Anda di halaman 1dari 40

Metode Geofisika

Metode eksplorasi geofisika yang akan dibahas pada materi ini yaitu, geolistrik, seismik
refraksi, GPR, gravity dan magnetik.
1. Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan jenis)
Metoda ini menggunakan medan potensial listrik bawah permukaan sebagai objek
pengamatan utamanya. Kontras resistivity yang ada pada batuan akan mengubah potensial
listrik bawah permukaan tersebut sehingga bisa kita dapatkan suatu bentuk anomali dari
daerah yang kita amati.
Dalam metoda geolistrik terdapat beberapa spesifikasi yaitu :
a. Self potensial (SP) > Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang terdapat di alam.
b. Induced potential (IP) > Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang kita induksikan
sendiri kedalam tanah.
Teori utama dalam metoda resistivity sesuai dengan hokum Ohm yaitu arus yang mengalir (I)
pada suatu medium sebanding dengan voltage (V) yang terukur dan berbanding terbalik
dengan resistansi (R) mdium, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = I.R
Dimana R (Resistansi) sebanding dengan panjang medium yang dialiri (x), dan berbanding
terbalik dengan luas bidang (A), yang sesuai dengan rumus :
R = x/A
Untuk mendapatkan pengukuran resistivity yang menghasilkan harga resistivitas semu app
(apparent resistivity) dirumuskan oleh :
app = K array . V / I
Dalam pelaksanaan survey dikenal beberapa metoda pengambilan data sesuai dengan
peletakan eloktroda yang dilakukan. Hal ini berpengaruh terhadap faktor geometri peneletian
resistivity yang kita lakukan. Adapun aturan/metoda tersebut antara lain :
Metoda Wenner
Metoda Gradien
Metoda Schlumberger
Metoda Dipole-dipole
Metoda Pole-dipole

Konfigurasi elektroda
Teknik akusisi data resistivity :
Peralatan yang dibutuhkan :
1. Sepasang elektroda arus dan elektroda potensial
2. Accu (biasanya 12 v, 1 A)
3. Peralatan elektronik pengukuran (spt: Mc-Ohm, Phoenix Technology, Abem Terrameter
dll)
Tennik Pengukuran :
1. Sounding : untuk informasi bawah permukaan secara vertikal (model bumi berlapis)
2. Profilling : untuk informasi bawah permukaan secara mendatar (variasi lateral)

3. Offset Sounding : untuk informasi bawah permukaan profil sounding yang kontinyu secara
lateral
Tahapan akusisi :
1. Tentukan konfigurasi elektroda yang ingin dipakai
2. Pasang elektroda sesuai dengan konfigurasi yang dipilih
3. Ukur besar resistivity semunya
4. Catat hal-hal penting : posisi dan elevasi elektroda, arus dan potensial yang digunakan tiap
pengukuran, resistivity semu yang didapat di alat, kondisi geologi dilapangan secara umum
5. Plot pada kurva bi-log antara jarak AB/2 vs resistivity semu yang didapat
demikian penjelasan mengenai metode geolistrik, semoga bermanfaat
2. Metode Seismik Refraksi
Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang terjadi di bumi baik yang
disebabkan secara alami maupun buatan manusia. Adapun pengertian refraksi secara harfiah
adalah pembiasan. Sehingga seismic refraksi adalah pembiasan gelombang seismic. Selain
refraksi dikenal pula seismic refleksi atau pantulan, namun dalam laporan ini hanya dibahas
tentang seismic refraksi karena dalam penelitian yang dilakukan di daerah Seling hanya
menggunakan metoda refraksi.
Pada dasarnya dalam metoda ini diberikan suatu gangguan berupa gelombang seismic pada
suatu sistem dan kemudian gejala fisisnya diamati dengan menangkap gejala tersebut melalui
receiver (geophone). Hal tersebut akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan
kedalaman lapisan berdasarkan pengukuran waktu tempuh gelombang antara sumber getaran
(shot) dan geophone. Adapun waktu yang diperlukan oleh gelombang seismic untuk
merambat pada lapisan batuan bergantung besar kecepatan yang dimiliki oleh medium yang
dilaluinya tersebut.
Dalam peneletian yang dilakukan di daerah Seling ini metoda seismic refraksi digunakan
untuk mengetahui jumlah lapisan yang ada pada daerah tersebut dan diketahui pula nilai
densitas dari setiap lapisan sehingga kita dapat memperkirakan karakteristik batuan yang
sesuai dengan densitas batuan yang diketahui. Dengan mengetahui jenis batuan yang
diperkirakan dari lapisan tersebut kita bisa menduga batuan di lapisan mana yang
berkemungkinan menjadi bidang lincir yang menyebabkan pergerakan tanah di daerah Seling
tersebut.

Teori Dasar
Dalam penjalaran gelombang seismic yang terjadi di bumi mengikuti beberapa prinsip fisika
perambatan gelombang pada suatu medium yaitu :
Prinsip Huygen
Suatu gelombang yang melewati suatu titik akan membuat titik tersebut menjadi sumber
gelombang baru dan akan begitu seterusnya.
Prinsip Fermat
Dalam penjalaran gelombang dari satu titik ke titik selanjunya yang melewati suatu medium
tertentu akan mencari suatu lintasan dengan waktu tempuh yang paling sedikit.
Prinsip Snellius
Gelombang yang merambat dan melalui medium yang berbeda akan mengalami pembiasan
maupun pemantulan. Adapun dalam pembiasan maupun pemantulannya akan mengikuti
persamaan berikut :

Sedangkan untuk sudut kritis (q2 = 900) maka persamaannya akan berubah menjadi :

dikarenakan sin 900 = 1


Dalam penjalaran gelombang seismic gelombang yang datang pertama kali adalah gelombang
langsung (jaraknya paling kecil) setelah itu adalah gelombang bias dan yang paling terakhir
ditangkapa adalah gelombang pantul (refleksi).
Selain prinsip utama penjalaran gelombang sebagaimana dijelaskan sebelumnya dalam
metoda refraksi dikenal pula prisip Hagiwara. Metoda Hagiwara ini digunakan untuk
menentukan kedalaman suatu lapisan dari daerah yang kita survey yaitu daerah Seling.
Ketika digunakan metoda Hagiwara sebagai metoda intrepetasi maka diperlukan suatu
pasngan kurva travel time bolak-balik (reciprocal travel time curve) yang direfraksikan dari
suatu lapisan pada kedalaman lapisan yang diselidiki.
Akuisisi data
Dalam pengambilan data seismic refraksi agar menghasilkan kualitas data yang bagus dan
mengandung bentuk first break yang tajam dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
stacking, memperbesar kekuatan shoting, dan filtering. Dalam pengambilan data yang

menggunakan dinamit sebagai sumber getaran maka perlu diperhatikan tempat yang tepat
sehingga energy dinamit dapat terkonversi menjedi energy seismic secara efektif.
3. Metode GPR (Groun Penetrating Radar)
Metode ground penetrating radar atau georadar merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan
menggunakan gelombang radio dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar
menggunakan gelombang elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang
memperlihatkan refleksi seperti pada metode seismik refleksi.
Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode yang tepat untuk mendeteksi
benda benda kecil yang berada di dekat permukaan bumi (0,1-3 meter) dengan resolusi yang
tinggi yang artinya konstanta dielektriknya menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan transiluminasi. Pengukuran
refleksi biasa disebut Continuous Reflection Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding
disebut Common Mid Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan
transiluminasi disebut juga GPR Tomografi.
Teori Dasar
GPR terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena transmitter dan receiver sebagai
pendeteksi gelombang EM yang dipantulkan. Signal radar ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa
yang tidak terabsorbsi oleh bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Mode
konfigurasi antena transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode monostatik dan
bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver digabung dalam satu antena.
sedangkan moded bistatik bila kedua antena memiliki jarak pemisah.
Transmitter membangkitkan pulsa gelombang EM pada frekuensi tertentu sesuai dengan
karaketristik antena tersebut (10 MHz 4 GHz). Receiver diset untuk melakukan scan yang
secara normal mancapi 32-512 scan per detik. Setiap hasil scan ditampilkan pada layar
monitor (real-time) sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang dibutuhkan
gelombang EM menjalar dari transmitter, target dan ke receiver. Tampilan ini disebut
radargram.
Fenomena elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan Maxwell. Persamaan ini
terdiri dari 4 persamaan medan dan untuk tiap-tiap persamaan merupakan hubungan antara
medan dengan distribusi sumber yang bersangkutan.

Persamaan yang menghubungkan sifat fisik medium dengan medan yang timbul pada
medium tersebut dapat dinyatakan dengan :

Keterangan :
H = intensitas medan magnet (ampere/m)
D = perpindahan listrik (coulomb/m2)
= permitivitas listrik (farad/m)
= konduktivitas (1/ohm-m)
Untuk menyederhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan tidak bervariasi terhadap
waktu dan posisi (homogen isotropi). Maka persamaan Maxwell dapat ditulis sebagai
berikut :

Persamaan Maxwel ini adalah landasan berpikir dari perambatan gelombang elektromagnet.
Pada material dielektrik murni suseptibilitas magnetik () dan permitivitas listrik () adalah
konstan dan tidak terdapat atenuasi dalam perambatan gelombang. Tidak sama halnya jika
berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan kandungan air material tersebut.
Keduanya ini mempengaruhi cepat rambat perambatan gelombang dan atenuasi gelombang
elektromagnet.

