Disusun Oleh :
Iqlima Qurrarunada
(Osteotraci)
5. Karbon - Munculnya Amfibi dan Terestrialisasi :
Pada periode Karbon, terjadi terestrialisasi yang signifikan, dengan
munculnya amfibi pertama. Amfibi seperti Ichthyostega merupakan salah satu
contoh vertebrata yang mulai beradaptasi ke daratan.
b. Fosil-fosil Lamprey:
Lamprey memiliki fosil-fosil yang lebih dapat diidentifikasi karena
beberapa spesies memiliki kerangka rawan dan gigi-gigi keras. Fosil lamprey
sering ditemukan di sedimen batu berumur Devon hingga Perm.
1. Struktur Tubuh:
2. Pernapasan:
• Reptil mengandalkan paru-paru untuk bernapas udara, dan sebagian besar
memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar dibandingkan dengan amfibi.
• Sebagian besar reptil memiliki kapasitas untuk menahan napas dalam situasi
tertentu.
3. Reproduksi:
• Reptil melakukan reproduksi secara internal, dengan fertilisasi terjadi dalam
tubuh betina.
• Telur reptil dilengkapi dengan cangkang keras yang memungkinkan
perkembangan embrio di darat, mengurangi ketergantungan pada air.
4. Ekstremitas dan Bentuk Tubuh:
• Reptil memiliki anggota tubuh yang lebih kokoh dan kaki yang lebih
berkembang, memungkinkan gerakan yang lebih efisien di darat.
• Postur tubuh reptil seringkali lebih tegak dibandingkan dengan amfibi, yang
mendukung pergerakan di darat.
Dengan demikian, transisi dari air ke darat pada amfibi dan reptil melibatkan
sejumlah adaptasi anatomi, fisiologi, dan perilaku yang memungkinkan mereka
berhasil bertahan dan berkembang di lingkungan darat. Proses evolusi ini
merupakan langkah penting dalam sejarah kehidupan di Bumi dan membuka jalan
bagi perkembangan lebih lanjut dari kelompok hewan darat.
1. Pertama, Ikan:
• Organisme pertama yang hidup di dalam air adalah ikan. Ikan memiliki
insang untuk bernapas dan sirip untuk bergerak di dalam air.
• Struktur tubuhnya biasanya aerodinamis, dengan sisik yang melindungi
tubuh dan sirip untuk membantu dalam pergerakan.
2. Pembentukan Anggota Kaki:
• Suatu ketika, beberapa kelompok ikan mengalami perkembangan anggota
kaki atau kaki sirip yang lebih kuat.
• Beberapa kelompok ikan berkembang menjadi ikan yang dapat
menggunakan siripnya untuk "merangkak" di dasar perairan atau
berjalan-jalan singkat di atas lumpur.
3. Pelbagai Respirasi :
• Beberapa ikan juga mulai mengembangkan kemampuan untuk bernapas
udara. Organisme ini dapat menggunakan insang untuk bernapas di dalam
air dan juga memiliki kapabilitas untuk mengambil oksigen dari udara.
4. Transisi ke Lingkungan Darat:
• Seiring berjalannya waktu, ikan dengan kemampuan merangkak dan
bernapas udara mulai beradaptasi dengan lingkungan darat.
• Perubahan ini disertai dengan evolusi struktur tubuh seperti pembentukan
kaki dan pengembangan paru-paru sebagai organ pernapasan utama.
5. Munculnya Amfibi :
• Grup organisme yang mengalami perubahan ini akhirnya menjadi
kelompok amfibi, seperti kodok dan salamander.
• Amfibi masih memerlukan air untuk reproduksi karena telur mereka harus
berkembang di dalam air, tetapi mereka dapat hidup di darat untuk jangka
waktu tertentu.
6. Perkembangan Organ Peredaran Darah dan Kulit:
• Amfibi mengalami perubahan dalam sistem peredaran darah mereka
untuk mengakomodasi perpindahan dari lingkungan air ke daratan.
• Kulit amfibi menjadi semipermeabel, memungkinkan pertukaran gas dan
air dengan lingkungan sekitar.
7. Ketergantungan pada Lingkungan Terestrial :
• Amfibi mengembangkan kemampuan untuk hidup lebih lama di darat,
meskipun mereka masih memiliki ketergantungan pada air untuk
beberapa aspek kehidupan mereka.
Evolusi dari ikan ke amfibi adalah langkah penting dalam sejarah evolusi
kehidupan di daratan. Proses ini memungkinkan makhluk hidup untuk
mengeksplorasi dan menaklukkan berbagai habitat daratan, membuka jalan
bagi evolusi lebih lanjut menuju keanekaragaman hayati yang ada saat ini.
c. Reptil
Reptil (binatang melata, atau dalam bahasa Latin “reptans” artinya ‘melata’
atau ‘merayap’) adalah kelompok hewan vertebrata berdarah dingin dan memiliki
sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat
tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran
amniotik. Sekarang ini mereka menghidupi setiap benua kecuali Antartika. Saat
ini mereka dikelompokkan sebagai : Ordo Crocodilia (buaya, crocodile, caiman,
gavial, dan alligator): 23 spesies Ordo Sphenodontia (tuatara Selandia Baru): 2
spesies, Ordo Squamata (kadal, ular dan amphisbaenia (“worm-lizards”)): sekitar
7.900 spesies, Ordo Testudinata (kura-kura, penyu, dan terrapin): sekitar 300
spesies.27Karena beberapa reptil lebih erat terkait dengan burung dari mereka
dengan reptil lain (buaya lebih erat terkait dengan burung dari mereka untuk
kadal), banyak ilmuwan modern lebih memilih untuk membuat Reptilia menjadi
pengelompokan monofiletik dan juga termasuk burung, yang saat ini mengandung
lebih dari 10.000 spesies.
