Anda di halaman 1dari 24

Nama : Sevriady Althur Duma

NIM : 20180611044133
Mata Kuliah : Ganesha Mineral dan Batubara

Susunan, komposisi dan unsur penyusun kerak bumi.

Kerak bumi merupakan lapisan kulit bumi paling luar (permukaan bumi). Kerak bumi terdiri
dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Lapisan kerak bumi tebalnya mencapai
70 km dan tersusun atas batuan-batuan basa dan masam. Namun, tebal lapisan ini berbeda
antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal lapisan kerak bumi mencapai 20-70 km,
sedangkan di dasar laut mencapai sekitar 10-12 km. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi
seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100°C.

Susunan Kerak Bumi


Kerak bumi atau Crush merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi)
Kerak bumi merupakan bagian terluar lapisan bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km. kerak
dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak bumi dominan tersusun oleh
feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima.
Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan berat jenis rata-rata
3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya
terutama berkomposisi basalt. Contoh dari kerak samudra di dunia adalah kerak samudra
Atlantik dan kerak samudra Pasifik. Kerak samudra juga sering pula disebut dengan lempeng
samudra. Lempeng samudra yang tertekan oleh magma menjadi penyebab naiknya bagian
lempeng yang kemudian disebut dengan pematang tengah samudra. Tekanan pada lempeng
yang terjadi secara terus menerus menyebabkan lempeng samudra begerak mendekati
lempeng benua yang berakhir dengan kedua lempeng saling bertabrakan. Akibat dari
tabrakan kedua lempeng tersebut adalah beberapa bagian yang naik atau terangkat dan
menjadi pegunungan dan mempercepat terjadinya penyebab tanah longsor.

2. Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya di sebut sial.
Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie 1982) rata-rata 35 km dengan berat
jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan granitis
karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.
Disamping perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua biasanya lebih tua dari
kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar 200 juta tahun atau Jura. Umur ini
sangat muda bila dibandingkan dengan kerak benua yang tertua yaitu sekitar 3800 juta tahun.
Contoh dari kerak benua yaitu kerak benua Amerika Selatan, kerak benua Amerika Utara,
kerak benua Afrika kerak benua Asia dan eropa. Terbentuknya kerak benua dihubungkan
dengan masa atau periode orogeny intensif yang terkait erat dengan terbentuknya super benua
seperti Pangaea, Gondwana serta Rodinia.
Unsur Penyusun Kerak Bumi
Kerak bumi tersusun atas berbagai unsur- unsur kimia seperti:

 silikon sebesar 27,7%


 alumunium sebesar 8,1%
 besi sebesar 5,0%
 kalsium sebesar 3,6%
 natrium sebesar 2,8%
 kalium sebesar 2,6%
 magnesium sebesar 2,1%.

Komposisi Kerak Bumi

Beberapa pendekatan telah dilakukan untuk memperkirakan komposisi kimia dan mineral
yang terkandung pada kerak bumi. Perkiraan kelimpahan batuan dan mineral yang
terkandung di dalam kerak bumi didasarkan pada berat jenis batuan dalam lapisan batuan
dan lapisan bagian atas kontinen yang tergantung pada kelimpahan endapannya dan
asumsi perubahan gradual dari batuan granit di bagian atas kerak bumi sampai gabro
dekat Moho (Ronov dan Yaroshevsky, 1969; dalam Condie, 1982).

Komposisi lapisan sedimen di daerah samudera diperkirakan dari kelimpahan sedimen


dan lapisan yang disusun oleh sebagian sedimen dan sebagian lain oleh toleiit K-rendah.
Data menunjukkan batuan gneiss-granit dan batuan mafik atau granulit merupakan jenis
batuan paling banyak di dalam kerak bumi, sedangkan batuan sedimen hanya 8%.
Klasifikasi Batuan dan Penamaan Batuan

Klasifikasi Batuan
I.BATUAN BEKU
Terjadi dari magma (batuan cair) yang mengalami proses pendinginan,kemudian membeku.

BERDASARKAN TEMPAT PEMBEKUAN BATUAN BEKU DIBAGI MENJADI 3

1.Batuan beku dalam(intrusi)


pembekuannya terjadi di dalam,jauh dibawah permukaan bumi.Proses pendinginannya sangat
lambat.Hal ini mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral besar-besar dan sempurna serta
kompak.
struktur mineral seperti itu disebut Struktur plutonik atau granites(holokristalin)Batuan beku dalam
disebut batuan Abisis.Contoh batuan granit,diorit,sienit ,dan gabro. Berdasarkan proses terjadinya
batuan dibedakan menjadi tiga bentuk yakni :

2.Batuan beku gang atau korok atau hipabisis


Sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa
gunung api,kemudian menjadi dingin dan membeku.Proses pemekuannya relatif lebih cepat,sehingga
hablur-hablur (kristal-kristal) yang terjadi tidak sekompak bayuan beku dalam.Struktur batuan beku
gang disebut Struktur porfiris.Contoh :Granit,porfirisdiorit,porfiris sienit,dan porfiri.

