Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Geologi adalah ilmu pengetahuan bumi mengenai asal, struktur, komposisi
dan sejarahnya (termasuk perkembangan, kehidupan) serta proses-proses yang
menyebabkan keadaan bumi seperti sekarang ini(Written n Brooks, 1972 ;204).
Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos.Logos yang berarti ilmu
apabila digabungkan dengan mineral maka arti Mineralogi adalah Ilmu
tentang Mineral. Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang
mempelajari tentang mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam
bentuk kesatuan.
Mineral adalah bahan anorganik, terbentuk secara alamiah, seragam dengan
komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan mempunyai struktur
kristal karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan sifat fisiknya. Saat ini telah
dikenal lebih dari 2000 mineral. Sebagian merupakan mineral- mineral utama
yang dikelompokkan sebagai Mineral Pembentuk Batuan. Mineral- mineral
tersebut terutama mengandung unsur-unsur yang menempati bagian terbesar di
bumi, antara lain unsur Oksigen (O), Silikon (Si), Aluminium (AL), Besi (Fe),
Kalsium (Ca), Sodium (Na), Potasium (K) dan Magnesium (Mg).
Mineral dapat dikenal dengan menguji sifat fisik umum yang dimilikinya.
Sebagai contoh, garam dapur halite (NaCl) dapat dengan mudah dirasakan.
Komposisi kimia seringkali tidak cukup untuk menentukan jenis mineral,
misalnya mineral grafit (graphite) dan intan (diamond) mempunyai satu
komposisi yang sama yaitu karbon (C).
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar
beberapa sifat-sifat mineral atau kristal tergantungbkepada sifat-sifat mineral atau
kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga krpada susunan ruang
dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal atau
mineral komposisi kimia kerak bumi dibagi menjadi kerak mantel dan inti bumi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang dilakukan selama praktikum sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu "Rock Forming Minerals".

ROCK FORMING MINERALS


1
2. Dapat mengidentifikasi jenis mineral yang terkandung dalam setiap jenis
batuan.

1.3 Alat dan Bahan

A.Alat
Adapun alat-alat yang wajib di bawa selama kegiatan praktikum sebagai
berikut:
1. Loop
2. Komperator batuan beku
3. Alat tulis
4. Hp
B.Bahan
Adapun bahan yang di perlukan selama praktikum sebagai berikut:
1. Contoh batuan

1.4 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah :
1. Diamati mineral-mineral yang ada pada batuan dengan menggunakan loop
2. Dicatat mineral-mineral yang ditemukan pada batuan tersebut
3. Difoto setiap mineral yang diamati
4. Ditentukan nama batuan

ROCK FORMING MINERALS


2
BAB II
DASAR TEORI

Mineral dapat kita identifikasikan sebagai bahan padat anorganik yang


terdapat secara alamiah yang terdiri dari unsur-unsur kmiawi dalam perbandingan
tertentu, dimana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang
sistematis. Mineral dapat berwujud batuan, tanah atau pasir yang diendapkan pada
dasar sungai. Studi yang mempelajari tentang egala sesuatu tentang mineral
disebut dengan mineralogy, di dalamnaya juga mencakup pengetahuan tentang
Kristal yang merupakan susunan utama dalam suatu mineral (Noor, 2009).
Sejarah awal terbentuknya bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya
seluruh bagian luar dari bum ini terdiri dari batuan beku. Dengan perjalanan dari
waktu ke waktu serta perbahan keadaan, maka terjadilah perubahan-perubahan
uang diertai dengan pembentukan kelompokk-kelompok batuan yang lainnya,
proses ini disebut dengan siklus batuan. Batuan bekunterbentuk sebagai akibat
dari pembekuan dan pembentukan magma, pendinginan magma berupa lelehan
silikat pijar, yang akan diikuti oleh penghabluran yang dapat berlangsung atau
diatas permukaan bumi yang dikenal dengan erupsi gununng api (Noor, 2012).

