Menurut NASA
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau yang dikenal dengan NASA juga memiliki
argumennya sendiri mengenai teori nebula.
NASA menjelaskan bahwa tata surya atau alam semesta ini bermula dari sebuah awan dan gas padat
berupa debu yang ada sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.
Awan-awan tersebut lantas berputar dan akhirnya menjadi sebuah gumpalan.Kemudian gravitasi
membuat gas dan debu itu berputar perlahan dan konsisten membentuk seperti sebuah cakram.
Gas dan debu itu makin lama makin padat dan membentuk sebuah inti yang menjadi matahari.
Sedangkan material lain yang ada di sekitar matahari mendingin dan membentuk planet yang dikenal
dengan galaksi Bima Sakti.
Proses Pembentukan Tata Surya Berdasarkan Teori Nebula Secara Umum
Dari pernyataan-pernyataan dari para ilmuwan di atas, terdapat garis merah yang dapat kita tarik
mengenai teori nebula yang menjelaskan mengenai pembentukan alam semesta.
Pernyataan-pernyataan itu juga menjelaskan langkah-langkah yang nyaris sama dalam pembentukan
alam semesta lewat teori nebula. Langkah-langkah itu antara lain:
Kumpulan Gas
Kumpulan gas menjadi awal mula dari tata surya menurut penjelasan dari teori nebula. Gas ini
dijelaskan berupa hidrogen atau helium.
Berputar
Gas-gas yang ada di luar angkasa itu kemudian berputar secara cepat hingga menghasilkan tekanan
gravitasi yang tinggi. Akibatnya, gas-gas tersebut menghasilkan suhu panas yang sangat tinggi
sehingga membentuk inti dari matahari.
Gas-gas Tersebar
Selama berputar itu, beberapa gas yang ada di dalam inti tersebut ada yang memisahkan diri, tetapi
terap berada di jalur perputaran sehingga membentuk seperti cincin.
Pemadatan Gas
Gas-gas yang berotasi di matahari diketahui memiliki tekanan gravitasi dari matahari. Akibatnya, gas-
gas dan material lain di luar angkasa ditarik oleh gaya gravitasi dan menyatu menjadi sebuah
gumpalan padat.
Gumpalan padat itu kemudian mengalami pendinginan dan membentuk planet-planet yang mengitari
matahari, termasuk bumi.
Semakin jauh jarak planet dari matahari, semakin dingin pula suhu dari planet tersebut.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Nebula
Teori ini memiliki kelebihan yaitu membuktikan bahwa tata surya memang berada segaris lurus
dengan lintasan elips atau oval yang mengelilingi matahari. Oleh karena itu, teori ini dianggap sebagai
teori pembentukan alam semesta yang paling masuk akal oleh para ilmuwan.
Namun, meski teori ini dianggap masuk akal, teori ini juga bukan tanpa kelemahan. Teori ini dinilai
oleh beberapa ilmuwan seperti James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans bahwa massa yang ada di
dalam cincin sekitar matahari memiliki tekanan yang kurang besar sehingga tidak mungkin cukup
untuk menarik benda-benda yang ada di tata surya dan kemudian memadat menjadi planet.
Selain itu, F. R. Moulton menjelaskan bahwa teori nebula ini seharusnya menghasilkan ukuran planet
lebih besar ketimbang ukuran dari matahari. Seperti diketahui, matahari menjadi material terbesar
yang ada di dalam tata surya.
Demikianlah pembahasan mengenai awal mula pembentukan alam semesta yang dijelaskan oleh teori
nebula.
Di Sampoerna Academy, materi mengenai teori nebula dan ilmu astronomi lainnya akan dijelaskan
dengan metode pengajaran berbeda, yaitu dengan menerapkan metode STEAM (Science, Technology,
Arts, and Math), yang didukung dengan sumber daya digital terbaik.