d. Aves
Aves adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang
memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung
kolibri yang kecil dan dapat mengepakkan sayap dengan sangat cepat, penguin
yang menyelam dengan sayapnya, hingga burung unta, yang lebih tinggi dari
manusia. Sebagian besar spesies burung di dunia mampu terbang menggunakan
sayapnya (bebek, angsa, burung gereja, pelikan, burung hantu, elang,
cenderawasih, dan masih banyak lagi), kecuali beberapa jenis burung yang
biasanya endemik di tempat tertentu, seperti burung unta, moa, kasuari, kiwi,
penguin, dan sebagainya. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 –10.200 spesies
burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia.
Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves. Saat
ini, burung diketahui merupakan turunan dari kelompok dinosaurus theropoda
berbulu, dan dengan demikian merupakan satu-satunya anggota dinosaurus yang
masih hidup. Dengan demikian juga, kerabat terdekat burung yang masih hidup
adalah buaya. Burung adalah keturunan aviala purba (yang anggotanya termasuk
Archeopteryx) yang pertama kali muncul sekitar 160 juta tahun yang lalu di
tiongkok. Menurut bukti DNA, burung modern berevolusi pada priode
kapurpertengahan hingga akhir, dan melakukan deversifikasi secara cepat dan
mencolok sekitar waktu kepunahan paleogen 66 juta tahun.
e. Mamalia
Mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya
kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan
anaknya; adanya rambut; dan tubuh yang endoterm atau "berdarah panas". Otak
mengatur sistem peredaran darah, termasuk jantung yang memiliki empat ruang.
Secara filogenetik, yang disebut Mamalia adalah semua turunan dari nenek
moyang monotremata dan mamalia.
X. Kontribusi fosil dan genetika dalam penelitian asal usul hewan vertebrata
1. Analisis Filogenetik:
Menggunakan data sekuens genetik, khususnya dari gen atau sekuens
genom yang terkait dengan evolusi, para ilmuwan dapat menyusun pohon
filogenetik. Pohon filogenetik mencerminkan hubungan evolusioner antara
kelompok hewan vertebrata dan kelompok organisme lainnya.
2. Gen Homeobox dan Homologi Genetik:
Gen homeobox, seperti gen Hox, memiliki peran penting dalam pengembangan
struktur tubuh hewan. Analisis homologi genetik, yang melibatkan perbandingan gen
yang terkait antara spesies, dapat memberikan wawasan tentang hubungan
evolusioner dan perkembangan struktural hewan vertebrata.
3. Genomika Perbandingan :
Dengan menganalisis genom secara komprehensif dari berbagai hewan vertebrata,
para peneliti dapat mengidentifikasi konservasi gen tertentu yang menandakan
hubungan evolusioner. Perbandingan genom juga memungkinkan penemuan sekuens
unik yang mungkin berkaitan dengan ciri-ciri khas vertebrata.
4. Analisis Ekspresi Gen :
Meneliti pola ekspresi gen selama perkembangan embrio atau dalam berbagai
jaringan hewan dapat memberikan wawasan tentang evolusi regulasi genetik yang
mendasari pembentukan struktur vertebrata.
5. Evolusi Molekuler :
Analisis evolusi molekuler, seperti pengukuran laju perubahan sekuens DNA atau
protein, dapat membantu menentukan kapan percabangan evolusioner terjadi dan
memberikan informasi tentang keragaman genetik yang terlibat.
6. Analisis Fosil Genetik :
Dalam beberapa kasus, DNA fosil dapat diekstraksi dari sisa-sisa organisme kuno.
Analisis genetika pada sisa-sisa ini dapat memberikan informasi langsung tentang
sejarah evolusioner hewan vertebrata.
7. Analisis Rekombinasi Gen:
Studi rekombinasi genetik dapat memberikan pemahaman tentang sejauh mana
materi genetik dipertukarkan antar spesies, membantu dalam merinci hubungan
evolusioner.
KESIMPULAN
Asal usul hewan vertebrata adalah kisah evolusi yang mengagumkan, melibatkan
perjalanan panjang dari organisme bersel satu yang sederhana hingga ke makhluk-
makhluk kompleks yang mendominasi planet ini. Dengan kemampuan adaptasi yang luar
biasa, kelompok hewan vertebrata menjadi bukti keberhasilan evolusi dalam
menghasilkan keragaman kehidupan di Bumi. Sejarah panjang ini memberikan wawasan
tentang bagaimana kehidupan berkembang dari masa ke masa, membentuk keragaman
hayati yang kita lihat hari ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://sciencing.com/adaptations-reptiles-live-land-6801666.html
https://animals.mom.com/unique-traits-reptiles-3478.html
https://id.scribd.com/document/432381858/MAKALAH-EVOLUSI-VERTEBRATA
https://journals-biologists
com.translate.goog/jeb/article/219/15/2245/15448/Amphibious-fishes-evolution
and-phenotypic?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc