan?
Jawab:

A2. Suatu gas ideal mengalami pemampatan isotermal, yang mereduksi volumenya sebesar 1,8 L.
Tekanan dan volume akhir yang dihasilkan secara berurutan 1,97 bar dan 2,14 L. Hitunglah tekanan
awal gas dalam satuan atm.
Jawab:

A3. Anggap bahwa 10 mol gas etana berada dalam 4,86 L kondisi 27°C. Prediksikan tekanan dihasilkan
etana jika diketahui mengikuti persamaan keadaan van der Waals, diketahui nilai variabel van der
Waals etana, a = 5,507 dm6 atm mol‒2, b = 0,0651 dm3 mol‒1.
Jawab:
A4. Pada kondisi 300 K dan 20 atm, faktor pemampatan gas adalah 0,86. Jika gas tersebut sebanyak 8,2
mmol, maka hitunglah koefisien virial kedua B pada 300 K.
Jawab:

A5. Suatu gas tertentu mengikuti persamaan van der Waals dengan nilai a = 0,76 m6 Pa mol‒2. Pada
kondisi 288 K dan 4 MPa ditemukan volume molar bernilai 4 × 10‒4 m3 mol‒1. Dari informasi tersebut,
tentukan nilai konstanta b dan faktor kompresi gas.
Jawab:
B. HUKUM TERMODINAMIKA

B1. Suatu sampel terdiri 2 mol He diekspansi secara isotermal pada 0°C dari 5 L menjadi 20 L. Hitunglah
nilai q, w, dan ΔU jika memenuhi kondisi
(i) reversibel
(ii) melawan tekanan luar konstan sama dengan tekanan akhir gas
(iii) melawan tekanan luar nol
Jawab:

B2. Kapasitas kalor tekanan-tetap suatu sampel gas ideal ditemukan bervariasi terhadap suhu
berdasarkan persamaan
𝐶𝑝 = 20,17 + 0,4001𝑇
Hitunglah nilai q, w, ΔU, dan ΔH jika suhu dinaikkan dari 25°C menjadi 100°C pada:
(i) tekanan tetap
(ii) volume tetap
Jawab:
B3. Hitunglah Δr H° dan Δr U° pada 298 K pada Δr H° pada 427 K untuk hidrogenasi asetilena menjadi
etilena dari tabel data entalpi pembakaran dan kapasitas kalor di bawah ini.
Senyawa Δc H θ (kJ mol‒1) θ
Cp,m (J K‒1 mol‒1)
Asetilena (C2H2) ‒1300 43,93
Etilena (C2H4) ‒1411 43,56
Hidrogen (H2) ‒285,83 28,824
Asumsikan bahwa kapasitas kalor bernilai konstan di rentang suhu yang terlibat.
Jawab:

B4. Hitunglah perubahan entropi sistem jika 15 g es bersuhu ‒12°C diubah menjadi uap air bersuhu
105°C pada tekanan konstan 1 bar. Diketahui data-data berikut ini:
Kapasitas kalor molar tekanan-tetap Entalpi standar H2O(l)
θ
Cp,m H2O(s) = 37,6 J K‒1 mol‒1 Penguapan = 40,7 kJ mol‒1
θ
Cp,m H2O(l) = 75,3 J K‒1 mol‒1 Fusi (meleleh) = 6,01 kJ mol‒1
θ
Cp,m H2O(g) = 33,6 J K‒1 mol‒1 Keduanya relevan pada suhu transisi.
Jawab:

B5. Perubahan energi Gibbs dari proses tekanan-tetap tertentu ditemukan memenuhi persamaan:
ΔG = ‒73,1 + 42,8T
Hitunglah nilai ΔS dari proses tersebut.
Jawab:
C. PERUBAHAN WUJUD ZAT MURNI DAN CAMPURAN SEDERHANA

C1. Perhatikan gambar fasa diagram


eksperimental CO2 di samping.
(i) Berapa fasa yang hadir pada 200 K dan
2,5 atm?
(ii) Berapa fasa yang hadir jika dipanaskan
secara perlahan dari 100 K pada
tekanan tetap 1 atm?
(iii) Berapa fasa yang hadir jika tekanan
dinaikkan secara perlahan dari 0,1 atm
pada suhu tetap 216,8 K.

Jawab:

C2. Selisih potensial kimia suatu zat tertentu antara dua daerah sistem adalah ‒8,3 kJ mol‒1. Berapa
perubahan energi Gibbs jika 0,15 mmol zat tersebut ditransfer dari satu daerah ke daerah lain?
Jawab:
C3. Besi dipanaskan dari 100°C menjadi 150°C. Jika Sm
θ
besi = 53 J K‒1 mol‒1 konstan untuk rentang suhu
tersebut, berapa perubahan potensial kimia besi yang terjadi?
Jawab:

C4. Tekanan uap dari suatu cairan antara suhu 15°C dan 35°C memenuhi persamaan:
1625
log 𝑝 = 8,75 −
𝑇
Dimana satuan 𝑝 dalam Torr dan 𝑇 dalam Kelvin. Hitunglah:
(i) Entalpi penguapan cairan.
(ii) Titik didih normal cairan.
Jawab:
C5. Naftalena, C10H8, meleleh pada 80,2°C. Jika tekanan uap cairannya adalah 1,3 kPa bersuhu 85,8°C dan
5,3 kPa bersuhu 119,3°C. Gunakan persamaan Clausius-Clapeyron untuk menghitung:
(i) Entalpi penguapan.
(ii) Titik didih normal.
(iii) Entropi penguapan pada titik didih.
Jawab:
D. KESETIMBANGAN KIMIA

D1. Dalam reaksi fasa-gas: A + B ⇌ C + 2D, ditemukan bahwa jika 2 mol A, 1 mol B, dan 3 mol D
dicampurkan dan dibiarkan setimbang pada suhu 25°C, menghasilkan campuran yang mengandung
0,79 mol C dengan tekanan total 1 bar. Hitunglah:
(i) Fraksi mol A, B, C dan D saat setimbang.
(ii) Nilai K
(iii) Nilai Δr Gθ .
Jawab:

D2. Diberikan data berikut ini pada suhu 25°C:


Senyawa Δf Gθ (kJ mol‒1) Δf H θ (kJ mol‒1)
CH4(g) ‒50,72 ‒74,81
CHCl3(l) ‒73,7 ‒134,1
HCl(g) ‒95,3 ‒92,31
Asumsi bahwa entalpi reaksi standar tidak berubah dengan perubahan suhu. Untuk reaksi:
CH4(g) + 3Cl2(g) ⇌ CHCl3(l) + 3HCl(g)
Hitunglah nilai energi Gibbs standar dan konstanta kesetimbangan pada suhu 25°C dan 50°C.
Jawab:
D3. Konstanta kesetimbangan suatu reaksi ditemukan memenuhi persamaan:
𝐵 𝐶
ln 𝐾 = 𝐴 + + 3
𝑇 𝑇
Berlaku antara 400 K dan 500 K dengan nilai A = ‒2,04, B = ‒1176 K, dan C = 2,1 × 107 K3. Hitunglah
entalpi standar reaksi dan entropi standar reaksi pada suhu 450 K.
Jawab:
D4. Diberikan sel Pt(s)|H2(g,𝑝𝜃 )|HCl(aq)|AgCl(s)|Ag(s), dimana reaksi selnya adalah:
2AgCl(s) + H2(g) → 2Ag(s) + 2HCl(aq)
Pada suhu 25°C dan molalitas HCl 0,01 mol kg‒1, ditemukan nilai 𝐸𝑠𝑒𝑙 = +0,4658 V.
(i) Tuliskan persamaan Nernst reaksi sel.
(ii) Hitunglah nilai Δr G untuk reaksi sel.
(iii) Asumsi sel memenuhi hukum batasan Debye-Huckel, hitunglah 𝐸 𝜃 (AgCl/Ag,Cl‒).
Jawab:
D5. Hitunglah potensial standar dari sel Pt(s)|sistin(aq),sistein(aq)||H+(aq)|O2(g)|Pt(s), dan energi
Gibbs standar sel reaksi pada 25°C.
Gunakan 𝐸 𝜃 = ‒0,34 V untuk: sistin(aq) + 2 H+(aq) + 2 e‒ → 2 sistein(aq).
Jawab:
E. TEORI KUANTUM

E1. Suatu fungsi gelombang yang mungkin untuk suatu elektron dalam daerah sepanjang L adalah:
3𝜋𝑥
𝜓 = sin
𝐿
Diketahui pola integral:
𝑎
1 1
∫ sin2 𝑘𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎 − sin 2𝑘𝑎
2 4𝑘
0
(i) Normalisasikan fungsi gelombang ini (menjadi 1)
(ii)Berapa probabilitas menemukan elektron dalam rentang 𝑑𝑥 pada 𝑥 = 𝐿/6?
(iii)
Berapa probabilitas menemukan elektron dalam rentang 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 𝐿/3?
(iv)Pada nilai 𝑥 berapa memiliki kerapatan probabilitas maksimal? Tentukan pula lokasi simpul
fungsi gelombangnya.
Jawab:
E2. Diberikan suatu partikel terbatas untuk bergerak di keliling lingkaran (partikel dalam cincin),
sehingga posisinya dapat dijelaskan dengan sudut 𝜙 dalam rentang 0 ‒ 2𝜋. Fungsi gelombang untuk
sistem ini memiliki persamaan:
𝜓𝑚𝑙 (𝜙) = 𝑒 𝑖𝑚𝑙 𝜙
dengan 𝑚𝑙 adalah bilangan asli.
(i) Tunjukkan bahwa fungsi gelombang dengan 𝑚𝑙 = +1 dan 𝑚𝑙 = ‒2 adalah ortogonal. (Petunjuk:

(𝑒 𝑖𝑥 ) = 𝑒 −𝑖𝑥 , dan 𝑒 𝑖𝑥 = cos 𝑥 + 𝑖 sin 𝑥)
̂ dengan:
(ii) Nilai pengharapan suatu besaran dipresentasikan oleh operator Ω
2𝜋
∗ (𝜙) ̂
Ω𝑚𝑙 = ∫ 𝜓𝑚 𝑙
Ω 𝜓𝑚𝑙 (𝜙)𝑑𝜙
0
Dimana 𝜓𝑚𝑙 (𝜙) adalah fungsi gelombang ternormalisasi dari:

