1. Gas Ideal
2. Termodinamika Hukum Pertama, Termodinamika Hukum Kedua dan Ketiga
3. Transformasi Fisika Zat Murni, Campuran Sederhana
4. Kesetimbangan Kimia
5. Teori Kuantum
6. Struktur Atom dan Spektra
7. Struktur Molekul
8. Gerakan Molekul
9. Kinetika Kimia
10. Dinamika Reaksi
KIMIA ORGANIK
1. Sifat Fisika Kimia Organik
2. Persamaan Hammett
Stereokimia
Substitusi
Oksidasi dan Reduksi
Latihan
Diels Alder
Retrosintesis
Elusidasi Struktur
Reaksi Organik dalam Biokimia
A. GAS IDEAL
A1. Berapakah 131 g gas xenon dalam labu 1 L menghasilkan tekanan 20 atm pada kondisi 25°C jika
berperilaku sebagai gas ideal? Jika tidak, berapa tekanan yang dihasilkan?
Jawab:
A2. Suatu gas ideal mengalami pemampatan isotermal, yang mereduksi volumenya sebesar 1,8 L.
Tekanan dan volume akhir yang dihasilkan secara berurutan 1,97 bar dan 2,14 L. Hitunglah tekanan
awal gas dalam satuan atm.
Jawab:
A3. Anggap bahwa 10 mol gas etana berada dalam 4,86 L kondisi 27°C. Prediksikan tekanan dihasilkan
etana jika diketahui mengikuti persamaan keadaan van der Waals, diketahui nilai variabel van der
Waals etana, a = 5,507 dm6 atm mol‒2, b = 0,0651 dm3 mol‒1.
Jawab:
A4. Pada kondisi 300 K dan 20 atm, faktor pemampatan gas adalah 0,86. Jika gas tersebut sebanyak 8,2
mmol, maka hitunglah koefisien virial kedua B pada 300 K.
Jawab:
A5. Suatu gas tertentu mengikuti persamaan van der Waals dengan nilai a = 0,76 m6 Pa mol‒2. Pada
kondisi 288 K dan 4 MPa ditemukan volume molar bernilai 4 × 10‒4 m3 mol‒1. Dari informasi tersebut,
tentukan nilai konstanta b dan faktor kompresi gas.
Jawab:
B. HUKUM TERMODINAMIKA
B1. Suatu sampel terdiri 2 mol He diekspansi secara isotermal pada 0°C dari 5 L menjadi 20 L. Hitunglah
nilai q, w, dan ΔU jika memenuhi kondisi
(i) reversibel
(ii) melawan tekanan luar konstan sama dengan tekanan akhir gas
(iii) melawan tekanan luar nol
Jawab:
B2. Kapasitas kalor tekanan-tetap suatu sampel gas ideal ditemukan bervariasi terhadap suhu
berdasarkan persamaan
𝐶𝑝 = 20,17 + 0,4001𝑇
Hitunglah nilai q, w, ΔU, dan ΔH jika suhu dinaikkan dari 25°C menjadi 100°C pada:
(i) tekanan tetap
(ii) volume tetap
Jawab:
B3. Hitunglah Δr H° dan Δr U° pada 298 K pada Δr H° pada 427 K untuk hidrogenasi asetilena menjadi
etilena dari tabel data entalpi pembakaran dan kapasitas kalor di bawah ini.
Senyawa Δc H θ (kJ mol‒1) θ
Cp,m (J K‒1 mol‒1)
Asetilena (C2H2) ‒1300 43,93
Etilena (C2H4) ‒1411 43,56
Hidrogen (H2) ‒285,83 28,824
Asumsikan bahwa kapasitas kalor bernilai konstan di rentang suhu yang terlibat.
Jawab:
B4. Hitunglah perubahan entropi sistem jika 15 g es bersuhu ‒12°C diubah menjadi uap air bersuhu
105°C pada tekanan konstan 1 bar. Diketahui data-data berikut ini:
Kapasitas kalor molar tekanan-tetap Entalpi standar H2O(l)
θ
Cp,m H2O(s) = 37,6 J K‒1 mol‒1 Penguapan = 40,7 kJ mol‒1
θ
Cp,m H2O(l) = 75,3 J K‒1 mol‒1 Fusi (meleleh) = 6,01 kJ mol‒1
θ
Cp,m H2O(g) = 33,6 J K‒1 mol‒1 Keduanya relevan pada suhu transisi.