Keberhasilan dari metoda GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat
menyebabkan gelombang tertransmisikan. Perbandingan energi yang direfleksikan disebut
koefisien refleksi (R) yang ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnet
dan lebih mendasar lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif dari media yang
berdekatan. Hal ini dapat terlihat pada persamaan berikut :

Keterangan :
V1 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 1
V2 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 2 , dan V1 < V2
1 dan 2 = konstanta dielektrik relatif lapisan 1 dan lapisan 2
Dalam semua kasus, besarnya R terletak antara -1 dan 1. bagian dari energi yang
ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas daplikasikan untuk keadaan normal pada
permukaan bidang datar. Dengan asumsi tidak ada sinyal yang hilang sehubungan dengan
amplitudo sinyal.
Jejak yang terdapat pada rekaman georadar merupakan konvolusi dari koefisien refleksi dan
impulse georadar ditunjukkan oleh persamaan :

Keterangan :
r(t) = koefisien refleksi
A(t) = amplitudo rekaman georadar
F(t) = impulse radar
n(t) = noise radar
Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada penampang rekaman georadar
berupa variasi warna. Refleksi atau transmisi di sekitar batas lapisan menyebabkan energi
hilang. Jika kemudian ditemukan benda yang memiliki dimensi yang sama dengan panjang
gelombang dari sinyal gelombang elektromagnet maka benda ini menyebabkan penyebaran
energi secara acak. Absorbsi ( mengubah energi elektromagnet menjadi energi panas ) dapat
menyebabkan energi hilang. Penyebab yang paling utama hilangnya energi karena atenuasi
fungsi kompleks dari sifat lstrik dan dielektrika media yang dilalui sinyal radar. Atenuasi ()
tergantung dari konduktifitas (), peermeabilitas magnetik (), dan permitivity () dari media

yang dilalui oleh sinyal dan frekuensi dari sinyal itu sendir (2f). Sifat bulk dari material
ditentukan oleh sifat fisik dari unsur pokok yang ada dan komposisinya.
Prinsip kerja georadar
GPR adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah permukaan
berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio yang mempunyai
rentang frekuensi antara 1-1000 MHz dan dapat mendeteksi parameter permitivitas listrik (),
konduktivitas () dan permeabilitas magnetik (). GPR dapat disebut juga dengan metode
refleksi elektromagnetik karena memanfaatkan sifat radiasi elektromagnetik yang
memperliahtkan refleksi separti pada metode gelombang seismik. GPR digunakan dalam
berbagai aplikasi, termasuk stratigrafi tanah, studi air tanah, pemetaan fracture bedrock dan
penentuan kedalaman dari permukaan air tanah (Annan dan Davis, 1989).
1. Prinsip Kerja GPR
Prinsip kerja alat GPR yaitu dengan mentransmisikan gelombang radar (Radio Detection and
Ranging) ke dalam medium target dan selanjutnya gelombang tersebut dipantulkan kembali
ke permukaan dan diterima oleh alat penerima radar (receiver), dari hasil refleksi itulah
barbagai macam objek dapat terdeteksi dan terekam dalam radargram. Mekanisme kerja GPR
dan contoh rekaman radargram ditunjukan oleh gambar

Untuk mendeteksi suatu objek diperlukan perbedaan parameter kelistrikan dari medium yang
dilewati gelombang radar. Perbedaan parameter kelistrikan itu antara lain permitivitas listrik,
konduktivitas dan permeabilitas magnetik.
Sifat elektromagnetik suatu material bergantung pada komposisi dan kandungan air
didalamnya, dimana keduanya merupakan pengaruh utama pada perambatan kecepatan

gelombang radar dan atenuasi gelombang elektromagnetik dalam material. Reynold dalam
bukunya An Introduction to Applied and Evironmental Geophysics, menyatakan bahwa
kecepatan gelombang radar dalam suatu medium tergantung pada kecepatan cahaya dalam
ruang hampa (c = 0.3 m/ns), konstanta dielektrik relatif medium (r) dan permeabilitas
magnetic relatif (r).
Keberhasilan metode GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat
menyebabkan gelombang radar tertransmisikan dan refleksikan. refleksi yang ditimbulkan
oleh radiasi gelombang elektromagnetik timbul akibat adanya perbedaan antara konstanta
dielektrik relatif antara lapisan yang berbatasan.
Perbandingan energi yang direfeleksikan disebut koefesien refeleksi (R) yang ditentukan oleh
perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnetik dan lebih mendasar lagi adalah
perbedaan dari konstanta dielektrik relatif dari medium yang berdekatan.
Dalam perambatannya, amplitudo sinyal akan mengalami pelemahan karena adanya energi
yang hilang, sebagai akibat terjadinya refleksi / trasmisi di tiap batas medium dan terjadi
setiap kali gelombang radar melewati batas antar medium. Faktor kehilangan energi
disebabkan oleh perubahan energi elektromagnetik menjadi panas. Penyebab dasar terjadinya
atenuasi merupakan fungsi kompleks dari sifat dielektrik dan sifat listrik medium yang
dilewati oleh sinyal radar. Faktor atenuasi tergantung pada konduktivitas, permitivitas, dan
permeabilitas magnetic medium, dimana sinyal tersebut menjalar, serta frekuensi sinyal itu
sendiri.
Skin depth ( adalah kedalaman dimana sinyal telah berkurang menjadi 1/e (yaitu Hubungan
antara konstanta dielektrik dan cepat rambat gelombang radar dapat dilihat pada tabel
dibawah ini. Untuk material geologi, berada pada rage 1-30, sehingga range jarak cepat
rambat gelombang menjadi besar yaitu sekitar 0.03 sampai 0.175 m/ns (Reynolds, 1997).
Konstanta dielektrik relatif dan cepat rambat gelombang elektromagnetik untuk material
geologi (McCann et al, 1988)
Material

V (m/

Air

300

Water (fresh)

81

33

Water (sea)

81

33

Sand

36

120 170

Clay soil

173

Sand (wet)

25 30

55 60

Sand (dry)

36

120 170

Agricultural land

15

77

Average soil

16

75

Granite

58

106 120

Limestone

78

100 113

Dolomite

6,8 8

106 115

Basalt

106

4. Metode Gravity
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfaatkan
sifat daya tarik antar benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan
metode gravity ini yaitu mencari anomali gravity pada subsurface.
Adapun tahapan dari metode ini yaitu :
1. Pengambilan data dari lapangan
Pengambilan data dilapangan dapat menggunakan alat gravimeter, (contoh kasus : LaCoste &
Romberg Model G-525). pada alat ini terdapat 3 komponen besar (gravimeter, dudukan
cembung dan power supply -accu-),
Tahapan menggunakan alat ini yaitu dudukan cembung di posisikan pada titik pengukuran,
taruh gravimeter diatasnya, sentring kestabilan alat terhadap permukaan, buka kunci bandul,
baca perhitungan alat, catat datanya, tutup kunci bandul dan selesai.
5. Metode Magnetik
Survey magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika yang mengukur medan magnet
bumi di setiap titik yang ada di muka bumi. Penggunaan metode magnetik berdasarkan pada
adanya anomali medan magnetik bumi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan sifat
kemagnetan dari berbagai macam batuan. Dalam kegiatan eksplorasi, survei magnetik dapat
dilakukan di darat, laut maupun udara.

Geofisika adalah metoda yang mempelajari Bumi dan Batuan menggunakan pendekatanpendekatan Fisika dan Matematika. Ilmu Geofisika merupakan gabungan dari konsep-konsep
Ilmu Geologi dan Fisika. Ilmu geofisika memiliki cakupan yang luas, dimulai dari Fisika
ujungnya pada Geologi Eksplorasi, malah mungkin masuk ke Domain Tambang dan
Petroteur Engineer, Domain yang termasuk Pure Geophysics atau Theoritical
Geophysics, digeluti pada bidang Ilmu Fisika, Ilmu Geofisika yang mempelajari bumi
secara umum juga disebut Global geophysics yang mengamati dan menganalisa bumi,
interior, gempa, dll, diketahui di bidang lain Solid Eart Geophysics. Aplikasi geofiisika
unutk eksplorasi disebut Eksploration Geophysics, atau Geofisika eksplorasi atau Geofisika
terapan.
Bumi sebagai tembat tingal manusia secara alami menyediankan sumberdaya alam yang
berlimpaKekayaan sumberdaya alam Indonesia sangat melimpa. kita sebagai generasi
penerus bangsa untuk harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumberdaya yang ada untuk
kesejahtraan bangsa.Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam tersebut menjadi
kendala untuk melangkah lebih lanjut. Sehingga kita merasa perlu untuk mempelajari cara
atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam perut bumi. Salah
satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut dengan menggunakan metode
survei geofisika. Metode tersebut merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari
bidang bumi khususnya perut bumi berdasarkan konsep fisika. Survei geofisika yang sering
dilakukan selama ini antara lain Metode gravitasi (gayaberat), magnetik, seismik, geolistrik
(resistivitas) dan elektromagnetik. Mari kita pelajari dimanakah perbedaan dan keunggulan
dari tiap masing-masing metode geofisika tersebut.