3.Batuan beku luar atau batuan beku effusive


Batuan beku macam ini terjadi dari magma yang mencapai permukaan bumi,kemudian
membeku.Proses pembekuannya cepat sekali,sehingga dapat terbentuk kristal(hablur)Misalnya pada
tekstur porfiritik.
BERDASARKAN KANDUNGAN SiO2
Berdasarkan kandungan SiO2-nya, batuan dibagi menjadi:
 Batuan Beku Asam
Batuan beku asam adalah jenis batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 lebih dari 66%.
Contoh batuan beku asam yaitu batu riolit.
 Batuan Beku Intermediate
Batuan beku intermediate adalah batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 52%
hingga 66%. Contoh batuan beku intermediate yaitu batu dasit.
 Batuan Beku Basa
Batuan beku basa adalah jenis batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 45%
hingga 52%. Contoh batuan beku basa yaitu batu andesit.
 Batuan Beku Ultra Basa
Batuan beku ultra basa adalah jenis batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 kurang dari
45%. Contoh batuan beku ultra basa yaitu batu basalt.
BERDASARKAN INDEKS WARNANYA
batuan beku dibedakan menjadi 3 hingga 4 macam jenis:
Menurut S.J. Shand (1943), berdasarkan indeks warnanya batuan beku dibedakan menjadi 3 jenis
yaitu:
 Leucoctaris rock, yaitu batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik kurang dari 30%.
 Mesococtik rock, yaitu batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik sebanyak 30%
hingga 60%.
 Melanocractik rock, yaitu batuan beku yang mengandung kadar mineral mafik lebih dari
60%.

Menurut S.J. Ellis (1984), berdasarkan indeks warnanya batuan beku dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
 Holofelsic, yaitu jenis batuan beku yang memiliki indeks warna kurang dari 10%.
 Felsic, yaitu jenis batuan beku yang memiliki indeks warna antara 10% hingga 40%.
 Mafelsic, yaitu jenis batuan beku yang memiliki indeks warna antara 40% hingga 70%.
 Mafik, yaitu jenis batuan beku yang memiliki indeks warna lebih dari 70%.

II.BATUAN SEDIMEN
Batuan beku yang tersingkap di permukaan bumi akan mengalami penghancuran oleh pengaruh
cuaca,kemudian diangkat oleh tenaga alam seperti air,angin,gletser,dan diendapkan di tempat
lain,sehingga terbentuk batuan sedimen.

BERDASARKAN PROSES TERJADINYA BATUAN SEDIMEN DIBEDAKAN ATAS


:
a.Batuan Klastik atau Mekanik
adalah batuan yang terbentuk dari gumpalan batu besar yang diangkut dari lereng gunung melalui
air hujan lalu diangkut oleh arusd sungai dan kemudian diendapkan di daereah hilir dalam bentuk
pasai yang susunan kimiawinya masih sama dengan batuan asal.Ini berarti pengendapan itu
melalui proses mekanik.
Contoh batuan klastik yaitu :
1.breksi
2.klonglomerat
3.pasir
4.tanah liat.

b.Batuan sedimen kimiawi.


Adalah batuan yang terbentuk melalui proses kimiawi,seperti yang terjadi pada batu kapur di
bagian atap gua kapur.Batu kapur yang diresapi air hujan yang mengandung karbon dioksida akan
larut dalam bentuk larutan kapur.Sebagian larutan itu menetes dari atap gua dan jatuh ke dasar
gua yang kering,sebagian lagi menempel pada bagian atas gua sehingga terbentuklah endapan
kapur sebagai sisa penguapanair kapur pada saat larutan itu menetes.Terbentuklah stalaktit dan
stalakmit yang merupakan contoh batuan kimiawi.

c.Batuan sedimen organis dibentuk dari penumpukan sisa-sisa tumbuhan dan hewan.contoh batu
karang.
BERDASARKAN TENAGA PENGANGKUTNYA(MEDIANYA) BATUAN SEDIMEN
TERBAGI ATAS :

a). Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.
b). Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga
angin. contohnya : tanah loss, sand dunes.
c) Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. contohnya
morena, drimlin.

BERDASARKAN TEMPAT DIENDAPKANNYA DIBEDAKAN MENJADI :

a.sedimen terestris diendapkan didarat.contoh:batu tuf,batu pasir,tanah loss


b.sedimen marine diendapkan di laut,contoh:batu karang,batu garam
c.sedimen fluvial diendapkan disungai,contoh:pasir,tanah liat.
d.sedimen limnis diendapkan di danau/rawa,contoh tanah rawa dan tanah gambut.
e.sedimen glasial diendapkan di daerah ber es ,contoh batu morena.

III.BATUAN METAMORF

Batuan metamorf :adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal akibat proses metamorfosis yaitu suatu
proses yang dialami batuan asal akibat tekan dan suhu yang sama-sama meningkat.
Batuan metamorfosis diklasifikasikan sebagai berikut.

a.batuan metamorfik termik(kontak):adalah batuan yg terbentuk karean kanikan suhu.Misalnya batuan


kapur berubah menjadi marmer/pualam. Contoh:tambang marmer di Ciputat ,bandung dan
Tulungagung
.
b,batuan metamorf dinamik :adalah batuan yang terbentuk akibat tekanan datri lapisan di atasnya
dalam waktu yang lama.Batuan metamorf dinamik disebut juga batuan metamorf kinetis. Contoh batu
tulis(sabak) yang berasal dari tanah liat.

c.batuan metamorf kontak pneumatolotik adalah batuan yang terbentuk akibat adanya penembagan
suhu disertai menyusupnya unsur-unsur lain(zat lain). Contoh:kuarsa yang dalam proses
metamorfosisnya disusupi unsur boron akan menghasilkan turmalin,sedangkan jika disusupi
fluorium akan menghasilkan topas.
Penamaan Batuan
1. Penamaan Batuan Beku
Penamaan batuan beku ditentukan berdasarkan dari komposisi mineral-mineral utama
(ditentukan berdasarkan persentase volumenya) dan apabila dalam penentuan komposisi
mineralnya sulit ditentukan secara pasti, maka analisis kimia dapat dilakukan untuk
memastikan komposisinya. Yang dimaksud dengan klasifikasi batuan beku disini adalah
semua batuan beku yang terbentuk seperti yang diuraikan diatas (volkanik, plutonik,
extrusive, dan intrusive). Dan batuan beku ini mungkin terbentuk oleh proses magmatik,
metamorfosa, atau kristalisasi metasomatism.

SEBAGAI AKIBAT DARI TINGKAT /


DERAJAT PENDINGINAN DAN PEMBEKUAAN MAGMA

TEKSTUR BATUAN

AFANITIK (Halus) PORFIRITIK FANERIK (Kasar)

PENDINGINAN CEPAT PADA AWALNYA LAMBAT PENDINGINANLAMBAT


KEMUDIAN CEPAT

MENCAPAI PERMUKAAN / DIDALAM KERAK


DALAM AIR DIBAWAH PERMUKAAN

Tekstur Batuan Beku

Penamaan batuan beku didasarkan atas TEKSTUR BATUAN dan KOMPOSISI MINERAL.
Tekstur batuan beku adalah hubungan antar mineral dan derajat kristalisasinya.
Tekstur batuan beku terdiri dari 3 jenis, yaitu Aphanitics (bertekstur halus), Porphyritics
(bertekstur halus dan kasar), dan Phanerics (bertekstur kasar). Pada batuan beku kita
mengenal derajat kristalisasi batuan: Holohyaline (seluruhnya terdiri dari mineral
amorf/gelas)), holocrystalline (seluruhnya terdiri dari kristal), dan hypocrystalline (sebagian
teridiri dari amorf dan sebagian kristal). Sedangkan bentuk mineral/butir dalam batuan beku
dikenal dengan bentuk mineral: Anhedral, Euhedral, dan Glass/amorf.
Komposisi mineral utama batuan adalah mineral penyusun batuan (rock forming minerals)
dari Bowen series, dapat terdiri dari satu atau lebih mineral. Komposisi mineral dalam batuan
beku dapat terdiri dari mineral primer (mineral yang terbentuk pada saat pembentukan batuan
/ bersamaan pembekuan magma) dan mineral sekunder (mineral yang terbentuk setelah
pembentukan batuan).

Dalam tabel di bawah, diperlihatkan jenis batuan beku Intrusif dan batuan beku Ekstrusif dan
batuan Ultramafik beserta komposisi mineral utama dan mineral sedikit yang menyusun pada
setiap jenis batuannya.