Gambar. 1 Siklus Batuan

(Sumber : www.zonareferensi.com/siklus-batuan/)

Mineral pembentuk batuan adalah mineral-mineral yang menyusun suatu


batuan, dengan kata lain batuan yang terdiri dari berbagai macam mineral. Ada

ROCK FORMING MINERALS


3
juga terdapat batuan yang hanya terdiri dari berbagi satu mineral saja, seperti
dunit yang hanya terdiri dari satu mineral yaitu olivine (graha. 1987).
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung
semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan
bahkan mungkin lebih cepat. Penurunan temperatur ini disertai mulainya
pembentukan dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan
temperaturnya.pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur
telah disusun oleh bowen (seri reaksi bowen) (Noor, d. 2008).
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang perama kali terbentuk
dalam temperatur sangat tinggi adalah olivin. Akan tetapi jika magma tersebut
jenuh oleh SIO2 maka piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan
piroksen merupakan pasangan “ingcongruent melting” dimana setelah
pembetukan oolivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk piroksen.
Temperatur menurun terus dan pembentukan mineral berjalan sesuai dengan
temperaturnya. Mineral yang terakhir teerbentuk adalah biotit (Prawira. 2009).
Mineral sebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok plagioklas
(mineral felsik). Anorthit adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu
yang tinggi dan banyak terdapat pada batuan beku basa seperti gabro atau basalt.
Andesin terbentuk pada suhu menengah dan terdapat pada suhu rendah atau albit.
Mineral ini tersebar pula pada batuan asam seperti granit dan riolit. Reaksi
berubahnya komposisi plagioklas ini merupakan deret “ solid solution” yang
merupakan deret kontinue, artinya kristalisasi plagioklas Ca (anortit) sampai
plagioklasNa (albit) akan berjalan terus jika reaksi setimbang (Wijayanto. 2009).
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral potasium
feldspar ( Orthoklas ), ke muscovit dan terakhir kuarsa. Maka mineral kuarsa
merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral mafik atau mineral
felsik.mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud
sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai.

ROCK FORMING MINERALS


4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.2 Pembahasan

Pada pada pengamatan yang dilakukan oleh praktikan, kami


mendeskripsikan mineral kuarsa, piroksen, dan ortoklas. Kuarsa, memiliki warna
yang bening, dengan sistem kristal hexagonal dan perawakan kolumnar, di lap
kaca, dengan kekerasan 6,5-7 skala mohs, warna gores putih, tenacity brittle,
memiliki berat jenis 2,6-2,7 gram per cm3, bersifat diamagnetik, dengan derajat
ketransparanan yaitu translusen mineral, dengan sifat khas membutsir dan felsik,
dengan proses pembentukan dari kristalisasi magma, dan mineral ini digunakan
sebagai bahan pembuatan kaca. Ortoklas, memiliki warna merah muda, dengan
sistem kristal monoklin dan perawakan membatalkan memiliki ortoklas, memiliki
warna merah muda, dengan sistem kristal monoklin dan perawakan membata,
memiliki kilap lilin, kekerasan 6 skala mohs memiliki warna gores putih, dengan
bidang belahannya jelas dan pecahan uneven, tenacity brittle dengan berat jenis
2,5 sampai 2,6 gram per cm3 kemagnetan diamagnetik, derajat ketransparanan
translusen, dengan ciri khas membata, Ganesha, dapat ditemukan pada batuan
beku, dengan kegunaan sebagai bahan industri. Piroksen, memiliki warna hitam,
dengan sistem kristal monoklin dan perawakan bening, memiliki kilap kaca,
kekerasan 6 sampai 6,5 skala mohs, memiliki warna gores putih, dengan bidang
belahannya sempurna dan pecahan tidak ada, tenacity beri, kemagnetan
paramagnetik, derajat ketransparanan translusen, dengan ciri khas berbentuk
maniang, Ganesha dapat ditemukan pada batuan beku basa, dengan kegunaan

ROCK FORMING MINERALS


5
sebagai perhiasan. Berdasarkan deskripsi mineral yang kita lakukan maka dapat
disimpulkan nama dari batuan ini adalah granit.