1. Metode Gravitasi (metode gayaberat)


Dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa
cebakan mineral dari daerah sekeliling (r=gram/cm3). Metode ini adalah metode geofisika
yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode ini disukai untuk
mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai purba, lubang di
dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya dilakukan dalam
bentuk kisi atau lintasan penampang. Perpisahan anomali akibat rapat masa dari kedalaman
berbeda dilakukan dengan menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Di pasaran

sekarang didapat alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi (mgal), dengan demikian
anomali kecil dapat dianalisa. Hanya saja metode penguluran data, harus dilakukan dengan
sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang akurat. Pengukuran ini dapat dilakukan
dipermukaan bumi, di kapal maupun diudara. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi
medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah permukaan sehingga dalam
pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi
terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi
jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi
mineral dan lainnya. Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam
membedakan rapat massa suatu material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan
demikian struktur bawah permukaan dapat diketahui. Pengetahuan tentang struktur
bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak
maupun meneral lainnya.
2.Metode Magnetik
Dilakukan berdasarkan pengukuran anomaly geomagnet yang diakibatkan oleh perbedaan
kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah sekelilingnya.
Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbadaan distribusi mineral
ferromagnetic, paramagnetic, diamagnetic. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical,
umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang
kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Dan metode ini juga sangat disukai pada
studi geothermal karena mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya
bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu digunakan untuk mempelajari
daerah yang dicurigai mempunyai potansi Geothermal.
Metode eksplorasi disukai karena data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak
serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan
anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomaly magnetic
yang ingin diselidiki. Di pasaran banyak ditawarkan alat geomagnet dengan sensitifitas yang
tinggi seperti potongan PROTON MAGNETOMETER dan lain-lain
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan
yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan

dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar
bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar
belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori
potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian,
ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang
mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor
magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan
gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks.
Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar.
Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode
magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan
batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
3.Metode Seismik
Merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk eskplorasi sumber daya alam
dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik.
Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh
perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan
bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan
interpretasi dari penampang seismiknya. Dalam metoda seismik pengukuran dilakukan
dengan menggunakan sumber seismik (ledakan, vibroseis dll). Setelah sumber diberikan
maka akan terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi
hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan
akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan
partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat
diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah (batuan)
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun refraksi.
Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan sebagai berikut :
Anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain :
Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik
dengan kecepatan berbeda.

Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.


Anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah :
Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan bumi. Hal ini memungkinkan setiap lapisan
bumi akan terditeksi.
Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi hukum Snellius dan
prinsip Huygens.
Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan kecepatan gelombang pada
lapisan di bawahnya.
Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
4.Metode Geolistrik
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di
dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi
pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah
ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara
lain : metode potensial diri, arus telluric, magnetoteluric, elektromagnetik, IP (Induced
Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain. Dalam bahasan ini dibahas khusus
metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik
diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus.Kemudian beda potensial yang
terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda
potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan
variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur (sounding
point). Metoda ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang
memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 feet atau 1500 feet. Oleh karena
itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi munyak tetapi lebih banyak digunakan
dalam bidang engineering geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian
reservoar air, juga digunakan dalam eksplorasi geothermal.Berdasarkan letak (konfigurasi)
elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas tahanan jenis, antara lain :
Konfigurasi Schlumberger

Konfigurasi Pole-dipole

Konfigurasi Wenner

Konfigurasi pole-pole

Konfigurasi Dipole-dipole

5.Metode Elektromagnetik VLF (Very Low Frequency)


Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah metode
elektromagnetik. Metode elektromagnetik biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda
konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas dimanfaatkan
untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan elektromagnetik yang digunakan dapat
diperoleh dengan sengaja membangkitkan medan elektromagnetik di sekitar daerah
observasi, pengukuran semacam ini disebut teknik pengukuran aktif. Contoh metode ini
adalah Turam elektromagnetik. Metode ini kurang praktis dan daerah observasi dibatasi oleh
besarnya sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah teknik pengukuran pasif, teknik
ini memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari sumber yang tidak secara sengaja
dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang elektromagnetik seperti ini berasal
dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz) yang digunakan untuk
kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih praktis dan mempunyai jangkauan daerah
pengamatan yang luas.

Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau
prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan
fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi
melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang
dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifatsifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.
Bumi sebagai tempat tinggal manusia secara alami menyediakan sumber daya alam yang
berlimpah. Kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat melimpah, sehingga kita sebagai
generasi penerus bangsa harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada
tersebut untuk kesejahteraan bangsa. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam
tersebut memang menjadi kendala bagi kita untuk melakukan eksplorasi terhadap kekayaan
alam yang kita miliki tersebut. Sehingga kita merasa perlu untuk mempelajari cara atau
metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapat di dalam perut bumi. Salah satu
cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode
survei geofisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain
1. Metode Geolistrik
2. Metode Seismik
3. Metode GPR
4. Metode Gravity
5. Metode Magnetik
1. Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan jenis)
Metoda ini menggunakan medan potensial listrik bawah permukaan sebagai objek
pengamatan utamanya. Kontras resistivity yang ada pada batuan akan mengubah potensial
listrik bawah permukaan tersebut sehingga bisa kita dapatkan suatu bentuk anomali dari
daerah yang kita amati.
Dalam metoda geolistrik terdapat beberapa spesifikasi yaitu :
a. Self potensial (SP) > Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang terdapat di alam.
b. Induced potential (IP) > Metode ini memanfaatkan potensial listrik yang kita induksikan
sendiri kedalam tanah.
Teori utama dalam metoda resistivity sesuai dengan hokum Ohm yaitu arus yang mengalir (I)
pada suatu medium sebanding dengan voltage (V) yang terukur dan berbanding terbalik
dengan resistansi (R) mdium, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
V = I.R

Dimana R (Resistansi) sebanding dengan panjang medium yang dialiri (x), dan berbanding
terbalik dengan luas bidang (A), yang sesuai dengan rumus :
R = x/A
Untuk mendapatkan pengukuran resistivity yang menghasilkan harga resistivitas semu app
(apparent resistivity) dirumuskan oleh :
app = K array . V / I
Dalam pelaksanaan survey dikenal beberapa metoda pengambilan data sesuai dengan
peletakan eloktroda yang dilakukan. Hal ini berpengaruh terhadap faktor geometri peneletian
resistivity yang kita lakukan. Adapun aturan/metoda tersebut antara lain :
Metoda Wenner
Metoda Gradien
Metoda Schlumberger
Metoda Dipole-dipole
Metoda Pole-dipole
Teknik akusisi data resistivity :
- Peralatan yang dibutuhkan :
1. Sepasang elektroda arus dan elektroda potensial
2. Accu (biasanya 12 v, 1 A)
3. Peralatan elektronik pengukuran (spt: Mc-Ohm, Phoenix Technology, Abem Terrameter
dll)-Tennik pengukuran:
1. Sounding : untuk informasi bawah permukaan secara vertikal (model bumi berlapis)
2. Profilling : untuk informasi bawah permukaan secara mendatar (variasi lateral)
3. Offset Sounding : untuk informasi bawah permukaan profil sounding yang kontinyu secara
lateral
- Tahapan akusisi :
1. Tentukan konfigurasi elektroda yang ingin dipakai
2. Pasang elektroda sesuai dengan konfigurasi yang dipilih
3. Ukur besar resistivity semunya
4. Catat hal-hal penting : posisi dan elevasi elektroda, arus dan potensial yang digunakan tiap
pengukuran, resistivity semu yang didapat di alat, kondisi geologi dilapangan secara umum
5. Plot pada kurva bi-log antara jarak AB/2 vs resistivity semu yang didapat

Setiap metode mempunyai Keunggulan dan Kekurangan , keunggulan dan kekurangan


metode geolistrik adalah sebagai berikut
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode Geolistrik dengan Metode Geofisika lainya
Kelebihan
Harga peralatan murah

Kekurangan
Tidak efektif untuk pemakaian di

Biaya survei relatif murah

kawasan karst
Untuk mendeteksi

air

tidak

bisa

diketahui berapa jumlah volume pasti


Peralatan relatif kecil dan ringan

air tersebut
Tidak bisa membedakan air mengalir

dan yang statis


Waktu yang dibutuhkan relatif cepat, Tidak bisa menjangkau wilayah yang
bisa mendapatkan 4 titik dalam sehari

dalam karena jankauannya berkisar


1000-1500 kaki dibawah permukaan
bum

2. Metode Seismik
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan
dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber
seismik (palu, ledakan,dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam
medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu.
Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan padatahun 1845 oleh Robert Mallet, yang
oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur
waktu transmisi gelombang seismik,yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang
dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri
pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri
untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber
gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel
dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Hukum Fisika Gelombang Seismik

Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang cahaya,
sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk
gelombang seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain:
Huygens mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber gelombang ke
segala arah dengan bentuk bola.
Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas dua
medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika
sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan
dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang datang,
gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:
A. Metode seismik bias (refraksi)
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi
sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi
setelah gangguan pertama (first break) diabaikan,sehingga sebenarnya hanya data first break
saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat
rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta
fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagaiparameter elastisitas batuan.
B. Metode seismik pantul (refleksi)
Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombanggelombang

yang

terpantulkan

dari

semua

interface

antar

lapisan

di

bawah

permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada
teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak
dari bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang direkam.Struktur bawah permukaan
dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi,
yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode Seismik dengan Metode Geofisika lainya

Kelebihan
Kekurangan
Dapat mendeteksi variasi baik lateral Banyaknya data yang dikumpulkan
maupun kedalaman dalam parameter dalam sebuah survei akan sangat besar
fisis yang relevan, yaitu kecepatan jika diinginkan data yang baik

seismik.
Dapat menghasilkan citra kenampakan Perolehan data sangat mahal baik
struktur di bawah permukaan

akuisisi

dan

logistik

dibandingkan

dengan metode geofisika lainnya.