Jawab:
B5. Perubahan energi Gibbs dari proses tekanan-tetap tertentu ditemukan memenuhi persamaan:
ΔG = ‒73,1 + 42,8T
Hitunglah nilai ΔS dari proses tersebut.
Jawab:
C. PERUBAHAN WUJUD ZAT MURNI DAN CAMPURAN SEDERHANA
Jawab:
C2. Selisih potensial kimia suatu zat tertentu antara dua daerah sistem adalah ‒8,3 kJ mol‒1. Berapa
perubahan energi Gibbs jika 0,15 mmol zat tersebut ditransfer dari satu daerah ke daerah lain?
Jawab:
C3. Besi dipanaskan dari 100°C menjadi 150°C. Jika Sm
θ
besi = 53 J K‒1 mol‒1 konstan untuk rentang suhu
tersebut, berapa perubahan potensial kimia besi yang terjadi?
Jawab:
C4. Tekanan uap dari suatu cairan antara suhu 15°C dan 35°C memenuhi persamaan:
1625
log 𝑝 = 8,75 −
𝑇
Dimana satuan 𝑝 dalam Torr dan 𝑇 dalam Kelvin. Hitunglah:
(i) Entalpi penguapan cairan.
(ii) Titik didih normal cairan.
Jawab:
C5. Naftalena, C10H8, meleleh pada 80,2°C. Jika tekanan uap cairannya adalah 1,3 kPa bersuhu 85,8°C dan
5,3 kPa bersuhu 119,3°C. Gunakan persamaan Clausius-Clapeyron untuk menghitung:
(i) Entalpi penguapan.
(ii) Titik didih normal.
(iii) Entropi penguapan pada titik didih.
Jawab:
D. KESETIMBANGAN KIMIA
D1. Dalam reaksi fasa-gas: A + B ⇌ C + 2D, ditemukan bahwa jika 2 mol A, 1 mol B, dan 3 mol D
dicampurkan dan dibiarkan setimbang pada suhu 25°C, menghasilkan campuran yang mengandung
0,79 mol C dengan tekanan total 1 bar. Hitunglah:
(i) Fraksi mol A, B, C dan D saat setimbang.
(ii) Nilai K
(iii) Nilai Δr Gθ .
Jawab:
E1. Suatu fungsi gelombang yang mungkin untuk suatu elektron dalam daerah sepanjang L adalah:
3𝜋𝑥
𝜓 = sin
𝐿
Diketahui pola integral:
𝑎
1 1
∫ sin2 𝑘𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎 − sin 2𝑘𝑎
2 4𝑘
0
(i) Normalisasikan fungsi gelombang ini (menjadi 1)
(ii)Berapa probabilitas menemukan elektron dalam rentang 𝑑𝑥 pada 𝑥 = 𝐿/6?
(iii)
Berapa probabilitas menemukan elektron dalam rentang 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 𝐿/3?
(iv)Pada nilai 𝑥 berapa memiliki kerapatan probabilitas maksimal? Tentukan pula lokasi simpul
fungsi gelombangnya.
Jawab:
E2. Diberikan suatu partikel terbatas untuk bergerak di keliling lingkaran (partikel dalam cincin),
sehingga posisinya dapat dijelaskan dengan sudut 𝜙 dalam rentang 0 ‒ 2𝜋. Fungsi gelombang untuk
sistem ini memiliki persamaan:
𝜓𝑚𝑙 (𝜙) = 𝑒 𝑖𝑚𝑙 𝜙
dengan 𝑚𝑙 adalah bilangan asli.
(i) Tunjukkan bahwa fungsi gelombang dengan 𝑚𝑙 = +1 dan 𝑚𝑙 = ‒2 adalah ortogonal. (Petunjuk:
∗
(𝑒 𝑖𝑥 ) = 𝑒 −𝑖𝑥 , dan 𝑒 𝑖𝑥 = cos 𝑥 + 𝑖 sin 𝑥)
̂ dengan:
(ii) Nilai pengharapan suatu besaran dipresentasikan oleh operator Ω
2𝜋
∗ (𝜙) ̂
Ω𝑚𝑙 = ∫ 𝜓𝑚 𝑙
Ω 𝜓𝑚𝑙 (𝜙)𝑑𝜙
0
Dimana 𝜓𝑚𝑙 (𝜙) adalah fungsi gelombang ternormalisasi dari:
1
𝜓𝑚𝑙 (𝜙) = √ 𝑒 𝑖𝑚𝑙𝜙
2𝜋
Tentukan nilai pengharapan momentum angular 𝑚𝑙 = +1 yang dipresentasikan oleh operator:
ℏ 𝑑
̂=( )
Ω
𝑖 𝑑𝜙
Jawab:
E3. Suatu elektron dalam daerah sepanjang 𝐿 dijelaskan oleh fungsi gelombang ternormalisasi:
2 𝜋𝑥
𝜓(𝑥) = √ sin
𝐿 𝐿
Dalam rentang 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 𝐿, di luar rentang ini, fungsi gelombangnya nol.
(i) Tentukan nilai pengharapan 〈𝑥〉. Diketahui pola integral:
𝑎
𝑎2 1 1
∫ 𝑥 sin2 𝑘𝑥 𝑑𝑥 = − 𝑎 sin 2𝑘𝑎 − 2 (cos 2𝑘𝑎 − 1)
4 4𝑘 8𝑘
0
(ii) Diketahui nilai pengharapan momentum elektron adalah:
𝐿 𝐿
2 2𝜋𝑥 2𝜋𝑥 2ℏ 2𝜋𝑥 𝑑 2𝜋𝑥
〈𝑝𝑥 〉 = ∫ sin ( ) 𝑝̂𝑥 sin ( ) 𝑑𝑥 = ∫ sin ( ) sin ( ) 𝑑𝑥
𝐿 𝐿 𝐿 𝑖𝐿 𝐿 𝑑𝑥 𝐿
0 0
Tentukan nilai pengharapan 〈𝑝𝑥 〉. Diketahui pola integral:
𝑎
1
∫ sin 𝑘𝑥 cos 𝑘𝑥 𝑑𝑥 = sin2 𝑘𝑎
2𝑘
0
Jawab:
E4. Ketika 𝛽-karoten (1) dioksidasi secara in vivo, akan membelah setengah dan membentuk dua molekul
retinal (vitamin A), yang merupakan prekursor pigmen dalam retina untuk melihat. 𝛽-karoten (1)
adalah poliena linear yang berikatan 10 ikatan tunggal dan 11 rangkap selang-seling suatu rantai 22
atom karbon. Jika setiap panjang ikatan CC adalah 140 pm, maka panjang kotak molekul dalam
𝛽-karoten adalah 𝐿 = 2,94 nm.
𝛽-karoten
(i) Perkirakan panjang gelombang (nm) cahaya yang terserap oleh molekul ini ketika mengalami
suatu transisi dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi pertama.
(ii) Sistem konjugasi retinal terdiri dari 11 atom C dan 1 atom O. Dalam keadaan dasar retinal, tiap
tingkat hingga 𝑛 = 6 dihuni oleh 2 elektron. Jika satu elektron mengalami eksitasi (𝑛 = 7), maka
hitunglah pemisahan energi antara keadaan dasar (𝑛 = 6) dan keadaan eksitasi pertama
(𝑛 = 7).
(iii) Satu elektron mengalami eksitasi (𝑛 = 7), hitunglah frekuensi radiasi yang diperlukan untuk
menghasilkan transisi antara keadaan 𝑛 = 6 dan 𝑛 = 7.
Jawab:
E5. Kerjakan soal kuantum gerak vibrasi berikut:
(i) Hitunglah energi titik-nol suatu osilator harmonik terdiri dari suatu partikel massa 2,33 ×
10‒26 kg dan konstanta gaya 155 N m‒1.
(ii) Suatu osilator harmonik tertentu dengan massa efektif 2,88 × 10‒25 kg, selisih tingkat energi
berdekatan adalah 3,17 zJ. Hitunglah konstanta gaya osilator. (1 zJ = 10‒21 J)
(iii) Hitunglah panjang gelombang foton yang diperlukan untuk mengeksitasi suatu transisi antara
tingkat energi bertetangga suatu osilator harmonik bermassa efektif sama dengan atom
oksigen (15,9949𝑚𝑢 ) dan konstanta gaya 544 N m‒1.