1
𝜓𝑚𝑙 (𝜙) = √ 𝑒 𝑖𝑚𝑙𝜙
2𝜋
Tentukan nilai pengharapan momentum angular 𝑚𝑙 = +1 yang dipresentasikan oleh operator:
ℏ 𝑑
̂=( )
Ω
𝑖 𝑑𝜙
Jawab:
E3. Suatu elektron dalam daerah sepanjang 𝐿 dijelaskan oleh fungsi gelombang ternormalisasi:
2 𝜋𝑥
𝜓(𝑥) = √ sin
𝐿 𝐿
Dalam rentang 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 𝐿, di luar rentang ini, fungsi gelombangnya nol.
(i) Tentukan nilai pengharapan 〈𝑥〉. Diketahui pola integral:
𝑎
𝑎2 1 1
∫ 𝑥 sin2 𝑘𝑥 𝑑𝑥 = − 𝑎 sin 2𝑘𝑎 − 2 (cos 2𝑘𝑎 − 1)
4 4𝑘 8𝑘
0
(ii) Diketahui nilai pengharapan momentum elektron adalah:
𝐿 𝐿
2 2𝜋𝑥 2𝜋𝑥 2ℏ 2𝜋𝑥 𝑑 2𝜋𝑥
〈𝑝𝑥 〉 = ∫ sin ( ) 𝑝̂𝑥 sin ( ) 𝑑𝑥 = ∫ sin ( ) sin ( ) 𝑑𝑥
𝐿 𝐿 𝐿 𝑖𝐿 𝐿 𝑑𝑥 𝐿
0 0
Tentukan nilai pengharapan 〈𝑝𝑥 〉. Diketahui pola integral:
𝑎
1
∫ sin 𝑘𝑥 cos 𝑘𝑥 𝑑𝑥 = sin2 𝑘𝑎
2𝑘
0
Jawab:
E4. Ketika 𝛽-karoten (1) dioksidasi secara in vivo, akan membelah setengah dan membentuk dua molekul
retinal (vitamin A), yang merupakan prekursor pigmen dalam retina untuk melihat. 𝛽-karoten (1)
adalah poliena linear yang berikatan 10 ikatan tunggal dan 11 rangkap selang-seling suatu rantai 22
atom karbon. Jika setiap panjang ikatan CC adalah 140 pm, maka panjang kotak molekul dalam
𝛽-karoten adalah 𝐿 = 2,94 nm.

𝛽-karoten
(i) Perkirakan panjang gelombang (nm) cahaya yang terserap oleh molekul ini ketika mengalami
suatu transisi dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi pertama.
(ii) Sistem konjugasi retinal terdiri dari 11 atom C dan 1 atom O. Dalam keadaan dasar retinal, tiap
tingkat hingga 𝑛 = 6 dihuni oleh 2 elektron. Jika satu elektron mengalami eksitasi (𝑛 = 7), maka
hitunglah pemisahan energi antara keadaan dasar (𝑛 = 6) dan keadaan eksitasi pertama
(𝑛 = 7).
(iii) Satu elektron mengalami eksitasi (𝑛 = 7), hitunglah frekuensi radiasi yang diperlukan untuk
menghasilkan transisi antara keadaan 𝑛 = 6 dan 𝑛 = 7.

Jawab:
E5. Kerjakan soal kuantum gerak vibrasi berikut:
(i) Hitunglah energi titik-nol suatu osilator harmonik terdiri dari suatu partikel massa 2,33 ×
10‒26 kg dan konstanta gaya 155 N m‒1.
(ii) Suatu osilator harmonik tertentu dengan massa efektif 2,88 × 10‒25 kg, selisih tingkat energi
berdekatan adalah 3,17 zJ. Hitunglah konstanta gaya osilator. (1 zJ = 10‒21 J)
(iii) Hitunglah panjang gelombang foton yang diperlukan untuk mengeksitasi suatu transisi antara
tingkat energi bertetangga suatu osilator harmonik bermassa efektif sama dengan atom
oksigen (15,9949𝑚𝑢 ) dan konstanta gaya 544 N m‒1.
(iv) Asumsi bahwa vibrasi suatu molekul 14N2 [𝑚( 14N) = 14,0031 𝑚𝑢 ] ekuivalen dengan suatu
osilator harmonik dengan konstanta gaya 𝑘𝑓 = 2293,8 N m‒1, berapa nilai energi titik-nol vibrasi
molekul ini?
Jawab:
F. STRUKTUR ATOM DAN SPEKTRA

F1. Kerjakan soal kuantum atom hidrogenik berikut:


(i) Tuliskan degenerasi orbital tingkat-tingkat suatu atom hidrogenik (𝑍 = 4) yang memiliki
energi:
1
𝐸 = − ℎ𝑐𝑅̃𝑁
4
(ii) Fungsi gelombang untuk orbital 2s suatu atom hidrogen adalah:
2 − 𝑟 −𝑟/2𝑎
𝜓 = 𝑁( )𝑒 0
𝑎0
Tentukan 𝑁 konstanta normalisasi. Gunakan pola integral berikut:

𝑛!
∫ 𝑥 𝑛 𝑒 −𝑘𝑥 𝑑𝑥 = 𝑛+1
0 𝑘
(iii) Tentukan kerapatan probabilitas pada nukleus suatu elektron dengan 𝑛 = 3, 𝑙 = 0, 𝑚𝑙 = 0.
1 𝑍 3
𝜓3,0,0 = 𝑌0,0 (𝜃, 𝜙) · 𝑅3,0 (𝑟) = √ · ( ) · (6 − 6𝜌 + 𝜌2 )𝑒 −𝜌/2

972𝜋 𝑎0
Jawab:
F2. Kerjakan soal kuantum spektra atom I berikut:
(i) Deret Pfund memiliki 𝑛1 = 5. Identifikasi transisi yang mengakibatkan garis panjang gelombang
terpendek dan terpanjang dalam deret Pfund.
(ii) Hitunglah panjang gelombang, frekuensi, dan bilangan gelombang dari transisi 𝑛 = 5 → 𝑛 = 4
dalam ion Li2+.
(iii) Transisi berikut yang manakah yang diperbolehkan dalam spektrum emisi elektron suatu atom
hidrogenik: (a) 5d → 2s, (b) 5p → 3s, (c) 6p → 4f ?
(iv) Identifikasi tingkat-tingkat energi konfigurasi f1.
(v) Nilai 𝑗 mana yang diizinkan untuk suatu elektron p?
(vi) Nilai bilangan kuantum momentum angular total (𝐽) berapa saja diperbolehkan suatu sistem
komposit dimana 𝑗1 = 5 dan 𝑗2 = 3?
Jawab:
F3. Kerjakan soal kuantum spektra atom II berikut:
(i) Apa informasi yang diperoleh dari term simbol 3F4 tentang momentum angular suatu atom?
(ii) Anggap suatu atom memiliki 4 elektron dalam orbital yang berbeda. Tentukan nilai bilangan
kuantum spin total (S) yang mungkin dan multiplisitasnya.
(iii) Tentukan nilai bilangan kuantum spin total 𝑆 dan 𝑀𝑆 yang mungkin untuk ion V2+.
(iv) Tuliskan term simbol yang mungkin untuk konfigurasi elektron np1 nd1? Term simbol mana
yang memiliki energi paling rendah?
(v) Tentukan nilai 𝐽 yang mungkin terjadi dalam term simbol (a) 3D; (b) 4D; (c) 2G ? Berapa banyak
keadaan (dibedakan oleh bilangan kuantum 𝑀𝐽 ) setiap tingkat?
Jawab:
F4. Kerjakan soal kuantum teori ikatan-valensi berikut:
(i) Tuliskan fungsi gelombang ikatan-valensi untuk ikatan rangkap-tiga dalam senyawa N2.
(ii) Jelaskan ikatan dalam piridin, C5H5N, menggunakan orbital hibrid.
(iii) Tunjukkan bahwa kombinasi linear ℎ1 = (sin 𝜁)s + (cos 𝜁)p dan ℎ2 = (cos 𝜁)s ‒ (sin 𝜁)p yang
saling ortogonal untuk semua nilai sudut 𝜁 (zeta).
(iv) Normalisasikan kombinasi linear ℎ1 = (sin 𝜁)s + (cos 𝜁)p dan ℎ2 = (cos 𝜁)s ‒ (sin 𝜁)p diberikan
bahwa orbital s dan p masing-masing dinormalisasikan menjadi 1.
Jawab:
F5. Kerjakan soal teori orbital molekul: molekul-ion hidrogen.
(i) Normalisasikan menjadi 1 suatu orbital molekul 𝜓 = 𝜓𝐴 + 𝜆𝜓𝐵 + 𝜆′ 𝜓𝐵 ′ dalam hal parameter 𝜆
dan 𝜆′ dan integral overlap 𝑆, dimana 𝜓𝐵 dan 𝜓𝐵 ′ saling ortogonal dan orbital ternormalisasi
pada atom B.
(ii) Diberikan suatu orbital molekul (tak-ternormalisasi) memiliki bentuk 𝜓 = 0,727𝐴 + 0,144𝐵.
Tentukan kombinasi linear orbital 𝐴 dan 𝐵 yang saling ortogonal dan tentukan konstanta
normalisasi kombinasi keduanya menggunakan 𝑆 = 0,117.
Jawab:
G. SIMETRI DAN SPEKTROSKOPI MOLEKUL

G1. Kerjakan soal simetri molekul: bentuk dan simetri berikut.


(i) Molekul BF3 memiliki point grup 𝐷3ℎ . Tuliskan unsur simetri yang dimiliki grup ini.
(ii) Tentukan point grup yang dimiliki molekul trans-difluoroetena dan tuliskan unsur simetrinya.
(iii) Tentukan point grup yang dimiliki senyawa (1) dan (2) dan tuliskan unsur simetrinya.

(iv) Tentukan point grup yang dimiliki senyawa (3) dan (4).

Jawab:
G2. Kerjakan soal simetri molekul: teori grup berikut.
(i) Gunakan basis orbital 2𝑝𝑧 setiap atom dalam BF3 untuk menemukan representatif operasi 𝐶3 .
Ambil 𝑧 sebagai sumbu tegak lurus terhadap bidang molekul.
(ii) Gunakan representatif matriks operasi 𝜎ℎ dan 𝐶3 dalam basis orbital 2𝑝𝑧 setiap atom dalam
BF3 untuk menemukan operasi dan representatifnya dihasilkan dari 𝐶3 𝜎ℎ . Ambil 𝑧 sebagai
tegak lurus terhadap bidang molekul.
(iii) Tunjukkan bahwa tiga operasi 𝜎𝑣 dalam grup 𝐷3ℎ berada di kelas yang sama.
Jawab:
G3. Kerjakan soal spektroskopi rotasi berikut.
(i) Hitunglah momen inersia di seputar sumbu simetri dan konstanta rotasi dari suatu molekul
31P H (diketahui sudut ikatan 93,5° dan panjang ikatan PH 142 pm).
1 3
(ii) Perkirakan konstanta distorsi sentrifugal untuk 79Br81Br, dimana 𝐵̃ = 0,0809 cm‒1 dan 𝑣̃ = 323,2
cm‒1. Berapa faktor perubahan konstanta ketika 79Br digantikan oleh 81Br?
(iii) Hitunglah frekuensi dan bilangan gelombang dari transisi 𝐽 = 1 → 2 dalam spektrum rotasi
murni 12C16O. Diketahui panjang ikatan setimbangnya 112,81 pm.
Jawab:
G4. Kerjakan soal spektroskopi vibrasi berikut.
(i) Suatu objek bermassa 1 g tergantung di ujung pegas dengan frekuensi vibrasi 10 Hz. Hitunglah
konstanta gaya pegas.
(ii) Hitunglah selisih persen dalam bilangan vibrasi dasar 23Na35Cl dan 23Na37Cl dengan asumsi
konstanta gayanya sama. Massa 23Na = 22,9898𝑚𝑢 .
(iii) Bilangan gelombang dari transisi vibrasi dasar 79Br81Br adalah 323,2 cm‒1. Hitunglah konstanta
gaya ikatan.
Jawab:
G5. Molekul CH3Cl memiliki point grup 𝐶3𝑣 . Tabel karakter 𝐶3𝑣 diberikan di bawah:

(i) Berapa mode vibrasi normal molekul ini?


(ii) Apa bentuk simetri dari mode vibrasi normal molekul ini?
(iii) Tentukan mode vibrasi yang merupakan aktif inframerah.
(iv) Tentukan mode vibrasi yang merupakan aktif Raman.
Jawab:
H. GERAKAN MOLEKUL

H1. Kerjakan soal sifat transpor suatu gas ideal I berikut:


(i) Suatu permukaan padatan dengan dimensi 3,5 cm × 4,0 cm dipaparkan gas helium kondisi 111
Pa dan 1500 K. Berapa banyak tabrakan atom He dengan permukaan ini selama 10 detik?
(ii) Hitunglah konstanta difusi nitrogen pada 20°C dan bertekanan 100 Pa, ambil nilai 𝜎 = 0,43 nm2.
Jika gradien tekanan 1,2 bar m‒1 terjadi di dalam pipa, berapa aliran gas diakibatkan difusi
tekanan ini?
(iii) Hitunglah konduktivitas termal nitrogen (𝐶𝑣,𝑚 = 20,8 J K‒1 mol‒1, 𝜎 = 0,43 nm2) pada 298 K.
(iv) Jika diketahui nilai eksperimental konduktivitas termal nitrogen adalah 2,40 × 10‒2 J K‒1 m‒1
s‒1 pada suhu 273 K, tentukan tabrakan penampang-lintang molekul N2 pada suhu 298 K.
H2. Kerjakan soal sifat transpor suatu gas ideal II berikut:
(i) Hitunglah fluks energi dihasilkan dari gradien suhu 8,5 K m‒1 dalam sampel N2 dengan suhu
rerata 290 K. Diketahui data konduktivitas termal 𝜅 N2 298 K adalah 1,3 × 10‒2 J K‒1 m‒1 s‒1.
(ii) Dua lembar tembaga dengan luas 2 m2 dipisahkan 5 cm dalam gas N2(g). Berapa laju transfer
kalor konduksi dari lembar hangat (70°C) ke lembar dingin (0°C). Diketahui data konduktivitas
termal 𝜅 N2 adalah 24 mW K‒1 m‒1.
(iii) Hitunglah viskositas uap benzena pada 1000 K. Diketahui 𝜎 = 0,88 nm2.
(iv) Gunakan nilai eksperimental koefisien viskositas 𝜂 nitrogen yaitu 1,66 × 10‒5 kg m‒1 s‒1 untuk
menentukan tabrakan penampang-lintang molekul pada suhu 273 K.
Jawab:
H3. Kerjakan soal gerak dalam cairan I berikut:
(i) Viskositas raksa pada 20°C adalah 1,554 cP dan pada 40°C adalah 1,450 cP. Berapa energi
aktivasi terkait dengan viskositas?
(ii) Konduktivitas molar pembatas KF, KCH3CO2, dan Mg(CH3CO2)2 suhu 25°C berurutan adalah
12,89; 11,44; dan 18,78 mS m2 mol‒1. Berapa konduktivitas molar pembatas MgF2 suhu ini?
(iii) Pada 25°C, konduktivitas ionik molar F‒, Cl‒, dan Br‒ berurutan adalah 5,54; 7,635; dan 7,81 mS
m2 mol‒1. Berapa mobilitas ketiga ion itu?
Jawab:
H4. Kerjakan soal gerak dalam cairan II berikut:
(i) Mobilitas suatu ion etanoat (asetat) dalam larutan berair 25°C adalah 4,24 × 10‒8 m2 s‒1 V‒1.
Hitunglah konduktivitas ionik molar.
(ii) Konduktivitas sering diukur dengan membandingkan resistensi suatu sel dengan resistensi
sampel yang diisi larutan standar seperti KCl berair. Konduktivitas air 76 mS m‒1 pada 25°C dan
konduktivitas 0,1 M KCl(aq) 1,1639 S m‒1. Suatu sel memiliki resistensi 33,21 Ω jika diisi 0,1 M
KCl(aq) dan 300 Ω jika diisi dengan 0,1 M CH3COOH(aq). Berapa konduktivitas molar asam
etanoat (asetat) pada konsentrasi dan suhu ini?
Jawab:
H5. Kerjakan soal difusi berikut
(i) Koefisien difusi H2O dalam air pada 25°C adalah 2,26 × 10‒9 m2 s‒1. Tentukan waktu yang
diperlukan suatu molekul H2O agar mempunyai akar pergeseran kuadrat rata-rata 1 cm.
(ii) Koefisien difusi I2 dalam heksana pada 25°C adalah 4,05 × 10‒9 m2 s‒1. Tentukan waktu
diperlukan suatu molekul iodin agar mempunyai akar pergeseran kuadrat rata-rata 1 cm.
(iii) Suatu lapisan 10 g iodin menyebar seragam di seluruh permukaan luasan 10 cm2 dan dilapisi
dalam heksana. Berapa konsentrasi molar molekul iodin pada 5 cm di atas lapisan asal setelah
10 detik? Asumsi bahwa hanya terjadi proses transpor dengan 𝐷 = 4,05 × 10‒9 m2 s‒1, dan
asumsi bahwa lapisan heksana sangat dalam.
(iv) Tentukan jari-jari efektif suatu molekul glisin dalam air pada 25°C diberikan bahwa koefisien
difusinya 1,055 × 10‒9 m2 s‒1 dan viskositas air adalah 1 cP.
Jawab:
I. KINETIKA KIMIA

I1. Kerjakan soal laju reaksi kimia berikut:


(i) Laju perubahan konsentrasi molar radikal CH3 dalam reaksi 2CH3(g) → CH3CH3(g) dilaporkan
sebagai d[CH3]/dt = ‒1,2 M/s pada kondisi tertentu. Berapa laju pembentukan CH3CH3?
(ii) Hukum laju reaksi A + 3B → C + 2D ditemukan adalah 𝑣 = 𝑘𝑟 [𝐴][𝐵]2 . Tuliskan hukum laju untuk
pembentukan C.
(iii) Suatu reaksi fasa-gas tertentu dengan jenis A → P memiliki hukum laju dengan bentuk:
𝑘𝑎 𝑘𝑏 [𝐴]2
𝑣=
𝑘𝑏 + 𝑘𝑎′ [𝐴]
Apa orde reaksi A?
(iv) Pada suhu 350 K, laju dekomposisi suatu senyawa gas adalah 10,01 Pa s‒1 ketika 10% telah
bereaksi dan lajunya 8,90 Pa s‒1 ketika 20% telah bereaksi. Tentukan order reaksi yang terjadi.
Jawab:
I2. Kerjakan soal hukum laju integrasi berikut:
(i) Dalam studi oksidasi etanol terkatalis-enzim, konsentrasi molar etanol berkurang dalam reaksi
orde-satu dari 220 mmol dm‒3 menjadi 56,0 mmol dm‒3 selama 1,22 × 104 s. Tentukan
konstanta laju reaksi.
(ii) Pada 400 K, waktu-paruh dekomposisi sampel senyawa gas adalah 340 s ketika memiliki
tekanan parsial 55,5 kPa. Ketika tekanan parsial 28,9 kPa, waktu-paruh sebesar 178 s.
Tentukan orde reaksi.
(iii) Konstanta laju dekomposisi orde-satu suatu senyawa A dalam reaksi 2A → P adalah 𝑘𝑟 = 3,56
× 10‒7 s‒1 pada 25°C. Jika tekanan awal A adalah 33,0 kPa, tentukan tekanan parsial A setelah
50 s dan tentukan waktu-paruh A.
(iv) Konstanta laju orde-dua reaksi A + 2B → C + D adalah 0,34 dm3 mol‒1 s‒1. Jika konsentrasi awal
A 0,027 mol dm-3 dan konsentrasi awal B 0,130 mol dm‒3 dicampurkan, berapa konsentrasi C
setelah 20 detik?
(v) Suatu reaksi 2A → P memiliki hukum laju orde-tiga dengan 𝑘𝑟 = 6,50 × 10‒4 dm6 mol‒2 s‒1.
Hitunglah waktu yang diperlukan untuk konsentrasi A untuk berubah dari 0,067 mol dm‒3
menjadi 0,015 mol dm‒3.
Jawab:
I3. Kerjakan soal reaksi pendekatan kesetimbangan berikut:
(i) Laju reaksi maju dan belakang suatu reaksi A + B ⇌ C ditemukan berurutan adalah 5,0 × 106
dm3 mol‒1 s‒1 (orde-dua) dan 2,0 × 104 s‒1 (orde-satu). Berapa nilai konstanta kesetimbangan
reaksi?
(ii) Konstanta kesetimbangan untuk pengikatan suatu molekul obat ke protein terukur sebesar
200. Dalam penelitian terpisah, konstanta laju proses pengikatan, ditemukan 1,5 × 108 dm3
mol‒1 s‒1 secara orde-dua. Berapa konstanta laju untuk disosiasi orde-satu molekul obat dari
kompleks protein-obat?
(iii) Waktu-paruh untuk reaksi maju dan belakang keduanya orde-satu berurutan adalah 24 ms dan
39 ms. Hitunglah waktu relaksasi untuk kembali setimbang setelah lompatan suhu.
Jawab:
I4. Kerjakan soal persamaan Arrhenius berikut:
(i) Parameter Arrhenius untuk dekomposisi fasa-gas senyawa siklobutana, C4H8(g) → 2C2H4(g),
adalah 𝐴 = 4,00 × 1015 s‒1 dan 𝐸𝑎 = 261 kJ mol‒1. Berapa waktu paruh siklobutana suhu 20°C?
(ii) Konstanta laju untuk dekomposisi suatu zat tertentu adalah 2,25 × 10‒2 dm3 mol‒1 s‒1 pada 29°C
dan 4,01 × 10‒2 dm3 mol‒1 s‒1 pada 37°C. Tentukan parameter Arrhenius reaksi tersebut.
(iii) Konstanta laju suatu reaksi kimia ditemukan bernilai ganda ketika suhu dinaikkan dari 25°C
menjadi 35°C. Tentukan energi aktivasinya.
(iv) Energi aktivasi untuk dekomposisi benzena diazonium klorida adalah 99,1 kJ mol‒1. Pada suhu
berapa dekomposisi tersebut memiliki konstanta laju 10% lebih besar dari 25°C.
(v) Pada 500 K, berapa fraksi tabrakan molekul dengan energi yang cukup untuk menghasilkan
suatu reaksi bimolekular dengan 𝐸𝑎 = 80 kJ mol‒1?
Jawab:
I5. Kerjakan soal mekanisme laju reaksi berikut:
(i) Mekanisme reaksi untuk renaturasi suatu heliks ganda dari untaian A dan B dianggap:

dimana U adalah heliks tak-stabil, dan H adalah heliks stabil. Reaksi antara A dan B adalah orde-
satu masing-masing dan kembalinya U menjadi A + B adalah orde-satu terhadap U, serta reaksi
U menjadi H merupakan orde-satu terhadap U. Tentukan hukum laju pembentukan H dalam
dua cara:
(a) asumsi pra-setimbang.
(b) asumsi bahwa pendekatan keadaan-stabil diterapkan pada U.
(ii) Mekanisme untuk reaksi antara 2-kloroetanol, CH2ClCH2OH, dan ion hidroksida dalam larutan
berair untuk membentuk etilena oksida, (CH2CH2)O, dianggap memiliki tahapan:
(1) CH2ClCH2OH + OH‒ ⇌ CH2ClCH2O‒ + H2O
(2) CH2ClCH2O‒ → (CH2CH2)O + Cl‒
Tunjukkan bahwa jika dapat diasumsikan bahwa terdapat pra-setimbang dalam tahap (1), laju
pembentukan etilena oksida adalah 𝑣 = 𝑘2 𝐾[CH2ClCH2OH][OH‒], dimana K adalah konstanta
kesetimbangan untuk tahap pertama dan 𝑘2 adalah konstanta laju tahap kedua.
Jawab:
J. DINAMIKA REAKSI

J1. Kerjakan soal teori tabrakan berikut:


(i) Hitunglah frekuensi tabrakan, 𝑧, dan kerapatan tabrakan, 𝑍𝐴𝐴 , dalam karbon monoksida, 𝑑 =
360 pm, pada 30°C dan 120 kPa. Berapa persen kenaikan jika suhu dinaikkan sebesar 10 K
volume tetap?
(ii) Teori tabrakan tergantung pada fraksi tabrakan molekul setidaknya energi kinetik 𝐸𝑎 di
sepanjang garis. Berapa fraksi ini jika 𝐸𝑎 15 kJ mol‒1 pada 300 K?
(iii) Berapa persen kenaikan fraksi dari data soal (ii)?
Jawab:
J2. Kerjakan soal reaksi kendali-difusi berikut:
(i) Anggap bahwa koefisien difusi suatu reaktan dalam larutan berair pada 25°C adalah 5,2 × 10‒9
m2 s‒1. Jika jarak reaksi kritis adalah 0,4 nm, berapa nilai yang diharapkan untuk konstanta laju
orde-dua untuk reaksi kendali-difusi?
(ii) Hitunglah nilai konstanta laju kendali-difusi pada 298 K untuk senyawa desilbenzena dan asam
sulfat pekat, jika diketahui nilai viskositas berurutan adalah 3,36 cP dan 27 cP.
(iii) Hitunglah nilai konstanta laju kendali-difusi pada 320 K untuk rekombinasi dua atom dalam
benzena dimana 𝜂 = 0,601 cP. Asumsi bahwa konsentrasi awal yang bereaksi adalah 2,0 mmol
dm‒3, berapa lama waktu yang diperlukan untuk konsentrasi atom untuk turun menjadi
setengah nilai? Asumsi reaksi ini adalah reaksi elementer.
Jawab:
J3. Kerjakan soal teori keadaan-transisi I berikut:
(i) Reaksi A‒ + H+ → P memiliki konstanta laju 𝑘𝑟 = 𝐴𝑒 −5925/𝑇 dengan 𝐴 = 6,92 × 1012 dm3 mol‒1
s‒1. Tentukan entalpi dan entropi aktivasi pada 25°C.
(ii) Konstanta laju ditemukan memenuhi persamaan 𝑘𝑟 = 𝐴𝑒 −4972/𝑇 dengan 𝐴 = 4,98 × 1013 dm3
mol‒1 s‒1 dekat 25°C. Hitunglah 𝛥‡ 𝐺 untuk reaksi pada 25°C, asumsikan 𝜅 = 1.
(iii) Suatu reaksi fasa-gas tertentu adalah orde-satu setiap reaktan. Energi aktivasi reaksi adalah
39,7 kJ mol‒1. Pada 65°C, konstanta laju 0,35 m3 mol‒1 s‒1. Hitunglah entropi aktivasi pada 65°C.
(iv) Hitunglah entropi aktivasi suatu tabrakan antara dua partikel tak-berstruktur pada 450 K,
ambil 𝑀 = 92 g mol‒1 dan 𝜎 = 0,45 nm2.
Jawab:
J4. Kerjakan soal teori keadaan-transisi II berikut:
(i) Faktor frekuensi suatu dekomposisi fasa-gas orde-dua suatu senyawa pada tekanan rendah
adalah 2,3 × 1013 dm3 mol‒1 s‒1 dan energi aktivasinya 30,0 kJ mol‒1. Jika diketahui 𝜅 = 1,
tentukan nilai entropi aktivasi, entalpi aktivasi, dan energi Gibbs aktivasi pada 298 K.
(ii) Pada 25°C, 𝑘𝑟 = 1,55 dm6 mol‒2 menit‒1 pada suatu kekuatan ionik 0,0241 suatu reaksi dimana
tahap penentu-laju melibatkan pertemuan dua kation bermuatan tunggal. Gunakan hukum
pembatas Debye-Huckel untuk menentukan konstanta laju pada kekuatan ionik nol.
(iii) Tentukan nilai efek isotop primer pada laju relatif pergeseran 16O dan 18O dalam ikatan C‒O.
Apakah kenaikan suhu akan memperbesar selisihnya? Ambil 𝑘𝑓 (C‒O) = 1750 N m‒1.
Jawab:
J5. Kerjakan soal transfer elektron dalam sistem homogen berikut:
(i) Berapa selisih 𝐻𝑒𝑡 (𝑑)2 ketika 𝑑 dinaikkan dari 1 nm menjadi 2 nm, dengan 𝛽 ≈ 30 nm‒1?
(ii) Untuk suatu pasangan elektron donor-akseptor pada 298 K, 𝑘𝑒𝑡 = 2,02 × 105 s‒1 dan 𝛥𝑟 𝐺 𝜃 =
‒0,665 eV. Perubahan reaksi standar energi Gibbs menjadi 𝛥𝑟 𝐺 𝜃 = ‒0,975 eV jika suatu
substituen ditambahkan ke akseptor elektron dan konstanta laju transfer elektron berubah
menjadi 𝑘𝑒𝑡 = 3,33 × 106 s‒1. Asumsi bahwa jarak antara donor dan akseptor adalah sama untuk
kedua eksperimen dan tentukan nilai 𝐻𝑒𝑡 (𝑑) dan 𝛥𝐸𝑅 .
(iii) Untuk suatu pasangan elektron donor/akseptor, 𝑘𝑒𝑡 = 2,02 × 105 s‒1 ketika 𝑑 = 1,11 nm dan 𝑘𝑒𝑡
= 4,51 × 104 s‒1 ketika 𝑟 = 1,23 nm. Tentukan nilai 𝑘𝑒𝑡 ketika 𝑑 = 1,59 nm.
Jawab:
dasdasda

Anda mungkin juga menyukai