Dapat dipergunakan untuk membatasi Reduksi dan prosesing membutuhkan
kenampakan stratigrafi dan beberapa banyak waktu, membutuhkan komputer
kenampakan pengendapan.
mahal dan ahli-ahli yang banyak.
Respon pada penjalaran gelombang Peralatan yang diperlukan dalam
seismik bergantung dari densitas batuan akuisisi umumnya lebih mahal dari
dan

konstanta

elastisitas

lainnya. metode geofisika lainnya.

Sehingga, setiap perubahan konstanta


tersebut

(porositas,

permeabilitas,

kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat


diketahui dari metode seismik.
Memungkinkan untuk deteksi langsung Deteksi langsung terhadap kontaminan,
terhadap keberadaan hidrokarbon

misalnya pembuangan limbah, tidak

dapat dilakukan.
Perbandingan Seismik Refraksi Seismik Refleksi
Metode Seismik Refraksi (Bias)
Metode Seismik Refleksi (Pantul)
Keunggulan
Kelemahan
Pengamatan refraksi membutuhkan Karena lokasi sumber dan penerima
lokasi sumber dan penerima yang kecil, yang cukup lebar untuk memberikan
sehingga

relatif

murah

pengambilan datanya
Prosesing

refraksi

dalam citra bawah permukaan yang lebih baik,


maka biaya akuisisi menjadi lebih

relatif

mahal.
simpel Prosesing seismik refleksi memerluakn

dilakukan kecuali proses filtering untuk komputer yang lebih mahal, dan sistem
memperkuat sinyal first berak yang data base yang jauh lebih handal.
dibaca.
Karena pengambilan data dan lokasi Karena banyaknya data yang direkam,
yang cukup kecil, maka pengembangan pengetahuan terhadap database harus
model untuk interpretasi tidak terlalu kuat, diperlukan juga beberapa asumsi
sulit dilakukan seperti metode geofisika tentang model yang kompleks dan
lainnya

interpretasi

membutuhkan

Kelemahan

yang cukup ahli.


Keunggulan

personal

Dalam pengukuran yang regional , Pengukuran

seismik

pantul

Seismik refraksi membutuhkan offset menggunakan offset yang lebih kecil


yang lebih lebar.
Seismik bias hanya
kecepatan

bekerja

gelombang

jika Seismik

pantul

meningkat bagaimanapun

sebagai fungsi kedalaman.

dapat

perubahan

bekerja
kecepatan

sebagai fungsi kedalaman

Seismik bias biasanya diinterpretasikan Seismik pantul lebih mampu melihat


dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing- struktur yang lebih kompleks
masing

lapisan

topografi
Seismik bias

memiliki
hanya

dip

dan

menggunakan Seismik

waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset)

pantul

merekan

dan

menggunakan semua medan gelombang

yang terekam.
Model yang dibuat didesain untuk Bawah permukaan dapat tergambar
menghasilkan waktu jalar teramati.

secara langsung dari data terukur

3. Metode GPR (Ground Penetrating Radar)


Metode ground penetrating radar atau georadar merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik dengan
menggunakan gelombang radio dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar
menggunakan gelombang elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang
memperlihatkan refleksi seperti pada metode seismik refleksi.
Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode yang tepat untuk mendeteksi
benda benda kecil yang berada di dekat permukaan bumi (0,1-3 meter) dengan resolusi yang
tinggi yang artinya konstanta dielektriknya menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan transiluminasi. Pengukuran
refleksi biasa disebut Continuous Reflection Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding
disebut Common Mid Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan
transiluminasi disebut juga GPR Tomografi.
Teori Dasar
GPR terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena transmitter dan receiver sebagai
pendeteksi gelombang EM yang dipantulkan. Signal radar ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa
yang tidak terabsorbsi oleh bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Mode
konfigurasi antena transmitter dan receiver pada GPR terdiri dari mode monostatik dan

bistatik. Mode monostatik yaitu bila transmitter dan receiver digabung dalam satu antena.
sedangkan moded bistatik bila kedua antena memiliki jarak pemisah.
Transmitter membangkitkan pulsa gelombang EM pada frekuensi tertentu sesuai dengan
karaketristik antena tersebut (10 MHz 4 GHz). Receiver diset untuk melakukan scan yang
secara normal mancapi 32-512 scan per detik. Setiap hasil scan ditampilkan pada layar
monitor (real-time) sebagai fungsi waktu two-way traveltime, yaitu waktu yang dibutuhkan
gelombang EM menjalar dari transmitter, target dan ke receiver. Tampilan ini disebut
radargram.
Fenomena elektromagnetik dapat dijelaskan dengan persamaan Maxwell. Persamaan ini
terdiri dari 4 persamaan medan dan untuk tiap-tiap persamaan merupakan hubungan antara
medan

dengan

distribusi

sumber

yang

bersangkutan.

Persamaan yang menghubungkan sifat fisik medium dengan medan yang timbul pada
medium

tersebut

dapat

Keterangan

dinyatakan

dengan

:
:

H = intensitas medan magnet (ampere/m)


D = perpindahan listrik (coulomb/m2)
? = permitivitas listrik (farad/m)
= konduktivitas (1/ohm-m)
Untuk menyederhanakan masalah, sifat fisik medium diasumsikan tidak bervariasi terhadap
waktu dan posisi (homogen isotropi). Maka persamaan Maxwell dapat ditulis sebagai
berikut

Persamaan Maxwel ini adalah landasan berpikir dari perambatan gelombang elektromagnet.
Pada material dielektrik murni suseptibilitas magnetik () dan permitivitas listrik (?) adalah
konstan dan tidak terdapat atenuasi dalam perambatan gelombang. Tidak sama halnya jika
berhadapan dengan material dielektrik yang ada.
Sifat-sifat dari material bumi bergantung dari komposisi dan kandungan air material tersebut.
Keduanya ini mempengaruhi cepat rambat perambatan gelombang dan atenuasi gelombang
elektromagnet.
Keberhasilan dari metoda GPR bergantung pada variasi bawah permukaan yang dapat
menyebabkan gelombang tertransmisikan. Perbandingan energi yang direfleksikan disebut
koefisien refleksi (R) yang ditentukan oleh perbedaan cepat rambat gelombang elektromagnet

dan lebih mendasar lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik relatif dari media yang
berdekatan. Hal ini dapat terlihat pada persamaan berikut :
Keterangan :
V1 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 1
V2 = cepat rambat geombang elektromagnet pada lapisan 2 , dan V1 < V2
?1 dan ?2 = konstanta dielektrik relatif lapisan 1 dan lapisan 2
Dalam semua kasus, besarnya R terletak antara -1 dan 1. bagian dari energi yang
ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas daplikasikan untuk keadaan normal pada
permukaan bidang datar. Dengan asumsi tidak ada sinyal yang hilang sehubungan dengan
amplitudo sinyal.
Jejak yang terdapat pada rekaman georadar merupakan konvolusi dari koefisien refleksi dan
impulse georadar ditunjukkan oleh persamaan :
Keterangan :
r(t) = koefisien refleksi
A(t) = amplitudo rekaman georadar
F(t) = impulse radarn
(t) = noise radar
Besar amplitudo rekaman georadar r(t) akan tampak pada penampang rekaman georadar
berupa variasi warna. Refleksi atau transmisi di sekitar batas lapisan menyebabkan energi
hilang. Jika kemudian ditemukan benda yang memiliki dimensi yang sama dengan panjang
gelombang dari sinyal gelombang elektromagnet maka benda ini menyebabkan penyebaran
energi secara acak. Absorbsi ( mengubah energi elektromagnet menjadi energi panas ) dapat
menyebabkan energi hilang. Penyebab yang paling utama hilangnya energi karena atenuasi
fungsi kompleks dari sifat lstrik dan dielektrika media yang dilalui sinyal radar. Atenuasi ()
tergantung dari konduktifitas (), peermeabilitas magnetik (), dan permitivity (?) dari media
yang dilalui oleh sinyal dan frekuensi dari sinyal itu sendir (2f). Sifat bulk dari material
ditentukan oleh sifat fisik dari unsur pokok yang ada dan komposisinya.
Tabel Kelebihan dan Kekurangan Metode GPR dengan Metode Geofisika lainya
Kelebihan
Biaya operasional lebih murah

Kekurangan
tidak bisa melakukan penetrasi / deteksi

sedalam gelombang bunyi.


resolusi yang sangat tinggi karena Kemampuan radar hanya puluhan meter
menggunakan

frekuensi

(broadband atau wideband)

tinggi (kurang lebi 100 meter)

Pengoperasian yang cukup mudah

Antena GPR umum hanya untuk durasi


pulsa tertentu

merupakan metoda non destructive


sehingga aman digunakan.
4. Metode Gravity
Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi dalam geofisika, yang memenfaatkan
sifat daya tarik antar benda yang didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan
metode

gravity

ini

yaitu

mencari

anomali

gravity

pada

subsurface.

Adapun tahapan dari metode ini yaitu :


1. Pengambilan data dari lapangan
2. Pengambilan data dilapangan dapat menggunakan alat gravimeter, (contoh kasus :
LaCoste & Romberg Model G-525). pada alat ini terdapat 3 komponen besar
(gravimeter,

dudukan

cembung

dan

power

supply

-accu-),

Tahapan menggunakan alat ini yaitu dudukan cembung di posisikan pada titik
pengukuran, taruh gravimeter diatasnya, sentring kestabilan alat terhadap permukaan,
buka kunci bandul, baca perhitungan alat, catat datanya, tutup kunci bandul dan
5.

selesai.
Metode Magnetik
Survey magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika yang mengukur medan
magnet bumi di setiap titik yang ada di muka bumi. Penggunaan metode magnetik
berdasarkan pada adanya anomali medan magnetik bumi yang diakibatkan oleh
adanya perbedaan sifat kemagnetan dari berbagai macam batuan. Dalam kegiatan
eksplorasi, survei magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.

Bumi sebagai tempat tinggal manusia secara alami menyediakan sumber daya alam yang
berlimpah. Kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat melimpah, sehingga kita sebagai
generasi penerus bangsa harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada
tersebut untuk kesejahteraan bangsa. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam
tersebut memang menjadi kendala bagi kita untukmelakukan eksplorasi terhadap kekayaan
alam yang kita miliki tersebut.
Sehingga kita merasa perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu
informasi yang terdapat di dalam perut bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh
informasi tersebut adalah dengan menggunakan metode survei geofisika. Survei geofisika
yang sering dilakukan selama ini antara lain metode gravitasi (gayaberat), magnetik, seismik,
geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik.
1. Metode Gravitasi ( gaya berat )
Metode ini dilakukan untuk menyelidiki keadaan di bawah permukaan bumi berdasarkan
perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah sekeliling ( r = gram/cm3 ). Metode ini
adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, oleh karena itu metode
ini disukai untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan sungai
purba, lubang di dalam massa batuan, shaft terpendam dan lain-lain. Eksplorasi biasanya
dilakukan dalam bentuk kisi atau lintasan penampang.
Perpisahan anomali akibat rapat massa dari kedalaman berbeda dilakukan dengan
menggunakan filter matematis atau filter geofisika. Pada saat ini,di pasaran telah dapat
diperoleh alat gravimeter dengan ketelitian sangat tinggi ( mgal ), sehingga kita tidak akan
kesulitan untuk manganalisa anomali yang berukuran kecil. Hanya saja dalam metode
pengukuran data, tetap harus dilakukan dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang
akurat.
Pengukuran ini dapat dilakukan di permukaan bumi, di kapal maupun dari udara. Dalam
metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di
bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan medan
gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi
umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap).

Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya. Prinsip
pada metode ini mempunyai kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu material
terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat
diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan
langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya.
2. Metode Magnetik
Metode dilakukan dengan berdasarkan pada hasil pengukuran anomaly geomagnet yang
diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan
dari daerah di sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbedaan
distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic, dan diamagnetic. Metode ini sensitive
terhadap perubahan vertical, umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan
dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Dan
metode ini juga sangat disukai pada studi geothermal karena mineral-mineral ferromagnetic
akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena
itu digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potensi Geothermal.
Metode eksplorasi disukai karena data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak
serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan
anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomaly magnetic
yang ingin diselidiki. Di pasaran banyak ditawarkan alat geomagnet dengan sensitifitas yang
tinggi seperti potongan proton magmetometer dan lainnya.
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan
yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan
dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar
bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar
belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori
potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial.
Namun demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai
perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar

vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan
gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks.
Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar.
Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode
magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan
batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
3. Metode Seismik
Metode ini merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk eskplorasi sumber
daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang
seismik. Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak
dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah
permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak
berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.
Dalam metoda seismik, pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik
( ledakan, vibroseis dll ). Setelah sumber diberikan maka akan terjadi gerakan gelombang di
dalam medium ( tanah/batuan ) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan.
Kemudian pada jarak tertentu, gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu.
Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah
(batuan)
Metode seismik didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun refraksi.
Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan sebagai berikut :
a. Anggapan yang digunakan untuk medium di bawah pemukaan bumi :
Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang seismik
dengan kecepatan berbeda.
Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.
b. Anggapan yang dipakai untuk medium penjalaran gelombang seismik adalah :
Panjang gelombang seismik << ketebalan lapisan bumi. Hal ini
seismikmemungkinkan setiap lapisan bumi akan terditeksi.

Gelombang

dipandang sebagai sinar

seismik yang memenuhi hukum Snellius dan prinsip Pada batas antar lapisan, gelombang
seismik menjalar denganHuygens.

Kecepatan gelombangkecepatan gelombang pada

lapisan di bawahnya. bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Metode seismik sering


digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara, pencarian airtanah ( ground
water ),kedalaman serta karakterisasi permukaan batuan dasar ( characterization bedrock
surface ), pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya dbawah permukaan dan aplikasi
geoteknik.
4. Metode Geolistrik ( resistivas )
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik di
dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi
pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah
ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda geolistrik, antara
lain : metode potensial diri, arus telluric, magnetoteluric, elektromagnetik, IP (Induced
Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain.
Dalam bahasan ini dibahas khusus metode geolistrik tahanan jenis. Pada metode geolistrik
tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda
arus.Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua elektroda potensial. Dari hasil
pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda yang berbeda kemudian
dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur
(sounding point).
Metoda ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang
memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 feet atau 1500 feet. Oleh karena
itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi munyak tetapi lebih banyak digunakan
dalam bidang engineering geology seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian
reservoar air, juga digunakan dalam eksplorasi geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi)
elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas tahanan jenis, antara lain :
a. Metode Schumberger
b. Metode Wenner
c. Metode Dipole dipole

5. Metode Elektromagnetik
Salah satu metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geofisika adalah metode
elektromagnetik. Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi bendabenda konduktif. Perubahan komponen-komponen medan akibat variasi konduktivitas
dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah permukaan. Medan elektromagnetik yang
digunakan dapat diperoleh dengan sengaja, seperti dengan membangkitkan medan
elektromagnetik di sekitar daerah observasi, pengukuran semacam ini disebut teknik
pengukuran aktif.
Contoh metode ini adalah Turam elektromagnetik. Metode ini kurang praktis dan daerah
observasi dibatasi oleh besarnya sumber yang dibuat. Teknik pengukuran lain adalah teknik
pengukuran pasif, yaitu dengan memanfaatkan medan elektromagnetik yang berasal dari
sumber yang tidak secara sengaja dibangkitkan di sekitar daerah pengamatan. Gelombang
elektromagnetik seperti ini berasal dari alam dan dari pemancar frekuensi rendah (15-30 Khz)
yang digunakan untuk kepentingan navigasi kapal selam. Teknik ini lebih praktis dan
mempunyai jangkauan daerah pengamatan yang luas.
6. Metode GPR ( Ground Penetrating Radar )
Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua kata yaitu geo yang
berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection and ranging. Jadi, arti harfiahnya adalah
alat pelacak bumi menggunakan gelombang radio. GPR baik digunakan untuk eksplorasi
dangkal (nearsurface) dengan ketelitian (resolusi) yang amat tinggi, sehingga mampu
mendeteksi benda sasaran bawah permukaan hingga benda yang berdimensi beberapa
sentimeter sekali pun.
GPR merupakan salah satu metode geofisika yang menggunakan sumber gelombang
elektromagnetik.