Pada pengamatan yang dilakukan oleh praktikan kami mendeskripsikan


mineral plagioklas, olivine, dan biotit. Plagioklas memiliki warna putih susu,
sistem kristal triklin dan perawakan prismatik panjang, kilap kaca, kekerasan 6-
6,5 skala mohs, memiliki warna gores putih, dengan bidang belahan sempurna dan
pecahan choncoidal, tenacity brittile, kemagnetan diamagnetik, derajat
ketransparanan transculent, sifat khasnya bersifat prismatik panjang, dengan
ganesa terbentuk dari kristalisasi dengan magma pada batuan vulkanik berasosiasi
dengan K-Feldsfar, dan kegunaannya sebagai bahan industri. Olivine memiliki
warna hijau, dengan sistem kristalorthorombik dan perawakan tabular, kilap kaca,
dengan kekerasan 6,5-7 skala mohs, memiliki warna gores putih, memiliki bidang
belahan tidak sempurna dengan pecahan choncoidal, tenacity ductile, dengan
massa jenis 3,27-4,5 gr/cm3, kemagnetan paramagnetik, dengan derajat
ketransparanan tranculent, sifat khasnya mafik, dengan genesa dapat ditemukan
pada batuan mafik dan ultramafik. Biotit, memiliki warna hitam, dengan sistem
kristal monoklin dan perawakan melembar, memiliki kilap kaca, kekerasan 2,5-3
skala mohs, memiliki warna gores hitam, dengan bidang belahannya sempurna
dan pecahan tidak ada, tenacity brittle, kemagnetan paramagnetik, derajat
ketransparanan translucent, dengan ciri khas berwarna hitam mengkilap, ganesa
terbentuk dari kristalisasi magma pada suhu 800° c, dengan kegunaan sebagai
pengisi dan ekstander cat. Berdasarkan deskripsi mineral yang kita lakukan maka
dapat disimpulkan nama dari batuan ini adalah Andesit.
ROCK FORMING MINERALS
6
Pada pengamatan yang dilakukan oleh praktikan kami mendeskripsikan
mineral kuarsa, hornblenda, dan biotit. Kuarsa, memiliki warna yang bening,
dengan sistem kristal hexagonal dan perawakan kolumnar, kilap kaca, dengan
kekerasan 6,5 sampai 7 skala mohs, warna garis putih,tenacity brittle, memiliki
berat jenis 2,6 sampai 2,7 gram/cm3, bersifat diamagnetik, dengan derajat
ketransparanan yaitu translusen mineral, dengan sifat khas membutsir dan felsik,
dengan proses pembentukan dari kristalisasi magma, dan mineral ini digunakan
sebagai bahan pembuatan kaca. Hornblenda, memiliki warna hitam, sistem kristal
ortorombik dan perawakan tubular, kilat mutiara, kekerasan 3 skala mohs,
memiliki warna gores hitam, dengan bidang belahan sempurna dan pecahan Even,
tenacity ductile,kemagnetan paramagnetik, derajat ketransparanan opaque, sifat
khasnya termasuk ke dalam mineral amfibol, dengan Ganesha terbentuk dari
kristalisasi dengan magma, dan kegunaannya sebagai bahan industri. Biotit,
memiliki warna hitam, dengan kristal monoklin dan perawakan melebar, memiliki
kilap kaca, kekerasan 2,5 sampai 3 skala Mohs, memiliki warna gores hitam,
dengan bidang belahanya sempurna dan pecahan tidak ada, tenacity brittle,
kemagnetan paramagnetik, derajat ketransparanan translusen, dengan ciri khas
berwarna hitam mengkilap, Ganesha terbentuk dari kristalisasi magma fasa suhu
800° Celcius,dengan kegunaan sebagai pengisi dan extender cat. Berdasarkan
deskripsi mineral yang kita lakukan maka dapat disimpulkan nama dari batuan ini
adalah granodiorit.