GRANITIS ANDESITIS BASALTIS ULTRAMAFIS


Intrusive Granite Diorite Gabro Peridotite
Extrusive Rhyolite Andesite Basalt
Komposisi Kuarsa,K- K-Ca Ca- Olivine
Mineral Feldspar Na- Plagioclase Plagioclase Pyroxene
Utama Plagioclas Amphibol, Pyroxene
Biotite
Mineral Muscovite, Pyroxene Olivine Ca-Plagioclase
Sedikit Biotite Amphibole (Anorthite)
Amphibole
2. Penamaan Batuan Sedimen
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian (data deskriptif)
yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian batuan sedimen
silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan bentuk butir, struktur dan
komposisi (Tabel 3.9), yaitu :
1. Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen
membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati, maka
penamaaan tambah1an dapat diberikan berdasarkan komposisi utama fragmen batuan
tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.
2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini dapat
ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir berlapis, batupasir
silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal batupasir kuarsa.
3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir lempung,
batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih adalah batulempung
atau batulanau berstruktur laminasi.
Tabel 3.9 Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur Komposisi Nama batuan Ciri-ciri khas


mineral/fragmen
Rudit Komposisi sejenis atau Konglomerat Fragmen umumnya
(2 – 256 mm) campuran, terutama bulat atau agak
dengan rijang, kuarsa, membulat
granit, kuarsit,
batugamping dll.
Breksi Fragmen umumnya
runcing, dan menyudut
Fanglomerat Kipas aluvial yang
mengalami pembatuan
Pecahan batuan Tillit Umumnya tidak
bercapur dengan terpisah. Fragmen
semen batuan terdapat bekas
goresan
Arenit Terutama kuarsa 25%, Arenit atau Pemilahan baik dan
(1/16 – 2 mm) felspar kalium atau batupasir kuarsa bersih
plagioklas 10-25%.
Pecahan batuan: basal,
riolit, batusabak dll.
Mineral mika, serisit,
klorit, bijih besi.
Arkose Pemilahan jelek,
warna abu-abu
kemerahan
Batupasir felspatik Lebih dewasa dari
Graywacke arkose antara
subgraywacke graywacke dan arenit
Lutit Umumnya mineral Batulanau Antara batupasir dan
(1/16 – 1/256 mm) lempung, kuarsa, opal, serpih
kalsedon, klorit dan
bijih besi.
Serpih Mudah membelah,
Batulumpur tidak plastis, bila
Batulempung dipanasi menjadi
plastis

Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :

1. Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.


2. Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.
3. Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).
Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non klastika.
Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat disebut batugamping
berfosil. Sedangkan batuan karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit
disebut batugamping kristalin. Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen berbutir
lanau dan lempung, tersusun oleh bahan silisiklastika dan karbonat (Tabel 3.10 dan Tabel
3.11).
Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan piroklastika yang telah
dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri dari tuf (halus dan kasar), batulapili,
breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar 3.8). Dalam beberapa hal, secara megaskopik,
warna yang sangat khas dapat ditambahkan untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau,
batupasir merah, batulempung hitam dsb.

Tabel 3.10 Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/Struktur Komposisi Nama batuan Ciri-ciri khas
mineral/fragmen
Rapat, afanitik, Terutama kalsit Batugamping Breaksi dengan HCl,
berbutir kasar, mengandung organik,
kristalin, porus, oolit bioklastika,
dan mosaik
Terutama dolomit Dolomit Tidak segera bereaksi
dengan HCl, jarang
mengandung fosil,
berbutir sedang
Berbutir halus Kristal halus dengan Kapur Putih – abu-abu
mikroorganisme terang, sangat rapuh,
mengandung fosil
Karbonat dan Napal Abu-abu terang,
lempung rapuh, pecahan
konkoidal
Rapat dan berlapis Campuran silika, opal Rijang Warna beragam,
dan kalsedon dll. keras, kilap non
logam, konkoidal
Terutama gips Gips Evaporit, tidak
Anhidrit sendiri melainkan
Terutama malit berasosiasi dengan
mineral/batuan lain.
Dijumpai kristal yang
mengelompok
Masif atau berlapis Mineral fosfat dan Fosforit Diperlukan
fragmen tulang penentuan kadar
P2O3
Amorf, berlapis, Humus, tumbuhan Batubara, lignit Warna coklat,
tebal pecahan prismatik

3. Penamaan Batuan Metamorf


Kriteria Penamaan Batuan Metamorf :
1. Asal Batuan
2. Mineral batuan metamorf
3. Tekstur
4. Penamaan secara khas
5. Tekstur dan mineralogi