Karena

itu,

GPR

tergolong

metode

geofisika

tidak

merusak

(nondestructive). Kelebihan lain GPR adalah biaya operasionalnya yang rendah, prosedur
pengerjaan mudah, dan ketelitian sangat tinggi (resolusi tinggi). Kelemahannya, penetrasinya
tidak terlalu dalam atau daya tembus metode ini hanya sampai puluhan meter ( 100 meter).
Itu sebabnya, metode ini bisa dikatakan cocok untuk pencarian situs (atau harta karun).
Dengan catatan: tempat itu benar-benar diyakini atau barang tambang yang tempatnya tidak

terlalu dalam. Karena panjang gelombang itu mencerminkan ukuran minimum benda yang
dapat terdeteksi. Makin tinggi frekuensi makin kecil panjang gelombang, sehingga makin
kecil ukuran benda yang dapat terdeteksi (makin tinggi pula ketelitiannya). Hasil pencitraan
GPR bisa memunculkan informasi semacam ketebalan permukaan aspal jalan, jalur pipa
bawah tanah untuk mencari bedrock yang pas guna pondasi bangunan hingga mencari mayat
hilang dan fosil arkeologis.
Seperti dijelaskan di awal, radar memancarkan semacam gelombang elektromagnet yang
kemudian ditangkap balik oleh sensor alat. Spektrum frekuensi yang digunakan disesuaikan
kebutuhan pengukurannya. Gelombang yang dipancarkan adalah gelombang pendek (mikro)
agar bisa terpenetrasi ke bawah permukaan bumi. Respons data yang diterima, diolah
berdasarkan hukum pantulan (refleksi) dan pembiasaan (gelombang). Tentu saja banyak hal
yang mempengaruhi penjalaran (propagasi) gelombang.
Secara keseluruhan, alat GPR berbobot tidak lebih dari lima kilogram, sehingga sangat
leluasa bergerak. Alat ini bekerja dengan dua antena. Satu berfungsi sebagai transmiter, yaitu
bertugas memancarkan gelombang radar. Lainnya sebagai receiver, bertugas menerima
gelombang radar yang dipantulkan bahan di sekelilingnya kemudian diolah grafiknya ke
dalam komputer. Pada prinsipnya, metode georadar dengan metode seismik sama yaitu
membangkitkan gelombang buatan ke dalam bumi. Perbedaannya hanya pada jenis
gelombang yang digunakan

Metode Gayaberat (Gravitasi)


Metode gayaberat merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk mengetahui
kondisi bawah permukaan bumi dengan cara mengamati variasi lateral dari sifat fisik batuan
(densitas). Adanya perbedaan densitas (massa jenis) batuan dari suatu tempat dengan tempat
lain ini menimbulkan perbedaan medan gravitasi yang relatif kecil (dalam order 10-8), oleh
karena itu maka dalam pengukuran gayaberat ini diperlukan suatu alat yang memiliki
kepekaan dan ketelitian yang cukup tinggi.
Penggunaan utama pada metode gayaberat ini banyak difokuskan pada survei awal dalam
peninjauan ekplorasi minyak bumi, panas bumi, penelitian geologi regional, dan penelitianpenelitian geologi ekplorasi dalam lainnya.
Metode Magnetik
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi kecil intensitas medan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi batuan termagnetisasi di
bawah permukaan bumi. Dari hasil pengukuran magnet diperoleh tiga macam hasil bacaan,
yaitu :
Medan magnet utama yang bersumber dari dalam bumi dan berubah terhadap waktu
Medan luar yang bersumber dari luar bumi dan merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang
ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari
Medan anomali yang sebagian besar bersumber dari batuan yang mengandung material
magnetik didalamnya.
Penggunaan utama pada metode magnetik ini banyak difokuskan pada survei awal dalam
peninjauan ekplorasi minyak bumi, panas bumi, mineral, penelitian geologi regional, dan
penelitian-penelitian geologi ekplorasi dalam lainnya.
Metode Seismik
Metode seismik digunakan untuk membaca gelombang elastik yang dihasilkan oleh getaran
yang merambat dalam suatu medium di bawah permukaan bumi, dimana sumber getar
tersebut dapat dihasilkan dari alam atau buatan. Sumber getaran yang dihasilkan dari alam
merupakan hasil dari perubahan di bawah permukaan bumi (gempa bumi) yang berasal dari
aktivitas vulkanik, aktivitas runtuhan tanah, dan aktivitas tektonik, menghasilkan gelombang
seismik yang merambat dalam medium tersebut dan dicatat oleh peralatan di permukaan
bumi. Peralatan seismik ini digunakan untuk memantau aktivitas-aktivitas perubahan di
bawah permukaan bumi.

Disisi lain, sumber getaran buatan yang diberikan dengan sengaja di sekitar permukaan bumi
untuk memberikan suatu gangguan yang menimbulkan gelombang seismik (elastik) yang
merambat ke segala arah dan dideteksi oleh geophone pada suatu jarak tertentu dari sumber
getarannya. Kemudian dengan mengukur waktu rambatnya, maka kecepatan perambatan
gelombang pada setiap media di bawah permukaan bumi dapat diketahui, tergantung dari
media penjalarannya. Metoda seismik ini secara umum terbagi menjadi metoda Seismik
Reflaksi yang dilakukan dalam penyelidikan dangkal (teknik sipil dan penelitian geologi
kuarter), dan Seismik Refleksi yang dilakukan dalam penyelidikan dalam (eksplorasi minyak
bumi, pertambangan, dan geologi dalam).
Metode Tahanan Jenis
Metode tahanan jenis merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran
listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Besaran fisik
yang mendasari metode tahanan jenis ini, adalah nilai tahanan jenis dari batuan di bawah
permukaan, dimana sumbernya mempergunakan arus searah atau bolak-balik berfrekuensi
rendah. Metode tahanan jenis ini dapat dibagi menjadi dua macam metode pengukuran,
yaitu :
Metode tahanan jenis mapping : Bertujuan untuk mempelajari variasi tahanan jenis lapisan
bawah permukaan secara horisontal dan vertikal, dengan jarak elektroda dan konfigurasinya
sama pada setiap titik pengukuran.
Metode tahanan jenis sounding : Bertujuan untuk mempelajari variasi tahanan jenis lapisan
bawah permukaan bumi secara vertikal dan hasilnya dikorelasikan untuk mendapatkan
penyebarannya secara horisontal.
Penggunaan utama pada metode tahanan jenis ini banyak difokuskan pada penelitian
geohidrologi, geologi regional, geologi teknik, arkeologi, panas bumi, dan mineral.
Metode Polarisasi Terimbas
Metode polarisasi terimbas (Induced Polarization) adalah salah satu metode geofisika yang
mendeteksi terjadinya polarisasi listrik yang terjadi di bawah permukaan akibat adanya arus
induktif yang menyebabkan reaksi transfer antara ion elektrolit dan mineral logam. Parameter
yang diukur adalah nilai dari chargeability, yaitu nilai dari perbandingan antara peluruhan
potensial sekunder terhadap waktu. Konfigurasi pengukurannya sama dengan metoda
Tahanan Jenis.

Metode ini umumnya digunakan untuk penelitian eksplorasi air tanah, geoteknik, ekplorasi
mineral, studi lingkungan, dan arkeologi.
Metode Elektromagnetik Untuk Penyelidikan Dangkal
Metode GPR (Ground Penetrating Radar) ini menggunakan gelombang elektromagnet,
dimana pulsa elektromagnet tersebut dipancarkan ke bawah permukaan, kemudian pulsa
tersebut diteruskan, dipantulkan, dan dihamburkan oleh lapisan di bawah permukaan dan
direkam oleh antena penerima di permukaan. Penggunaan GPR sangat tergantung pada
frekuensi antena yang digunakan, dimana penggunaan antena yang berfrekuensi tinggi
digunakan untuk penyelidikan dangkal dengan resolusi yang tinggi dan penggunaan frekuensi
rendah untuk penyelidikan lebih dalam tetapi resolusi lebih rendah.
Keunggulan penggunaan metode GPR ini adalah ramah lingkungan, pengambilan data yang
cepat, dan keakuratan dalam mendeteksi celah dan rongga, geometri lapisan batuan, ekplorasi
mineral dan bijih besi, struktur geologi dangkal, dan geologi teknik, pada kedalaman yang
dangkal.
Metode Very Low Frequency
Metode elektromagnetik VLF memanfaatkan medan elektromagnetik yang dibangkitkan
pemancar-pemancar gelombang radio VLF berdaya besar yang dioperasikan untuk
kepentingan militer, terutama untuk berkomunikasi dengan kapal selam. Medan magnetik dan
medan listrik yang dibangkitkannya disebut sebagai medan primer. Medan primer
membangkitkan medan sekunder sebagai akibat adanya arus induksi yang mengalir pada
benda-benda konduktor di dalam tanah. Medan sekunder yang timbul bergantung pada sifatsifat medan primer, sifat listrik benda-benda di dalam tanah dan medium sekitarnya, serta
bentuk dan posisi benda-benda tersebut. Pada daerah pengamatan VLF dilakukan pengukuran
terhadap resultan medan primer dan medan sekunder, dimana perubahan resultan kedua
medan tersebut tergantung pada perubahan medan sekunder. Sehingga bentuk, posisi, dan
sifat listrik benda-benda di bawah daerah pengamatan dapat diperkirakan.
Metode VLF ini secara umum digunakan untuk penelitian geologi yang bersifat dangkal.
Metode Elektromagnetik Untuk Penyelidikan Dalam
Pada Metode Elektromagnet dapat dilakukan dengan dua cara berbeda, yaitu : FDEM
(frequency domain electromagnet), dimana arus yang dipancarkan dari alat pemancar (Tx)
berupa variasi sinusoidal yang berhubungan dengan waktu pada suatu frekuensi yang telah

