Metode Gravity (gaya berat) dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan
berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling (r=gram/cm 3). Metode
ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini
disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba,
lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam
bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda
dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat
alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), dengan demikian anomali kecil dapat
dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
Metode gravity merupakan metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran variasi
medan gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, dikapal maupun diudara.
Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan
dibawah permukaan, sehingga dalam pelaksanaanya yang diselidiki adalah perbedaan medan
gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Karena perbedaan medan gravitasi
ini relatif kecil maka alat yang digunakan harus mempunyai ketelitian yang tinggi.
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
Setelah peralatan telah tersedia, langkah awal untuk pengukuran adalah menggunakan peta
geologi dan peta topografi, hal ini bertujuan untuk menentukan lintasan pengukuran dan base
stasion yang telah diketahui harga percepatan gravitasinya. Akan tetapi ada beberapa parameter
lain yang dibutuhkan juga dala penentuan base station, lintasan pengukuran dan titik ikat. Antara
lain adalah :
Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal.
Lokasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta.
Lokasi titik pengukuran harus mudah dijangkau serta bebas dari gangguan kendaraan bermotor,
mesin, dll.
Lokasi titik pengukuran harus terbuka sehingga GPS mampu menerima sinyal dari satelit
dengan baik tanpa ada penghalang.
Sehingga dapat disimpulkan lokasi titik acuan harus berupa titik/tempat yang stabil dan
mudah dijangkau. Penentuan titik acuan sangat penting karena pengambilan data lapangan harus
dilakukan secara looping, yaitu dimulai pada suatu titik yang telah ditentukan, dan berakhir pada
titik tersebut. Titik acuan tersebut perlu diikatkan terlebih dahulu pada titik ikat yang sudah
terukur sebelumnya. Dalam alur pengambilan data dilakukandengan proses looping. Tujuan dari
sistem looping tersebut adalah agar dapat diperoleh nilai koreksi apungan alat (dirft) yang
disebabkan oleh adanya perubahan pembacaan akibat gangguan berupa guncangan alat selama
perjalanan. Dalam pengukuran gaya berat terdapat beberapa data yang perlu dicatat meliputi
waktu pembacaan (hari jam dan tanggal) dn ketinggian titik ukur. Pengambilan data dilakukan
dititik yang telah direncanakan pada peta topografi dengan interval jarak pengukuran tertentu.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah melakukan kalibrasi alat dan menentukan titik
acuan (base station) sebelum melakukan pengambilan data gaya berat dititik-titik ukur lainnya.
Mancari besarnya harga medan gravitasi suatu base station (titik ikat) pengukuran dapat
dilakukan dengan persamaan :
Gbs = gref + (gpembacaan bs + gpembacaan ref)
Dimana:
Gbs = harga medan gravitasi base station
Gref = harga medan gravitasi titik referensi
Gpembacaan bs = harga pembacaan gravitasi di base station
Gpembacaan ref = harga pembacaan gravitasi dititik referensi.
Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran adalah sebagai
berikut :
Kalibrasi terhadap data / titik pengukuran yang telah diketahui nilai gravitasi absolutnya,
misalnya IGSN 71.
Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN 71 terdekat yang telah diketahui
nilai ketinggian dn gravitasinya dengan cara looping.
Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan akibat factor yang
lainnya. Setelah melakukan hal diatas barulah pengamatan yang sebenarnya dilakukan.
Pengukuran metode gaya berat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
Penentuan tiitik ikat
Pengukuran titik-titik gaya berat
Sebelum suvey dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih
pada lokasi yang cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station jumlahnya bias lebih
dari satu tergantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base station sebaiknya dijelaskan
secara cermat dan terperinci meliputi posisi, nama tempat, skala dan penunjuk arah. Base station
yang baru akan diturunkan dari nilai gaya berat yang mengacu dan terikat pada titik tinggi
geodesi (TTG) yang terletak didaerah penelitian. TTG tersebut pada dasarnya telah terikat
dengan jaringan Gayaberat Internasional atau “International Gravity Standardization Net” (IGSN
71).
Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga penentuan posisi, waktu
dan pembacaan barometer serta suhu. Pengukuran gaya berat pada penelitian biasanya
menggunakan alat gravity meter LaCoste & Romberg. Penentuan posisi dan waktu menggunakan
GPS, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan Barometer Aneroid Precission dan
thermometer. Pengukuran pada titik survey dilakukan dengan metode kitaran / looping dengan
pola A-B-C-D-A, dengan A adalah salah satu cell center (CC) yang merupakan base station
setempat. Jarak antar titik pengukuran pada keadaan normal 5km, tergantung dari medan yang
akan diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada kecenderungan geologi di daerah survey.
=--=--=--=-=-==-=-=
Percepatan gravitasi dapat diukur secara langsung dan sederhana dengan cara hanya menjatuhkan
sebuah benda dari ketinggian tertentu dan mengukur perubahan kecepatan (akselerasi) pada saat jatuh,
percobaan ini telah dilakukan oleh Galileo Galilei. Dalam percobaan ini, Gellieo Gallei telah menjatuhkan
berbagai macam benda dari menara pisa yang miring. Gallieo Gallie menyimpulkan bahwa percepatan
jatuhnya benda tidak bergantung pada massanya.
Pengukuran percepatan gravitasi dapat diamati melalui osilasi pendulum. Secara sederhana, apabila
sebuah bandul digantungkan massa maka bandul tersebut akan berosilasi kea arah vertikal akibat
pengaruh gravitasi. Parameter yang menjelaskan osilasi dikenal sebagi periode osilasi. Periode osilasi
merupakan waktu yang diperlukan oleh pendulum unutk menyelesaikan satu siklus gerakannya.
Umumnya pada pengukuran di daerah survey juga menggunakan prinsip dasar dari metode diatas,
seperti pengukuran berdasarkan pegas yang banyak digunakan dalam peralatan gravity untuk
melakukan eksplorasi. Adapun prosedur pengukuran sebagai berikut:
· Adanya peta topografi dan geologi, jika tidak ada maka dilakukan pemetaan lokasi pengukuran
terlebih dahulu.
· Ditentukan lintasan pengukuran dan base station (diletakan pada titik yang telah diketahui nilai
gravitasinya).
· Ditentukan lintasan, loop lintasan pengukuran, titik ikat, dan base station secara efektif dan
sesuai target.
2. Pengukuran
· Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah ditemukan, seperti persimpangan, jalan, jembatan,
dan lainnya.
· Lokasi pengukuran bersifat permanen, mudah dijangkau, bebeas dari gangguan seperti kendaran,
getaran mesin, dan lainnya.
Target observasi harus mempunyai perbedaan kontras densitas yang significant agar dapat dideteksi
oleh gravitimeter. Lintasan dibuat dalam bentuk grid dengan lebar umumnya seluas 200m s/d 1 km.
Lintasan grid tidak harus tertaur mengikuti grid-grid, namun disesuiakan dengan kondisi daerah survey.
Elevasi dan waktu pengukuran harus diketahui secara akurat, hal ini berguna ketika melakukan koreksi
data.
Pengukuran metode gaya berat terdiri dari penentuan titik ikat (base station) dan pengukuran titik-titik
gaya berat. Base station merupakan titik pengukuran gravitasi tetap yang berfungsi memantau
perubahan nilai gravitasi yang diakibatkan oleh perubahan waktu. Untuk Lokasi basestation dipilih
dengan spesifikasi lokasi stabil dan mudah dijangkau dengan jumlah base station disesuaikan dari
keadaan lapangan. Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravitimeter, penentuan posisi,
waktu, pembacaaan altimeter, dan suhu. Pengambilan data pada titik-titik pengukuran dilakukan
dengna sistem loop, yaitu sistem pengukuran yang dimulai dan diakhiri pada titik gaya berat yang sudah
diketahui nilanya. Data-data yang diperoleh berupa:
· Tanggal dan hari pembacaan data yang berguna untuk koreksi pasang surut.
· Waktu pembacaan data berguna untuk koreksi apungan dan penentuan pasang surut.
· Pembacaan alat.
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=