Contoh :
 Metabasit : batuan metamorf yang berasal dari batuan beku
 Metapelit : batuan metamorf yang berasal dari batuan sedimen.
 Metasedimen, metabatupasir, metabatulempeng : semuanya mengisyaratkan asal
batuan.
 Filit, sekis, genis, hornfels : penamaan batuan metamorf berdasarkan tekstur.
 Kuarsit, serpentinit, hornblendit, glukofanitik : berdasarkan kandungan mineralogi.
 Milonit : batuan metamorf kataklastik disusun oleh matriks 50-90% dan sisanya
berupa porfiroklas, apabila porfiroklas kurang dari 10% disebut : ultra-milonit.
 Pilonit : metamorf kataklastik kaya mineral pilosilikat (slate)
 Hornfles : batuan metamorf tekstur granoblastik disekitar intrusi.
 Penamaan batuan metamorf berdasarkan penamaan khas seperti : sekis hijau, sekis
biru, amfibolit, serpentinit, eklogit, granulit, migmatit.

Penamaan batuan metamorf dilihat dari struktur batuan metamorf itu sendiri, apakah
batauan tersebut termasuk foliasi maupun non-foliasi. Berikut adalah table penjelasan
batuan menatmorf menurut tekstur, derajat metamorfosa, dan batuan asalnya.
Nama-nama batuan metamorf, tekstur batuan, derajat metamorfosa, dan batuan asal
Derajat
Batuan Metamorfik Tekstur Batuan Asal
Metamorfosa
Slate Foliasi Rendah Serpih (Shale)
Phyllite Foliasi Rendah – sedang Serpih (Shale)
Mica Schist Foliasi Sedang – tinggi Serpih (Shale)
Gneiss Foliasi Tinggi Granit, Andesit
Marble Non-foliasi Rendah – tinggi Batugamping, Dolomit
Quartzite Non-foliasi Sedang – tinggi Batupasir Kuarsa
Amphibolite Non-foliasi Sedang – tinggi Basalt, Gabro
Chlorite Schist (Green Foliasi Rendah Basalt
schist)
Hornfels Non-foliasi Metamorfosa Semua jenis batuan
kontak
Talc schist Foliasi Rendah Peridotit
Defenisi dan Pengertian mineral
Definisi Mineral
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur
dalam sistem kristal dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya
bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni
dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui
misalnya berupa senyawaan organik biasanya tidak termasuk.
Mineral juga dapat diartikan sebagai suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai sifat-
sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya,
atau dikenal sebagai struktur kristal.
Mineral dapat dijumpai dimana-mana disekitar, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau
pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai
ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang
seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan
padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Dalam wujud yang selain itu,
mineral juga memungkinkan ditemui dalam bentuk kristal.
Berikut ini adalah beberapa definisi mineral oleh para ahli:
1. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi kimia tertentu atau
dalam batas-batas tertentu atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap,
dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
2. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-atom yang
tersusun secara teratur.
3. D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen mempunayai komposisi
kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

Pengertian Mineral
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
mineral/mi·ne·ral/ n 1 benda padat homogen bersifat takorganis yang terbentuk secara alamiah dan mempunyai
komposisi kimia tertentu, jumlahnya sangat banyak, misalnya tembaga, emas, intan; barang tambang; pelikan;
Klasifikasi Mineral

PENGGOLONGAN MINERAL
Berdasarkan kandungan unsur kimianya mineral-mineral pembentuk batuan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok ,antara lain:
A. Mineral Native (mineral unsur tunggal)
B. Mineral Sulfida
C. Mineral Oksida & Mineral Hidroksida
D. Mineral Halida/Halogenida
E. Mineral Karbonat
F. Mineral Sulfat
G. Mineral Fosfat
H. Mineral Silikat

A. MINERAL NATIVE
Elemen nativ
Elemen nativ atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya memiliki satu
unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain unsur
pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika
ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun
tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral elemen nativ ini terdiri dari tiga
bagian yaitu:
Logam/Metal, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah : Cooper (Cu), Gold (Au),
Silver (Ag), Platinum (Pt), Nicel-Iron (Ni-Fe), Mercury (Mg).
Unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa. Perawakannya (yang umum ditemui)
berbentuk masif-dendritik; bidang belahan yang jelas jarang ditemui; merupakan penghantar listrik
yang baik. Pada umumnya sistem kristal adalah isometrik.

I. Nama Mineral : Perak


 Deskripsi megaskopis :
 Warna : Putih – Perak
 Kilap : Metalik
 Gores : Putih keperakan – abu-abu terang
 Pecahan : Hackly
 Belahan : -
 Rumus Kimia: Ag
 Sistem Kristal: Isometrik
 Mineral Asosiasi : Tembaga
 Lingkungan Pembentukan : Batuan basalt vulkanik, urat hidrotermal dan mesotermal
 Berat Jenis (SG) : 10.1 - 11.1 g / cm 3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan : 2,5 - 3 skala mohs
 Transparansi : Buram
2. Semi Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah : Arsenic (As),
Antimony (Sb), Bismuth (Bi).
Merupakan penghantar listrik yang kurang baik; biasanya terdapat pada massa nodular. Pada
umumnya sistem kristal adalah Heksagonal.

I. Nama Mineral : Antimony


 Deskripsi Megaskopis :
 Warna : abu-abu
 Gores : abu-abu
 Kilap : Metalik
 Belahan : sempurna
 Rekahan : Sub-Conchoidal
 Rumus Kimia : Sb
 Sistem kristal : Orthorhombic
 Mineral asosiasi : galena, pirit, cinnabar, kalsit, barit, kuarsa
 Lingkungan pembentukan: urat-urat atau deposit pengganti
 Berat Jenis (SG): 4.63 g/cm3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan : 2 skala mohs
 Transparansi : Buram

3. Non Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah : Sulfur
(S), dan Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C)
Tidak dapat menghantarkan arus listrik; berwarna transparant (jernih dan jelas) hingga transculent
(tembus cahaya) dan cenderung mempunyai nidang belahan kristal yang jelas. Sistem kristalnya dapat
berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombik, intan sistem kristalnya isometrik, dan
graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya, berat jenis dari mineral-mineral ini
tinggi, kisarannya sekitar 6.

I. Nama Mineral : Sulfur

 Deskripsi Megaskopis :
 Warna : Kuning, belerang-kuning,
kuning kecoklatan atau kehijauan, oranye, putih
 Belahan : Tidak Sempurna
 Kilap: Resin, berminyak
 Goresan : Tidak berwarna
 Rumus kimia : S
 Sistem Kristal : Orthorhombic
 Keterdapatan : Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumut, Maluku
 Berat Jenis (SG) : 2.07 g / cm 3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan : 1½ - 2½ skala mohs
 Transparansi : Transparan, Tembus
B. MINERAL SULFIDA
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi antara
unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsur utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki
kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau
sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian
terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah
kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral
dengan sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan oleh karena itu,
mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur
utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan
diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur utamanya umumnya
logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut
berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.

I. Nama Mineral : Gelena

 Deskripsi Megaskopis :
 Warna : abu-abu timah
 Kilap : Metalik, Kusam
 Belahan : sempurna
 Goresan : abu-abu timah
 Pecahan : Sub-conchoidal
 Rumus kimia : PbS
 Sistim Kristal : Isometrik
 Mineral Asosiasi : Sphalerite, argentite
 Lingkungan Pembentukan: Endapan hidrotermal dengan suhu sedang
 Berat Jenis (SG) : 7,58 g / cm 3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan : 2,5 skala mohs
 Transparansi : Buram
II. Nama Mineral : Pirit

 Deskripsi Megaskopis :
 Warna : Kuning pucat-kuning
 Kilap : Metalik
 Belahan : Buruk / Tidak jelas
 Goresan : Hitam kehijauan
 Rekahan: Tidak Teratur / Tidak Merata, Konoid
 Rumus kimia : FeS2
 Sistim Kristal : Isometrik
 Mineral asosiasi: Mineral sulfida dan mineral emas
 Lingkungan Pembentukan: Di daerah mineral sulfide
 Berat Jenis (SG) : 5-5.6 g / cm 3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan : 6 - 6½ skala mohs
 Transparansi: Buram

C. MINERAL OKSIDA & HIDROKSIDA


Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi unsur tertentu
dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-).
a. OKSIDA
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu.
Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding
mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama
dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

I. Nama mineral: Hematite

 Deskripsi Megaskopis :
 Warna: Hitam, coklat kemerahan
 Kilap: Logam
 Goresan: Coklat kemerahan
 Belahan : -
 Rumus Kimia : Fe2O3
 Sistem kristal : Hexagonal
 Mineral Asosiasi : Magnetite
 Lingkungan Pembentukan : Batuan beku
 Berat jenis (SG) : 5.26 g / cm 3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan : 5-6 skala mohs
 Transparansi : Buram
b. Hidroksida
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan unsur-
unsur tertentu dengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan
dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah
unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah Manganite MnO(OH), Bauksit
[FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).
I. Nama mineral: Limonite

 Deskripsi Megaskopis :
 Warna: Cokelat muda hingga cokelat,
mungkin cokelat kekuningan
 Goresan : Coklat kekuningan menjadi merah
 Kilau: Bersahaja
 Pecahan: Tidak merata
 Belahan: -
 Rumus kimia: Fe2O3.H2O
 Sistem Kristal: Amorf
 Mineral Asosiasi: Pyrite, siderite, markasit
 Lingkungan Penambangan : Zona oksidasi endapan besi atau mineral residu.
 Berat jenis (SG): 2.7 - 4.3 g / cm 3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan: 4 - 5½ skala mohs
 Transparansi: Transparan - semi buram
D. MINERAL HALIDA/HALOGENIDA
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa dengan unsur-unsur Halogen
(Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine)
Umumnya ditemui dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa diantaranya ditemui dalam sequen
evaporite, seperti Halite (NaCl), hal ini merupakan alterasi dari Lapisan-lapisan batuan sedimen yang
mengandung evaporite seperti Gypsum, Halite dan Batuan Potash (batuan berkalium-Karbonat) dalam
sebuah sequen yang sempurna antara lapisan dengan batuan-batuan seperti Marl dan Limestone.
Halides yang lainnya seperti Flourite terbentuk lapisan-lapisan hidrothermal. Golongan Halides
bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara 2 – 4,5), mempunyai sumbu simetri kristal yang berbentuk
kubik, Berat Jenis cenderung rendah. Contoh mineral-mineral golongan Halides antara lain Sylvite
(KCl), Cryolite (Na3AlF6), Atacamite [Cu2ClC(OH)5].

I. Nama Mineral : Cerargyrite


 Deskripsi Megaskopis :
 Warna: Putih abu-abu, kekuningan kadang tidak berwarna
 Gores: -
 Pecahan: Tidak Merata – sub-conchoidal
 Belahan: -
 Rumus Kimia: AgCl
 Sistem Kristal: Isometrik
 Mineral Asosiasi: Native silver, galena, cerrusite
 Lingkungan Penambangan: Bagian atas zona vein silver
 Berat Jenis (SG) : 5.556 g / cm 3
 Sifat Fisik:
 Kekerasan: 1 - 1,5 skala mohs
 Transparansi: Buram
E. MINERAL KARBONAT
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO 3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan
dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini
merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. karbonat juga terbentuk
pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite.
Dalam kelas karbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO 3)2,
calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO 3)
dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).

I. Nama Mineral : Dolomite


 Deskripsi Megaskopis :
 Warna: Tak berwarna, putih, abu-abu, peach,
merah muda, kuning dan oranye.
 Gores: Putih
 Kilap: Kilap kaca
 Belahan: Tiga arah belahan
 Rekahan: Choncoidal

 Rumus Kimia : (Ca, Mg)CO3


 Sistem kristal: Trigonal
 Mineral asosiasi: Fluorit, barit, kalsit, siderite, kuara dan mineral-mineral bijih metalik
 Lingkungan Penambangan: Pada batuan sedimen terutama pada batuan dolomit atau gamping.
Serta, pada batuan metamorf dengan temperatur tinggi dan vein hidrotermal dengan
temperatur rendah
 Berat Jenis (SG) : 2.8-3 g / cm 3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan: 3.5-4 skala mohs
 Transparansi: Transparan

II. Nama Mineral : Calcite


 Deskripsi Megaskopis :
 Warna: Tak berwarna, putih, kuning, coklat, merah.
 Gores: Putih
 Kilap: Kilap kaca
 Belahan: Sempurna
 Rekahan: Choncoidal
 Rumus Kimia : CaCO3
 Sistem kristal: Heksagonal
 Mineral asosiasi: Sulfide, Kuarsa, Fluorite, Barit, Dolomite, Siderit
 Lingkungan Penambangan: Pada lingkungan batuan beku, sedimen, maupun metamorf. Dapat
pula ditemukan pada aliran air atau daerah sekitar mata air
 Berat Jenis (SG) : 2.71 g / cm 3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan: 3 skala mohs
 Transparansi: Transparan sampai Buram
F. MINERAL SULFAT

Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4)2- . Mineral sulfat adalah kombinasi logam dengan anion sufat
tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi
kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.
Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti
sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-
masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium sulfate), celestite
(strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga
termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.

I. Nama Mineral : Barite


 Deskripsi Megaskopis :
 Warna: Kuning
 Gores: Kuning
 Kilap: Greasy
 Belahan: Tidak sempurna
 Rekahan: Tidak merata

 Rumus Kimia : BaSO4


 Sistem kristal: Orthorombik
 Mineral asosiasi: Mineral mineral bijih logam
 Lingkungan Penambangan: Pasir berat berasal dari zona metamorf antara mengandung silika
marmer dan batu ultramafik
 Berat Jenis (SG) : 4.5 g / cm 3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan: 1.5-2.5 skala mohs
 Transparans : Transparan

II. Nama Mineral : Gypsum


 Deskripsi Megaskopis :
 Warna: Putih, abu abu, coklat
 Gores: Putih
 Kilap: Kaca
 Belahan: -
 Rekahan: Tidak Merata
 Rumus Kimia : (CaSO4.2H2O)
 Sistem kristal: Monoklin
 Mineral asosiasi: Mineral mineral sulfat yang lainnya
 Lingkungan Penambangan: Pada cebakan batuan beku yang di dalamnya terdapat proses
oksidasi deposit sulfida
 Berat Jenis (SG) : 2.3-2.4 g / cm 3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan: 2 skala mohs
 Transparansi: Transparan
G. MINERAL FOSFAT
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Phospate(PO4)3-. Ribuan species dari
golongan ini dapat dikenali, namun keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates, seperti
Arsenic merupakan mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-anggotanya secara keseluruhan
membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides.
Sifat dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna dan
kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan Phospates seperti : Torbenite
[Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O], Autunite [Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O], Lazulite
[(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2], Turquoise [CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O.
Contoh mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah Vivianite [Fe+2(PO4)2.8H2O],
Wavellite [Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O], Apatite [Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)].

I. Nama Mineral : Apatite


 Deskripsi Megaskopis :
 Warna: Berbagai warna
 Gores: Putih
 Kilap: Vitreous
 Belahan: Indiscernible
 Rekahan: Choncoidal
 Rumus Kimia : ((CaF)Ca4(PO4)3)
 Sistem kristal: heksagonal

 Mineral asosiasi: Kuarsa, feldspar, kalsit, magnetite, muskovit, phlogopite, nepheline,


diopside
 Lingkungan Penambangan: Di daerah pembentukan batuan metamorf
 Berat Jenis (SG) : 3.1-3.2 g / cm 3
 Sifat fisik :
 Kekerasan: 5 skala mohs
 Transparansi: Translucent
H. MINERAL SILIKAT
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah satu dari Si – O tetrahedra
(SiO4)4- tunggal atau berantai. Silikat adalah golongan mineral yang paling besar dan sangat
berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini silikat adalah unsur pokok penyusun batuan beku dan
batuan metamorf.
Mineral-mineral silikat cenderung bersifat : keras, berwarna transparant (jernih dan tembus cahaya)
hingga translucent (tembus cahaya) dan mempunyai Berat Jenis rata-rata sama. Pada umumnya dalam
semua struktur silicat, silicon berada diantara 4 atom oksigen (kecuali yang terbentuk pada tekanan
yang ekstrim).

I. Nama Mineral : Chrysocolla


 Deskripsi Megaskopis :
 Warna: Hijau terang atau kebiruan
 Gores: Hijau terang
 Belahan: -
 Rumus Kimia: (Cu,Al)2H2Si2O5(OH)4.nH2O
 Sistem Kristal: Monoklin

 Mineral Asosiasi: Azurite, malachite, cuprite


 Lingkungan Penambangan: Pada zona oksidasi endapan tembaga
 Berat Jenis (SG) : 1.93 - 2.4 skala mohs
 Sifat Fisik :
 Kekerasan: 2,4 skala mohs
 Transparansi: Translucent

II. Nama Mineral : Kaolinite


 Deskripsi Megaskopis :
 Warna: Putih, abu abu, coklat, jingga
 Gores: Putih
 Kilap: Tanah
 Belahan: Sempurna

 Rumus Kimia : (Al2 (Si2O5 (H2O)))


 Sistem kristal: Monoklin
 Mineral asosiasi: Mineral mineral lempung lainnya seperti illite dan sebagainya
 Lingkungan Penambangan : Hasil pelapukan dari mineral aluminium yang berupa feldspar
 Berat Jenis (SG) : 2.6 g / cm 3
 Sifat Fisik :
 Kekerasan: 2-2.5 skala mohs
 Transparansi: Buram
DAFTAR PUSTAKA
https://informazone.com/struktur-lapisan-bumi/
https://ilmugeografi.com/geologi/kerak-bumi
https://www.academia.edu/34730745/Komposisi_dan_Lapisan_Bumi_Struktur_Dalam_Bumi
https://www.academia.edu/16317583/Geologi_dan_Pengenalan_Mineral
https://kbbi.web.id/mineral
https://www.mindat.org/
https://www.academia.edu/30576544/Mineral_Bijih_Mineral_Asosiasi_Dan_Mineral_Gangue

Anda mungkin juga menyukai