“EVOLUSI KUDA”
Oleh :
Nama : Fredek Alexander Waer
Nim : 2019011044026
Kuda tertua yang diketahui sebagai best-known early Eocene horses adalah Eohippus
angustidens, yang artinya “kuda pertama”. Fosil dari spesies ini ditemukan pada abad ke-19 di
Amerika Utara. Kuda ini diyakini sudah ada pada zaman Eosen di Amerika Utara, 50-56 juta tahun
yang lalu (Haemig, 2012). Hewan ini berukuran sebesar kancil atau anjing dan tingginya hanya
sekitar 30 cm (Evans, 1992). Diperkirakan kuda pertama ini memiliki makanan utama berupa
vegetasi berkayu/berherba dan buah (Janis dkk., 2000). Diperkirakan, gaya hidup kuda ini mirip
dengan antelop Afrika masa kini (MacFadden, 1992). Giginya yang berjumlah 22 pasang dengan
tiga gigi pada setiap sisi gigi seri, satu taring, empat gigi premolar, dan tiga gigi geraham yang
hanya terspesialisasi sedikit untuk menggiling makanan. Kaki depannya terdiri dari empat jari
dan satu rudimen, sedangkan kaki belakangnya mempunyai tiga jari dan dua jari rudimen
Dua kuda yang dominan hidup di zaman Oligosen adalah Mesohippus dan Miohippus.
Keduanya muncul sekitar 34 juta tahun yang lalu dan makanannya berupa rerumputan (Solounias
dan Semprebon, 2002). Miohippus lebih besar dari Mesohippus dan memiliki tengkorak yang
sedikit lebih panjang (Prothero dan Shubin, 1989). Keduanya memiliki berat sekitar 40-55 kg, 50%
lebih besar dari kuda Eosen, namun masih jauh lebih kecil dari kuda zaman sekarang dengan
perbedaan mencapai 500 kg (MacFadden, 1992). Mesohippus hidup dari zaman Eosen akhir hingga
pertengahan zaman Oligosen (11 juta tahun), sementara Miohippus hidup dari zaman akhir Eosen
hingga pertengahan Miosen (18 juta tahun). Miohippus merupakan hasil evolusi dari Mesohippus
setelah 8 juta tahun sejak pertama munculnya Mesohippus. Keduanya memiliki 4 jari pada masing-
masing kaki depan dan 3 jari pada masing-masing kaki belakag.
Pada pertengahan Zaman Miosen, hidup sejenis kuda yang disebut Merychippus yang
diperkirakan merupakan keturunan dari Mesohippus. Merychippus memiliki leher yang agak
panjang dan khas. Diduga, leher panjang ini berfungsi sebagai alat bantu saat ia merumput.
Merychippus memiliki tiga jari pada kaki belakangnya dan kaki depannya. Kaki Merychippus
berkembang menjadi kaki yang panjang, agak berbeda dangan kaki yang dimiliki kuda zaman
sekarang. Pada mulutnya, ditemukan beberapa gigi pra-geraham yang hampir berkembang menjadi
gigi geraham. Gigi seperti ini tentu akan meningkatkan kemampuannya untuk mengunyah
makanan. Penyebab kepunahannya diperkirakan akibat perubahan iklim besar- besaran yang
mengakibatkan terjadinya zaman es .
Sekitar 4 juta tahun yang lalu, keragaman kuda mereduksi dari lima genus menjadi satu
genus, yaitu Equus (Steiner dan Ryder, 2011). Spesies pertama dari genus ini adalah Equus
simplicidens, yang kemudian berkembang menjadi kuda masa kini, yaitu Equus caballus (Haemig,
2012; Evans, 1992). Pada awal zaman Pliosen, kuda berkembang menjadi Pliohippus. Leluhur
kuda jenis ini mempunyai satu jari pada tiap kakinya. Pliohippus merupakan hewan monodaktil
sejati yang pertama dalam sejarah evolusi. Struktur kaki kuda zaman sekarang pun telah
beradaptasi bukan hanya untuk hidup di padang rumput tetapi juga untuk berlari dengan cepat.
Jenis kaki ini membuat kuda dapat berlari dengan sangat cepat tanpa khawatir akan resiko terkilir.
C. Data DNA
Terobosan dalam dunia riset DNA kembali hadir, kali ini dipersembahkan oleh
parailmuwan dari Center for GeoGenetics di Museum Sejarah Alam Denmark (Universityof
Copenhagen): Mengurutkan genom paling tua yang pernah ditemukan dari peninggalan makhluk
prasejarah. Mereka melakukannya dengan mengurutkan dan menganalisis potongan pendek
molekul DNA yang masih bertahan dalam tulang ekor kuda yang terbaring beku selama 700 ribu
tahun dalam lapisan es dikawasan Yukon, Kanada. Dengan melacak perubahan-perubahan genom
yang menggiring kuda liar prasejarah menjadi keturunan domestik, para peneliti mengungkap
komposisi genetik kuda modern dalam rincian yang belum pernah ada sebelumnya. Molekul DNA
dapat bertahan dalam fosil meskipun organisme sudah lama mati.Tidak sebagai keseluruhan
kromosom, namun sebagai potongan pendek yang bisadisusun ulang layaknya Puzzle. Terkadang
molekul-molekul ini cukup bertahansehingga urutan lengkap genom spesies yang sudah punah
dapat dibangkitkankembali, dan dalam tahun-tahun terakhir ini, urutan genom lengkap dari
manusiapurba serta beberapa hominin purba lainnya sudah berhasil dikarakteristikkan.Namun
sejauh ini, belum ada pengurutan genom yang berusia lebih dari 70.000tahun.
Dr. Ludovic Orlando dan Profesor Eske Willerslev dari Pusat Geo Genetics berhasil
mengerjakan rekor DNA tertua sekitar 10 kali lipat. Dengan hasil kerja ini, mereka beserta para
kolega lainnya dari berbagai negara, mampumelacak perubahan-perubahan besar genomik selama
700 ribu tahun terakhir dalam keturunan kuda. Pertama, dengan membandingkan genom dari kuda
berusia 700 ribu tahun dengan genom kuda berusia 43 ribu tahun, kuda masa kini yang masih
berusia enam hari serta genom keledai, para peneliti mampu memperkirakan seberapa banyak
mutasi cepat yang terakumulasi melewati waktu serta mengkalibrasi tingkat mutasigenom. Dari
hasil ini, ditemukan petunjuk bahwa nenek moyang terakhir dari seluruh Equidmodrn (kuda,
keledai dan zebra) hidup sekitar 4 hingga 4,5 juta tahun yang lalu. Dengan demikian, radiasi
evolusioner yang mendasari asal usul kuda, keledai dan zebra, dua kali lebih lama ke masa lalu dari
yang diduga sebelumnya. Selain itu, hasil pernanggalan terbaru ini menunjukkan beberapa episode
fluktuasi demografis yang bergolak dalam sejarah kuda, dalam fase di manaterjadinya perubahan-
perubahan iklim besar seperti pada zaman Maksimum Glasial Akhir, sekitar 20 ribu tahun yang
lalu.Dua potong tulang metapodial kuda berusia 700 ribu tahun, sebelum keduanyadiekstraksi
untuk memperoleh DNA-nya.
DAFTAR PUSTAKA
Trisna Wulandari (2021), Asal usul kuda modern, kuda perang hingga kuda , dari
https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/edu/detikpedia/d-5781463/asal-usul-kuda-modern-
dari-kuda-perang-hingga-ternak/amp