ditetapkan dan TDEM (time domain electromagnet), dimana arus yang dipancarkan dari Tx
berupa variasi periodik. Lalu apabila di bawah permukaan bumi terdapat bahan-bahan
konduktif, maka dalam bahan tersebut akan terjadi arus induksi (arus Eddy) yang
menimbulkan medan elektromagnet sekunder dan diukur potensial induksinya oleh alat
penerima (Rx).
Metode elektromagnet ini digunakan untuk penelitian geologi regional, pencarian bendabenda konduktif, panas bumi, mineral, dan geohidrologi.
Metode Magnetotelurik
Metode pengukuran MT (magnetotelluric) dan AMT (audio magnetotelluric) secara umum
adalah sama, perbedaanya hanya pada cakupan frekuensi yang ditangkap, dimana semakin
kecil frekuensi yang dihasilkan maka semakin dalam penyelidikan yang diperoleh. Metode
MT memperoleh data dari frekuensi sekitar 400 Hz sampai 0.0000129 Hz (perioda sekitar
21.5 jam) sedangkan metode AMT memperoleh data dari frekuensi 10 kHz sampai 0.1 Hz,
dimana sumbernya berasal dari alam (arus telurik yang terjadi di sekitar ionosfer bumi).
Untuk memperbaiki kualitas data dari gangguan elektromagnet lokal (power line, aktivitas
industri, aktivitas manusia, jalan, pohon-pohon besar yang dapat menghasilkan gangguan
micro-vibrations dari akar-akarnya, dll) dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan data
dari satu alat yang disimpan statis di suatu tempat yang jauh dari gangguan elektromagnetik
lokal dengan alat lainnya yang berpindah-pindah (local, remote, far remote station) dan
dilakukan dalam rentang waktu yang sama yang disinkronisasikan terhadap waktu UTC.
Penggunaan metode magnetotelurik ini secara umum adalah untuk penelitian panas bumi,
minyak dan gas bumi, geohidrologi, geologi regional, dan penelitian-penelitian dalam
lainnya.

Eksplorasi adalah penyelidikan geologi yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menentukan


lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas, dan kualitas suatu endapan bahan galian
untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian kemungkinan dilakukannya penambangan.
Tujuan utama dari kegiatan eksplorasi geofisika adalah untuk membuat model bawah
permukaan bumi dengan mengandalkan data lapangan yang diukur bisa pada permukaan
bumi atau di bawah permukaan bumi atau bisa juga di atas permukaan bumi dari ketinggian
tertentu. Untuk mencapai tujuan ini, idealnya kegiatan survey atau pengukuran harus
dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan, dan terintegrasi menggunakan sejumlah
ragam metode geofisika.Seringkali -bahkan hampir pasti- terjadi beberapa kendala akan
muncul dan tak bisa dihindari, Seperti kehadiran noise pada data yang diukur. Ada juga
kendala ketidaklengkapan data atau malah kurang alias tidak cukup. Namun demikian,
dengan analisis data yang paling mungkin, kita berupaya memperoleh informasi yang relatif
valid berdasarkan keterbatasan data yang kita miliki. Dalam melakukan analisis, sejumlah
informasi mengenai kegiatan akuisisi data juga diperlukan, antara lain: berapakah nilai
sampling rate yang optimal? Berapa jumlah data yang diperlukan? Berapa tingkat akurasi
yang diinginkan? Selanjutnya -masih bagian dari prosesanalisis- model matematika yang
cocok mesti ditentukan yang mana akan berperan ketika menghubungkan antara data
lapangan dan distribusi parameter fisis yang hendak dicari. Setelah proses analisis dilalui,
langkah berikutnya adalah membuat model bawah permukaan yang nantinya akan menjadi
modal dasar interpretasi. Ujung dari rangkaian proses ini adalah penentuan lokasi pemboran
untuk mengangkat sumber daya alam bahan tambang/mineral dan oil-gas ke permukaan.
Kesalahan penentuan lokasi berdampak langsung pada kerugian meteril yang besar dan
waktu yang terbuang percuma. Dari sini terlihat betapa pentingnya proses analisis apalagi
bila segala keputusan diambil berdasarkan data eksperimen. Prinsip-prinsip (konsep) dasar
eksplorasi tersebut antara lain : 1. Target eksplorasi Jenis bahan galian (spesifikasi kualitas)
dan Pencarian model-model geologi yang sesuai 2. Pemodelan eksplorasi Menggunakan
model geologi regional untuk pemilihan daerah target eksplorasi, Menentukan model
geologi lokal berdasarkan keadaan lapangan, dan mendiskripsikan petunjuk-petunjuk geologi
yang akan dimanfaatkan, serta Penentuan metode-metode eksplorasi yang akan
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk geologi yang diperoleh. Selain itu, perencanaan
program eksplorasi tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah dasar ekonomis dan perancangan
(desain) yaitu : 1. Efektif ; penggunaan alat, individu, dan metode harus sesuai dengan
keadaan geologi endapan yang dicari. 2. Efisien ; dengan menggunakan prinsip dasar
ekonomi, yaitu dengan biaya serendah-rendahnya untuk memperoleh hasil yang sebesar-

besarnya. 3. Cost-beneficial ; hasil yang diperoleh dapat dianggunkan (bankable). Model


geologi regional dapat dipelajari melalui salah satu konsep genesa bahan galian yaitu
Mendala Metalogenik, yaitu yang berkenaan dengan batuan sumber atau asosiasi batuan,
proses-proses geologi (tektonik, sedimentasi), serta waktu terbentuknya suatu endapan bahan
galian. Beberapa contoh kegiatan perencanaan eksplorasi : 1. Rencana pemetaan, mencakup ;
Perencanaan lintasan, Perencanaan tenaga pendukung, yang didasarkan pada keadaan
geologi regional. 2. Rencana survei geofisika dan geokimia, mencakup ; Perencanaan
lintasan, Perencanaan jarak/interval pengambilan data (sampling/record data), yang
didasarkan pada keadaan umum model badan bijih. 3. Perencanaan sampling melalui
pembuatan paritan uji, sumuran uji, pemboran eksplorasi, yang mencakup : Jumlah paritan
uji, sumuran uji, titik pemboran eksplorasi, Interval/spasi antar paritan (lokasi),
Kedalaman/panjang sumuran/paritan, kedalaman lubang bor, Keamanan (kerja dan
lingkungan), Interval/metode sampling, dan Tenaga kerja yang didasarkan pada
proyeksi/interpretasi dari penyebaran singkapan endapan di permukaan. 4. Perencanaan
pemboran inti, meliputi : Target tubuh bijih yang akan ditembus, Lokasi (berpengaruh pada
kesampaian ke titik bor dan pemindahan (moving) alat), Kondisi lokasi (berpengaruh pada
sumber air, keamanan), Kedalaman masing-masing lubang, Jenis alat yang akan
digunakan, termasuk spesifikasi, Jumlah tenaga kerja, Alat transportasi, dan Jumlah
(panjang) core box. Sedapat mungkin, pada masing-masing perencanaan tersebut telah
mengikutkan jumlah/besar anggaran yang dibutuhkan. Selain itu, prinsip dasar dalam
penentuan jarak sedapat mungkin telah memenuhi beberapa faktor lain, seperti : 1. Grid
density (interval/jarak) antar titik observasi. Semakin detail pekerjaan maka grid density
semakin kecil (interval/jarak) semakin rapat. 2. Persyaratan pengelompokan hasil perhitungan
cadangan/endapan. Contoh pada batubara ; syarat jarak untuk klasifikasi terukur (measured)
400 m antar titik observasi. Setiap tahapan/proses eksplorasi harus dapat memenuhi strategi
pengelolaan suatu proyek/pekerjaan eksplorasi, antara lain : 1. Memperkecil resiko kerugian,
2. Memungkinkan penghentian kegiatan sebelum meningkat pada tahapan selanjutnya jika
dinilai hasil yang diperoleh tidak menguntungkan 3. Setiap tahapan dapat melokalisir
(menambah/mengurangi) daerah target sehingga probabilitas memperoleh keuntungan lebih
besar, dan 4. Memungkinkan penganggaran biaya eksplorasi per setiap tahapan untuk
membantu dalam pengambilan keputusan. Metoda geofisika merupakan salah satu metoda
yang umum digunakan dalam eksplorasi endapan bahan galian. Metoda ini tergolong kepada
metoda tidak langsung, dan sering digunakan pada tahapan eksplorasi pendahuluan
(reconnaissance), mendahului kegiatan-kegiatan eksplorasi intensif lainnya. Adapun tahapan-

