Anda di halaman 1dari 9

Metode Gravity

Metode Gravity (gaya berat) dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan
berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling (r=gram/cm 3). Metode
ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini
disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba,
lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam
bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman berbeda
dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran sekarang didapat
alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), dengan demikian anomali kecil dapat
dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan sangat teliti untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
Metode gravity merupakan metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran variasi
medan gravitasi bumi. Pengukuran ini dapat dilakukan dipermukaan bumi, dikapal maupun diudara.
Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan
dibawah permukaan, sehingga dalam pelaksanaanya yang diselidiki adalah perbedaan medan
gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Karena perbedaan medan gravitasi
ini relatif kecil maka alat yang digunakan harus mempunyai ketelitian yang tinggi.

Gravitimeter La Coste Romberg


Metode ini umumnya digunakan dalam eksplorasi minyak untuk menemukan struktur yang
merupakan jebakan minyak (oil trap), dan dikenal sebagai metode awal saat akan melakukan
eksplorasi daerah yang berpotensi hidrokarbon. Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam
eksplorasi mineral dan lain-lain. Meskipun dapat dioperasikan dalam berbagai macam hal tetapi
pada prinsipnya metode ini dipilih karena kemampuannya dalam membedakan rapat massa suatu
material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat
diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-
langkah eksplorasi baik itu minyak maupun mineral lainnya. Eksplorasi metode ini dilakukan dalam
bentuk kisi atau lintasan penampang.
Dalam metode ini penelitian dapat digolongkan menjadi 3 tahap, tahap ini umum digunakan
juga pada metode geofisika yang lainnya. Antara lain adalah Akuisisi Data, Prosesing Data, dan
Interpretasi. Dalam hal ini kita akan coba bahas beberapa point dalam proses akuisisi data. Akuisisi
data ini adalah proses pengambilan data di lapangan. Dalam proses ini dibagi menjadi beberapa
tahap yang harus dilakukan. Mulai dari mengatahui informasi dari daerah yang akan diukur dan
persiapan alatnya. Beberapa diantara alat itu adalah
 Seperangkat Gravitimeter
 GPS
 Peta Geologi dan peta Topografi
 Penunjuk Waktu
 Alat tulis
 Kamera
 Pelindung Gravitimeter
 Dan beberapa alat pendukung lainnya
Setelah peralatan telah tersedia, langkah awal untuk pengukuran adalah menggunakan peta geologi
dan peta topografi, hal ini bertujuan untuk menentukan lintasan pengukuran dan base station yang
telah diketahui harga percepatan gravitasinya. Akan tetapi ada beberapa parameter lain yang
dibutuhkan juga dalam penentuan base station, lintasan pengukuran dan titik ikat. Antara lain adalah
:
 Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal.
 Lokasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta.
 Lokasi titik pengukuran harus mudah dijangkau serta bebas dari gangguan kendaraan
bermotor, mesin, dll.
 Lokasi titik pengukuran harus terbuka sehingga GPS mampu menerima sinyal dari satelit
dengan baik tanpa ada penghalang.
Sehingga dapat disimpulkan lokasi titik acuan harus berupa titik/tempat yang stabil dan
mudah dijangkau. Penentuan titik acuan sangat penting, karena pengambilan data lapangan harus
dilakukan secara looping, yaitu dimulai pada suatu titik yang telah ditentukan, dan berakhir pada
titik tersebut. Titik acuan tersebut perlu diikatkan terlebih dahulu pada titik ikat yang sudah terukur
sebelumnya. Dalam alur pengambilan data dilakukan dengan proses looping. Tujuan dari sistem
looping tersebut adalah agar dapat diperoleh nilai koreksi apungan alat (drift) yang disebabkan oleh
adanya perubahan pembacaan akibat gangguan berupa guncangan alat selama perjalanan. Dalam
pengukuran gayaberat terdapat beberapa data yang perlu dicatat meliputi waktu pembacaan (hari,
jam, dan tanggal), nilai pembacaan gravimeter, posisi koordinat stasiun pengukuran (lintang dan
bujur) dan ketinggian titik ukur. Pengambilan data dilakukan di titik-titik yang telah direncanakan
pada peta topografi dengan interval jarak pengukuran tertentu.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah melakukan kalibrasi alat dan menentukan titik
acuan (base station) sebelum melakukan pengambilan data gayaberat di titik-titik ukur lainnya.
Mencari besarnya harga medan gravitasi suatu base station (titik ikat) pengukuran dapat dilakukan
dengan persamaan :
gbs = gref + ( gpembacaan bs + gpembacaan ref )
gbs = harga medan gravitasi base station
gref = harga medan gravitasi titik referensi
gpembacaan bs = harga pembacaan gravitasi di base station
gpembacaan ref = harga pembacaan gravitasi di titik referensi
Contoh dalam studi kasus pengukuran yang digunakan dalam suatu survey untuk
menentukan daerah geothermal/panas bumi dapat dilakukan dengan beberapa parameter dan
terlihat seperti pada gambar berikut.

Titik Ukur Pada Lintasan Akuisisi


Lintasan pengambilan data terdiri dari lintasan A, B, C, D, E, F dan G sebanyak 189 titik
pengambilan data. Pada lintasan regional terdapat 74 titik ukur, sehingga jumlah titik pengambilan
data terdapat 263 titik. Sehingga dalam titik ukur tersebut terdapat dua jenis titik ukur, lintasan
utama dan lintasan regional. Lintasan utama ini merupakan pengukuran inti yang letak titik ukurnya
berada pada sepanjang lintasan yang telah ditentukan. Dan lintasan regiona adalah pengukuran yang
titik ukurnya tidak berada di lintasan utama yang telah ditentukan. Pada satu lintasan pengukuran,
interval pengambilan titik adalah 250-500 m. Pada lintasan regional interval pengambilan titik
adalah 500-1000 m sedangkan interval pengambilan titik pada daerah manifestasi panas bumi
berkisar antara 100-150 m. Sehingga setelah semua proses akuisisi telah selesai, dapat dilanjutkan
ke proses prosesing data dengan berbagai pengolahan.
Signifikansi dan Penggunaan
Konsep - Panduan ini merangkum peralatan, prosedur lapangan, dan metode interpretasi
digunakan untuk penentuan kondisi bawah permukaan karena variasi kerapatan menggunakan
metode gravitasi. Pengukuran gravitasi dapat digunakan untuk fitur geologi peta utama lebih dari
ratusan kilometer persegi dan untuk mendeteksi dangkal fitur yang lebih kecil di dalam tanah atau
rock. Di beberapa daerah, metode gravitasi dapat mendeteksi rongga bawah permukaan.
Manfaat lain dari metode gravitasi adalah bahwa pengukuran dapat dilakukan di daerah
budaya banyak dikembangkan, dimana metode geofisika lainnya mungkin tidak bekerja. Sebagai
contoh, pengukuran gravitasi bisa dibuat di dalam bangunan, di daerah perkotaan dan di daerah
kebisingan budaya, listrik, dan elektromagnetik. Pengukuran kondisi bawah permukaan dengan
metode gravitasi membutuhkan sebuah gravimeter dan sarana untuk menentukan lokasi dan elevasi
relatif sangat akurat dari stasiun gravitasi.
Unit pengukuran yang digunakan dalam metode gravitasi adalah gal, berdasarkan gaya
gravitasi di permukaan bumi. Gravitasi rata-rata di permukaan bumi adalah sekitar 980 gal. Unit
umum digunakan dalam survei gravitasi daerah adalah milligal (10 - gal 3). Teknik aplikasi
lingkungan memerlukan pengukuran dengan akurasi dari beberapa gals μ (10-6 gals), mereka sering
disebut sebagai survei mikro.
Sebuah survei gravitasi rinci biasanya menggunakan stasiun pengukuran berjarak dekat
(beberapa meter untuk beberapa ratus kaki) dan dilakukan dengan gravimeter mampu membaca ke
beberapa μ gals. Detil survei digunakan untuk menilai geologi lokal atau kondisi struktural.
Sebuah survei gravitasi terdiri dari melakukan pengukuran gravitasi di stasiun sepanjang
garis profil atau grid. Pengukuran diambil secara berkala di base station (lokasi referensi stabil noise-
free) untuk mengoreksi drift instrumen.
Data gaya berat berisi anomali yang terdiri dari dalam efek lokal regional dan dangkal. Ini
adalah efek lokal dangkal yang menarik dalam pekerjaan mikro. Banyak diterapkan pada data
lapangan mentah. Koreksi ini termasuk lintang, elevasi udara bebas, koreksi Bouguer (efek massa),
pasang surut Bumi, dan medan. Setelah pengurangan tren regional, sisa atau data gayaberat Bouguer
anomali sisa dapat disajikan sebagai garis profil atau di peta kontur. Peta anomali gaya berat sisa
dapat digunakan untuk kedua interpretasi kualitatif dan kuantitatif. Rincian tambahan metode
gravitasi diberikan dalam Telford et al (4); Butler (5); Nettleton (6), dan Hinze (7).
Parameter Terukur dan Perwakilan Nilai:
Metode gravitasi tergantung pada variasi lateral dan kedalaman dalam kepadatan material
bawah permukaan. Kepadatan dari tanah atau batuan merupakan fungsi dari densitas mineral
pembentuk batuan, porositas medium, dan densitas dari cairan mengisi ruang pori. Rock kepadatan
bervariasi dari kurang dari 1,0 g / cm 3 untuk beberapa batu vulkanik vesikuler lebih dari 3,5 g /
cm 3 untuk beberapa batuan beku ultrabasa.
Sebuah kontras densitas yang memadai antara kondisi latar belakang dan fitur yang sedang
dipetakan harus ada untuk fitur yang akan terdeteksi. Beberapa geologi yang signifikan atau batas
hidrogeologi mungkin tidak memiliki kontras densitas medan-terukur di antara mereka, dan
karenanya tidak dapat dideteksi dengan teknik ini. Sedangkan metode gravitasi langkah-langkah
variasi densitas bahan bumi, itu adalah penerjemah yang, berdasarkan pengetahuan tentang kondisi
lokal atau data lain, atau keduanya, harus menginterpretasikan data gravitasi dan tiba di solusi
geologi yang wajar.
Peralatan:
Peralatan Geofisika yang digunakan untuk pengukuran gravitasi permukaan termasuk
gravimeter, sebuah cara mendapatkan posisi dan sarana yang sangat akurat menentukan perubahan
relatif dalam ketinggian. Gravimeters dirancang untuk mengukur perbedaan yang sangat kecil
di medan gravitasi dan sebagai hasilnya merupakan instrumen yang sangat halus. Gravimeter ini
rentan terhadap shock mekanis selama transportasi dan penanganan.

=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-

Setelah peralatan telah tersedia, langkah awal untuk pengukuran adalah menggunakan peta
geologi dan peta topografi, hal ini bertujuan untuk menentukan lintasan pengukuran dan base
stasion yang telah diketahui harga percepatan gravitasinya. Akan tetapi ada beberapa parameter
lain yang dibutuhkan juga dala penentuan base station, lintasan pengukuran dan titik ikat. Antara
lain adalah :
 Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenal.
 Lokasi titik pengukuran harus dapat dibaca dalam peta.
 Lokasi titik pengukuran harus mudah dijangkau serta bebas dari gangguan kendaraan bermotor,
mesin, dll.

 Lokasi titik pengukuran harus terbuka sehingga GPS mampu menerima sinyal dari satelit
dengan baik tanpa ada penghalang.

Sehingga dapat disimpulkan lokasi titik acuan harus berupa titik/tempat yang stabil dan
mudah dijangkau. Penentuan titik acuan sangat penting karena pengambilan data lapangan harus
dilakukan secara looping, yaitu dimulai pada suatu titik yang telah ditentukan, dan berakhir pada
titik tersebut. Titik acuan tersebut perlu diikatkan terlebih dahulu pada titik ikat yang sudah
terukur sebelumnya. Dalam alur pengambilan data dilakukandengan proses looping. Tujuan dari
sistem looping tersebut adalah agar dapat diperoleh nilai koreksi apungan alat (dirft) yang
disebabkan oleh adanya perubahan pembacaan akibat gangguan berupa guncangan alat selama
perjalanan. Dalam pengukuran gaya berat terdapat beberapa data yang perlu dicatat meliputi
waktu pembacaan (hari jam dan tanggal) dn ketinggian titik ukur. Pengambilan data dilakukan
dititik yang telah direncanakan pada peta topografi dengan interval jarak pengukuran tertentu.
Hal penting yang perlu diperhatikan adalah melakukan kalibrasi alat dan menentukan titik
acuan (base station) sebelum melakukan pengambilan data gaya berat dititik-titik ukur lainnya.
Mancari besarnya harga medan gravitasi suatu base station (titik ikat) pengukuran dapat
dilakukan dengan persamaan :
Gbs = gref + (gpembacaan bs + gpembacaan ref)
Dimana:
Gbs = harga medan gravitasi base station
Gref = harga medan gravitasi titik referensi
Gpembacaan bs = harga pembacaan gravitasi di base station
Gpembacaan ref = harga pembacaan gravitasi dititik referensi.

Hal-hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran adalah sebagai
berikut :
 Kalibrasi terhadap data / titik pengukuran yang telah diketahui nilai gravitasi absolutnya,
misalnya IGSN 71.
 Melakukan pengikatan pada base camp terhadap titik IGSN 71 terdekat yang telah diketahui
nilai ketinggian dn gravitasinya dengan cara looping.
 Bila perlu di base camp diamati variasi harian akibat pasang surut dan akibat factor yang
lainnya. Setelah melakukan hal diatas barulah pengamatan yang sebenarnya dilakukan.

Pengukuran metode gaya berat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu :
 Penentuan tiitik ikat
 Pengukuran titik-titik gaya berat

Sebelum suvey dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base station, biasanya dipilih
pada lokasi yang cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station jumlahnya bias lebih
dari satu tergantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base station sebaiknya dijelaskan
secara cermat dan terperinci meliputi posisi, nama tempat, skala dan penunjuk arah. Base station
yang baru akan diturunkan dari nilai gaya berat yang mengacu dan terikat pada titik tinggi
geodesi (TTG) yang terletak didaerah penelitian. TTG tersebut pada dasarnya telah terikat
dengan jaringan Gayaberat Internasional atau “International Gravity Standardization Net” (IGSN
71).

Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga penentuan posisi, waktu
dan pembacaan barometer serta suhu. Pengukuran gaya berat pada penelitian biasanya
menggunakan alat gravity meter LaCoste & Romberg. Penentuan posisi dan waktu menggunakan
GPS, sedangkan pengukuran ketinggian menggunakan Barometer Aneroid Precission dan
thermometer. Pengukuran pada titik survey dilakukan dengan metode kitaran / looping dengan
pola A-B-C-D-A, dengan A adalah salah satu cell center (CC) yang merupakan base station
setempat. Jarak antar titik pengukuran pada keadaan normal 5km, tergantung dari medan yang
akan diukur dengan pertimbangan berdasarkan pada kecenderungan geologi di daerah survey.

=--=--=--=-=-==-=-=

Pengukuran gravitasi dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu:

1. Pengukuran Benda Jatuh Bebas (Falling Body Measurement)

Percepatan gravitasi dapat diukur secara langsung dan sederhana dengan cara hanya menjatuhkan
sebuah benda dari ketinggian tertentu dan mengukur perubahan kecepatan (akselerasi) pada saat jatuh,
percobaan ini telah dilakukan oleh Galileo Galilei. Dalam percobaan ini, Gellieo Gallei telah menjatuhkan
berbagai macam benda dari menara pisa yang miring. Gallieo Gallie menyimpulkan bahwa percepatan
jatuhnya benda tidak bergantung pada massanya.

2. Pengukuran Pendulum (Pendulum Measurement)

Pengukuran percepatan gravitasi dapat diamati melalui osilasi pendulum. Secara sederhana, apabila
sebuah bandul digantungkan massa maka bandul tersebut akan berosilasi kea arah vertikal akibat
pengaruh gravitasi. Parameter yang menjelaskan osilasi dikenal sebagi periode osilasi. Periode osilasi
merupakan waktu yang diperlukan oleh pendulum unutk menyelesaikan satu siklus gerakannya.

Untuk mengukur percepatan gravitasi dapat digunakan persamaan:

3. Pengukuran Pegas (Mass and Spring Gravity Measurement)


Umunya peralatan gravitimeter menggunakan prinsip pegas. Prinsip sederhananya yaitu, jika sebuah
massa digantungkan di pegas, maka gaya gravitasi menyebabkan perenggangan pada pegas yang
sebanding dengan gaya gravitasi. Hal ini dapat ditunjukan dengan keseimbangan antara pertambahan
panjang pegas dan percepatan gravitasi adalah besarnya massa digantung pada pegas dibagi dengan
konstanta k. Konstanta k menggambarkan kekakuan pegas (stiftness) yang memiliki hubungan semakin
besar k, maka semkain kaku pegas.

Umumnya pada pengukuran di daerah survey juga menggunakan prinsip dasar dari metode diatas,
seperti pengukuran berdasarkan pegas yang banyak digunakan dalam peralatan gravity untuk
melakukan eksplorasi. Adapun prosedur pengukuran sebagai berikut:

1. Penentuan Lokasi Pengukuran

Penentuan lokasi pengukuran terdiri dari:

· Adanya peta topografi dan geologi, jika tidak ada maka dilakukan pemetaan lokasi pengukuran
terlebih dahulu.

· Diusahakan skala peta sesuai dengan luas lokasi.

· Ditentukan lintasan pengukuran dan base station (diletakan pada titik yang telah diketahui nilai
gravitasinya).

· Ditentukan lintasan, loop lintasan pengukuran, titik ikat, dan base station secara efektif dan
sesuai target.

2. Pengukuran

· Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah ditemukan, seperti persimpangan, jalan, jembatan,
dan lainnya.

· Lokasi pengukuran harus ada dalam peta.

· Lokasi pengukuran bersifat permanen, mudah dijangkau, bebeas dari gangguan seperti kendaran,
getaran mesin, dan lainnya.

Target observasi harus mempunyai perbedaan kontras densitas yang significant agar dapat dideteksi
oleh gravitimeter. Lintasan dibuat dalam bentuk grid dengan lebar umumnya seluas 200m s/d 1 km.
Lintasan grid tidak harus tertaur mengikuti grid-grid, namun disesuiakan dengan kondisi daerah survey.
Elevasi dan waktu pengukuran harus diketahui secara akurat, hal ini berguna ketika melakukan koreksi
data.

Pengukuran metode gaya berat terdiri dari penentuan titik ikat (base station) dan pengukuran titik-titik
gaya berat. Base station merupakan titik pengukuran gravitasi tetap yang berfungsi memantau
perubahan nilai gravitasi yang diakibatkan oleh perubahan waktu. Untuk Lokasi basestation dipilih
dengan spesifikasi lokasi stabil dan mudah dijangkau dengan jumlah base station disesuaikan dari
keadaan lapangan. Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravitimeter, penentuan posisi,
waktu, pembacaaan altimeter, dan suhu. Pengambilan data pada titik-titik pengukuran dilakukan
dengna sistem loop, yaitu sistem pengukuran yang dimulai dan diakhiri pada titik gaya berat yang sudah
diketahui nilanya. Data-data yang diperoleh berupa:

· Tanggal dan hari pembacaan data yang berguna untuk koreksi pasang surut.

· Waktu pembacaan data berguna untuk koreksi apungan dan penentuan pasang surut.

· Pembacaan alat.

· Koordinat stasiun pengukuran dengan menggunakan GPS.

· Data inner zone unutk koreksi terrain.

· Ketinggian titik pengukuran.

=-=-=-=-=-=-=-=-=-=

Anda mungkin juga menyukai