(iv) Asumsi bahwa vibrasi suatu molekul 14N2 [𝑚( 14N) = 14,0031 𝑚𝑢 ] ekuivalen dengan suatu
osilator harmonik dengan konstanta gaya 𝑘𝑓 = 2293,8 N m‒1, berapa nilai energi titik-nol vibrasi
molekul ini?
Jawab:
F. STRUKTUR ATOM DAN SPEKTRA
(iv) Tentukan point grup yang dimiliki senyawa (3) dan (4).
Jawab:
G2. Kerjakan soal simetri molekul: teori grup berikut.
(i) Gunakan basis orbital 2𝑝𝑧 setiap atom dalam BF3 untuk menemukan representatif operasi 𝐶3 .
Ambil 𝑧 sebagai sumbu tegak lurus terhadap bidang molekul.
(ii) Gunakan representatif matriks operasi 𝜎ℎ dan 𝐶3 dalam basis orbital 2𝑝𝑧 setiap atom dalam
BF3 untuk menemukan operasi dan representatifnya dihasilkan dari 𝐶3 𝜎ℎ . Ambil 𝑧 sebagai
tegak lurus terhadap bidang molekul.
(iii) Tunjukkan bahwa tiga operasi 𝜎𝑣 dalam grup 𝐷3ℎ berada di kelas yang sama.
Jawab:
G3. Kerjakan soal spektroskopi rotasi berikut.
(i) Hitunglah momen inersia di seputar sumbu simetri dan konstanta rotasi dari suatu molekul
31P H (diketahui sudut ikatan 93,5° dan panjang ikatan PH 142 pm).
1 3
(ii) Perkirakan konstanta distorsi sentrifugal untuk 79Br81Br, dimana 𝐵̃ = 0,0809 cm‒1 dan 𝑣̃ = 323,2
cm‒1. Berapa faktor perubahan konstanta ketika 79Br digantikan oleh 81Br?
(iii) Hitunglah frekuensi dan bilangan gelombang dari transisi 𝐽 = 1 → 2 dalam spektrum rotasi
murni 12C16O. Diketahui panjang ikatan setimbangnya 112,81 pm.
Jawab:
G4. Kerjakan soal spektroskopi vibrasi berikut.
(i) Suatu objek bermassa 1 g tergantung di ujung pegas dengan frekuensi vibrasi 10 Hz. Hitunglah
konstanta gaya pegas.
(ii) Hitunglah selisih persen dalam bilangan vibrasi dasar 23Na35Cl dan 23Na37Cl dengan asumsi
konstanta gayanya sama. Massa 23Na = 22,9898𝑚𝑢 .
(iii) Bilangan gelombang dari transisi vibrasi dasar 79Br81Br adalah 323,2 cm‒1. Hitunglah konstanta
gaya ikatan.
Jawab:
G5. Molekul CH3Cl memiliki point grup 𝐶3𝑣 . Tabel karakter 𝐶3𝑣 diberikan di bawah:
dimana U adalah heliks tak-stabil, dan H adalah heliks stabil. Reaksi antara A dan B adalah orde-
satu masing-masing dan kembalinya U menjadi A + B adalah orde-satu terhadap U, serta reaksi
U menjadi H merupakan orde-satu terhadap U. Tentukan hukum laju pembentukan H dalam
dua cara:
(a) asumsi pra-setimbang.
(b) asumsi bahwa pendekatan keadaan-stabil diterapkan pada U.
(ii) Mekanisme untuk reaksi antara 2-kloroetanol, CH2ClCH2OH, dan ion hidroksida dalam larutan
berair untuk membentuk etilena oksida, (CH2CH2)O, dianggap memiliki tahapan:
(1) CH2ClCH2OH + OH‒ ⇌ CH2ClCH2O‒ + H2O
(2) CH2ClCH2O‒ → (CH2CH2)O + Cl‒
Tunjukkan bahwa jika dapat diasumsikan bahwa terdapat pra-setimbang dalam tahap (1), laju
pembentukan etilena oksida adalah 𝑣 = 𝑘2 𝐾[CH2ClCH2OH][OH‒], dimana K adalah konstanta
kesetimbangan untuk tahap pertama dan 𝑘2 adalah konstanta laju tahap kedua.
Jawab:
J. DINAMIKA REAKSI