ROCK FORMING MINERALS


7
Pada Pengamatan yang dilakukan oleh praktikan kami mendeskripsikan
mineral plagioklas, hornblenda, dan biotit. Plagioklas, memiliki warna putih susu,
sistem kristal triklin dan perawakan prismatik panjang, kilap kaca, kekerasan 6
sampai 6,5 skala mohs, memiliki warna garis putih, dengan bidang belahan
sempurna dan pecahan choncoidal, tenacity brittile, kemagnetan diamagnetik,
derajat ketransparanan translucent, sifat khasnya bersifat prismatik panjang,
dengan Ganesha terbentuk dari kristalisasi dengan magma pada batuan vulkanik
berasal dengan K-Feldsfar, dan kegunaannya sebagai bahan industri. Hornblenda,
memiliki warna hitam, sistem kristal ortorombik dan perawakan tubular, kilap
mutiara, kekerasan 3 skala mohs, memiliki warna gores hitam, dengan bidang
belahan sempurna dan pecahan even, tenacity ductile, kemagnetan paramagnetik,
derajat ketransparanan opaque, sifat khasnya termasuk ke dalam mineral amfibol,
dengan Ganesha terbentuk dari kristalisasi dengan magma, dan kegunaannya
sebagai bahan industri. Biotik, memiliki warna hitam, dengan sistem kristal
monoklin dan perawakan melembar, memiliki kilap kaca, kekerasan 2,5 sampai 3
skala mohs, memiliki warna gores hitam, dengan bidang belahannya sempurna
dan pecahan tidak ada, tenacity brittle, kemagnetan paramagnetik, derajat
ketransparanan translucent, dengan ciri khas berwarna hitam mengkilap, Ganesha
terbentuk dari kristalisasi magma pada suhu 800° C, dengan kegunaan sebagai
pengisi dan ekstender cat.Berdasarkan deskripsi mineral yang kita lakukan maka
dapat disimpulkan nama dari batuan ini adalah granodiorit.

ROCK FORMING MINERALS


8
Pada pada pengamatan yang dilakukan oleh praktikan, kami
mendeskripsikan mineral kuarsa, piroksen, dan ortoklas. Piroksen, memiliki
warna hitam, dengan sistem kristal monoklin dan perawakan bening, memiliki
kilap kaca, kekerasan 6 sampai 6,5 skala mohs, memiliki warna gores putih,
dengan bidang belahannya sempurna dan pecahan tidak ada, tenacity beri,
kemagnetan paramagnetik, derajat ketransparanan translusen, dengan ciri khas
berbentuk maniang, Ganesha dapat ditemukan pada batuan beku basa, dengan
kegunaan sebagai perhiasan. Berdasarkan deskripsi mineral yang kita lakukan
maka dapat disimpulkan nama dari batuan ini adalah granit.

Pada pengamatan yang dilakukan oleh praktikan kami mendeskripsikan


mineral piroksen, hornblenda, dan plagioklas. Plagioklas, memiliki warna putih
susu, sistem kristal triklin dan perawakan prismatik panjang, kilap kaca, kekerasan
6 sampai 6,5 skala mohs, memiliki warna gores putih, dengan bidang belahan
sempurna dan pecahan conchoidal, tenacitybrittile, kemagnetan diamagnetik,

ROCK FORMING MINERALS


9
derajat ketransparanan translucent, sifat khasnya bersifat prismatik panjang,
dengan Ganesha terbentuk dari kristalisasi dengan magma pada batuan vulkanik
berasosiasi dengan K-Feldsfar, dan kegunaannya sebagai bahan industri.
Berdasarkan deskripsi mineral yang kita lakukan maka dapat disimpulkan nama
dari batuan ini adalah granit putih.

Pada Pengamatan yang dilakukan oleh praktikan kami mendeskripsikan


mineral plagioklas, hornblenda, dan biotit. Plagioklas, memiliki warna putih susu,
sistem kristal triklin dan perawakan prismatik panjang, kilap kaca, kekerasan 6
sampai 6,5 skala mohs, memiliki warna garis putih, dengan bidang belahan
sempurna dan pecahan choncoidal, tenacity brittile, kemagnetan diamagnetik,
derajat ketransparanan translucent, sifat khasnya bersifat prismatik panjang,
dengan Ganesha terbentuk dari kristalisasi dengan magma pada batuan vulkanik
berasal dengan K-Feldsfar, dan kegunaannya sebagai bahan industri. Hornblenda,
memiliki warna hitam, sistem kristal ortorombik dan perawakan tubular, kilap
mutiara, kekerasan 3 skala mohs, memiliki warna gores hitam, dengan bidang
belahan sempurna dan pecahan even, tenacity ductile, kemagnetan paramagnetik,
derajat ketransparanan opaque, sifat khasnya termasuk ke dalam mineral amfibol,
dengan Ganesha terbentuk dari kristalisasi dengan magma, dan kegunaannya
sebagai bahan industri. Biotik, memiliki warna hitam, dengan sistem kristal
monoklin dan perawakan melembar, memiliki kilap kaca, kekerasan 2,5 sampai 3
skala mohs, memiliki warna gores hitam, dengan bidang belahannya sempurna
dan pecahan tidak ada, tenacity brittle, kemagnetan paramagnetik, derajat
ketransparanan translucent, dengan ciri khas berwarna hitam mengkilap, Ganesha

ROCK FORMING MINERALS


10
terbentuk dari kristalisasi magma pada suhu 800° C, dengan kegunaan sebagai
pengisi dan ekstender cat.Berdasarkan deskripsi mineral yang kita lakukan maka
dapat disimpulkan nama dari batuan ini adalah granodiorit.

Pasa pengamatan kedelapan yang dilakukan oleh praktikan, kami


mendeskripsikan mineral plagioklas, hornblenda, dan kuarsa. Hornblenda,
memiliki warna hitam, sistem kristal ortorombik dan perawakan tubular, kilat
mutiara, kekerasan 3 skala mohs, memiliki warna gores hitam, dengan bidang
belahan sempurna dan pecahan even, tenacity ductile, kemagnetan paramagnetik,
transparan sifat khasnya termasuk ke dalam mineral amphibol, dengan Ganesha
terbentuk dari kristalisasi dengan magma, dan kegunaannya sebagai bahan
industri. Berdasarkan deskripsi yang telah kita lakukan maka dapat disimpulkan
nama dari batuan tersebut adalah granodiorit.

ROCK FORMING MINERALS


11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Rock Forming Mineral adalah mineral pembentuk suatu batuan yang
terdiri dari banyak mineral.
2. Mengidentifikasi mineral merupakan kegiatan membuat suatu
deskripsi tentang suatu mineral, dengan memperhatikan sifat-sifat
fisiknya.
4.2 Saran
Saran yang dapat kami ajukan melalui laporan ini adalah bagi para teman
mahasiswa agar diskusi mengenai materi-materi rock forming minerals ini
terus berlanjut diluar forum diskusi dalam kelas, supaya nantinya kita dapat
mengerti dan dapat menjelaskannya kepada orang lain tentang materi kuliah
ini serta mendapatkan manfaat dari ilmu yang kita pelajari.

ROCK FORMING MINERALS


12
DAFTAR PUSTAKA

Graha. 1987. Batuan dan mineral. Bandung : Bumi Aksara.


Wijayanto. Andika. 2009. Kristalografi. Jakarta : Gramedia.
Noor, Djauhari. 2008. Pengantar geologi. Bogor : Universitas Pakuan.
Noor, Djauhari. 2009. Pengantar geologi edisi pertama. Bogor : Universitas
Pakuan.
Noor, Djauhari.2012. Pengantar geologi edisi kedua. Bogor : Universitas
Pakuan.
Prawira, Triton. 2009.Mengenal sains:sejarah bumi. Yogyakarta : Tugu
Publiser.
.

ROCK FORMING MINERALS


13

Anda mungkin juga menyukai