tahapan pekerjaan yang umum digunakan dalam metoda geofisika adalah : 1. Survei
pendahuluan (penentuan lintasan) 2. Pemancangan (penandataan titik-titik ukur) dalam areal
target 3. Pengukuran lapangan 4. Pembuatan peta-peta geofisika 5. Penarikan garis-garis
isoanomali 6. Penggambaran profile 7. Interpretasi anomaly Metode-metode dalam geofisika
adalah sebagai berikut : 1. Metoda Gaya Berat Secara umum metoda gaya berat merupakan
metoda geofisika yang mengukur variasi gaya berat (gravitational) di bumi. Metoda ini jarang
digunakan pada tahapan lanjut eksplorasi bijih, namun cukup baik digunakan untuk
mendefinisikan daerah target spesifik untuk selanjutnya disurvei dengan metoda-metoda
geofisika lain yang lebih detil. Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya
perbedaan rapat massa (density) antar batuan. Adanya suatu sumber yang berupa suatu massa
(masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan akan menyebabkan terjadinya
gangguan medan gaya berat (relatif). Adanya gangguan ini disebut sebagai anomali gaya
berat. Karena perbedaan medan gayaberat ini relatif kecil maka diperlukan alat ukur yang
mempunyai ketelitian yang cukup tinggi. Alat ukur yang sering digunakan adalah Gravimeter.
Alat pengukur gayaberat di darat telah mencapai ketelitian sebesar 0.01 mGal dan di laut
sebesar 1 mGal. Beberapa endapan seperti zinc, bauksit, atau barit sangat sulit dideteksi
melalui metoda magnetik maupun elektrik, namun dapat dideteksi dengan metoda gaya berat
(gravity), tapi hanya untuk mengetahui profil batuan sampingnya (tidak dapat langsung
mendeteksi bijihnya) melalui anomali densiti. Prosedur Lapangan Targetan observasi harus
mempunyai kontras densiti yang jelas (significant) agar dapat dideteksi oleh gravimetri. Grid
(lintasan) yang umum digunakan cukup lebar yaitu antara 200 m s/d 1 km (500 ft s/d 1 mil).
Setiap titik pengamatan diusahakan bebas dari angin, pohon-pohon, pengaruh (getaran) tanah,
dll. Elevasi setiap titik observasi harus diketahui dengan akurat karena akan diperhitungkan
dalam pengkoreksian hasil pembacaan alat. Begitu juga dengan waktu setiap pengukuran.
Koreksi Hasil Observasi Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa, harga pengukuran
gayaberat di permukaan bumi dipengaruhi oleh 5 faktor. Sedangkan dalam melakukan survei
gayaberat diharapkan satu faktor saja yaitu variasi densitas bawah permukaan, sehingga
pengaruh 4 faktor lainnya (lintang, ketinggian, topografi, pasang surut) harus direduksi atau
dihilangkan dari harga pembacaan alat. a. Koreksi lintang (latitude) Koreksi terhadap titik
pengukuran terhadap kutub bumi. b. Koreksi elevasi (Free-Air Correction) Koreksi ini
merupakan koreksi terhadap pengaruh ketinggian pengukuran terhadap medan gravitasi bumi.
c. Koreksi Bouguer (Bougeur correction) Koreksi massa lapisan yang diasumsikan berada
diantara titik amat dengan bidang referensi d. Koreksi topografi (Terrain correction) Koreksi
topografi, Tc, adalah koreksi pengaruh topografi terhadap gayaberat pada titik amat, akibat

perbedaan ketinggian antara titik observasi dengan base. Anomali Bouguer Merupakan
anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil pengukuran lapangan dengan koreksikoreksi seperti yang telah diuraikan di atas. 2. Metoda Magnetik Beberapa tipe bijih seperti
magnetit, ilmenit, dan phirotit yang dibawa oleh bijih sulfida menghasilkan distorsi dalam
magnet kerak bumi, dan dapat digunakan untuk melokalisir sebaran bijih. Disamping aplikasi
landsung tersebut, metoda magnetik dapat juga digunakan untuk survei prospeksi untuk
mendeteksi formasi-formasi pembawa bijih dan gejala-gejala geologi lainnya (seperti sesar,
kontak intrusi, dll). Penggunaan metoda magnetik didalam prospek geofisika adalah
berdasarkan atas adanya anomali medan magnet bumi akibat sifat kemagnetan batuan yang
berbeda satu terhadap lainnya. Alat untuk mengukur perbedaan kemagnetan tersebut adalah
magnetometer. 2.1Sifat Umum Kemagnetan Batuan Medan magnet bumi secara sederhana
dapat digambarkan sebagai medan magnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa
yang terletak didalam inti bumi, namun tidak berimpit dengan pusat bumi. Medan magnet ini
dinyatakan dalam besar dan arah (vektor) dimana arahnya dinyatakan dalam deklinasi
(penyimpangan terhadap arah utara-selatan geografis) dan inklinasi (penyimpangan terhadap
arah horizontal). Kuat medan magnet yang terukur dipermukaan sebagian besar berasal dari
dalam bumi (internal field) mencapai lebih dari 90%, sedangkan sisanya adalah medan
magnet dari kerak bumi, yang merupakan target didalam eksplorasi geofisika, dan medan dari
luar bumi (external field). Karena medan magnet dari dalam bumi merupakan bagian yang
terbesar, maka medan ini sering juga disebut sebagai medan utama yang dihasilkan oleh
adanya aktivitas di dalam inti bumi bagian luar (salah satu konsep adanya medan utama ini
adalah dari teori dinamo). 2.2Kerentanan (susceptibilities) Batuan Kerentanan magnetik
merupakan parameter yang menyebabkan timbulnya anomali magnetik dan karena sifatnya
yang khas untuk setiap jenis mineral, khususnya logam, maka parameter ini merupakan salah
satu subjek didalam prospek geofisika. Telah diketahui bahwa adanya medan magnet bumi
menyebabkan terjadinya induksi magnetik yang besarnya adalah penjumlahan dari medan
magnet bumi dan magnet batuan dengan kerentanan magnetik yang cukup tinggi. Besaran ini
adalah total medan magnet yang terukur oleh magnetometer apabila remanan magnetiknya
dapat diabaikan. 2.3Penyajian Data Lapangan Hasil pengukuran oleh magnetometer
umumnya disajikan dalam bentuk Peta Anomali Magnetik dengan kontur yang
mencerminkan harga anomali yan sama. Dari peta ini, untuk kepentingan eksplorasi masih
memerlukan proses lebih lanjut untuk memperoleh daerah targetan atau daerah prospek. 2.4
Interpretasi 3. Metoda Potensial Diri (Self Potential) Metoda potensial diri pada dasarnya
merupakan metoda yang menggunakan sifat tegangan alami suatu massa (endapan) di alam.

Hanya saja perlu diingat bahwa anomali yang diberikan oleh metoda potensial diri ini tidak
dapat langsung dapat dikatakan sebagai badan bijih tanpa ada pemastian dari metoda lain atau
pemastian dari kegiatan geologi lapangan. Karena pengukuran dalam metoda potensial diri
diperoleh langsung dari hubungan elektrik dengan bawah permukaan, maka metoda ini tidak
baik digunakan pada lapisan-lapisan yang mempunyai sifat pengantar listrik yang tidak baik
(isolator), seperti batuan kristalin yang kering. Potensial diri yang ada di alam dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu : The small background potenstials, yang mempunyai
interval (fraksi) sampai dengan puluhan mV. Potensial alami ini juga dapat bernilai minus.
Potensial mineralisasi, yang mempunyai orde dari ratusan mV sampai dengan ribuan mV.
Ada dua alternatif dalam melakukan pengukuran metoda potensial diri ini : Cara yang
pertama, salah satu elektroda tetap, sedangkan yang satu lagi bergerak pada lintasannya.
Cara yang kedua, kedua elektroda bergerak bersamaan secara simultan, katakanlah dengan
interval 50 m. 4. Metoda Tahanan Jenis (Resistivity) Metoda geolistrik adalah salah satu
metoda geofisika untuk menyelidiki kondisi bawah permukaan, yaitu dengan mempelajari
sifat aliran listrik pada batuan di bawah permukaan bumi. Penyelidikan ini meliputi
pendeteksian besarnya medan potensial, medan elektromagnetik dan arus listrik yang
mengalir di dalam bumi baik secara alamiah (metoda pasif) maupun akibat injeksi arus ke
dalam bumi (metoda aktif) dari permukaan.Dengan metoda elektrik (salah satunya tahanan
jenis) mempunyai prinsip dasar mengirimkan arus ke bawah permukaan, dan mengukur
kembali potensial yang diterima di permukaan. Hanya saja perlu diingat bahwa untuk daerah
dengan formasi yang bersifat isolator metoda elektrik ini tidak efektif. Faktor Geometri
Dalam melakukan eksplorasi tahanan jenis (resistivitas) diperlukan pengetahuan secara
perbandingan posisi titik pengamatan terhadap sumber arus. Perbedaan letak titik tersebut
akan mempengaruhi besar medan listrik yang akan diukur. Besaran koreksi terhadap
perbedaan letak titik pengamatan tersebut dinamakan faktor geometri. Faktor geometri
diturunkan dari beda potensial yang terjadi antara elektroda potensial MN yang diakibatkan
oleh injeksi arus pada elektroda arus AB Konfigurasi Susunan Alat Untuk mempermudah
pekerjaan dan perhitungan interpretasi, penempatan elektroda diatur menurut aturan tertentu.
Beberapa aturan tersebut antara lain : Metoda Wenner Keuntungan dan keterbatasan metoda
Wenner : o Sangat sensitif terhadap perubahan lateral setempat (gawir/lensa setempat) o
Karena bidang equipotensial untuk benda homogen berupa bola, data lebih mudah diproses
atau dimengerti o Jarak elektroda arus dengan potensial relatif lebih pendek dari sehingga
daya tembus alat sama lebih besar o Memerlukan tenaga/buruh lebih banyak. Metoda
Schlumberger Keuntungan dan keterbatasan metoda Schlumberger : o Tidak terlalu sensitif

terhadap adanya perubahan lateral setempat, sehingga metoda ini dianjurkan untuk
penyelidikan

dalam

Anda mungkin juga menyukai